PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP
NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh
Yasmin Hussein
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuisertamendeskripsikanbagaimanapersepsisi
swaterhadapcaramegajar guru PKn di kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar
Lampung
tahunPelajaran
2013/2014.MetodepenelitianmenggunakanmetodeDeskriftifTeoritik.Sampelpeneli
tianberjumlah
23
responden.Teknikpokokpengumpulan
data
menggunakanangketdananalisis datamenggunakapersentase.
Persentasi paling besardaripersepsisiswaterhadapcaramengajar guru Pkn di kelas
VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahunpelajaran 2013/2014
adalahpadaindikatorpandanganterhadapcaramengajar guru yaitusebesar 73,91%.
Kata kunci :Persepsisiswa, caramengajar guru


ii

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKn
DI KELAS VIIIB SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh
Yasmin Hussein

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PKn

2014

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKn
DI KELAS VIIIB SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
(Skripsi)

Oleh:
YASMIN HUSSEIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PKn
2014

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukurkepada Allah SWT yang
takterhinggadankerendahanhati,
kupersembahkankaryasederhanainikepada:

Keduaorangtuaku, Bapak Hi.Burhanuddin Hussein
danIbuHj. Nurlina yang sangatakucintai,
kusayangidanakubanggakan, terimakasihatascinta,
kasihsayang, doa, dukungan,
semangatdansegalapengorbanannya demi keberhasilanku.
Ketigakakakku yang kubanggakan, Dr, Mulimah, Rio, S.T
dan Adam,
terimakasihatassegalacintadankasihsayangnyatelahmenduk
ungdanmendoakankeberhasilanku.
Mba Dian yang
selalumemberikansemangatnyadalammenyelesaikanskripsik
u.
Keluargabesarkuynagterusmemberikandukungandandoadal
ammenantikeberhasilanku.
SahabatkuSepti, Novita, MutidanHanggi, yang
telahmenjadikeluargakeduakudansellaumendukungsertamen
emanikusaatkusenangdansedih.
Seluruh guru danDosen yang
telahdengansabarmembimbingdanmengarahkankuhinggaaku
berhasil.

Almamaterkutercinta, universitaslampung.

vii

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 16 Mei 1990
yang merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan
bapak Burhanuddin Hussein dan Ibu Nurlina.
Pendididkan formal yang pernah ditempuh, TK Al Hikmah yang diselesaikan
pada tahun 1993 berijazah, Sekolah Dasar di SD Negeri Mandai Makassar yang
diselesaikan pada tahun 2002 berijazah, Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 21 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005 berijazah, dan Sekolah
Menengah Atas di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun
2008 berijazah.
Pada tahun 2009, diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi
Pendidikan Kewarganegaran melalui jalur ujian mandiri dan dengan skripsi ini
peneliti akan segera menamatkan pendidikannya pada jenjang S1.


vi

MOTO
Janganlahkamubersikaplemah, danjanganlah
pula kamubersedihhati, padahalkamulah
orang-orang yang paling tinggiderajatnya,
jikakamu orang-orang yang beriman.
(QS Al-Imran ayat 139)

viii

SANWACANA

Bismillaahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
Hidayah-NYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Persepsi Siswa Terhadap Cara Mengajar Guru Di Kelas VIIIB SMP Negeri
21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung.

Di dalam penelitian ini, peneliti banyak menghadapi kesulitan hingga menuju
tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan moral maupun spiritual
serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati
dengan baik. Oleh Karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Drs. Holilulloh, M.Si selaku Pembimbing I, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd.
selaku Pembimbing II sekaligus sebagai Pembimbing Akademik, Bapak Hermi
Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PPKn Sekaligus Pembahas I, dan
bapak M. Mona Adha,S.Pd., M.Pd. selaku Pembahas II.
Ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada :

ix

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M.S. sealku Pembantu Dekan I fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Hi Iskandarsyah, M.H.


selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5. Bapak Drs. Hi Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan social Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Seluruh bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan lampung.
7. Ibu Hj. Yuliati, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
8. Ibu Marida, S.Pd., Ibu Asmana, S.Pd., dan Ibu Marti Sari, S.Pd. serta seluruh
jajaran guru SMP Negeri 21 Bandar lampung yang telah membantu peneliti.
9. Seluruh siswa kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang
telah bersedia menjadi responden.
10. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Bapak Hi. Berhanuddin Hussein
dan Ibu Hj. Nurlina yang telah memberikan doa dan dukungan semangat demi
keberhasilanku.

x


11. Ketiga kakakku Dr. Muslimah Hussein, Rio Hussein, S.T dan Adam yang
selalu aku bnaggakan yang selalu memberikan doa dan semangat untuk
menemani perjuanganku.
12. Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku.
13. Sahabat terbaik dan keluarga keduaku, Septi dan hanggi, yang selalu menemani
perjuanganku dan memberikan dukungan baik dalam keadaan senang maupun
sedih. Semoga kita menjadi orang yang sukses sesuai dengan yang kita
harapkan, amin.
14. Teman-teman seperjuanganku, Yunita Purwaningsih, Novita, Adit, Nurul,
Vera, Edwin, Toni, Cahya, Putri, Leni, Roma, I Ketut Susana, Eko, Stela,
Ladyanst, heni, Roni, Neni, Nyi ayu, Evvi, Hestia, agus, Stepahanus, John,
Isabella, Febrinia, septilia Ranti, azkiya, Azkiya, reni, Rindi, Mutya, yella,
Yeni, Purba, angga yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini.
15. Keluarga besar di Bandar Lampung.
16. Seluruh teman-teman seperjuangan PPKn angkatan 2009, terimakasih atas
kebersamaan, canda tawa, sukacita dan perjuangan yang telah dilalui bersama.
17. Keluarga besar Civic Education kakak-kaka angkatan 08, adik tingkat angkatan
2010-2013. Terimakasih atas kebersamaan dan kerjasamanya.
18. Sahabat-sahabatku semasa PPL dan KKn di SMP Negeri 1 Liwa lampung
Barat, martin, Rizky, Dimas, febi Novi, Sukmawati, Desvi, Mutia, Rindi

Kurniawati, arum Puspitasari, Roro dan Engla, terimakasih untuk setiap
peristiwa, perjuangan dan kebersaman yang telah kita lewati selama PPL dan
KKN.

xi

19. Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung terima kasih atas segala kebaikannya dan semoga Allah SWT selalu
memberikan balasan atas kebaikan itu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung,
Peneliti

Yasmin Hussein

xii


Juli 2014

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
MOTO ........................................................................................................... viii
SANWACANA ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
I.

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah .........................................................................
B. IdentifikasiMasalah ..............................................................................
C. PembatasanMasalah .............................................................................
D. RumusanMasalah .................................................................................
E. TujuanPenelitian...................................................................................
F. KegunaanPenelitian ..............................................................................
a. SecaraTeoritis ..........................................................................
b. SecaraPraktis ...........................................................................
G. RuangLingkupPenelitian ......................................................................
1. RuangLingkupIlmu ........................................................................
2. RuangLingkupSubjekPenelitian .....................................................
3. RuangLingkupObjekPenelitian ......................................................
4. RuangLingkup Wilayah Penelitian ................................................
5. RuangLingkupWaktuPenelitian .....................................................

1
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
9

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DeskripsiTeori ......................................................................................
1. PersepsiSiswa .................................................................................
1.1 PengertianPersepsi .........................................................................
1.2 PersepsiSiswa ...........................................................................
2. PengertianBelajar ...........................................................................
3. Proses BelajarMengajar..................................................................
4. Guru .............................................................................................
4.1 Profesi Guru ............................................................................

10
10
10
12
14
18
20
20

4.2 Pengertian Guru .......................................................................
5. Cara mengajar Guru ......................................................................
6. MotivasiBelajar ................................................................................
7. MinatBelajar .....................................................................................
B. KerangkaPikir .....................................................................................

21
23
24
29
33

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. MetodePenelitian ..................................................................................
B. Populasidansampel ...............................................................................
1. Populasi ..........................................................................................
2. Sampel ............................................................................................
C. VariabelPenelitian ................................................................................
D. DefinisiKonseptualdanDefinisiOperasional .........................................
1. DefinisiKonseptual .........................................................................
2. DefinisiOperasional variable ........................................................
E. RencanaPengukuranVariabel ...............................................................
F. TeknikPengumpulan data ...................................................................
1. TeknikPokok ..................................................................................
a. Angket ......................................................................................
2. TeknikPenunjang ............................................................................
a. Wawancara ...............................................................................
b. Dokumentasi.............................................................................
G. UjiValiditasidanReliabilitas .................................................................
1. UjiValiditas......................................................................................
2. UjiReliabilitas ..................................................................................
H. TeknikAnalisis Data ...........................................................................

34
34
34
35
35
36
36
36
38
38
38
38
39
39
39
39
39
40
41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GambaranUmumdanLokasiPenelitian .................................................
1. Sejarah SMP negerio 21 Bandar Lampung ...................................
2. VisidanMisi SMP Negeri 21 Bandar lampung ................................
a. VisiSekolah................................................................................
b. MisiSekolah ...............................................................................
3. Keadaan Guru di SMP Negeri 21 Bandar lampung ........................
B. Deskripsi Data ...................................................................................
1. Pengumpulan Data ......................................................................
2. Penyajian data .............................................................................
C. Pembahasan .........................................................................................

52
52
52
52
53
53
54
54
55
83

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 89
B. Saran ................................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

GambarHalaman
2.1 SkemaKerangkaPemikiranPeneliti ...........................................................

36

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan diberbagai
bidang kehidupan. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia
yang berkualitas. Salah satu usaha untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu proses dan usaha manusia didalam menggali dan
mengembangkan potensi diri anak didik yang di dapat melalui suatu proses
pembelajaran atau cara lainnya yang telah diakui dan diketahui masyarakat
guna menyiapkan manusia untuk mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat
yang berdaya guna dan mampu ikut serta dalam pembangunan bangsa.

Pendidikan semakin dituntut perannya untuk dapat menghasilkan manusia
Indonesia yang berkulitas, yang dapat mengembangkan potensi dirinya yang
diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang dari waktu kewaktu semakin berkembang
pesat. Agar mereka

tumbuh sebagai anak bangsa yang berbudi luhur,

2

berkarakter dan berakhlak mulia dengan iman dan taqwa yang kuat, serta
memiliki kecerdasan, kecakapan dan kemauan bekerja keras.
Pendidikan memiliki fungsi utama dalam kehidupan, sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pasal 2 yakni :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkemnbangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi
warga Negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 bab IV, “pendidikan
dilaksanakan melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Didalam jalur
pendidikan formal dikenal 3 jenjang pendidikan yaitu, jenjang pendidikan
dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan tinggi”.
Pendidikan formal bukan hanya menambah kesempatan untuk meningkatkan
perkembangan sosial seorang anak, tetapi juga akan menimbulkan kemampuan
untuk menyesuaikan diri, sehingga dapat mendorong si anak untuk bertingkah
laku sesuai dengan yang diinginkan oleh sekolah, karena tugas utama sekolah
adalah mengembangkan siswa, yang berarti tidak hanya semata-mata
menjadikan mereka pintar dan terampil, tetapi juga harus mampu
menumbuhkembangkan siswa agar menjadi pribadi yang sehat jasmani dan
rohani, sadar dan bertanggung jawab akan keberadaan dirinya baik sebagai
pribadi, sebagai mahluk Yuhan Tang Maha Esa, sebagai warga negara yang
baik maupun sebagai mahluk sosial yang merupakan bagian yang tak

3

terpisahkan dari lingkungannya. Salah satu pemecahannya terletak kepada
bimbingan guru yang terampil dan simpatik.
Seorang guru adalah seorang yang telah menyerahkan dirinya dalam organisasi
sekolah, dia tidak bisa melakukan tindakan dan berperilaku sesuai keinginan
sendiri, tetapi harus dapat menyesuaikan diri dengan peran dan tugasnya sesuai
peran dan tuntutan tugas serta aturan organisasi yang menjadi kewajiban bagi
seorang guru. Oleh karena itu, guru harus bisa mengatur dalam arti mengelola
secara optimal apa yang menjadi peran dan tugasnya disekolah.
Guru adalah pelayan, untuk mengantar siswa pada masa depan yang lebih baik
dalam hidup dan kehidupan, dalam ketidakpastian masa depan yang mungkin
sedikit dapat dipastikan. Sementara siswa adalah manusia utuh, maka terimalah
dia apa adanya. Siswa adalah individu yang utuh dengan keseluruhan sikap,
prilaku, kepribadian serta latar belakang sosial budayanya. Guru tidak bergaul,
berinteraksi dengan salah satu aspeknya saja tetapi dengan keseluruhannya.
Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan siswa
sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian (concern), rasa peduli
(caring), rasa berbagi (sharing), dan kebaikan yang tulus (kindness).

Burhanuddin menggambarkan beberapa hal mengenai akhlak/kode etik guru
yang harus diperhatikan dalam mendidik siswa dalam Zuriah (2007:109), yaitu
sebagai berikut:
1. Berniat dengan ikhlas maksudnya hendaklah guru mengajarkan ilmu
yang dimilikinya dengan penuh keikhlasan hati karena mengharap
keridhoan Allah SWT.
2. Kasih sayang, hendaklah seorang guru merasa diri sebagai orang tua
yang memandang anak didiknya seolah-olah sebagai anaknya

4

sendiri. Guru haruslah bersikap menyayangi anak didiknya dan
membimbingnya seperti anaknya sendiri.
3. Hikmah kebijaksanaan yang berarti guru harus berlaku bijaksana
dalam mengajar.
4. Memilih waktu yang tepat untuk menjaga kebosanan anak didiknya.
5. Memberi teladan, guru tidak hanya mengajar dalam bentuk lisan,
yang lebih penting ialah guru harus memberikan contoh perbuatan
(teladan) baik yang mudah ditiru oleh anak didiknya.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyebutkan
bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi,
peserta didik ...”. Dalam Sardiman (2007:143) Prey Katz menggambarkan
“peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihatnasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam
pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai
bahan yang diajarkan”.
Guru memang seorang pendidik, sebab dalam pekerjaannya ia tidak hanya
mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa
keterampilan dan terutama sikap tanggung jawab anak didik. Mendidik
tanggung jawab seseorang tidak cukup hanya mengajarkan sesuatu
pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan itu harus diterapkan oleh guru
pada siswanya, dengan guru sebagai idolanya. Dengan pendidikan dan
penanaman nilai-nilai yang terkandung pada berbagai pengetahuan yang
dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap dan tingkah laku gurunya,
diharapkan siswa dapat menghayati keteladanan dan pendidikan sehingga halhal tersebut menjadi miliknya, dan dapat menumbuhkan sikap mental tanggung
jawab. Jadi tugas seorang guru bukan sekedar menumpahkan semua ilmu

5

pengetahuan tetapi juga mendidik seseorang menjadi warga negara yang baik,
menjadi seseorang yang berpribadi baik dan utuh. Mendidik berarti
mentrasnfer nilai-nilai kepada siswanya. Nilai-nilai tersebut harus diwujudkan
dalam tingkah laku sehari-hari.
Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil
belajar mengajar tersebut. Pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya
nilai yang dicapai siswa dan daya serap siswa serta prestasi siswa yang berupa
nilai hasil raport. Serta guru harus mengembangkan suatu keterampilan
mengajar yang juga dijadikan penggerak penemuan dan pengembangan fakta
dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap
Menurut Sumadi Suryabrata (2002:233) “Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor
yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksogen), dan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri siswa (faktor indogen).” Faktor yang terdapat dalam diri
siswa adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan
kebiasaan siswa. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar siswa
adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan
cara mengajarnya, kurikulum dan sebagainya.
Menurut Jeane Rini P (2003:2) “prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru”. Di Indonesia alat ukur evaluasi hasil belajar disebut tes hasil belajar.
Kedua tes ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuah progam

6

pengajaran dan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan
kemampuan kognitifnya.
Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tujuan proses pembelajaran
diperolehnya hasil optimal melalui optimalisasi proses pembelajaran tersebut,
diharapkan para peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan
memuaskan. Tetapi, dalam kenyataannya menurut Daharnis (2006:43-44)
“prestasi belajar menunjukkan masih banyaknya siswa yang memperoleh
prestasi belajar rendah”. Khususnya bila dikaitkan dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Gejala umum yang terjadi dengan prestasi belajar yang
muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa
yang berangggapan bahwa hasil belajar yang diperoleh tergantung pada nasib
dan bukan usaha dan kerja keras. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan
maka dampaknya mutu pendidikan dan sumber daya manusia rendah, sehingga
menimbulkan pengaruh rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.
Proses belajar mengajar siswa akan menimbulkan persepsi siswa terkait dengan
penglihatannya terhadap seorang guru. Faktor tersebut kemudian akan dapat
dirangsang dan menantang siswa untuk terlibat penuh dalam proses belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar tujuan akhir yang dicapai oleh siswa
ataupun yang diharapkan orang tua adalah prestasi belajar yang baik di bangku
sekolah. Pada umumnya semakin baik usaha belajar mengajar akan semakin
baik pula prestasi yang dicapai.

7

Suatu interaksi belajar mengajar di dalamnya terdapat partisipasi siswa yang
satu dengan yang lain berbeda-beda dalam hal keaktifannya. Ada sikap siswa
yang terlibat aktif dalam suatu interaksi edukatif juga ada pula siswa yang
bersikap kurang aktif. Siswa

aktif dalam proses belajar mengajar jika

kemampuan gurunya baik dan sebaliknya. Dengan adanya keterampilan guru
yang baik maka akan memberikan persepsi siswa yang baik pula sehingga
tercipta keberhasilan siswa dalam belajar
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “ Persepsi Siswa Terhadap Cara Mengajar Guru PKn
di Kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang timbul
dalam penelitian ini dapat diindentifikasikan sebagai berikut ;
1. Metode belajar yang digunakan guru belum bervariasi dan kurang
menantang siswa untuk giat belajar.
2. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran.
3. Guru kurang memberi motivasi.
4. Guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
masalah yang akan diteliti dibatasi mengenai persepsi siswa terhadap cara

8

mengajar guru PKn di kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana persepsi siswa terhadap cara mengajar guru PKn di kelas
VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan bagaimana
persepsi siswa terhadap cara megajar guru PKn di kelas VIIIB SMP Negeri 21
Bandar Lampung tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara

teoritis

penelitian

ini

berguna

untuk

memperkaya

dan

mengembangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu pendidikan
khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang pendidikan
moral pancasila dalam aplikasi sikap siswa terhadap cara mengajar guru di
kelas.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siswa agar dapat
memaksimalkan dan mengapresiasikan siswa terhadap cara mengajar
guru sehingga mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.

9

b. Bagi guru, dapat memberikan masukan agar guru dapat lebih kreatif dan
inovatif dalam melakukan pembelajaran terhadap siswa.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian

ini

termasuk

dalam

ruang

lingkup

Ilmu

Pendidikan

Kewarganegaraan, khususnya dalam kajian pendidikan dan Moral, karena
penelitian ini berguna dalam mengkaji mengapresiasi sikap siswa terhadap
cara mengajar guru.
2. Ruang Lingkup subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
3. Ruang Lingkup Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap cara mengajar guru
kelas.
4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian ini adalah SMP Negeri 21 Bandar Lampung.
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkan surat izin penelitian oleh
Dekan FKIP Universitas Lampung sampai dengan selesainya penelitian

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1.

Persepsi Siswa
1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi sebagai proses bagaimana menyeleksi, mengatur dan
menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita,
2002: 21) berpendapat bahwa “Persepsi adalah suatu proses
pemberian arti atau makna terhadap lingkungan”. Dalam hal ini
persepsi mencangkup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (input),
pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang
telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan
pembentukan sikap.
Walgito (dalam Hamka, 2002: 16) mengemukakan bahwa “Persepsi
seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan
hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu
kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya
yang

relevan

dalam

menanggapi

stimulus”.

Individu

dalam

11

hubunganya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk
dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera
dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia
luar. Agar proses pengamatan itu terajadi, maka diperlukan obyek
yang diamti alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan
langkah pertamasebagai suatu persiapan dalam pengamatan. Persepsi
dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang
akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang bertindak.
Persepsi menurut asal katanya berasal dari bahasa inggris perception
yang diartikan sebagai tanggapan (penerimaan langsung dari suatu
serapan). Menurut Jalaludin rachmat (1995: 51) bahwa “Persepsi
merupakan pengalaman tentang obyek, atau hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Jalaludin
juga menambahkan bahwa “persepsi memberikan makna pada
stimulus indrawi (sensory stimulus).
Menurut Slameto (1995: 102) “Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia”.
Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan
dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya,
peraba, perasa, dan pencium.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2001: 12) ”membedakan persepsi menjadi
dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan
yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana

12

seseorang melihat sesuatu”. Sedangkan pandangan yang luas
mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Sebagaian besar dari individu menyadari bahwa
dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan,
jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat
sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintergrasikan penerapan
kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau
konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut.
Berdasarkan definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
persepsi merupakan suatu konsep bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi dan
pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya
untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. Jadi, faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan
struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses
belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis.
Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum
yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat.
1.2 Persepsi Siswa
Noeng Muhadjir (dalam Arif Rohman, 2009: 105) mengemukakan
“Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan
melibatkan pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam

13

aktivitas pendidikan, aktor penting tersebut adalah subjek yang
memberi disebut pendidik, sedangkan subjek yang menerima disebut
peserta didik.
Istilah peserta didik pada pendidikan formal di sekolah jenjang dasar
dan menengah dikenal dengan nama anak didik atau siswa. Siswa
merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh guru.
Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan
bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah
kedewasaan. Dengan demikian siswa adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui pendidikan
Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan
oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang
diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia
yang

berilmu

pengetahuan,

berketrampilan,

berpengalaman,

berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri.
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perekembangan
seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama
perkembangan masing_masing anak pada setiap aspek tidak selalu
sama.
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun
kepribadian. Dalam proses belajar mengajar, karakteristik para siswa

14

sangat perlu diperhitungkan lantaran dapat mempengaruhi jalannya
proses dan hasil pembelajaran siswa yang bersangkutan.
Persepsi siswa merupakan proses perlakuan siswa terhadap informasi
tentang suatu objek yang berlaku dalam lingkungan sekolah
khususnya dalam ruangan kelas melalui pengamatan dengan indra
yang

dimiliki,

sehingga

siswa

dapat

memberi

arti

serta

mengintepretasikan objek yang diamati.
2.

Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia adalah “Berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.
Sardiman (2011: 21) mengemukakan “belajar adalah rangakaian kegiatan
jiwa-raga, psikofisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Garret dalam sagala (2010: 13)
mendefinisikan “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam
waktu lama melalui latrihan maupun pengalaman yang membawa pada
perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang”.
Menurut Moh. Surya (1981: 32) “Belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan”.

15

Sedangkan menurut sunarya (1989: 1), “Belajar merupakan suatu
kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan
tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan
keterampilan”. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah
laku yang positi, artinya untuk mencari kesempurnaan hidup. Trianto
(2009: 16) mengemukakan bahwa “Belajar merupakan perubahan pada
imdifidu

yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena

pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya, maupun karakteristik
sseorang sejak lahir”.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah usaha
sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan
tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung
ataupun tidak langsung. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta
didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak
memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak
bertambah maka dapat dikatan bahwa belajarnya belum sempurna.
Sumadi Suryabrata (1981: 2) memberikan ciri-ciri kegiatan belajar yaitu:
1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilakan perubahan pada diri
individu yang belajar baik actual maupun potensial.
2. Perubahan yang didapat sesungguhnya adalah kemampuan baru, yang
berlaku dalam waktu yang relative lama.
3. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha dari diri setiap individu.

16

Pada kegiatan belajar, juga harus memperhatikan apa yang disebut
dengan tujuan belajar. Tujuan belajar merupakan komponen system
pembelajaran yang sangat penting, hal ini dikarenakan semua hal yang
dilakukan dalam sebuah pembelajaran dilaksanakan atas dasar tujuan
belajar. Tujuan belajar sangatlahbermacam dan bervariasi. Lazimnya
adalah untuk mencapai tindakan instruksional yang biasanya
berbentuk pengetahuan, kemampuan berfikir kritis, kreatif dan sikap
terbuka.
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),
maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan
usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
3. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap
atau dapat disimpan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan
fisik/kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh
obat-obatan.
Menurut bloom, tujuan belajar diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
yaitu :
a. Kognitif

17

1. Pengetahuan, berupa pengenalan dan pengingatan kembali
terhadap fakta-fakta yang telah dsepakati.
2. Pemahaman, berupa kemampuan mengerti tentang isi pelajaran.
3. Penerapan,

kemampuan

menggunakan

generalisasi

atau

abstarksi lainnya sesuai dengan situasi yang kongkrit.
4. Analisi, merupakan kempuan menjabarkan isi pelajaran ke
bagian-bagian yang menjadi unsure pokok.
5. Sintesis, kemampuan menggabungkan unsure-unsur pokok
menjadi struktur baru.
6. Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajarn untuk
suatu tujuan tertentu.
b. Afektif
1. Menerima, berupa perhatian terhadap stimulus secara pasif yang
meningkat secara aktif.
2. Merespon, merupakan kesengajaan untuk menanggapi stimulus
dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan.
3. Menilai, kemampuan menilai gejala atau kegiatan untuk mencari
jalan untuk mengambil sesuatu yang terjadi.
4. Mengorganisasi, membentuk suatu system nilai bagi dirinya
berdasarkan nilai-nilai yang diresponnya.

18

5. Karakteristik, kemampuan untuk mengonseptualisasi masingmasing nilai waktu merespon dengan jalan mengidentifikasikan
karakteristik nilai atau membuat pertimbangan.
c. Psikomotor
1. Gerak tubuh, kemampuan gerakan tubuh yang menekankan pada
kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh.
2. Koordinasi gerak, ketepatan berbagai organ tubuh yang
dikoordinasikan.
3. Non verbal, komunikasi tanpa kata, kemampuan menggunakan
bahasa isyarat.
4. Perilaku bicara, kemampuan berbicara yang berhubungan
dengan kemapuan berkomunikasi secara lisan.
3. Proses Belajar Mengajar
“Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai” (Hamzah, 2009: 54). Oemar
Hamalik (2005: 154) mendefinisikan “belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Belajar
menurut Suhaenah Suparno (2001: 2) merupakan “suatu aktivitas yang
menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari
upaya-upaya yang dilakukannya”. “Mengajar adalah penciptaan sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar” (JJ. Hasibuan

19

dan Moedjiono, 2002: 3). Menurut Suryosubroto (2002: 19), “mengajar
pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien”. Suryo
subroto melanjutkan “proses belajar mengajar yaitu meliputi kegiatan
yang dilakukan guru mulai dari perencanaan pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran”.
Menurut Martinis Yamin (2007: 59), “proses belajar mengajar
merupakan proses yang sistematik, artinya proses yang dilakukan oleh
guru dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan sub-sub, bagian,
komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan”. Menurut Hamzah (2009: 54) sesuai dengan 4
Pilar UNESCO bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan :
a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan
menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari
fenomena yang terdapat dalam lingkungannya.
b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik
menghayati proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.
c. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan
lahirnya manusia terdidik yang mandiri.
d. Learning to life together, yaitu pendekatan melalui penerapan
paradigma ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan

20

pendekatan

menyelidik

akan

memungkinkan

peserta

didik

menemukan kebahagiaan dalam belajar.
“Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri
dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai
tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya” (Oemar Hamalik, 2003:
77).
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
belajar mengajar adalah interaksi semua komponen atau unsur yang
terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan.
4. Guru
4.1 Profesi Guru
Kata profesi idientik dengan kata keahlian. Jarvis via Yamin (2007: 3)
mengartikan “seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai
seorang ahli (expert)”. Pada sisi lain, profesi mempunyai pengertian
seseorang

yang

menekuni

pekerjaan

berdasarkan

keahlian,

kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan intelektualitas.
Sardiman (2009: 133) berpendapat secara umum “profesi diartikan
sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam
science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk
diimplementasikan dalam kegiatan yang bermanfaat”. Pengertian

21

profesi menurut Sardiman ini dikuatkan dengan pengertian profesi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI
(2005: 897), kata “profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya)
tertentu”.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai istilah profesi dapat
disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan
keterampilan khusus untuk melakukannya. Karena dua kata kunci
dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan keterampilan khusus, maka
guru merupakan suatu profesi. Hal ini dikuatkan dengan pendapat
Uno. Menurut Uno (2008: 15), “guru merupakan suatu profesi, yang
berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru
dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
kependidikan”.
4.2 Pengertian Guru
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6,
“pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”. Dengan kata
lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik.

22

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377), yang dimaksud
dengan “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar”. Pengertian guru menurut KBBI di atas, masih
sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang
sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang seorang
guru diperlukan definisi-definisi lain.
Suparlan dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Efektif”,
mengungkapkan hal yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut
Suparlan (2008: 12), “guru dapat diartikan sebagai orang yang
tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal,
maupun aspek lainnya”. Namun, Suparlan (2008: 13) juga
menambahkan bahwa secara legal formal, “guru adalah seseorang
yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun
pihak swasta untuk mengajar”.
Selain pengertian guru menurut Suparlan, Imran juga menambahkan
rincian pengertian guru. Menurut Imran (2010: 23), “guru adalah
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas
utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah”.
Berdasarkan pengertian-pengertian guru diatas, dapat disimpulkan
bahwa guru adalah seseorang yang telah memperoleh surat keputusan

23

(SK) baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi
yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk
mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan
utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.
5. Cara mengajar Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cara diartikan sebagai jalan,
aturan, sistem yang dilakukan seseorang untuk berbuat sesuatu, Setiap
orang mempunyai cara yang berbeda-beda satu sama lain dalam
mengekspresikan kemampuannya karena cara merupakan karakter dari
pemiliknya, yang dalam hal ini adalah cara yang digunakan oleh seorang
pengajar.
Mengajar menurut Hamalik (1992:8) adalah “aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan
kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efisien”.
Mengajar menurut Hartwig Schroder (1976) dikutip dari Prof. Dr. H.
Sahabuddin dalam bukunya yang berjudul mengajar dan belajar, 2007.
“mengajar adalah prosedur mewariskan pengalaman dengan tujuan
menyebabkan belajar berlangsung”. Sedangkan Sudjana (1989:7)
mendefinisikan “mengajar sebagai bimbingan (membimbing) kegiatan
siswa belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada
disekitar siswa sehingga dapat mendorong siswa belajar”. Mengajar
menurut Sudjana (1991: 29), dikutip dari Syaiful Bahri dalam bukunya

24

yang berjudul Pengembangan ilmu Pendidikan, 1974,

menyatakan

bahwa “Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, megorgabisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik,
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan
proses belajar”. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses
memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan
proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang definisi cara dan mengajar dapat
disimpulkan bahwa cara mengajar adalah jalan, aturan, atau sistem yang
diterapkan oleh seorang pengajar dalam mengorganisasi dan mengatur
lingkungan

pembelajaran

sebaik-baiknya

sehingga

menciptakan

kesempatan bagi anak didik untuk melakukan pembelajaran secara
efisien dan dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik agar
tercapai tujuan pembelajaran berupa prestasi belajar yang baik.
6. Motivasi belajar
Motivasi dapat menjadi masalah yang penting dalam pendidikan apalagi
dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Didalam
belajar banyak siswa yang kurang termotivasi terhadap pelajaran
termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk
mencapai suatu tujuannya

25

Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, bila guru tidak
mampu meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya Siswa
segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.
Bahan pelajaran yang menarik motivasi siswa, lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena motivasi menambah semangat kegiatan belajar. Motivasi
belajar merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan
mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Maka motivasi harus
ada dalam diri seseorang, sebab motivasi merupakan modal dasar untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi harus menjadi pangkal
permulaan dari pada semua aktivitas.
Beberapa pengertian motivasi menurut para ahli antara lain :
1) Menurut Sardiman (2007: 73), “Motif diartikan sebagai daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan
aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Berawal dari kata “motif”
itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif.
2) Slavin yang dikutip oleh Catharina Tri Anni, et al. (2006: 156),
“Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu,
dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus”.

26

3) Menurut Slameto (2010: 170) menyatakan bahwa “Motivasi adalah
suatu

proses

yang

menentukan

tingkah

kegiatan,

intensitas,

konsistensi,serta arah umum dari tingkah laku manusia”.
4) Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198),
“Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan”.
5) Secara psikologi, “Motivasi berarti usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya”. (KBBI, 2001: 756)
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam
diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subyek itu dapat tercapai.
Menurut Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan
Sunarto (2010 : 16), “Belajar adalah suatu proses perubahan perubahan
didalam manusia, ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitan dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain”. Jadi dalam
kegiatan belajar terjadinya adanya suatu usaha yang menghasilkan

27

perubahan-perubahan itu dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini juga dikemukakan oleh Dimyati Mahmud (1989 : 121122) yang menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung dan terjadi dalam diri seseorang k

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS, AKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR DAN CARA PENILAIAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 69

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 9 110

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 78

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 25 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 70

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 BUMI AGUNG LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 90

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 11 73

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 73