Pengertian Kurikulum Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

harus dicapai peserta didik akan membangkitkan motivasi lembaga pendidikan untuk mencapainya. Motivasi lembaga pendidikan meliputi motivasi pendidik dan peserta didik untuk mencapainya. Dengan demikian, penerapan kurikulum berbasis kompetensi diharapkan akan meningkatkan kualitas lulusan sekolah..

B. Pengertian Kurikulum

Kurikulum sekolah menurut Saylor dan Alexander 1954 adalah total usaha sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan sekolah dan luar sekolah atau masyarakat. Kurikulum dalam pengertian ini adalah total usaha sekolah untuk mendorong peserta didik, baik di kelas, atau di luar sekolah. Definisi ini disempurnakan lagi yaitu menjadi suatu rencana untuk melengkapi seperangkat peluang belajar untuk mencapai tujuan yang berkaitan satu dengan lain untuk suatu populasi yang dilayani sekolah. Pada kurikulum berbasis kompetensi acuan utama dalam mengembangkan kurikulum adalah standar kompetensi lulusan yang ingin dicapai. Standar kompetensi lulusan ini selanjutnya dijabarkan menjadi sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Standar kompetensi mata pelajaran kemudian dijabarkan menjadi sejumlah kompetensi dasar atau kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik. Selanjutnya kompetensi dasar ini dijadikan acuan untuk menetapkan materi pembelajaran, pengalaman belajar, dan sistem penilaian atau asesmen. Kompetensi lulusan lembaga pendidikan harus mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum pada BAB II Pasal 3 Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, SK Mendiknas No. 232U2000 tentang kurikulum perguruan tinggi, dan SK Mendiknas No: 045U2002 tentang kurikulum inti perguruan tinggi. Berdasarkan ketentuan ini, standar kompetensi lulusan perguruan tinggi dapat dikategorikan menjadi tiga aspek: 1. Aspek pengetahuan: mencakup masalah kecakapan dan berilmu, keilmuan serta keterampilan, 2. Aspek psikomotor: mencakup masalah kreativitas, keahlian berkarya, dan keterampilan, 3 3. Apek kepribadian: mencakup masalah berakhlak mulia, sehat, beriman dan bertakwa, mandiri, demokratis, pengembangan kepribadian, prilaku berkarya, dan bekehidupan bermasyarakat. Ketiga aspek ini merupakan kemampuan yang bersifat holistik yang mencakup fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan harus tercermin pada kurikulum dan silabus, rancangan pembelajaran dan sistem asesmen di semua mata kuliah. Sesuai dengan jiwa otonomi dalam bidang pendidikan seperti pada Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, Bab II pasal 2 bidang Pendidikan dan Kebudayaan, dinyatakan bahwa pemerintah memiliki wewenang dalam menentukan standar kompetensi siswa dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok. Menurut ketentuan ini, sekolah memiliki wewenang mengembangkan silabus dan sistem penilaian yang berdasarkan standar kompetensi yang ingin dicapai. Namun demikian, program studi akan ditagih atas pencapaian standar kompetensi lulusannya melalui evaluasi terhadap sistem asesmen yang digunakan serta hasil yang dicapai. Implikasi penerapan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran terletak pada penentuan pengalaman belajar yang mencakup integrasi aspek pengetahuan, psikomotor, dan keperibadian. Demikian pula, sistem asesmen yang diterapkan harus mencakup ketiga aspek tersebut. Jadi, hasil belajar peserta didik merupakan profil kemampuan berpikir, keterampilan dalam melakukan, dan perilaku. Asumsi kurikulum berbasis kompetensi adalah bahwa hampir semua peserta didik dapat belajar apa saja, hanya lama waktu yang diperlukan yang berbeda sesuai dengan potensinya masing-masing. Jadi, lama waktu belajar merupakan variabel yang harus diperhatikan dalam merancang dan melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi. Dengan kata lain, kecepatan belajar peserta didik yang tidak sama untuk suatu pembelajaran harus diperhatikan oleh pendidik. Perhatian terhadap kecepatan belajar peserta didik yang tidak sama membawa implikasi pada perencanaan pembelajaran. Pendidik atau tenaga pengajar pada 4 kurikulum berbasis kompetensi bertindak sebagai fasilitator bagi peserta didik . Peserta didik yang mampu belajar sendiri terus dimotivasi, sedang yang mengalami kesulitan dibantu oleh tenaga pengajar. Jadi, pendidik harus memperhatikan kecepatan belajar peserta didik untuk pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

C. Standar Kompetensi