12 Dengan adanya dua ciri khas pentas arena yaitu kesederhanaan dan
keakraban, maka setiap pentas yang ditandai dengan kedua ciri itu dapat disebut pentas arena. Oleh karena itu, keberadaannya dalam kehidupan seni pertunjukan
kita di Indonesia di samping halaman Pura atau halaman rumah, dapat ditemukan pentas arena dalam berbagai perwujudan. Antara lain, pendhapa, balai banjar,
balai rakyat, untuk menyebut beberapa pentas arena yung berada di dalam ruangan, apabila tempat-tempat yang disebut tadi dipergunakan sebagai tempat
pertunjukan. Pentas arena umumnya menempatkan diri di titik pusat. Apabila penonton
berada di sekeliling pentas, maka pentas arena itu disebut pentas arena sentral central staging, apabila penonton mengitari pentas arena itu. Pentas arena yang
tempat penontonnya dapat disusun menjadi berbagai bentuk, sering disebut juga pentas arena luwes flexible staging. Oleh karena sifatnya yang demikian itu,
maka pentas arena pada umumnya tidak begitu besar dan tidak memuat banyak penonton maksimal 300 s.d. 400 penonton.
a. Pentas Arena dan Tempat pertunjukan
Apabila tempat pertunjukan mengandung arti keberadaan dua tempat sekaligus, yaitu tempat untuk menonton dan tempat untuk yang ditonton, maka
tempat untuk yang menonton itu pada umumnya disebu t auditorium oditorium dan tempat untuk yang ditonton kita sebut pentas.
Karena pentas arena memiliki sifat-sifat khusus, yaitu kesederhanaan dan keakraban, di lain pihak oditoriumnya memiliki keterbatasan jumlah penonton,
maka hubungan antara oditorium dan pentas memiliki tata dan teknik yang harus menyesuaikan diri dengan sifat-sifatnya yang khusus itu. Pentas arena umumnya
menempatkan diri di titik pusat. Yang dimaksud titik pusat adalah titik pusat perhatian penonton. Dengan demikian, apabila oditoriumnya melingkar, maka
pentasnya berada di pusat lingkaran tersebut. Apabila oditoriumnya persegi empat, maka pentasnya berada di pusat persegi empat itu. Demikian seterusnya,
berlaku bagi bentuk-bentuk pentas arena yang lain. Hubungan antara pentas dan oditorium itu memerlukan penyesuaian diri
dengan ruang tempat pertunjukan. Kelompok-kelompok teater tari yang memilih pentas arena sebagai medan ekspresi mereka, sudah barang tentu tidak sekedar
13 ingin menghindarkan diri dari pentas prosenium yang telah memiliki syarat-syarat
tertentu, tetapi sudah barang tentu mereka memiliki gagasan yang cukup beralasan. Terutama, kelompok-kelompok teater tari itu tentu tidak akan lepas
dari lingkungannya. Yang terpenting, mereka dapat melaksanakan gagasannya yang dituangkan dalam bentuk pertunjukan. Pentas harus dapat berfungsi
melayani pertunjukan itu. Tempatnya harus dapat mereka temukan di lingkungannya, yang dapat berupa: balai desa, balai kecamatan, aula sekolah,
kelas, pendhapa kabupaten, dan sebagainya. Kemudian mereka akan menyesuaikan diri dengan ruangan yang mereka
temukan di lingkungannya tersebut, memperoleh pengalaman baru, lalu mencoba untuk mengembangkan pengalaman itu dengan menyempurnakan ruangan tempat
pertunjukan yang mereka dapati di lingkungan mereka itu. Dengan demikian, muncullah kesadaran baru untuk menata tempat pertunjukan itu dengan sebaik-
baiknya, baik pentas maupun oditoriumnya.
b. Pentas Arena Sentral