hemodialisis disebabkan oleh perubahan gaya hidup, ketergantungan akan hemodialisis, kehilangan pekerjaan dan posisi sosial, penurunan status keuangan,
perubahan pola makan, disfungsi seksual, dan kecemasan akan kematian. Depresi dapat menurunkan kualitas hidup dan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh
diri Cengic dan Resic, 2010. Pada pasien hemodialisis, keinginan untuk bunuh diri meningkat seiring
dengan tingkat depresi yang meningkat. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk pasien hemodialisis harus berada dibawah evaluasi dari psikiatri. Keskin dan
Engin, 2011. Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang menghubungkan antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi. Dengan mengamati keadaan
diatas, peneliti tertarik untuk melihat hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dilakukan penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan
antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik pasien hemodialisis. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pasien hemodialisis berdasarkan
tingkat depresi. 3. Untuk mengetahui hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi
4. Untuk mengetahui besarnya hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi peneliti
Menambah wawasan peneliti tentang hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis serta
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penelitian di bidang kedokteran.
2. Bagi Masyarakat Memberikan informasi tentang hubungan lamanya hemodialisis dengan
tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis sebagai upaya pencegahan depresi akibat hemodialisis.
3. Bagi dunia kesehatan Memberikan masukan bagi departemen kesehatan untuk mencegah
terjadinya depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis.
4. Bagi peneliti selanjutnya Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan referensi pada
penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Depresi 2.1.1 Definisi Depresi
Depresi adalah gangguan mental yang umum terjadi, ditandai dengan mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau harga
diri yang rendah, gangguan tidur atau nafsu makan, perasaan kelelahan, dan kurang konsentrasi Marcus et al., 2012.
Depresi dapat menetap ataupun berulang. Depresi mempengaruhi kemampuan individu untuk menjalankan fungsinya di tempat kerja atau sekolah
atau untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Pada keadaan yang paling parah, depresi dapat menyebabkan keinginan bunuh diri. Pada keadaan ringan, depresi
dapat diobati tanpa obat-obatan tetapi pada keadaan sedang atau berat diperlukan obat-obatan dan konseling yang professional Marcus et al., 2012.
2.1.2 Etiologi dan Patofisiologi Depresi
Penyebab gangguan jiwa senantiasa dipikirkan dari sisi organobiologik, sosiokultural, dan psikoedukatif. Dari sisi biologik dikatakan adanya gangguan
pada neurotransmitter norepinefrin, serotonin, dan dopamin. Ketidakseimbangan kimiawi otak yang bertugas menjadi penerus komunikasi antar serabut saraf
membuat tubuh menerima komunikasi secara salah dalam pikiran, perasaan, dan perilaku Depkes RI, 2007.
Dari penelitian keluarga didapatkan gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar, terkait erat dengan hubungan saudara; juga pada anak kembar,
suatu bukti adanya kerentanan biologik pada genetik keluarga tersebut. Episode pertama gangguan sering kali dipicu oleh stressor psikososial pada mereka yang
biologiknya rentan. Gangguan depresi juga mungkin dialami oleh mereka yang tidak mempunyai faktor biologik sebagai kontributor terhadap terjadinya
gangguan depresi, hal ini lebih merupakan gangguan psikologik Depkes RI, 2007.
Mereka dengan rasa percaya diri rendah senantiasa melihat dirinya dan dunia luar dengan penilaian pesimistik. Jika mereka mengalami stress besar,
Universitas Sumatera Utara