IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

Oleh

DEBORA NOVIANA S.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung dengan fokus penelitian elemen perubahan kurikulum, meliputi standar kompetensi lulusan (SKL), standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan metode analisis interaktif Model Milles dan Huberman.

Hasil penelitian: (1) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan SKL Kurikulum 2013. (2) standar proses pembelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. (3) dalam standar isi yang mencakup Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013, materi yang disampaikan guru belum sesuai dengan KI dan KD yang ditentukan dalam Kurikulum 2013, namun siswa sudah mampu memenuhi kriteria kualifikasi kemampuan berdasarkan standar isi. Mata pelajaran Geografi belum diberikan kepada siswa kelompok peminatan MIA sebagai mata pelajaran pilihan. Selain itu alokasi waktu masih menggunakan konversi antara alokasi waktu pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) dengan sistem kredit semester. (4) standar penilaian di SMAN 9 Bandar Lampung untuk mata pelajaran Geografi kelas X sudah menggunakan penilaian autentik yang sesuai dengan Kurikulum 2013.


(2)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

Oleh

DEBORA NOVIANA S.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung pada tanggal 18 November 1991. Anak pertama dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Drs. Pelman Sihombing dan Ibu Emma Siregar, S.Pd.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. TK Swadipha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 1997.

2. SD Negeri 1 Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2003.

3. SMP Negeri 1 Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2006.

4. SMA Negeri 1 Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Geografi melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada bulan Maret 2012, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan di Jawa Tengah-Yogjakarta-Bali. Pada bulan Juli-September


(7)

2012 penulis melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Ketapang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM-K) Universitas Lampung sebagai sekretaris divisi pelayanan dan doa pada periode kepengurusan 2010/2011 dan sekretaris umum pada periode kepengurusan 2011/2012. Selain itu penulis pernah aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bandar Lampung sebagai sekretaris Komisariat FKIP, MIPA, Kedokteran (FMK) UNILA GMKI Cabang Bandar Lampung pada masa bakti 2010/2011.


(8)

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Raja sgala Raja, yang tiada henti mencurahkan berkat-berkatNya kepadaku.

Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Bapak dan Tante terkasih, terimakasih untuk segala kasih dan kesesabaran dalam merawat, membesarkan, dan mendidikku hingga detik ini..

Adik-adikku, Itin, Amos, Soson, dan Deo tersayang, yang membuat hidup lebih terasa hidup dengan canda kita, amarah kita, tangis kita, dan harapan-harapan kita.

Terimakasih atas dukungan dan doanya..

Para pendidikku yang terhormat, yang dengan keikhlasan dan kesabaran mengajariku tanpa pamrih..

Almamater tercinta yang kubanggakan Universitas Lampung..


(9)

Rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan, maka engkau akan ditinggikan.

(Yakobus 10: 10)

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu

dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23: 4)


(10)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat dan kasihNya, sehingga penelitian yang berjudul Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 9 Bandar Lampung ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalamnya kepada yang terhormat Ibu Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan sekaligus pembimbing pembantu, Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku dosen pembimbing utama, dan Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku dosen pembahas atas arahan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi terselesainya skripsi ini. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada beliau bertiga, kecuali doa yang tulus dan ikhlas. Semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis akan menjadi amal


(11)

ibadah dan Tuhan Yang Maha Esa menganugrahkan limpahan rahmat, hidayah, dan kesehatan lahir dan batin.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Wakil Dekan II Bidang Keuangan, Umum, dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Geografi.

8. Bapak Drs. Hendro Suryono selaku Kepala SMA Negeri 9 Bandar Lampung. 9. Bapak Sunardi, S.Pd. selaku Guru Bidang Studi Geografi Kelas X IIS SMA

Negeri 9 Bandar Lampung.

10. Bapak Imam Santoso, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 9 Bandar Lampung.


(12)

11. Keluarga besar atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang tak ternilai harganya. 12. Theresia Samosir, Aprilliana Magdalena, Indarti, dan Rudiyansyah yang selalu

memberikan perhatian dan motivasi.

13. Teman-teman seperjuangan Geografi 2009, UKM-K Unila, GMKI Cabang Bandar Lampung, dan SMAK Penabur Bandar Lampung.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu baik moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan kasihNya kepada kita semua dan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,


(13)

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAK... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

HALAMAN MOTO... ix

SANWACANA... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Fokus Penelitian ... 6

D. Pertanyaan Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Definisi Istilah ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Kurikulum... 11

1.1 Fungsi Kurikulum... 12


(14)

1.3 Prinsip-Prinsip Kurikulum... 15

1.4 Landasan Pengembangan Kurikulum... 17

1.5 Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 17

2. Kurikulum 2013... 22

2.1 Alasan Pengembangan Kurikulum 2013 ... 23

2.2 Implementasi Kurikulum 2013... 26

3. Pembelajaran Geografi ... 38

4. Pembelajaran Geografi dalam Kurikulum 2013 ... 39

4.1 Tujuan Pembelajaran Geografi dalam Kurikulum 2013 ... 41

4.2 Ruang Lingkup Materi... 41

4.3 Prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Penilaian ... 42

B. Kerangka Pikir... 45

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 47

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Sumber Data ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 54

G. Pengujian Keabsahan Data ... 59

H. Tahapan Penelitian ... 61

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Tempat Penelitian ... 64

1. Lokasi Penelitian... 64

2. Sejarah Berdirinya SMAN 9 Bandar Lampung ... 66

3. Visi dan Misi SMAN 9 Bandar Lampung ... 68

4. Keadaan Gedung di SMAN 9 Bandar Lampung ... 70

5. Keadaan Guru di SMAN 9 Bandar Lampung... 71

B. Deskripsi Hasil Temuan Penelitian... 73

1. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung... 74


(15)

2. Standar Proses Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi

Kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung Pembahasan ... 84 3. Standar Isi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas

X di SMAN 9 Bandar Lampung ... 88 4. Standar Penilaian Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi

Kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung ... 95 C. Pembahasan ...100

1. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran Geografi Kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung ...100 2. Standar Proses Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi

Kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung Pembahasan ...104 3. Standar Isi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas

X di SMAN 9 Bandar Lampung ...105 4. Standar Penilaian Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi

Kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung ...108

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 110 B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

Tabel Halaman

1. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 ... 28

2. Muatan Geografi untuk Peminatan IIS... 35

3. Pedoman Wawancara ... 52

4. Pedoman Observasi ... 52

5. Pedoman Penilaian RPP ... 53

6. Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Skor Untuk Siswa... 58

7. Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Skor Untuk Guru ... 58

8. Pengkodean Sumber Data ... 59

9. Sejarah Kepemimpinan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung ... 66

10. Keadaan Gedung di SMAN 9 Bandar Lampung ... 70

11. Keadaan Guru di SMAN 9 Bandar Lampung... 72

12. Guru Geografi di SMA 9 Bandar Lampung... 73

13. Matriks Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi di SMAN 9 Bandar Lampung... 82

14. Matriks Standar Proses Kurikulum 2013 Pada mata pelajaran Geografi di SMAN 9 Bandar Lampung... 87

15. Matriks Standar Isi Kurikulum 2013 Pada mata pelajaran Geografi di SMAN 9 Bandar Lampung ... 92

16. Matriks Standar Penilaian Kurikulum 2013 Pada mata pelajaran Geografi di SMAN 9 Bandar Lampung... 99

17. Hasil Penilaian RPP Guru Geografi Kelas X... 131

18. Daftar Nilai Geografi Kelas X IIS 1 Materi Lithosfer ... 139


(17)

20. Hasil Wawancara Siswa Mengenai Domain Pengetahuan ... 152 21. Hasil Wawancara Siswa Mengenai Domain Keterampilan ... 155 22. Hasil Wawancara Guru, Wakil Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah

Mengenai Standar Proses ... 156 23. Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa Mengenai Domain Sikap... 157 24. Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa Mengenai Domain Pengetahuan . 157 25. Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa Mengenai Domain Keterampilan . 157 26. Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru, Wakil Kepala Sekolah, dan


(18)

Lampiran Halaman

1. Lembar Pedoman Wawancara... 113

2. Catatan Hasil Wawancara ... 115

3. Lembar Penilaian RPP Guru ... 131

4. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran ... 133

5. Dokumentasi Foto Data Penelitian... 136

6. Daftar Nilai Kognitif, Psikomotor, dan Afektif Kelas X IIS-1 Pada Mata Pelajaran Geografi... 139

7. Lembar Wawancara Siswa Pada Fokus Penelitian SKL ... 140

8. Lembar Wawancara Guru, Waka Kurikulum, dan Kepala Sekolah ... 144

9. Hasil Wawancara Siswa Mengenai SKL... 151

10. Hasil Wawancara Guru, Waka Kurikulum, dan Kepala Sekolah Mengenai Standar Proses ... 156

11. Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa ... 157

12. Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru, Waka Kurikulum, dan Kepala Sekolah ... 158


(19)

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ... 46

2. Langkah Analisis Data Model Interaktif Milles dan Huberman ... 56

3. Peta Lokasi Penelitian ... 65

4. Implementasi Kurikulum 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan di SMAN 9 Bandar Lampung ... 83

5. Implementasi Kurikulum 2013 Tentang Standar Prose di SMAN 9 Bandar Lampung... 88

6. Implementasi Kurikulum 2013 Tentang Standar Isi di SMAN 9 Bandar Lampung... 94

7. Implementasi Kurikulum 2013 Tentang Standar Penilaian di SMAN 9 Bandar Lampung... 100

8. Siswa Sedang Berdoa... 136

9. Doa Bersama ... 136

10. Siswa Sedang Menyusun Portofolio ... 137

11. Kegiatan Saintifik ... 137


(20)

A. Latar Belakang

Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum 1947 yang disebut Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum 1952 yang disebut sebagai Rencana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964 yang disebut sebagai Rencana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, serta Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004, yang terakhir adalah perubahan Kurikulum 2006 dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai masih mengalami permasalahan dalam pelaksanaannya. KTSP dinilai belum tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global (Kemendikbud 2012). Standar penilaian KTSP dinilai belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi. Hal tersebut bertentangan dengan penjelasan pasal 35 UU nomor 20 Tahun 2003 bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.


(21)

Permasalahan pendidikan yang muncul membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai perlu dikembangkannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan karena adanya tantangan internal maupun tantangan eksternal (Kemendikbud, 2013). Tantangan internal terkait tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan dan faktor perkembangan penduduk Indonesia. Tantangan eksternal berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. Hasil analisis PISA (Program for International Student Assessment) menunjukkan hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6 (Kemendikbud, 2013). Selain itu, fenomena negatif akibat kurangnya karakter yang dimiliki peseta didik menuntut pemberian pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Pernyataan tersebut didukung presepsi masyarakat bahwa pembelajaran terlalu menitikberatkan pada kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Berbagai usaha telah dilakukan Depdiknas untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional melalui perubahan kurikulum, salah satunya adalah mulai diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.


(22)

Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian kurikulum baru selain menilai keaktifan bertanya, juga menilai proses dan hasil observasi siswa serta kemampuan siswa menalar masalah yang diajukan guru sehingga siswa diajak berpikir logis. Elemen perubahan Kurikulum 2013 meliputi perubahan standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian (Kemendikbud, 2012). Rancangan Kurikulum 2013 menyebutkan adanya pengurangan mata pelajaran di tingkat SD dan SMP. Perubahan lain yaitu penambahan jam pelajaran, komponen kurikulum seperti buku teks dan pedoman disiapkan pemerintah, adanya integrasi mata pelajaran IPA dan IPS di tingkat SD, serta rencana penjurusan lebih awal di tingkat SMA.

Melalui situs Kemendikbud pada bulan September 2013, diketahui bahwa Kurikulum 2013 secara langsung telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada 6.410 sekolah di Indonesia, diantaranya untuk SD, diterapkan oleh 2.598 sekolah. Untuk SMP, diterapkan oleh 1.521 sekolah. Untuk SMA, diterapkan oleh 1.270 sekolah. Dan untuk SMK, diterapkan 1.021 sekolah. Pemerintah tidak melakukan uji coba pada kurikulum 2013, ketidaksiapan guru dan sekolah, kurangnya pelatihan-pelatihan kurikulum 2013 dan buku siswa yang belum siap menyebabkan pelaksanaan kurikulum 2013 belum dapat diterapkan oleh seluruh sekolah di Indonesia. Oleh karena itu Kemendikbud menetapkan kebijakan untuk hanya memprioritaskan beberapa sekolah dengan beberapa kriteria untuk dapat dianggap mampu menerapkan kurikulum 2013, yaitu: (1) sekolah eks RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional); (2) terakreditas A; (3) sekolah


(23)

memenuhi syarat keterjangkauan distribusi buku; dan (4) sekolah memenuhi syarat basis provinsi bukan lagi kabupaten. Namun kebijakan ini tidak menutup kemungkinan bagi sekolah-sekolah lain yang berminat dan memenuhi kriteria-kriteria untuk menerapkan kurikulum 2013 tahap pertama, yaitu pada tahun pelajaran 2013/2014.

Di Bandarlampung hanya ada dua sekolah negeri yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, salah satunya adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Pada tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 9 Bandar Lampung telah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X (sepuluh), sedangkan kelas XI (sebelas) dan kelas XII (dua belas) masih melanjutkan KTSP. SMA Negeri 9 Bandar Lampung bukan merupakan sekolah yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan Kurikulum 2013, namun karena pihak sekolah merasa mampu maka pihak sekolah mengajukan proposal permohonan untuk melaksanakan Kurikulum 2013 tahap pertama yang disetujui oleh pemerintah. SMA Negeri 9 Bandar Lampung sudah terakreditasi A dan merupakan sekolah yang sudah dipercaya sebagai sekolah RSBI. Sekolah ini juga sudah memenuhi syarat keterjangkauan distribusi buku dan syarat basis provinsi, karena lokasi sekolah yang stategis yang berada tepat di ibukota provinsi, yaitu di Bandar Lampung.

Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran geografi dikelompokkan pada rumpun Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial sehingga kajiannya lebih diarahkan pada sudut pandang keberadaan dan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh dinamika alam fisik. Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi, mata pelajaran Geografi ditetapkan memiliki empat buah Kompetensi Inti (KI) yaitu kompetensi


(24)

aspek menghayati dan mengamalkan ajaran agama, kompetensi aspek afektif, kompetensi aspek kognitif, dan kompetensi aspek psikomotor.

Keberadaan geografi dalam stuktur program pengajaran di sekolah sangat penting karena pada hakikatnya geografi merupakan geospheric phenomena yang memberikan pengetahuan, membantu dalam pembentukan nilai dan sikap, serta keterampilan juga dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan solutif kepada siswa secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan lingkungan (Parjito, 2013:36). Geografi merupakan ilmu yang dapat menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Bidang kajian geografi yang meliputi aspek dan proses bumi, hubungan kausal antara faktor spasial, manusia dan lingkungannya diarahkan secara fungsional untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan baik pada skala lokal, regional, maupun global. Oleh karena itu, ilmu geografi perlu dikembangkan melalui proses pendidikan (Kemendiknas). Pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama, mata pelajaran Geografi diberikan sebagai bagian integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sedangkan pada tingkat pendidikan menengah atas diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung, peneliti menemukan bahwa pelatihan-pelatihan Kurikulum 2013 yang dilakukan pemerintah terhadap para guru menciptakan ketidaksempurnaan dalam penerapan Kurikulum 2013, yang mana notabenenya fungsi dan peran ini berada di pundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan


(25)

keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dianggap belum mengembirakan dan masih perlu ditingkatkan, khususnya pada penerapan elemen-elemen perubahan kurikulum, agar mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai implementator kurikulum yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti hendak melakukan studi kasus di SMA Negeri 9 Bandar Lampung dengan judul penelitian Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang di atas meliputi:

1. Kurangnya pelatihan-pelatihan yang diterima oleh guru Geografi SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

2. Ketidaksempurnaan dalam penerapan elemen perubahan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah mengkaji elemen perubahan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandarlampung, yang dapat diperkirakan sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), meliputi: pengetahuan, keterampilan, dan sikap.


(26)

2. Standar Proses, meliputi: media pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan saintifik.

3. Standar Isi, meliputi: kedudukan mata pelajaran, alokasi waktu, dan kompetensi inti dan kompetensi dasar.

4. Standar Penilaian, meliputi: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian portofolio, dan penilaian ulangan-ulangan.

D. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana standar kompetensi lulusan Kurikulum 2013 mata pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 9 Bandar Lampung?

2. Bagaimana standar proses pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung?

3. Bagaimana standar isi pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung?

4. Bagaimana standar penilaian pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Standar kompetensi lulusan Kurikulum 2013 mata pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.


(27)

2. Standar proses pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandarl Lmpung.

3. Standar isi pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

4. Standar penilaian pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar L ampung.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi tenaga pendidik tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi di SMA, sehingga dapat menjadi renungan untuk peningkatan pelaksanaan Kurikulum 2013.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang hal-hal yang menjadi kendala bagi guru maupun pihak sekolah lainnya dalam implementasi Kurikulum 2013.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan dan yang berkaitan dengan penelitian ini.

G. Definisi Istilah

1. Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan suatu program kerja untuk memperbaiki sistem yang telah ada, atau dapat juga penerapan suatu program atau sistem yang sama sekali baru dalam suatu organisasi.


(28)

2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

3. Kurikulum 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab.

4. Mata pelajaran Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang diatur dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang diberikan pada jenjang SMA, dimana mata pelajaran Geografi mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena di geosfer dengan sudut pandang keruangan dan kelingkungan dan dalam konteks kewilayahan (IGI).

5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan

pendidikan untuk mencapai SKL. Standar proses dikembangkan mengacu pada SKL dan Standar Isi.

7. Standar isi adalah standar nasional tentang ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran


(29)

yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

8. Standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni curriculae artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian kurikulum berkembang semakin kompleks. “Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa”, Oemar Hamalik dalam M. Joko Susilo (2007:78). Menurut Sukmadinata dalam M. Joko Susilo (2007:80) “Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar”. Menurut Soetopo dan Soemanto dalam M. Joko Susilo (2007:79) “Kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah”. Mehl-Mil-Douglas (dalam Hamalik, 2008: 172) mengemukakan bahwa:

The curriiculum is as broad and varied as the child’s school environment,

Broadly conceived, the curriculum embrancess not only subject matter but also various aspects of physical and social environment. The school brings the child with his impelling flow of experiences into an environment consisting of school facilities, subjects matter, other children, and teachers. From the interaction or the child with these elements learning result. Not only is the learner an ever-changing personality resulting from a continous


(31)

series of new experiences, but the constituent element of the environment are contantly evolving and unfolding.

(Segala sesuatu dan semua orang yang terlibat dalam upaya memberikan bantuan kepada siswa termasuk dalam kurikulum (Oemar Hamalik, 2001:65)).

Adapun devinisi kurikulum menurut pemerintah sebagaimana tertuang dalam UUSP No. 20 Tahun 2003 pada BAB 1 Pasal 1, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana yang digunakan sebagai pedoman yang berisi uraian program pendidikan, program pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan tertentu dalam kurun waktu tertentu.

1.1 Fungsi Kurikulum

Ada beberapa fungsi dari kurikulum, diantaranya adalah pendapat yang diungkapkan oleh Soetopo dan Soemanto dalam M. Joko Susilo (2007:83), yaitu: (1) Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pembelajaran

Maksudnya adalah kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.


(32)

(2) Fungsi kurikulum bagi anak

Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka.

(3) Fungsi kurikulum bagi guru

Ada tiga macam, yaitu: (a). Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik. (b). Pedoman untuk mengadakan evaluasi dari sejumlah pengalaman yang telah diberikan. (c). Pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.

(4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah

Kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam mengadakan dan melaksanakan supervisi, pengembangan kurikulum, dan untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.

(5) Fungsi kurikulum bagi orang tua murid

Orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah, bantuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah/guru, dana, dan lainnya. (6) Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah

Pemakai lulusan dapat ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan ikut memberikan saran dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar dapat serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan.


(33)

1.2 Asas-Asas Kurikulum

Ada beberapa asas yang mendasari setiap kurikulum, yaitu: 1. Asas Filosofis

Asas ini berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara.

2. Asas Psikologis

Asas yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum, yakni: a) Psikologi Anak

Sekolah didirikan untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi dimana anak dapat belajar untuk mengembangkan bakatnya. Awalnya anak dipandang remeh dalam kegiatan belajar, padahal kebutuhan dan minat anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.

b) Psikologi Belajar

Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar mengajar. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara kurikulum, psikologi belajar, dan psikologi anak.

3. Asas Sosiologis

Setiap masyarakat memiliki norma-norma, adat istiadat tertentu yang dikenal dan diwujudkan dalam pribadi peserta didik, kemudian dinyatakan kedalam bentuk perbuatan/kelakuan. Tiap masyarakat memiliki kelainan corak, nilai serta latat belakang yang dianutnya. Perbedaan ini harus ditimbang dalam pembuatan kurikulum. Oleh karena itu, masyarakat merupakan suatu faktor


(34)

yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum, maka masyarakat dijadikan sebagai salah satu asas dalam pengembangan kurikulum.

4. Asas Organisatoris

Asas ini berkenaan dengan masalah dalam bentuk bagaimana bajan pelajaran akan disajiikan, apakah dalam bentuk terpisah-pisah, atau diupayakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (Nasution, 2001:10-14).

1.3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berlaku. Menurut Oemar Hamalik dalam M. Joko Susilo (2007:109), prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut antara lain:

1. Prinsip berorientasi pada tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolah pada tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu.

2. Prinsip relevansi (kesesuaian)

Pengembangan kurikulum meliputi tujuan, isi, dan sistem penyampaiannya harus relevan dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(35)

3. Prinsip efisiensi dan efektivitas

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal.

4. Prinsip fleksibilitas

Kurikulum yang luwes, mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi, atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.

5. Prinsip kontinuitas (berkesinambungan)

Artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat perkembangan siswa.

b. Prinsip keterpaduan

Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan ini dengan melibatkan semua pihak, baik lingkungan di sekolah maupun pada tingkat intersektoral.

c. Prinsip mutu

Pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang bermutu, hal ini yang menentukan mutu yang dari pendidikan.

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan kesinambungannya dengan kurikulum yang telah ada, artinya suatu pengembangan kurikulum merupakan


(36)

kelanjutan dari kurikulum yang lalu sehingga dalam implementasikannya bagi para guru dan permasalahan yang bertentangan dengan kurikulum yang ada.

1.4 Landasan Pengembangan Kurikulum

Dalam UU-Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB X Pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan bahwa “kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik”. Dalam pasal 38 ayat 2 juga disebutkan bahwa “kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah kordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.

1.5 Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia. Dan dari masa ke masa dunia pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa kurikulum, mulai dari kurikulum 1947 sampai dengan kurikulum 2013 (Sholeh Hidayat, 2013:107-113).


(37)

Kurikulum 1947 atau disebut Rencana Pelajaran 1947

Kurikulum yang lahir pada masa kemerdekaan ini memakai istilah bahasa belanda leerpianartinya rencana pelajaran. Istilah itu lebih populer dibanding istilahcurriculum (bahasa inggris) karena masih dalam suasana perjuangan, pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran di hubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

Kurikulum 1952, Rencana Pelajaran Terurai 1952.

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Paling menonjol sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini, yang setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964.

Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yaitu Rentjana pendidikan 1964. Ciri-ciri kurikulum ini adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana,


(38)

yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,keprigelan(keterampilan), dan jasmani .

Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa mata pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial. Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPA) atau yang sekarang sering disebut Sains

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Seluruh pelajaran berjumlah sembilan mata pelajaran.

Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif, yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective)yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan


(39)

tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada Kurikulum 1975 guru dibuat sibuk dengan berbagai catatan kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum 1984

Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ).

Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984, namun perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.

Tahun 2004Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi yang harus dicapai siswa. Kurikulum ini cenderung sentralisme pendidikan, kurikulum disusun oleh tim pusat secara rinci dan daerah/sekolah hanya melaksanakan. Kurikulum yang tidak disahkan oleh keputusan/peraturan


(40)

menteri pendidikan ini mengalami banyak perubahan dibandingkan Kurikulum sebelumnya baik dari orientasi, teori-teori pembelajaran pendukungnya bahkan jumlah jam pelajaran dan durasi tiap jam pelajarannya. Berdasarkan hal tersebut pemerintah baru menguji cobakan KBK di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa saja. Hasilnya kurang memuaskan. Maka sebagian pakar pendidikan menganggap bahwa pada tahun 2004 tidak terjadi perubahan kurikulum, yang ada adalah uji coba kurikulum di sebagian sekolah yang disebut dengan KBK untuk kemudian disempurnakan pada tahun 2006.

Tahun 2006–Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Awal 2006 ujicoba KBK diganti dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol pada kurikulum ini adalah lebih konstruktif sehingga guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.


(41)

2 Kurikulum 2013

Kurikulum tahun 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai dioperasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 secara bertahap (Kemendikbud, 2013). Menurut Hasan, perkembangan Kurikulum 2013 didasari oleh BNSP 2010 dan adanya pendidikan karakter serta kewirausahaan. Kurikulum ini akan dikembangkan selama kurang lebih lima tahun dari 2010 hingga 2015. Pada tahun 2010 dan 2011 dilakukan kajian mengenai kurikulum. Pada tahun 2012 dilakukan finalisasi dokumen kurikulum. Pada tahun 2013 hingga 2015 dilakukan implementasi dan evaluasi kurikulum di sekolah.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu (Kemendikbud, 2012). Langkah penguatan tata kelola Kurikulum 2013 terdiri atas: (1) menyiapkan buku pegangan pembelajaran bagi siswa dan guru, (2) menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan, serta (3) memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah pelaksanaan pembelajaran (Hasan, 2013:8). Hal tersebut diterangkan oleh Iskandar (2013:57), bahwa penataan kurikulum meliputi perangkat kurikulum, perangkat pembelajaran, dan


(42)

buku teks sudah dilaksanakan mulai Desember 2012-Maret 2013. Untuk implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan mulai juni 2013 dengan penilaian formatif pada Juni 2016. Pada penataan dan implementasi Kurikulum 2013 juga didukung sosialisasi, uji publik, pelatihan guru dan tenaga kependidikan.

2.1 Alasan Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal (Kemendikbud 2013). Tantangan internal terkait tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan dan faktor perkembangan penduduk Indonesia. Tantangan eksternal berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.

Kemendikbud (2012) menerangkan tantangan masa depan yang mendasari pengembangan kurikulum adalah adanya globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kecil dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi, dan transformasi pada sektor pendidikan, serta hasil TIMMS dan PISA mengenai pendidikan Indonesia.

Dalam bidang sains, matematika, dan membaca sekitar 95 % siswa Indonesia hanya dapat memecahkan soal dengan level kemampuan mengetahui dan


(43)

mengaplikasikan. Data tersebut menunjukkan bahwa apa yang diajarkan dalam kurikulum Indonesia berbeda dengan yang distandarkan internasional.

Kemendikbud (2012) menyebutkan bahwa kompetensi masa depan yang perlu dikuasai antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, mampu menjadi warga negara yang bertanggungjawab, mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda serta mampu hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Alasan pengembangan kurikulum yang lainnya yaitu fenomena negatif yang mengemuka hingga saat ini. Kemendikbud (2013) menjelaskan fenomena tersebut antara lain perkelahian pelajar, narkoba, plagiatisme, korupsi, kecurangan dalam ujian, dan gejolak masyarakat. Fenomena negatif tersebut muncul akibat kurangnya karakter yang dimiliki oleh peseta didik. Permasalahan tersebut menuntut perlunya pemberian pendidikan karakter dalam pembelajaran di Indonesia. Pernyataan tersebut didukung oleh persepsi masyarakat yang menjadi alasan pengembangan kurikulum antara lain pembelajaran terlalu menitikberatkan pada kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.

Permasalahan Kurikulum 2006 juga menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melalui tingkat perkembangan anak. Selain itu kurikulum dinilai belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Widodo (2012:50) menyatakan pengembangan kurikulum yang menawarkan hasil dengan menambah lebih banyak mata pelajaran mewajibkan


(44)

siswa membeli buku pegangan, dan prosedur penilaian tes diberlakukan kepada seluruh mata pelajaran akan menambah beban berat siswa.

Kemendikbud (2012) menyatakan standar proses Kurikulum 2006 belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Buku acuan dan silabus pada Kurikulum 2006 ditetapkan sendiri oleh guru atau sekolah. Hal tersebut bertentangan dengan penjelasan pasal 38 bahwa kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan pemerintah (Iskandar, 2013:40).

Selama pengembangan kurikulum 2013 pemerintah melakukan uji publik yang dilakukan melalui dialog tatap muka, dialog virtual (online), dan tulisan (Kemendikbud, 2012). Dialog tatap muka dilakukan dibeberapa provinsi dan kabupaten yang dilakukan pada 29 November sampai 23 Desember 2012. Dialog tatap muka ini dilakukan dengan kepala dinas pendidikan, dewan pengawas pendidikan, anggota DPR, kepala sekolah, guru, pengawas, pemerhati pendidikan, dan wartawan. Dialog virtual (online) dilakukan pada sebagian guru dan masyarakat umum dengan jumlah 6.924 orang. Isu pokok yang dikomentari antara lain: (1) justifikasi, (2) Standar Kompetensi Lulusan (SKL), (3) Struktur Kurikulum, (4) Penyiapan Guru, (5) Penyiapan Buku, (6) Skenario Waktu Implementasi, dan (7) Penambahan jam pelajaran. Hasil uji publik menunjukkan bahwa secara gabungan lebih dari 50 % responden setuju dengan justifikasi, SKL, penyiapan guru dan buku, skenario waktu implementasi, dan penambahan jam pelajaran (Kemendikbud, 2013). Hasil uji publik yang sebagian besar


(45)

menunjukkan hasil positif maka memperkuat alasan pemerintah untuk melakukan pengembangan Kurikulum 2013.

2.2 Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.

2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.

3. Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di provinsi terkait.

4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.

Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:

1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: a. Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X

b. Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI

c. Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII 2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013-2015 3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012-2014


(46)

4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari-Desember 2013

5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013-2016 (Kemendikbud, 2013)

Dalam implementasi Kurikulum 2013, terdapat empat elemen perubahan, yaitu standar kompetensi lulusan (SKL), standar proses, standar isi, dan standar penilaian.

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 54 Tahun 2013, standar kompetensi lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Setiap jenjang pendidikan memiliki SKL yang berbeda, SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki kompetensi lulusan sebagai berikut:


(47)

Tabel 1. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013

Domain Kualifikasi Kemampuan

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Sumber: Permendikbud, 2013

2. Standar Proses

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 64 Tahun 2013, standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (SKL). Standar Proses dikembangkan mengacu pada SKL dan standar isi. Sesuai dengan SKL dan standar isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;


(48)

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayati;

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan dimasyarakat; 12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa

saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.


(49)

1. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan); b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus di pelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah kelas dan mata pelajaran;

d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

e. Tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A);

f. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

i. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.


(50)

Silabus dikembangkan berdasarkan SKL dan standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (Permendikbud, 2013).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

encana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkanKD atau subtemayang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas:

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. Kelas/semester;

d. Materi pokok;

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;


(51)

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m.Penilaian hasil pembelajaran.

3. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari beberapa hal yang dijadikan acuan, yaitu:

a. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran a) SD/MI : 35 menit

b) SMP/MTs : 40 menit c) SMA/MA : 45 menit


(52)

d) SMK/MAK : 45 menit

b.Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

c.Pengelolaan Kelas

a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

c) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

g) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

h) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

i) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran; dan


(53)

j) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

4. Standar Isi

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 65 Tahun 2013, untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan standar isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, standar isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada SKL, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi standar isi.


(54)

Tabel 2. Muatan Geografi untuk Peminatan Ilmu-ilmu Sosial pada SMA/MA/SMALB/PAKET C dan SMK/MAK/ PAKET C KEJURUAN

Tingkat Kompe-tensi

Tingkat Kelas

Kompetensi Ruang Lingkup Materi

5 X-XI -Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa

-Menunjukkan perilaku responsif dan bertanggung jawab terhadap masalah yang ditimbulkan oleh

dinamika geosfer

-Menjelaskan konsep dasar, prinsip, dan pendekatan Geografi

-Menganalisis unsur-unsur geosfer, pola persebaran spasial,serta dinamikanya

-Menganalisis pola persebaran spasial, serta dinamika sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia dan dunia

-Menganalisis upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan

berkelanjutan

- Pengetahuan dasar geografi

-Pola persebaran spasial serta dinamika litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan antroposfer

-Mitigasi dan adaptasi bencana

-Persebaran sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia dan dunia

-Pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan

6 XII -Menganalisis peta, citra penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) serta pemanfaatannya dalam pembangunan nasional

-Menganalisis Pola persebaran dan interaksi keruangan antara desa dan kota, kaitannya dengan pembangunan wilayah

-Menganalisis kerjasama antar wilayah di dalam Negara dan kerjasama internasional untuk terjalinnya hubungan yang saling menguntungkan

-Mengamati, menganalisis, merancang, melaksanakan kajian, serta mengevaluasi kerjasama antar wilayah yang saling menguntungkan

-Informasi keruangan gejala dalam bentuk Peta, Citra penginderaan jauh, dan Sistem

Informasi Geografis (SIG), dan

pemanfaatannya dalam pembangunan nasional.

-Pola persebaran dan interaksi keruangan antara desa dan kota

-Kerjasama antar

wilayah di dalam negara dan kerjasama

internasional untuk terjalinnya hubungan yang saling

menguntungkan.


(55)

5. Standar Penilaian

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 66 Tahun 2013, standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.

a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.


(56)

e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut.

i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut.

j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.


(57)

k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

3. Pembelajaran Geografi

Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang diatur dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang diberikan pada jenjang SMA. Mata pelajaran ini disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan dimasyarakat. Pendekatan tersebut diharapkan akan memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan dengan peserta didik.

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan dan kelingkungan dan dalam konteks kewilayahan (IGI). Apabila Geografi adalah sebuah pohon ilmu, maka akar-akarnya adalah atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer, sedangkan cabang-cabangnya adalah geografi fisik dan geografi manusia. Adapun karakter dari ilmu geografi adalah sebagai berikut:

1) Geografi merupakan kajian tentang fenomena alam dan kaitannya dengan manusia di permukaan bumi.

2) Geografi mempelajari tentang fenomena-fenomena di geosfer, yaitu: litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer.

3) Pendekatan yang digunakan dalam geografi adalah pendekatan keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah.


(58)

4) Tema-tema esensial geografi dipilih dan bersumber serta merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu alam dan sosial.

5) Dalam teknik penyajian menggunakan cara identifikasi, inventarisasi, analisis, sintesis, klasifikasi, dan evaluasi dengan bantuan peta, teknologi penginderaan jauh, dan sistem informasi geografis (Depdiknas, 2003:2).

Tujuan pembelajaran geografi sebagaimana dimuat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, yaitu (1) memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan; (2) menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan formasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi; (3) menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat.

Geografi merupakan ilmu yang dapat menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Bidang kajian geografi yang meliputi aspek dan proses bumi, hubungan kausal antara faktor spasial, manusia dan lingkungannya diarahkan secara fungsional untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan baik pada skala lokal, regional, maupun global. Oleh karena itu, ilmu geografi perlu dikembangkan melalui proses pendidikan (Kemendiknas, 2013).

4.Pembelajaran Geografi dalam Kurikulum 2013

Pada tingkat pendidikan dasar, mata pelajaran Geografi diberikan sebagai bagian integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sedangkan pada tingkat pendidikan


(59)

menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran geografi dikelompokkan pada rumpun Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial sehingga kajiannya lebih diarahkan pada sudut pandang keberadaan dan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh dinamika alam fisik. Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi, mata pelajaran Geografi ditetapkan memiliki empat buah Kompetensi Inti (KI) yaitu kompetensi aspek menghayati dan mengamalkan ajaran agama, kompetensi aspek afektif, kompetensi aspek kognitif, dan kompetensi aspek psikomotor. Pada aspek kognitif dan psikomotor, mata pelajaran geografi akan membekali peserta didik untuk mampu menganalisis keterkaitan antara dua atau lebih faktor atau variabel, menentukan underlying concept/theory geografi, mengevaluasi, dan mencipta gagasan yang bersifat original terkait dengan objek kajian geografi. Pada aspek afektif diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif, dan bertanggungjawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, ekologis, dan kebencanaan. Selanjutnya setelah keseluruhan proses pembelajaran dilalui, peserta didik diharapkan mampu mencapai Kompetensi Inti menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Selain itu, dalam rangka mengenalkan wilayah dan potensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kajian materi geografi pada Kurikulum 2013 akan dilengkapi dengan contoh dan kasus yang terjadi di tanah air. Dengan cara demikian, Geografi diharapkan dapat menjadi bagian dalam memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air, menanamkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 (Kemendikbud, 2013).


(60)

4.1 Tujuan Pembelajaran Geografi dalam Kurikulum 2013

Mata pelajaran Geografi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1. Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan, serta proses yang

berkaitan dengan gejala geosfera dalam konteks nasional dan global.

2. Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, menerapkan pengetahuan geografi dalam kehidupan sehari-hari, dan mengomunikasikannya untuk kepentingan kemajuan bangsa Indonesia.

3. Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya bangsa.

4. Menampilkan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup mata pelajaran Geografi meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Pengetahuan dasar geografi dan langkah-langkah penelitian geografi terhadap

fenomena geosfera.

2. Hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika geosfera.

3. Kondisi geografis Indonesia untuk ketahanan pangan nasional, penyediaan bahan industri, dan energi alternatif.

4. Sebaran barang tambang di Indonesia berdasarkan nilai strategisnya. 5. Mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografi.


(61)

6. Dinamika dan masalah kependudukan serta sumber daya manusia di Indonesia untuk pembangunan.

7. Keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional dalam konteks interaksi global.

8. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam bidang pertanian, pertambangan, industri, dan pariwisata.

9. Pelestarian lingkungan hidup kaitannya dengan pembangunan yang berkelanjutan.

10. Pengetahuan dan pemanfaatan citra penginderaan jauh, peta, Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk kajian pembangunan.

11. Pola persebaran, interaksi spasial, dan pewilayahan dalam perencanaan pembangunan.

12. Kajian kondisi geografis negara maju dan negara berkembang untuk terjalinnya hubungan yang saling menguntungkan.

4.3 Prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Penilaian

Belajar merupakan proses psikologis yang hanya dapat diamati dari adanya perubahan tingkah laku peserta didik yang disebabkan oleh berkembang skema dan struktur kognitif, penambahan pengalaman, efektivitas interaksi dengan lingkungannya, dan adanya masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Dengan asumsi bahwa konsep belajar merupakan kontinum dari berbagai teori belajar, prinsip belajar geografi dilandasi oleh semua teori belajar yang berorientasi pada aktivitas peserta didik. Peranan pendidik dalam prinsip belajar geografi bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak


(62)

hanya keterlibatan kognitif semata tetapi juga keterlibatan emosional sehingga terjadi penghayatan dan internalisasi nilai-nilai. Untuk terciptanya kondisi belajar di atas, prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan oleh peserta didik dan pendidik adalah prinsip kesiapan belajar, motivasi, perhatian, persepsi positif, dan konstruktivistik baik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, maupun nilai-nilai geografi.

Dengan landasan prinsip belajar di atas, langkah pembelajaran geografi yang tepat adalah dengan pendekatan belajar proses sains yang terdiri dari lima langkah yaitu:

a. Mengamati yaitu kegiatan belajar dari lingkungannya melalui indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca buku, mendengar, menyimak, dan mencari berbagai informasi yang tersedia di media masa dan jejaring internet.

b. Menanya yaitu kegiatan peserta didik untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, atau kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk tetap aktif dan menyenangkan. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis.

c. Mengeksperimen, yaitu kegiatan mengumpulkan data melalui kegiatan uji coba, mengeksplorasi lebih mendalam, dan mengumpulkan data sehingga data


(63)

yang telah diperoleh dapat dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain.

d. Mengasosiasi yaitu kegiatan peserta didik untuk membandingkan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa kegiatan menganalisis, membuat kategori, menentukan hubungan antar data/kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data. Penemuan prinsip dan konsep penting diharapkan dapat menambah skema kognitif peserta didik, memperluas pengalaman dan wawasan pengetahuannya.

e. Mengomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik dalam mendiskripkan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, uji coba, dan mengasosiasi. Kegiatan mengomunikasikan ditujukan kepada kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dan dibantu dengan perangkat teknologi baik konvensional maupun Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Dengan langkah pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik di atas,prinsip penilaian yang digunakan adalah penilaian berbasis kelas. Penilaian dilakukan oleh guru untuk mengambil keputusan setelah melalui langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek,


(1)

63 adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan melalui kegiatan penajaman, penggolongan, penyeleksian, dan pengorganisasian data. Penajaman data dilakukan dengan mentransformasi kata-kata dan kalimat yang panjang menjadi kalimat yang ringkas dan bermakna. Penggolongan data dilakukan dengan mengelompokkan data sejenis dan mencari polanya sehingga dapat dikembangkan. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan sekumpulan data yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan, yang dapat berupa matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Pada awalnya penarikan kesimpulan belum jelas, kemudian meningkat menjadi rinci, selanjutnya mengakar kokoh.

4. Tahap evaluasi dan pelaporan

Tahap ini merupakan hasil dari beberapa tahap sebelumnya, yang berupa laporan hasil penelitian. Laporan penelitian terdiri atas; latar belakang, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan, penyajian data penelitian, pengkajian temuan penelitian, dan kesimpulan yang ditulis secara naratif.


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Implementasi dalam elemen standar kompetensi lulusan (SKL) pada mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan Kurikulum 2013 (79,5%). Sebagian siswa masih menganggap domain pengetahuan sebagai domain utama, masih ada siswa yang menunjukkan sikap yang kurang bertanggung jawab, dan mendapatkan nilai dibawah KKM.

2. Implementasi dalam elemen standar proses pada mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan Kurikulum 2013 (96%). Pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan metode pembelajaran dan didukung oleh penggunaan media pembelajaran sudah diterapkan pada kegiatan belajar mengajar meskipun belum dapat menjangkau siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas dalam lingkungan sekolah melalui proses pembelajaran sikap.

3. Implementasi dalam elemen standar isi pada mata pelajaran Geografi di SMAN 9 Bandar Lampung belum sesuai dengan Kurikulum 2013. Materi yang disampaikan belum sepenuhnya sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Geografi Kurikulum 2013, meskipun


(3)

111

siswa sudah mampu memenuhi kriteria kualifikasi kemampuan berdasarkan standar isi. Mata pelajaran Geografi belum diberikan kepada siswa yang ada pada kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) sebagai mata pelajaran pilihan, dan alokasi waktu mata pelajaran Geografi di SMAN 9 Bandar Lampung masih menggunakan konversi antara alokasi waktu pada KTSP dengan SKS. 4. Implemenntasi dalam elemen standar penilaian pada mata pelajaran Geografi

kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan Kurikulum 2013, yaitu menggunakan penilaian autentik yang menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa berdasarkan proses dan hasil.

B. Saran

1. Untuk Guru

a. Guru hendaknya selalu mengarahkan siswa bahwa domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus mereka capai dengan seimbang. b. Guru hendaknya lebih tegas dalam pemberian sanksi dengan tidak

memberikan nilai bagi siswa yang terlambat mengumpulkan tugas, tidak ikut bekerja sama dalam kelompok, maupun siswa yang kedapatan mencontek, agar siswa merasa jera.

c. Guru hendaknya lebih kreatif dalam menentukan metode pembelajaran sehingga siswa yang memilliki kemampuan dibawah rata-rata (29%) dapat turut aktif dalam proses pembelajaran.

d. Guru hendaknya lebih aktif dalam mencari referensi melalui internet seputar Kurikulum 2013 sebagai alternatif karena belum mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 untuk guru mata pelajaran Geografi.


(4)

112

2. Untuk Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

a. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum hendaknya mencari arahan untuk dapat membuat jadwal dan membagi kelas mata pelajaran pillihan dengan sistematis.

b. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum hendaknya membuat alokasi waktu berdasarkan alokasi waktu mata pelajaran pada Kurikulum 2013 yang dikolerasikan dengan sistem kredit semester.

3. Untuk Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya dapat memfasilitasi guru mata pelajaran Geografi dengan pelatihan Kurikulum 2013 yang diadakan oleh sekolah untuk guru mata pelajaran Geografi.

4. Untuk Siswa

a. Siswa hendaknya lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas indivisu maupun tugas dalam kelompok.

b. Siswa hendaknya percaya diri dalam mengerjakan tugas individu maupun ulangan.

c. Siswa hendaknya mencari informasi mengenai standar kompetensi lulusan sehingga tidak lagi mengganggap domain pengetahuan adalah domain utama. d. Siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata hendaknya turut aktif


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Moch. 1992.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Bandung: Angkasa. Hamalik, O. 2001.Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hamalik,O. 2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hasan, H. 2013.Informasi Kurikulum 2013. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayat, Sholeh. 2013.Perkembangan Kurikulum Baru.Jakarta: Rosda.

Iskandar, H. 2013.Desain Induk Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Joko, Susilo. 2007.Kirukulum Tingkat Satuan Pendidikan, Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012.Dokumen Kurikulum 2013.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Kurikulum Kompetensi Dasar Geografi SMA/MA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Pengembangan Kurikulum 2013.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kuntjara. 2006.Penelitian Kebudayaan: Sebuah Panduan Praktis.Yogyakarta: Delta Buku.

Kusnandar. 2008 .Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(6)

Moleong, LJ. 2007.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2001.Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Parjito. 2013.Peranan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 64 Tahun 2013

Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rahmat, PS. 2009. Penelitian kualitatif. Malang: Universitas Brawijaya.

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumadi. 2006.Implementasi Manajemen Sistem Informasi Administrasi

Akademik Online (Studi Kasus di Universitas Lampung).Proposal Disertasi Program Pascasarjana Program Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Universitas Lampung. 2009.Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Lampung:

Universitas Lampung.

Wahyudin. 2008.Kurikulum, Pembelajaran, dan Evaluasi.Jakarta: IPA Abong. Widodo. 2012.Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan.Tasikmalaya: BPK