24
sosialisasi yang lainnya. Program-program atau iklan-iklan yang ditanyangkan
oleh media
massa, misalnya
disinyalir telah
menyebabkan terjadinya perubahan pada pola dan gaya hidup masyarakat.
C. Proses Sosialisasi di Sekolah
1. Peran Guru dalam Proses Sosialisasi di Sekolah
Sejalan dengan tugas utama guru sebagai pendidik di sekolah, melakukannya tidak hanya sekedar mengajar, namun juga mendidik yaitu
membimbing dan mengarahkan peserta didik pada hal-hal yang positif, mengajarkan hal-hal dengan baik dan benar serta penuh semangat dan
memberikan latihan-latihan berbagai hal yang dapat memberikan dampak positif bagi diri individu. Semua kegiatan tidak akan berjalan mudah dan
lancar tanpa adanya aspek pendukung, hal-hal yang sangat terkait dengan upaya pengembangan kemampuan peserta didik antara lain: keteladanan,
penciptaan lingkungan pendidikan yang kondusif, membimbing, mengajar dan melatih peserta didik sebagai unsur bangsa yang dilakukan secara
totalitas dan dalam kurun waktu yang tidak singkat. Guru yang memiliki jiwa, semangat dan nilai keguruan yang kokoh
sekaligus akan menjadi teladan dan lingkungan yang baik bagi terwujudnya jiwa, semangat dan nilai kehidupan para peserta didik dan
pada gilirannya akan menjadi lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi kehidupan secara keseluruhan Surya, 2013. Tanpa semangat
yang totalitas untuk mencari berbagai cara dalam mendidik, maka sedikit
25
kemungkinan akan berdampak baik dan kemungkinan besar siswa tidak akan mendapatkan suatu hal positif yang dapat memperbaiki dirinya.
2. Latihan Ketrampilan Sosial di Sekolah
Bagi siswa dan siswi pada jenjang SMP dan SMA khususnya untuk anak berkebutuhan khusus misalnya anak autistik, program yang
ditawarkan oleh sekolah sudah jarang yang mengarah pada akademik, namun lebih pada pembelajaran vokasional, terutama bagi peserta didik
yang tidak memungkinkan pemberian program akademik. Tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk peserta didik pada usia ini ditekankan pada
perolehan program akademik apabila siswa tersebut mempunyai kemampuan dan membutuhkan ilmu akademik.
Latihan keterampilan sosial sangat dibutuhkan bagi anak autistik karena anak autistik memiliki gangguan perilaku. Bagi anak autistik,
kemampuan sosialisasi tidak terlalu dihiraukan, anak autistik asik dengan dunianya sendiri dan acuh terhadap suatu hal yang terdapat di lingkungan
sekitar. Namun, sebagai seorang guru yang paham akan pentingnya bersosialisasi, tidak sepantasnya membiarkan hal ini terus berjalan begitu
saja, guru dituntut supaya mampu memberikan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi anak, sehingga anak memiliki
kemampuan sosialisasi sebagai bekal kehidupan di masyarakat. Smith 2012: 158 dalam bukunya menjelaskan program untuk
pelatihan ketrampilan sosial bagi anak yang mengalami gangguan perilaku adalah skillstreaming, yaitu program yang digunakan sebagai pendekatan
26
pembelajaran tersusun bagi pengajaran kemampuan sosial. Program ini meliputi:
a. Peniruan modeling. b.
Bermain peran role-playing. c.
Umpan-balik unjuk-kerja performance feedback. d.
Mengalihkan keterampilan latihan transfer of tarining. Anak autistik mengalami kesulitan dalam memahami hal-hal yang
bersifat abstrak, oleh karena itu perlu sebuah bantuan untuk memahaminya, dapat berupa gambar atau contoh peran secara langsung.
Bermain peran khususnya bagi anak autistik sangat membantu dalam memahami suatu hal yang bersifat abstrak. Teknis pelaksanaan program
tersebut adalah siswa didukung dalam menerapkan kemampuan sosial yang baru saja di dapat pada kehidupan sehari-hari yang sesungguhnya
ketika di kelas dan di rumah.
D. Alur Konsep Proses Sosialisasi