29 yang memberatkan, melainkan anak harus dibimbing dan dididik berdasarkan
pada karekteristik belajarnya sebagai bentuk mempersiapkan diri untuk kehidupan selanjutnya.Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa
dalam berperilaku. Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara
belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini.
Adapun karakterisktik cara belajar anak menurut Masitoh dkk. adalah:
a. Anak belajar melalui bermain.
Dalam kenyataan di lapangan ternyata masyarakat Indonesia masih memiliki pemikiran bahwa pembelajaran yang senantiasa dilakukan pada
pendidikan dasar adalah membaca,menulis dan berhitung calistung baik itu di sekolah dasar maupun di Taman kanak-kanak sekalipun. Belajar calistung
memang pada dasarnya penting karena hal tersebut merupakan dasar untuk mengembangkan pengetahuan selanjutnya yang akan dipelajari anak pada
tingkatan yang lebih tinggi. Tetapi berbicara anak usia dini yang merupakan usia golden age calistung bukanlah suatu hal yang utama dalam pembelajaran karena
pada usia ini pengembangan tidaklah hanya pada otak kiri saja melainkan harus ada keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan, yang pada dasarnya menurut
beberapa penelitian akan terjadi kemampuan yang luar biasa ketika kedua otak tersebut dapat difungsikan. Selain itu, menurut Sudirjo,2011: 64 menjelaskan
bahwa orang-orang yang sudah dilatih untuk menggunakan suatu belahan otak secara eksklusif relatif tidak mampu menggunakan belahan otak lainnya. Selain
30 itu, temuannya juga menjelaskan jika bagian otak yang lebih lemah dirangsang
dan didorong untuk difungsikan bersama-sama dengan bagian yang lebih kuat,maka hasilnya adalah adanya sutu peningkatan dalam keseluruhan
kecakapan.Berdasarkan pada
penemuan tersebut
membuktikan bahwa
membaca,menulis dan berhitung bukan merupakan fokus utama dalam pendidikan anak usia dini.
Berdasarkan pada isu diatas, National Association for the education of young children Amerika Serikat NAEYC menertibkan suatu panduan
pendidikan bagian anak usia dini yang salah satunya menekankan penerapan bermain termasuk bernyanyi dan bercerita sebagai alat utama belajar anak.
Sejalan dengan itu, kebijakan pemerintah Indonesia di bidang pendidikan usia dini 19941995juga menganut prinsip “bermain sambil belajar atau belajar seraya
bermain”. Tetapi budaya atau anggapan masyarakat tentang aktifitas bermain yang
hanya dianggap membuang-buang waktu anak masih saja ada. Berkenaan dengan hal tersebut. Sudirjo, 2011:66 menjelaskan bahwa sekurang-kurangnya ada dua
alasan yang menyebabkan orang kurang menghargai aktivitas bermain anak. Pertama
adalah pengaruh
historis dari
etika bekerja.Etika
bekerja mengimplikasikan bahwa segala aktivitas yang berhubungan dengan kesenangan
bukanlah bekerja.Kedua adalah karena pengaruh langsung yang diperolah dari aktivitas bermain tidak jelas,sedangkan pengaruh langsung dari kegiatan
pengajaran terstruktur dapat dengan mudah diketahui.
31
b. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.