Pengaruh Teh Putih Dibandingkan dengan Teh Hijau terhadap Status Oksidatif dan Profil Lipid Perokok
PENGARUH TEH PUTIH DIBANDINGKAN DENGAN TEH
HIJAU TERHADAP STATUS OKSIDATIF DAN PROFIL
LIPID PEROKOK
ROSYANNE KUSHARGINA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Teh Putih
Dibandingkan dengan Teh Hijau terhadap Status Oksidatif dan Profil Lipid
Perokok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Rosyanne Kushargina
NIM I151130391
RINGKASAN
ROSYANNE KUSHARGINA. Pengaruh Teh Putih Dibandingkan dengan
Teh Hijau terhadap Status Oksidatif dan Profil Lipid Perokok. Dibimbing
oleh RIMBAWAN dan BUDI SETIAWAN.
Telah diketahui bahwa merokok baik jangka panjang maupun jangka
pendek signifikan meningkatkan kerusakan oksidatif. Merokok mempercepat
pembekuan darah yang merupakan salah satu faktor penyebab aterosklerosis yang
memicu penyakit jantung. Dilaporkan bahwa trigliserida (TG), total kolesterol
(TC), dan Low Density Lipoprotein- Cholesterol (LDL-C) perokok lebih tinggi
dari bukan perokok. Efek negatif tersebut belum mampu meredam aktivitas
merokok. Data Riskesdas menunjukkan bahwa jumlah perokok dan jumlah rokok
yang dihisap dari tahun ke tahun cenderung semakin meningkat. Salah satu upaya
mengatasi radikal bebas dari asap rokok dan penyakit degeneratif yang dapat
timbul akibat merokok adalah dengan fitoterapi menggunakan teh. Jenis teh yang
umumnya dikenal masyarakat adalah teh hitam, teh hijau, dan teh oolong. Saat ini
teh putih juga sudah mulai diperkenalkan pada masyarakat meskipun belum
sepopuler jenis teh lainnya. Penelitian mengenai teh putih masih terbatas,
khususnya mengenai pengaruh teh putih terhadap profil lipid dan stres oksidatif
pada perokok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teh putih
dibandingkan dengan teh hijau terhadap status oksidatif dan profil lipid perokok.
Tujuan khusus antara lain, mengetahui status gizi, usia mulai merokok, dan jenis
rokok; mengetahui asupan zat gizi, tingkat kecukupan gizi, serta aktivitas fisik
perokok sebelum dan selama intervensi; menganalisis pengaruh pemberian teh
putih dibandingkan dengan teh hijau terhadap status oksidatif perokok dan;
menganalisis pengaruh pemberian teh putih dibandingkan dengan teh hijau
terhadap profil lipid perokok. Desain penelitian yang digunakan adalah paired
sample clinical trials dengan 9 orang subjek dengan kriteria inklusi antara lain:
laki-laki, usia 30-45 tahun, perokok kategori sedang (11-21 batang/hari), sudah
merokok minimal 6 bulan, dan mengalami dislipidemia ringan. Kriteria eksklusi
antara lain: tidak bersedia menjadi subjek, tidak suka teh, mengonsumsi obatobatan yang dapat mempengaruhi profil lipid, minum minuman beralkohol, dan
mengonsumsi suplemen (cairan/padatan). Penelitian berlangsung pada dua
periode, pada periode pertama semua subjek mendapatkan intervensi teh putih 3x
200 ml/hari dan pada periode kedua semua subjek mendapatkan intervensi teh
hijau 3x200 ml/hari. Masing-masing periode berlangsung selama 28 hari dengan
periode wash out 14 hari. Profil lipid dan Total Antioxidant Capacity (TAC)
dianalisis menggunakan serum darah subjek sebelum dan setelah intervensi pada
masing-masing periode teh putih dan teh hijau di laboratorium terakreditasi.
Sebagian besar subjek memiliki status gizi overweight (44.44%), mulai
merokok pada usia 17 tahun (44.44%) dan semua merokok dengan rokok kretek
berfilter. Tidak ada perubahan asupan zat gizi, jumlah rokok yang dihisap dan
aktivitas fisik subjek sebelum dan selama intervensi dilakukan (p>0.05). Terjadi
peningkatan rata-rata TAC subjek yang signifikan (p
HIJAU TERHADAP STATUS OKSIDATIF DAN PROFIL
LIPID PEROKOK
ROSYANNE KUSHARGINA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Teh Putih
Dibandingkan dengan Teh Hijau terhadap Status Oksidatif dan Profil Lipid
Perokok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Rosyanne Kushargina
NIM I151130391
RINGKASAN
ROSYANNE KUSHARGINA. Pengaruh Teh Putih Dibandingkan dengan
Teh Hijau terhadap Status Oksidatif dan Profil Lipid Perokok. Dibimbing
oleh RIMBAWAN dan BUDI SETIAWAN.
Telah diketahui bahwa merokok baik jangka panjang maupun jangka
pendek signifikan meningkatkan kerusakan oksidatif. Merokok mempercepat
pembekuan darah yang merupakan salah satu faktor penyebab aterosklerosis yang
memicu penyakit jantung. Dilaporkan bahwa trigliserida (TG), total kolesterol
(TC), dan Low Density Lipoprotein- Cholesterol (LDL-C) perokok lebih tinggi
dari bukan perokok. Efek negatif tersebut belum mampu meredam aktivitas
merokok. Data Riskesdas menunjukkan bahwa jumlah perokok dan jumlah rokok
yang dihisap dari tahun ke tahun cenderung semakin meningkat. Salah satu upaya
mengatasi radikal bebas dari asap rokok dan penyakit degeneratif yang dapat
timbul akibat merokok adalah dengan fitoterapi menggunakan teh. Jenis teh yang
umumnya dikenal masyarakat adalah teh hitam, teh hijau, dan teh oolong. Saat ini
teh putih juga sudah mulai diperkenalkan pada masyarakat meskipun belum
sepopuler jenis teh lainnya. Penelitian mengenai teh putih masih terbatas,
khususnya mengenai pengaruh teh putih terhadap profil lipid dan stres oksidatif
pada perokok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teh putih
dibandingkan dengan teh hijau terhadap status oksidatif dan profil lipid perokok.
Tujuan khusus antara lain, mengetahui status gizi, usia mulai merokok, dan jenis
rokok; mengetahui asupan zat gizi, tingkat kecukupan gizi, serta aktivitas fisik
perokok sebelum dan selama intervensi; menganalisis pengaruh pemberian teh
putih dibandingkan dengan teh hijau terhadap status oksidatif perokok dan;
menganalisis pengaruh pemberian teh putih dibandingkan dengan teh hijau
terhadap profil lipid perokok. Desain penelitian yang digunakan adalah paired
sample clinical trials dengan 9 orang subjek dengan kriteria inklusi antara lain:
laki-laki, usia 30-45 tahun, perokok kategori sedang (11-21 batang/hari), sudah
merokok minimal 6 bulan, dan mengalami dislipidemia ringan. Kriteria eksklusi
antara lain: tidak bersedia menjadi subjek, tidak suka teh, mengonsumsi obatobatan yang dapat mempengaruhi profil lipid, minum minuman beralkohol, dan
mengonsumsi suplemen (cairan/padatan). Penelitian berlangsung pada dua
periode, pada periode pertama semua subjek mendapatkan intervensi teh putih 3x
200 ml/hari dan pada periode kedua semua subjek mendapatkan intervensi teh
hijau 3x200 ml/hari. Masing-masing periode berlangsung selama 28 hari dengan
periode wash out 14 hari. Profil lipid dan Total Antioxidant Capacity (TAC)
dianalisis menggunakan serum darah subjek sebelum dan setelah intervensi pada
masing-masing periode teh putih dan teh hijau di laboratorium terakreditasi.
Sebagian besar subjek memiliki status gizi overweight (44.44%), mulai
merokok pada usia 17 tahun (44.44%) dan semua merokok dengan rokok kretek
berfilter. Tidak ada perubahan asupan zat gizi, jumlah rokok yang dihisap dan
aktivitas fisik subjek sebelum dan selama intervensi dilakukan (p>0.05). Terjadi
peningkatan rata-rata TAC subjek yang signifikan (p