kurikulum berbasis kompetensi bertindak sebagai fasilitator bagi peserta didik . Peserta didik yang mampu belajar sendiri terus dimotivasi, sedang yang mengalami
kesulitan dibantu oleh tenaga pengajar. Jadi, pendidik harus memperhatikan kecepatan belajar peserta didik untuk pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
C. Standar Kompetensi
Pendidikan berbasis kompetensi pada dasarnya menekankan standar kompetensi yang harus dimiliki lulusan lembaga pendidikan. Standar kompetensi
lulusan ini dijabarkan menjadi standar kompetensi mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkanmenjadi sejumlah kompetensi dasar. Kompetensi dasar merupakan batas
minimum kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu.
Dilihat dari cakupan materi dan kata kerja yang digunakan, standar kompetensi mata pelajaran masih bersifat umum, sehingga perlu dijabarkan menjadi sejumlah
kompetensi dasar. Setiap butir standar kompetensi dapat dijabarkan menjadi 3 sampai 6 butir kompetensi dasar. Cakupan materi pada kompetensi dasar lebih sempit
dibanding pada standar kompetensi. Kata kerja yang digunakan pada kompetensi dasar harus operasional.
Kata kerja pada standar kompetensi dapat digunakan pada kompetensi dasar namun cakupannya lebih sempit. Kata kerja operasional yang sering digunakan di
dalam standar kompetensi antara lain mengidentifikasi, membandingkan, menghitung, menafsirkan, menerapkan, menganalisis, merangkum, mensintesis,
mendemonstrasikan, dan mengevaluasi, sedangkan kata kerja yang tidak operasional antara lain, mengetahui, memahami, dan menjelaskan.
Untuk menguasai kompetensi dasar, perlu ditentukan materi pembelajarannya. Materi pembelajaran adalah bahan yang harus dipelajari peserta didik agar dapat
menguasai kompetensi dasar tertentu. Berangkat dari sinilah selanjutnya disusun silabus dan kisi-kisi sistem penilaian secara lengkap.
5
E. Model Pembelajaran
Menurut Dewey Glassman, 2001 peran pendidikan yang sangat penting adalah mengajar peserta didik tentang bagaimana menjalin hubungan antara sejumlah
pengalaman sehingga terjadi pengumpulan dan pengujian pengetahuan baru. Pengalaman sekunder seseorang berasal dari pengetahuan, dan pengetahuan adalah
rekonstruksi pengalaman sekunder melalui pengalaman primer. Terjadinya akumulasi pengetahuan menurut Dewey adalah adanya tambahan pengalaman sekunder yang
terus menerus. Pengalaman baru akan menjadi pengetahuan baru apabila seseorang selalu
bertanya baik secara lisan maupun di dalam hatinya. Jawaban terhadap pertanyaan tersebut merupakan pengetahuan baru yang tersimpan pada struktur kognitif
seseorang. Pendapat Dewey menunjukkan bahwa akan ada pengetahuan baru bila ada pengalaman baru. Oleh karena itu semakin banyak pengalaman belajar yang
dialami seseorang akan semakin banyak pengatahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan bermakna apabila bermanfaat
bagi masyarakat. Tingkat manfaat pendidikan yang dirasakan masyarakat menjadi salah satu dorongan untuk melakukan inovasi dalam bidang pendidikan. Inovasi
dalam bidang pendidikan juga merupakan tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni IPTEKS. Oleh karena itu setiap inovasi dalam
bidang pendidikan harus memperhatikan perkembangan IPTEKS dan kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin
F. Sistem Penilaian