PERSEPSI GURU TERHADAP PERMENDIKBUD NOMOR 160 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PERMENDIKBUD NOMOR 160 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2006 DAN

KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh HARIS FAJRIN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap Permendikbud nomor 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Seputih Agung yang sekaligus juga menjadi sample dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memahami dan setuju dengan adanya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 49% menyatakan paham, 46.8% menyatakan setuju dan memiliki harapan yang tinggi mengenai ketercapaian tujuan peraturan ini, yaitu untuk mengevaluasi implementasi kurikulum 2013 dan melatih guru tentang kurikulum 2013 ini yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu sebesar 53.19% memiliki harapan tinggi.


(2)

PERSEPSI GURU TERHADAP PERMENDIKBUD NOMOR

160 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN

KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013

DI SMA NEGERI 1 SEPUTIHAGUNG

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Haris Fajrin

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Haris Fajrin dilahirkan di Desa Bandar Jaya pada tanggal 09 Maret 1993, Anak pertama dari tiga bersaudara buah cinta kasih dari pasangan Bapak Marna, S.Pd dengan Ibu Susilawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadiyah dan Sekolah Dasar Negeri 5 Bandar Jaya pada tahun 2005, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Terbanggi Besar pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN tertulis.

Selama masa perkuliahan penulis juga menempa pengalaman organisasi dengan ikut menjadi staff bidang pengabdian masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Unila tahun 2013-2014, staff bidang pendidikan Himpunan Mahasiswa Pendidikan IPS (HIMAPIS) FKIP Unila tahun 2012-2013, Ketua Umum Forum Pendidikan Kewarganegaraan (FORDIKA) FKIP Unila 2013-2014.


(7)

Penulis juga telah melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Jogjakarta, Bandung, Jakarta pada bulan Februari 2012. Kemudian melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Pagar Dewa dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Basungan Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Lampung Barat Juli-September 2014.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur yang tak terhingga

kepada Allah SWT, Kupersembahkan karya ini sebagai tanda

bakti dan sayangku

kepada :

Kedua orang tuaku,

Ayahanda Marna, S.Pd. dan Ibunda Susilawati

yang sangat Kucintai, Kusayangi, dan Kubanggakan,

terimakasih atas kasih sayang, do’a

, dukungan, semangat,

dan pengorbanan demi keberhasilanku.

Terima kasih telah menjadi motivasi terbesar dalam hidupku.


(9)

MOTO

Pendidikan Adalah Senjata yang Paling Hebat yang Bisa

Kamu Gunakan untuk Mengubah Dunia".

(Nelson Mandela)

Niat yang Baik Akan Menghasilkan Sesuatu yang Baik,

InsyaAlloh


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTO ... vii

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Perumusan Masalah ... 8

1.5Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

1.5.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.5.2 Kegunaan Penelitian... 9

a. Kegunaan Teoritis ... 9

b. Kegunaan Praktis ... 9

1.6.Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu ... 10

1.6.2 Ruang Lingkup Subyek Penelitian ... 10

1.6.3 Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 10

1.6.4 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 10

1.6.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 10

II. TINJUAN PUSTAKA 2.1 DeskripsiTeoritis ... 11

2.1.1 Tinjaun Persepsi ... 11

2.1.2 Tinjauan Kurikulum ... 14

2.1.3 Kurikulum 2013 ... 20

2.1.4 Kurikulum 2006 ... 22


(11)

2.3 KerangkaPikir ... 26

III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 27

3.2 Populasi dan Sampel ... 28

3.2.1 Populasi ... 28

3.2.2 Sampel ... 29

3.3 Variabel Penelitian ... 29

a.Variabel Bebas (X) ... 29

b.Variabel Terikat (Y) ... 30

3.4 Definisi Operasional... 30

3.5 RencanaPengukuran Variabel ... 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6.1 Teknik Pokok ... 31

3.6.2 Teknik Penunjang... 32

3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 32

3.7.1 Uji Validitas ... 32

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 32

3.8 Teknik Analisis Data ... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-Langkah Penelitian ... 35

4.1.1 Pengajuan Judul ... 35

4.1.2 Penelitian Pendahuluan ... 36

4.1.3 Pengajuan Rencana Penelitian ... 37

4.1.4 Pelaksanaan Penelitian ... 37

a. Persiapan Administrasi ... 37

b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 38

4.1.5 Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 38

a. Analisis Validitas Angket ... 38

b. Analisis Uji Reliabilitas Angket ... 39

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

4.2.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Seputih Agung ... 44

4.2.2 Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Seputih Agung ... 45

4.2.3 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Seputih Agung ... 46

4.2.4 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Seputih Agung ... 46

4.2.5 Keadaan Guru dan Karyawan ... 47

4.3 Analisis Data ... 47

4.3.1 Pengumpulan Data ... 47

4.3.2 Penyajian data ... 48

4.3.2.1 Indikator Pemahaman Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ... 48

4.3.2.2 Indikator Tanggapan Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ... 51


(12)

4.3.2.3 Indikator Harapan Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

... 53

4.4 Pembahasan ... 55

4.4.1 Indikator Pemahaman Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ... 56

4.4.2 Indikator Tanggapan Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ... 57

4.4.3 Indikator Harapan Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ... 59

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Persepsi Guru Terhadap Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/205”. Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing I dan Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H. selaku pembimbing II, serta ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si.Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum


(14)

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnaen, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PPKn, terima kasih atas saran dan masukannya.

7. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku pembahas I dan Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terima kasih atas saran dan masukannya.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan yang diberikan.

9. Bapak Siswanto, S.Pd., M.M., selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.

10.Bapak dan Ibu Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.

11.Kedua orang tuaku tercinta Sumarna, S.Pd. dan Susilawati serta adik-adikku Radian Ulfa dan Fiyola Ulfa Damayanti, terimakasih atas doa, senyum, airmata, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan


(15)

dan semua pengorbanan kalian untukku yang tiada terkira benilaianya dari segi apapun untukku.

12.Seluruh Bapak Ibu Guruku terimakasih atas segala yang telah kalian ajarkan, yang mendewasakanku dalam bertutur, berfikir dan bertindak. 13.Keluarga Besar Forum Pendidikan Kewarganegaraan (FORDIKA)

Universitas lampung yang menjadi tempat berorganisasi, diskusi, bercengkrama terima kasih atas bantuan dan pengalaman yang telah diberikan selama ini.

14.Sahabat-sahabat terbaikku Randi, Sirun Atora, Rofa’i, Bli Wayan, Viki, Rio, Zumrawi, Luki, Koko, Juanda, Wegi, Zai, Aan, Eka, Made, Evi, Niken, Mugi, Siti, Viana, Diah, Dian, Bimbi , Dio, Ima dan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan masukan dan motivasi serta do’anya.

15.Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2011 baik ganjil maupun genap serta kakak tingkat dan adik tingkat, dari angkatan 2009 – 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan yang kalian berikan.

16.Keluarga besarku di Pekon Basungan Ibu Peratin dan Perangkat Desa lainnya, juga tak terlupa teman-teman KKN dan PPL Adel, Aima, Angga, Gilang, Hamdan, Rini, Siska, Tari dan Tika terimakasih telah menjadi keluarga keduaku yang telah memberikan saran, serta motivasinya.


(16)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis

Haris Fajrin NPM 1113032022


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden

diluar Sampel untuk Item Ganjil ... 40

4.2 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel untuk Item Genap ... 40

4.3 Distribusi antara Item Ganjil dengan Item Genap ... 41

4.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan SMA Negeri 1 Seputih Agung (Perpustakaan/ Laboratorium/ Ruang Praktik Siswa) ... 47

4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman ... 50

4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Tanggapan ... 52


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Keterangan dari PD 1 FKIP Unila 2. Surat Izin Penelitian Pendahuluan

3. Surat Telah Melaksanakan Seminar Proposal 4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Telah Melaksanakan Penelitian 6. Kisi-Kisi Angket

7. Distribusi Skor Angket Indikator Pemahaman 8. Distribusi Skor Angket Indikator Tanggapan 9. Distribusi Skor Angket Indikator Harapan


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(20)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini untuk setiap insan manusia. Dalam perkembangannya, banyak berbagai perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk melengkapi komponen-komonen pendidikan itu sendiri salah satunya adalah kurikulum. Dakir (2010) mengatakan bahwa:

Kurikulum terdiri atas berbagai komponen yang satu dengan yang lain saling terkait adalah satu sistem, ini berarti bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum yaitu kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan, harus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah dan terus berkembang.

Kurikulum berisikan susunan bahan ajar dan pengalaman belajar, tujuan pembelajaran, metode, media, dan evaluasi hasil belajar. Kurikulum yang disusun di pusat berisikan beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik mempunyai standar kecakapan yang sama.

Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan aplikatif.


(21)

2

Antisipatif dalam pengembangan kurikulum dapat diarahkan ke hal-hal jangka pendek dan jangka panjang, seperti pada pengarahan pelita I, II, III dan seterusnya serta PJPT II, III dan seterusnya. Situasi masyarakat sekarang dan yang akan datang dapat diantisipasi diantaranya dengan perubahan dari masyarakat agraris ke industri, pengembangan IPTEKS, penganguran intelek, terbatasnya lingkungan kerja, masyarakat yang kompleks dan bersifat individualisme pengaruh globalisasi adanya revolusi arus informasi dan sebagainya. Pada era seperti ini, pengembangan kurikulum hendaknya memperlihatkan link and match antara output dengan lapangan kerja yang diperlukan. Untuk mencapai sebuah harapan tidak mudah. Seseorang harus mengetahui gaps antara dasSein dengan das Sollen, antara kenyataan dengan kenyataan, antara saya dapat dengan saya ingin.

Tuntutan aktivitas pada kurikulum sebelumnya lebih banyak dalam menguasai kompetensi tertentu untuk setiap pokok bahasannya (Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002). Oleh karena itu, tidak mengherankan bila banyak tuntutan yang ditunjukkan kepada sistem pendidikan untuk terus mengadakan perubahan kurikulum guna lebih mendekatkan sistem dengan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan tuntutan globalisasi. Secara sistemik, diperlukan perbaikan kurikulum yang semakin mendekatkan pada ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum dapat menunjukan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan terkadang tidak dapat diketahui dengan cepat atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab


(22)

3

tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang sering berubah. Diberlakukannya kurikulum 2013 untuk merevisi kurikulum tingkat satuan pendidikan dimana kurikulum 2013 ini memiliki komponen-komponen penting dan sebagai penunjang yang dapat mendukung operasinya secara baik. Komponen-komponen pembentuk ini satu sama lainnya saling berkaitan. Komponen-komponen pengembang kurikulum 2013 tersebut yaitu komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi. Dalam kurikulum 2013 ada beberapa perubahan struktur dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Pada kurikulum 2013 terdapat empat kompetensi inti yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.

Kompetensi inti ini menggantikan standar kompetensi dalam KTSP (draf kurikulum 2013). Pada kurikulum 2013, mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat Kompetensi Inti tersebut sehingga tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan. Guru sebagai ujung tombak dari implementasi kurikulum 2013 ini harus benar-benar memahami muatan dari kurikulum tersebut agar tujuan pendidikan yang tertuang di dalam Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia dapat tercapai.


(23)

4

Dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan No 160/2014 mengenai penghentian implementasi Kurikulum 2013 dan pengembalian penerapan Kurikulum 2006 ini membuat persoalan baru dikarenakan banyak guru dan siswa yang bingung terhadap kebijakan ini. Dalam Pasal 1 Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013.

Permendikbud tanggal 11 Desember 2014 itu mengatur kebijakan penghentian implementasi Kurikulum 2013 dan pengembalian penerapan Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) lagi.

Di dalam pasal 4 Permendikbud 160/2014 itu, dinyatakan bahwa “sekolah dasar dan menengah dapat menjalankan KTSP sampai tahun pelajaran 2019/2020.”

Di dalam aturan ini, pemberlakuan Kurikulum 2013 secara terbatas efektif mulai semester genap Januari 2015. Anies menegaskan bahwa sekolah yang boleh melanjutkan kembali implementasi Kurikulum 2013 harus sekolah yang sudah menjalankan selama tiga semester. Yang dimulai tahun pelajaran 2013/2014 lalu.

Sementara itu, sekolah yang kembali menerapkan KTSP akan mendapatkan perhatian khusus. Seperti pelatihan untuk kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan pengawas sekolah. Pelatihan ini difokuskan untuk


(24)

5

menyiapkan implementasi Kurikulum 2013 di sekolah masing-masing. Pertimbangan utama Kemendikbud menghentikan implementasi Kurikulum 2013 adalah, ingin fokus melatih guru. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, anggaran pelatihan guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 sudah ada. Pelatihan tidak lagi berdasar guru secara perorangan. Tetapi semua guru dalam satu sekolah, akan dilatih sekaligus.

Pasca dikeluarkannya Permendibud 160/2014 timbul berbagai permasalahan. Pertama disemester dua ini berlaku dua kurikulum yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006. Diadakannya dua kurikulum secara bersamaan juga menimbulkan adanya dua macam Ujian Nasional, yaitu Ujian Nasional Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Kedua, lintas minat (mengambil mata pelajaran dari kelompok peminatan lain) yang secara konseptual dimaksudkan untuk memberikan bekal dan persiapan peserta didik melanjutkan pendidikan di luar peminatannya. Dalam kenyataannya, keterbatasan jumlah pengajar atau jam mengajar guru, khususnya yang sudah menjadi PNS menjadi dilematis antara pemenuhan lintas minat siswa dengan ketersediaan pendidik. Akibatnya, sekolah harus mengakomodasikan kedua kepentingan sehingga lahirlah paket-paket lintas minat. Dan hasilnyapun banyak siswa yang kurang berminat dipaksa memilih pilihan paket dalam lintas minat tersebut. Ketiga, penambahan jam dan penghapusan sejumlah mata pelajaran juga menjadi salah satu kendala ketidaksiapan pelaksanaan Kurikulum 20113 secara optimal. Guru-guru yang kekurangan atau bahkan penghapusan mata pelajaran tertentu juga berakibat sejumlah guru menjadi kekurangan jam, di sisi lain ada mata pelajaran yang diampu oleh guru


(25)

6

dengan beban mengajar yang lebih yang secara logika jika dipaksakan maka proses pembelajaran menjadi tidak maksimal sesuai tujuannya. Permasalahan ini pun berdampak bagi psikologis siswa dikarenakan secara mental peserta didik sebelumnya sudah merasa terbebani dengan adanya tuntutan hasil belajar lalu ditambah menjadi lebih bingung dengan adanya peraturan yang berubah-ubah seperti adanya dua ujian nasional, lintas minat, penambahan dan pengurangan jam belajar sehingga menggangu konsentrasi dan menghambat peserta didik untuk belajar.

Selain permasalahan tersebut, didalam kurikulum 2013 guru harus menilai beberapa aspek yang cukup memberatkan, yaitu penilaian terhadap aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara detail. Instrumen penilaian dengan demikian perlu dikaji, dievaluasi, dan disederhanakan. Guru-guru perlu lebih dipahamkan terhadap instrument maupun proses penilaian. Di dalamnya, termasuk penulisan laporan hasil pendidikan (rapor) yang juga cukup menyita waktu sehingga sejumlah sekolah di berbagai daerah belum bisa membagikan hasil studi peserta didiknya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam kalender pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi Kurikulum 2013 ini yaitu mengerjakan fungsi utamanya memberikan ilmu pengetahuan dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur dan akhlak mulia kepada peserta didik, sesuai konsep utama Kurikulum 2013 menjadi terabaikan dikarenakan guru hanya fokus pada administrasi dan penilaian sehingga hal ini pun berdampak pada kesiapan belajar peserta didik. Bagaimana peserta didik siap untuk belajar sedangkan gurunya saja belum siap untuk menjalankan tugas dan fungsi utamanya.


(26)

7

Dilihat pada permasalahan diatas, guru merupakan salah satu komponaen penting dalam sistem pelaksanaan kurikulum, baik itu kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013. Untuk dapat berjalannya sebuah sistem kurikulum tersebut, maka perlu ditinjau kembali bagaimanakah pandangan guru terhadap dikeluarkannya Permendikbud Nomor 160 tahun 2014, tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 tersebut. Untuk dapat menjalankan peraturan tersebut, bukan hanya siswa dan sekolah yang perlu dipersiapkan, maka guru juga harus mendapatkan perhatian utama dalam pelaksanaan peraturan tersebut. Oleh karena itu, sebelum mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh guru terkait pelaksanaan Permendikbud Nomor 160 tahun 2014, tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tentang bagaimana Persepsi Guru terhadap Permendikbud Nomor 160 tahun 2014, tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pemahaman guru tentang Permendikbud Nomor 160 tahun 2014, tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.

2. Faktor pendidikan guru


(27)

8

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini yaitu persepsi guru terhadap Permendikbud nomor 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah persepsi guru terhadap Permendikbud nomor 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015?”

1.5Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persepsi guru terhadap Permendikbud nomor 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.


(28)

9

1.5.2 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai masukan terhadap implementasi kurikulum 2013. 2. Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan

konsep, teori, prinsip dan prosedur keilmuan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam hal pendidikan bagi warganegara untuk masyarakat yang berkualitas.

b. Kegunaan Praktis

1. Secara praktis penelitian ini bermanfaat memberikan pemahaman guru terhadap psikologis, kesiapan belajar dan hambatan belajar siswa.

2. Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan untuk pemerintah terhadap Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014.

1.6Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu pendidikan ini termasuk dalam lingkup ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya dalam wilayah kajian Pendidikan Kewarganegaraan


(29)

10

1.6.2 Ruang Lingkup Subyek Penelitian

Ruang lingkup subyek penelitian ini adalah guru di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.6.3 Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah dikeluarkannya permendikbud nomor 160/2014 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 bagi siswa di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.5.4 Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015

1.6.4 Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Waktu penelitian dalam penelitian ini adalah setelah dikeluarkan surat izin penelitian Nomor 129/UN26/3/PL/2014 pada tanggal 10 Oktober 2014 oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan berakhir tanggal 06 April 2015.


(30)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pengertian Persepsi

Menurut Deddy Mulyana dan Rahmat (2003: 25) “persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaliasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal”. Selain itu, Eva Latifa (2012: 64) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses mendeteksi sebuah stimulus”. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Bimo Walgito (20010: 99) “ persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui indra atau proses sensorik namun prose situ tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”.

Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai persepsi tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa persepsi berasal dari rangsangan baik di dalam maupun di luar diri seseorang. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada stimulus dari aspek pengalaman dan sikap dari individu. Jadi, persepsi merupakan suatu proses penerimaan dan pengolahan informasi yang diterima oleng pengindraan seseorang kemudian diproses menjadi sebuah stimulus yang diteruskan kemudian


(31)

12

menjadi sebuah penafsiran, biasanya diperoleh dari pengalaman yang sudah terjadi maupun yang berasal dari disekitarnya.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Adapun yang mempengaruhi persepsi menurut Sarlito W. Sarwono (2009: 90) adalah:

a) Perhatian

Biasanya seseorang tidak menanamkan seluruh rangsangan yang ada di sekitarnya sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus ini menyebabkan perbedaan persepsi.

b) Set

Yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul. Perbedaan set ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi.

c) Kebutuhan

Kebutuhan sesaat maupun lama pada diri seseorang akan mempengaruhi persepi orang tersebut.

d) Sistem Nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula pada persepsi seseorang.

e) Ciri Kepribadian

Masyarakat A dan B bekerja disuatu kantor. A seorang yang penakut akan mempersepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan sedangkan si B orang yang penuh percaya diri menganggap atasannya yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.

Selain itu, Kranch dan D. S Cructfield sebahai mana dikutip oleh Rakhmad dalam Eka Ari Yuni (2005: 20) menjelaskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, terbagi dalam dua faktor-faktor yaitu:

a) Faktor Fungsional

Faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk dalam faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis atau stimulant tetapi karakteristik seseorang


(32)

13

yang memberikan respon pada stimulant itu. Faktor-faktor fungsional ini terdiri atas:

1) Kebutuhan-kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang, dengan demikian kebutuhan yang berada akan menghasilkan perbedaan persepsi.

2) Kesiapan mental, senantiasa mental seseorang akan mempengaruhi perbedaan persepsi seseorang.

3) Suasana emosi, suasana emosi seseorang baik dia dalam keadaan sedih, bahagia, gelisah, maupun marah akan berpengaruh pada persepsi.

4) Latar belakang budaya, latar belakang budaya dimana orang tersebut berada atau berasal, berpengaruh terhadap suatu objek rangsangan.

b) Faktor Struktural

Faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimulant fisik dan dalam sistem syaraf individu yang meliputi:

1) Kemampuan berfikir 2) Daya tangkap duniawi

3) Saluran daya tangkap yang ada pada manusia.

Dengan melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi tersebut,, maka secara umum persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh: cara berfikir, latar belakang budaya pendidikan, pengalaman masa lalu dan latar belakang dimana orang tersebut berada sehingga akan menghasilkan persepsi bermacam-macam seperti setuju, kurang setuju, tidak setuju atau paham, kurang paham, tidak paham terhadap objek yang diteliti.


(33)

14

2.1.2 Tinjauan Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya adalah currere, secara harafiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan batas finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, darimana mulai diajarkannya dan kapan diakhiri dan bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar. Perkembangan kurikulum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, konsep kurikulum juga selanjutnya menerobos pada dimensi waktu dan tempat. Artinya kurikulum mengambil bahan ajar dan bernagai pengalaman belajar tidak hanya terbatas pada waktu sekarang tetapi juga memperhatikan bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan yang akan datang. Menurut Dakir (2010: 2) kurikulum ialah “suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan”. Pendapat mengenai kurikulum tersebut sejalan dengan pendapat Addmardasyi dan Munir Kamil (2005) yang mengemukakan bahwa “Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid didalam dan diluar sekolah dengan maksud menolongnya untuk


(34)

15

berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan”.

Di lain pihak, Bauchamp dalam Sukmadinata (2005: 39) menjelaskan bahwa teori kurikulum sebagai “ seperangkat pernyataan yang saling terkait, yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, dengan cara menegaskan hubungan diantara unsur-unsurnya, memberikan pegangan bagaimana pengembangan, penggunaan, dan evaluasinya”. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut Lise Chamisijatin, dkk (2008) beberapa ciri-ciri kurikulum: 1. Curriculum as a subject matter yang menggambarkan

kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi (content) yang akan diajarkan.

2. Curriculum as experience yang menggambarkan kurikulum sebagai seperangkat pengalaman yang direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum berfungsi sebagai acuan sekaligus pedoman pelaksanaan pendidikan, baik oleh pengelola, maupun pelaksana pendidikan, khususnya kepala sekolah dan guru.

Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja


(35)

16

misalnya tujuan, isi, metode, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum dikatakan menyeluruh apabila mencakup seluruh komponen kurikulum.

Menurut Sudjana (1993) pada umumnya perubahan struktural kurikulum menyangkut komponen kurikulum yaitu:

1. Perubahan dalam tujuan

Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan yang jelas tidak akan membawa perubahan yang berarti, dan tidak ada petunjuk kemana pendidikan diarahkan.

2. Perubahan isi dan struktur

Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran-mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran. Perubahan ini dapat menyangkut isi mata pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang harus diberikan kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari mata pelajaran-mata pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah (subject matter curriculum), apakah lebih mengutamakan kegiatan dan pengalaman anak (activity curriculum) atau proporsinya masing-masing jenis; mana yang termasuk pendidikan umum, pendidikan keahlian, pendidikan akademik, dan lain-lain.

3. Perubahan strategi kurikulum

Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang melputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.

4. Perubahan sarana kurikulum

Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti laboratorium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.

Fungsi kurikulum dalam proses kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan kurikulum memiliki komponen-komponen penting dan sebagai penunjang yang dapat mendukung oporasinya secara baik.


(36)

17

Komponen-komponen ini saling berkaitan satu sama lain. Kompenen-komponen pengembangan ini adalah Kompenen-komponen tujuan, Kompenen-komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi.

Uraian mengenai komponen-komponen tersebut ialah sebagai berikut:

1. Komponen tujuan

Komponen tujuan adalah komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Tujuan pendidikan dibagi mejadi empat, yaitu:

a. Tujuan pendidikan nasional

Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(37)

18

b. Tujuan Institusonal/Sekolah

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, ke pribadian, ahklak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, ke pribadian, ahklak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

c. Tujuan Kurikuler/Mata Pelajaran

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.

d. SK, KD/NDK

Tujuan pembelajaran yang meupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didenifisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam satu kali pertemuan.

2. Komponen isi

Isi program kurikulum ialah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai


(38)

19

tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi tersebut.

3. Komponen metode

Komponen metode merupakan komponen yang penting karena metode dan strategi digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam prakteknya, guru seharusnya dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif, senang dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah sesuai dengan materi yang berikan dan tujuan yang akan dicapai.

4. Komponen evaluasi

Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan yang ditinjau dari berbagai kriteria.

Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain itu, dengan


(39)

20

melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apakah ada kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat langsung memperbaiki kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau berhasil.

2.1.2 Kurikulum 2013

Di dalam UU No.20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) dijelaskan, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Didalam kurikulum 2013, struktur kurikulum dijelaskan sebagai gambaran konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

a. Mekanisme Pelaksanaan Kurikulum 2013

Standar kompetensi itu berganti nama menjadi Kompetensi Inti. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah


(40)

21

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian soft skillsdan hard skills. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.

Adapun karakteristik kurikulum 2013 yang terdapat dalam Lampiran Permendikbud No. 68 Tahun 2013 sebagai berikut :

1.Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2.Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

3.Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. 4.Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan


(41)

22

5.Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran.

6.Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7.kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

2.1.3 Kurikulum 2006

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 tahun 2006 dan Nomor 23 tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satu pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender akademik dan silabus.


(42)

23

a. Mekanisme Pelaksanaan Kurikulum 2006

Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,

2. Beban belajar,

3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan,

4. Kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk


(43)

24

seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

2.2 Tujuan Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014

Tujuan dikeluarkannya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 adalah untuk mengevaluasi implementasi kurikulum 2013 dan melatih guru tentang kurikulum 2013 ini. Hal ini senada dengan surat edaran tentang pemberhentian kurikulum 2013 yang dikeluarkan Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang didalamnya terdapat tujuan dari permendikbud ini. Anies mengatakan dalam suratnya:


(44)

25

Kita semua menyadari bahwa kurikulum pendidikan nasional memang harus terus menerus dikaji sesuai dengan waktu dan konteks pendidikan di Indonesia untuk mendapat hasil terbaik bagi peserta didik. Perbaikan kurikulum ini mengacu pada satu tujuan utama, yaitu untuk meningkatkan mutu ekosistem pendidikan Indonesia agar anak-anak kita sebagai manusia utama penentu masa depan negara dapat menjadi insan bangsa yang: (1) beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab; (2) menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) cakap dan kreatif dalam bekerja. Adalah tugas kita semua untuk bergandengan tangan memastikan tujuan ini dapat tercapai, demi anak-anak kita.

Pada akhirnya kunci untuk pengembangan kualitas pendidikan adalah pada guru. Kita tidak boleh memandang bahwa pergantian kurikulum secara otomatis akan meningkatkan kualitas pendidikan. Bagaimanapun juga di tangan gurulah proses peningkatan itu bisa terjadi dan di tangan Kepala Sekolah yang baik dapat terjadi peningkatan kualitas ekosistem pendidikan di sekolah yang baik pula. Peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan akan makin digalakkan sembari kurikulum ini diperbaiki dan dikembangkan.

Pertimbangan utama Kemendikbud menghentikan implementasi Kurikulum 2013 adalah ingin fokus melatih guru. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan bahwa:

Anggaran pelatihan guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 sudah ada. Pelatihan tidak lagi berdasar guru secara perorangan. Tetapi semua guru dalam satu sekolah, akan dilatih sekaligus. Selain itu di akhir sesi pelatihan, guru-guru akan magang mengajar di sekolah pilot project Kurikulum 2013. Selain itu pelatihan untuk kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan pengawas sekolah akan diberikan. Pelatihan ini difokuskan untuk menyiapkan implementasi Kurikulum 2013 di sekolah masing-masing.


(45)

26

2.3 Kerangka Pikir

Disisi lain pembaharuan kurikulum merupakan hal yang mutlak diberlakukan untuk mencapai hasil terbaik bagi peserta didik. Namun diberlakukannya kurikulum 2013 ini dipersepsikan oleh masyarakat sebagai langkah yang tergesa-gesa lalu disusul dengan dikeluarkannya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 juga memberikan dampak ketidaksiapan beberapa komponen yang salah satunya adalah guru. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada bagan dibawah ini:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Persepsi Guru (X)

Indikatornya:

1. Pemahaman guru 2. Tanggapan guru 3. Harapan guru

Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurukulum

2006 Dan Kurikulum 2013 (Y)

Indikatornya: 1. Isi

2. Pelaksanaan 3. Sistem evaluasi


(46)

27

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodelogi penelitian mempunyai peranan penting dalam sebuah penelitian ilmiah. Dalam penelitian ilmiah dibutuhkan suatu metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode ini dibutuhkan karena untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskrptif menurut Muhammand Nasir (1988:

63) adalah “suatu metode yang digunakan untuk meneliti suatu kelompok,

suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa

masa sekarang”. Pendapat mengenai metode deskriptif juga dikemukakan

oleh Muhammad Ali (1985: 120) bahwa metode deskriptif adalah “Metode yang digunakan untuk memecahkan yang sedang dhadapi pada situasi sekarang, yang dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, dan analisis pengolahan data, membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif.


(47)

28

Sedangkan menurut Hariwijya dan Triton, (2005: 22) Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penggunaan metode deskriptif ini sudah tepat karena dalam penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana dampak dikeluarkannya permendikbud nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 bagi sisiwa terhadap psikologis siswa, kesiapan belajar dan hambatan belajar siswa.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Hadari Nawawi (1991: 141)” Populasi merupakan keseluruhan

objek penelitian yang terdapat terdiri dari diri manusia, hewan, benda-benda, tumbuhan, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”.

Sedangkan menurut Basrowi, Ahkmad Kasinu (2007: 260) “Populasi adalah keseluruhan subjek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian”.

Berdasarkan pengertian tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah, dengan jumlahsebanyak 47 orang.


(48)

29

3.2.2 Sampel

Menurut Muhammad Ali (1987: 54) “sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti serta mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan teknik tertentu”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 107) mengatakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik mengambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana b.Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena

hal itu menyangkut banyak sedikitnya dana

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh hasilnya yang akan lebih baik.

Berdasarkan teori tersebut, maka penelitian ini mengambil sampel keseluruhan, yaituseluruh jumlah populasisebanyak 47 guru.

3.3 Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (1986: 91) mengatakan “Suatu variabel penelitian terkandung konsep yang dapat dilihat dan diukur. Variabel adalah suatu

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi disebut dengan variabel X. Variabel bebas pada penelitian ini adalah permendibud 160/2014.


(49)

30

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi disebut dengan variabel Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap dikeluarkannya permendibud 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013.

3.4 Definisi Operasional

Untuk memahami objek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas maka denifisian operasional adalah:

a. Dikeluarkannya Permendikbud nomor 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 dinyatakan bahwa Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013.

b. Dilihat dari permendikbud nomor 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 maka akan berpengaruh pada terhadap psikologis, kesiapan belajar dan hambatan belajar siswa.

3.5 Rencana Pengukuran Variabel

Dalam sebuah penelitian, untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, maka diperlukan alat ukur yang tepat. Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden melalui angket dan wawancara langsung.


(50)

31

3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pokok

Angket

Teknik angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan maksud menjaring data dan informasi langsung dari responden yang bersangkutan. Angket ditujukan kepada guru SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan angket tertutup yang jawaban dari pertanyaan sudah tersedia, sehingga responden tinggal memilih dari ketiga jawaban tersebut.

Menurut M. Nasir (1988: 403). Setiap butir soal memiliki tiga alternatif jawaban dan masing-masing mempunyai skor atau bobot nilai yang berbeda, yaitu:

1. Jika responden memilih alternatif jawaban yang digolongkan paling baik diberi skor 3

2. Jika responden memilih alternatif jawaban yang digolongkan sedang diberi skor 2

3. Jika responden memilih alternatif jawaban yang digolongkan rendah diberi skor 1


(51)

32

3.6.2 Teknik Penunjang Wawancara

Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data atau informasi-informasi secara langsung. Wawancara dilakukan terhadap guru SMA Negeri 1 Sepustih Agung Tahun Pelajaran 2014/2015.

3.7 Validitas dan Uji Reliabilitas 3.7.1 Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (1997:160) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu

instrumen”.

Menurut pendapat tersebut, validitas merupakan tingkt kepercayaan dan kekuatan instrumen penelitian yang dilakukan dengan indikator faktor. Untuk uji validitas dilihat dari logical validity dengan cara yaitu dengan cara mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan berdasarkan konsultasi tersebut maka dilakukan perbaikan.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221) “reabilitas menunjukkan

pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, dikarenakan instrument tersebut sudah baik”.


(52)

33

Uji realibilitas angket dapat ditempuh dengan :

1. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden 2. Hasil uji coba dikelompokan dalam belahan 1 (x) dan belahan 2 (y) 3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan Product Moment,

yaitu :

 

 

                   

N Y Y N X X N Y X XY rXY 2 2 2 2 Keterangan :

rxy = Koefesien korelasi antara X dan Y X = Skor butir soal

Y = Skor total

N = Banyaknya responden (Suharsimi Arikunto, 2010 : 333)

4. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh kuisioner digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

rgg rgg xy r  1 ) ( 2 Dimana:

rxy : Koefisienreliabilitasseluruhtes rgg : Koefisienkorelasiitemganjilgenap 5. Adapunkriteriareliabilitasadalahsebagaiberikut:

0,90-1,00 = Reliabilitaskuat 0,50-0,89 = Reliabilitascukup


(53)

34

0,00-0,49 = Reliabilitaskurang

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah semua data terkumpul, yaitu dengan mengidentifikasi data, menyeleksi, dan selanjutnya mengklasifikasikan data kemudian langkah terakhir adalah menyusun data tersebut. Adapun tekniknya sebagai berikut :

K NR NT

I  

Keterangan :

I : Interval

NT : Nilai Tinggi

NR : Nilai Rendah

K : Kategori Interval

Selanjutnya disajikan dalam bentuk presentase pada setiap tabel kesimpulan. Rumus presentase yang digunakan adalah sebagai berikut:

% 100 X N F

P

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah alternatif jawaban


(54)

62

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang persepsi guru terhadap Permendikbud nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru setuju dengan adanya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 49% menyatakan setuju, dan memiliki harapan yang tinggi mengenai terhadap ketercapaian tujuan peraturan ini, yaitu untuk mengevaluasi implementasi kurikulum 2013 dan melatih guru tentang kurikulum 2013 ini yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu sebesar 53.19% memiliki harapan tinggi.

5.2Saran

Dari hasil penelitian ini, maka hal yang dapat dijadikan masukan adalah sebagai berikut :


(55)

63

5.2.1 Bagi Sekolah

Diharapkan sekolah akan lebih aktif untuk memberikan sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar serta menunjang perkembangan pendidikan anak yang bermanfaat dalam segala aspek bidang di sekolah maupun lingkungan. Dalam rangka masa transisi kurikulum 2006 dan kurikulum 2013, sekolah diharapkan untuk melengkapi fasilitas belajar siswa, seperti perlengkapan komputer, LCD, sound system, alat-alat praktek laboraturium, dan lain-lain.

5.2.2 Bagi Guru

Dengan adanya peraturan ini, guru memiliki waktu yang lebih untuk mempersiapkan diri menyesuaikan kompetensinya untuk menerapkan kurikulum 2013, sehingga guru sudah seharusnya memiliki kesadaran untuk bergerak lebih maju, seperti mempelajari cara pembuatan RPP Kurikulum 2013, merubah gaya mengajar dengan mengutamakan sistem student center, dan lainnya.

5.2.3 Bagi Siswa

Kepada siswa untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kurikulum yang sedang berlaku. Agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan cara mengikuti petunjuk pembelajaran yang diberikan oleh guru, melaksanakan setiap hal yang ditugaskan guru dan


(56)

64

memperbanyak membaca informasi terbaru sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Dakar.2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. PT Rineka Cipta. Jakarta

Draf SMAN 1 Seputih Agung

Draft Kurikulum 2013

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta

id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Indonesia

id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan

Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. PT Bumi Aksara. Jakarta

Nasution. 2008. Asas-Asas Kurikulum. PT Bumi Aksara. Jakarta

Suntoro, Irawan. 2013. Sistematika Penelitian. Bandar Lampung. PPKn

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta


(1)

Uji realibilitas angket dapat ditempuh dengan :

1. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden 2. Hasil uji coba dikelompokan dalam belahan 1 (x) dan belahan 2 (y) 3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan Product Moment,

yaitu :

 

 

                   

N Y Y N X X N Y X XY rXY 2 2 2 2 Keterangan :

rxy = Koefesien korelasi antara X dan Y X = Skor butir soal

Y = Skor total

N = Banyaknya responden (Suharsimi Arikunto, 2010 : 333)

4. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh kuisioner digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

rgg rgg xy r  1 ) ( 2 Dimana:

rxy : Koefisienreliabilitasseluruhtes rgg : Koefisienkorelasiitemganjilgenap 5. Adapunkriteriareliabilitasadalahsebagaiberikut:

0,90-1,00 = Reliabilitaskuat 0,50-0,89 = Reliabilitascukup


(2)

0,00-0,49 = Reliabilitaskurang

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah semua data terkumpul, yaitu dengan mengidentifikasi data, menyeleksi, dan selanjutnya mengklasifikasikan data kemudian langkah terakhir adalah menyusun data tersebut. Adapun tekniknya sebagai berikut :

K NR NT

I  

Keterangan :

I : Interval

NT : Nilai Tinggi

NR : Nilai Rendah

K : Kategori Interval

Selanjutnya disajikan dalam bentuk presentase pada setiap tabel kesimpulan. Rumus presentase yang digunakan adalah sebagai berikut:

% 100

X N F P

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah alternatif jawaban


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang persepsi guru terhadap Permendikbud nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru setuju dengan adanya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 49% menyatakan setuju, dan memiliki harapan yang tinggi mengenai terhadap ketercapaian tujuan peraturan ini, yaitu untuk mengevaluasi implementasi kurikulum 2013 dan melatih guru tentang kurikulum 2013 ini yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu sebesar 53.19% memiliki harapan tinggi.

5.2Saran

Dari hasil penelitian ini, maka hal yang dapat dijadikan masukan adalah sebagai berikut :


(4)

5.2.1 Bagi Sekolah

Diharapkan sekolah akan lebih aktif untuk memberikan sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar serta menunjang perkembangan pendidikan anak yang bermanfaat dalam segala aspek bidang di sekolah maupun lingkungan. Dalam rangka masa transisi kurikulum 2006 dan kurikulum 2013, sekolah diharapkan untuk melengkapi fasilitas belajar siswa, seperti perlengkapan komputer, LCD, sound system, alat-alat praktek laboraturium, dan lain-lain.

5.2.2 Bagi Guru

Dengan adanya peraturan ini, guru memiliki waktu yang lebih untuk mempersiapkan diri menyesuaikan kompetensinya untuk menerapkan kurikulum 2013, sehingga guru sudah seharusnya memiliki kesadaran untuk bergerak lebih maju, seperti mempelajari cara pembuatan RPP Kurikulum 2013, merubah gaya mengajar dengan mengutamakan sistem student center, dan lainnya.

5.2.3 Bagi Siswa

Kepada siswa untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kurikulum yang sedang berlaku. Agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan cara mengikuti petunjuk pembelajaran yang diberikan oleh guru, melaksanakan setiap hal yang ditugaskan guru dan


(5)

memperbanyak membaca informasi terbaru sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dakar.2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. PT Rineka Cipta. Jakarta

Draf SMAN 1 Seputih Agung

Draft Kurikulum 2013

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta

id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Indonesia

id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan

Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. PT Bumi Aksara. Jakarta

Nasution. 2008. Asas-Asas Kurikulum. PT Bumi Aksara. Jakarta

Suntoro, Irawan. 2013. Sistematika Penelitian. Bandar Lampung. PPKn

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA DAN PEMAHAMAN GURU TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP KINERJA GURU PADA GURU SMP NEGERI 1 KATIBUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 12

PENGARUH UNDANG - UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP POLA - DIDIK GURU DI SMP NEGERI 1 PADANGRATU KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013

0 9 74

PERSEPSI GURU SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG TERHADAP RENCANA PELAKSANAAN KURIKULUM

0 12 59

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK JENIS PORTOFOLIO PADA KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 88

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 48

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 GISTING KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 65 86

PERSEPSI GURU TERHADAP PERMENDIKBUD NOMOR 160 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 7 57

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 67

PERSEPSI GURU HONORER SMP KECAMATAN WAY PENGUBUAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TERHADAP ISI UU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PPPK (PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA) TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 16 68

PERSEPSI GURU PENJASORKES SMAMA KOTA PONTIANAK TERHADAP KTSP 2006 DAN KURIKULUM 2013

0 0 12