Kajian Teoiritis PERILAKU KOMUNIKASI PENGGUNA KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (DSLR) DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lakunya sendiri atau tingkah laku orang lain. Teori atribusi memberikan gambaran yang menarik mengenai tingkah laku manusia. Teori ini memberikan perhatian pada bagaimana seseorang sesungguhnya bertingkah laku. Teori atribusi menjelaskan bagaimana orang menyimpulkan penyebab tingkah laku yang dilakukan diri sendiri atau orang lain. Teori ini menjelaskan proses yang terjadi dalam diri seseorang sehingga memahami tingkah laku seseorang dan orang lain. Teori atribusi diperkenalkan oleh Fritz Heider 1958 pertama kali. Menurut Heider, setiap individu pada dasarnya adalah seseorang ilmuwan semu pseudo scientist yang berusaha untuk mengerti tingkah laku orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan –potongan informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang sebab – sebab orang lain bertingkah laku tertentu. Dengan kata lain seseorang itu selalu berusaha untuk mencari sebab mengapa seseorang berbuat dengan cara –cara tertentu. Misalkan ada seseorang melakukan pencurian. Sebagai manusia yang ingin mengetahui penyebab kenapa dia sampai berbuat demikian. Fritz Heider, pendiri teori atribusi, mengemukakan beberapa pendapat yang mendorong orang memiliki tingkah laku tertentu yaitu: 1. Penyebab situasional orang dipengaruhi oleh lingkungannya; 2. Adanya pengaruh personal ingin memengaruhi sesuatu secara pribadi; 3. Memiliki kemampuan mampu melakukan sesuatu; 4. Adanya usaha mencoba melakukan sesuatu; digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 5. Memiliki keinginan ingin melakukan sesuatu; 6. Adanya perasaan perasaan menyukai sesuatu; 7. Rasa memiliki ingin memiliki sesuatu; 8. Kewajiban perasaan harus melakukan sesuatu; dan 9. Diperkenankan diperbolehkan melakukan sesuatu. 27 Kecenderungan memberi atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu sifat ilmuwan manusia, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain. Heider mengungkapkan dua jenis atribusi, yaitu: 1. Atribusi kausalitas sebab –akibat, yaitu teori yang mempertanyakan apakah perilaku orang lain itu dipengaruhi oleh faktor internal personal ataukah faktor eksternal situasional. 2. Atribusi kejujuran, yang mempertanyakan sejauh mana pernyataan seseorang menyimpang dari pernyataan umum dan sejauh mana orang tersebut mendapatkan keuntungan dari pernyataan yang diajukan. Fritz Heider adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut Heider, bila mengamati perilaku sosial, pertama –tama menentukan dahulu apa yang menyebabkannya, faktor situasional atau personal; dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal atribusi eksternal dan kausalitas internal atribusi internal. Heider membagi sumber atribusi ini menjadi dua, yaitu: 27 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Jakarta: Kencana, 2013, hlm. 75. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Atribusi internal atau atribusi disposisional, yaitu tingkah laku seseorang yang berasal dari diri orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh sifat –sifat atau disposisi unsur psikologis yang mendahului tingkah laku. 2. Atribusi eksternal atau atribusi lingkungan, yaitu tingkah laku seseorang yang berasal dari situasi tempatlingkungan atau luar diri orang yang bersangkutan. Fritz Heider adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut Heider, bila mengamati perilaku sosial, pertama –tama menentukan dahulu apa yang menyebabkannya, faktor situasional atau personal; dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal atribusi eksternal dan kausalitas internal atribusi internal. Heider membagi sumber atribusi ini menjadi dua, yaitu: 1. Atribusi internal atau atribusi disposisional, yaitu tingkah laku seseorang yang berasal dari diri orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh sifat –sifat atau disposisi unsur psikologis yang mendahului tingkah laku. 2. Atribusi eksternal atau atribusi lingkungan, yaitu tingkah laku seseorang yang berasal dari situasi tempatlingkungan atau luar diri orang yang bersangkutan. Bagaimana mengetahui bahwa perilaku orang lain disebabkan faktor internal, dan bukan faktor eksternal? Menurut Jones dan Nisbett, hal itu dapat memahami motif personal stimuli dengan memperhatikan dua hal. Pertama, memfokuskan perhatian pada perilaku yang hanya memungkinkan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id satu atau sedikit penyebab. Kedua, memusatkan perhatian pada perilaku yang menyimpang dari pola perilaku yang biasa. Salah satu pendekatan yang menyediakan dasar untuk memahami hubungan antara persepsi dan perilaku adalah teori atribusi. Teori atribusi berkaitan dengan proses di mana individu menginterpretasikan bahwa peristiwa disekitar mereka disebabkan oleh bagian lingkungan mereka yang secara relatif stabil. 28 28 John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, Perilaku dan Manajemen Organisasi, terjemahan Gina Gania, Erlangga, 2007, hlm. 132. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Subyek, Objek, dan Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya pengguna kamera DSLR. Peneliti memilih informan tersebut dengan kriteria yang sangat mengerti tentang penggunaan kamera DSLR. Berikut data dari para informan yang telah dipilih: a. Nama : Adelia Masrifah Smt.Jur.Fak. : 2Ilmu KomunikasiDakwah Komunikasi Usia : 19 Tahun Type Kamera : Canon 1100D Adelina Masrifah atau yang bisa dipanggil Adel ini adalah salah satu mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya jurusan ilmu komunikasi semester 2. Memiliki kamera DSLR merk Canon 1100D sejak kelas 2 SMK karena tuntutan sekolah yang ada salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kamera tersebut dan saat ini juga sebagai penunjang beberapa mata kuliah di kampus. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Nama : Cindy Andita Smt.Jur.Fak. : 2Ilmu KomunikasiDakwah Komunikasi Usia : 19 Tahun Type Kamera : Canon 1100D Informan kedua adalah Cindy Andita atau biasanya dipanggil Cindy. Cindy juga dari jurusan yang sama dengan Adelia Masrifah. Ilmu Komunikasi semester 2. Cindy memiliki kamera DSLR sejak dari SMA kelas 3. Cindy menggunakan kamera DSLR untuk keperluan foto keluarga, jalan-jalan, dan juga untuk memenuhi salah satu mata kuliah di kampus. c. Nama : Lailatul Utiya Choirroh Smt.Jur.Fak. : 4Hukum Pidana IslamSyari’ah Usia : 20 tahun Type Kamera : Canon 1100D Lailatul Utiya Choirroh atau biasa disapa Ela ini adalah mahasiswi jurusan Hukum Pidana Islam dari fakultas syariah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Ela sendiri memiliki kamera DSLR untuk kegiatan-kegiatan yang ada di kampus, dan juga untuk penunjang pekerjaan di studio foto.

Dokumen yang terkait

POLA HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (Path Analysis terhadap Fotografer di Yogyakarta dalam Membeli Kamera Digital Single Lens Reflex Canon dan Nikon).

0 3 15

PENDAHULUAN POLA HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (Path Analysis terhadap Fotografer di Yogyakarta dalam Membeli Kamera Digital Single Lens Reflex Canon dan Nikon).

0 2 57

PENUTUP POLA HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (Path Analysis terhadap Fotografer di Yogyakarta dalam Membeli Kamera Digital Single Lens Reflex Canon dan Nikon).

0 4 43

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Pada Kamera Digital Single Lens Reflector (DSLR) Berbasis Web.

0 5 21

INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA ENTREPRENEUR DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 1 131

PERILAKU KONSUMTIF DAN GAYA HIDUP MAHASISWA : STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI PENGGUNA ONLINE SHOP DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

1 15 115

KETERAMPILAN KOMUNIKASI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 2 104

STUDI TENTANG PERILAKU INDIVIDUAL PENGGUNA SMARTPHONE DI KALANGAN MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF ETIKA.

2 4 100

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (DSLR) MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

0 0 11

Pemodelan Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) Canon Menggunakan Metode Dempster - Shafer

0 0 6