5
BAB II DASAR TEORI
2.1 Golongan Darah Manusia
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
serta mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Volume darah secara keseluruhan kira-
kira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira-kira 5 liter dengan perincian 1 liter darah di paru-paru, 3 liter dalam vena-vena sistim peredaran darah, sisanya 1 liter ada
dalam jantung dan arteri, arteriola serta kapiler sistematik[11]. Komposisi susunan darah dapat dilihat pada Tabel 2.1[12].
Tabel 2.1. Susunan Darah [12]
Air 91.0
Protein 8.0
Albumim, globulin, protromblin, dan fibrinogen Mineral
0.9 Natrium klorida, natrium bikarbonat, garam kalsium, fosfor,
besi, dan seterusnya Bahan organik
0.1 Glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolestrol, dan
asam amino
Jika darah dari golongan yang bertentangan ditransfusikan akan mengakibatkan bahan dalam plasma yang bernama aglutinin menggumpal dan juga terjadi hemolisis
memecahnya sel darah merah[12]. Sampai tahun 1900, transfusi darah pada manusia sering menyebabkan kematian. Kemudian Landsteiner mengajukan konsep mengenai
golongan darah, yang kini merupakan dasar pemberian transfusi darah. Sistem golongan darah yang utama berdasar pada ada tidaknya mukopolisakarida yang
disebut aglutinogen, yang terdapat di permukaan sel darah merah manusia. Aglutinogen itu dinamakan A dan B. Seseorang yang mempunyai aglutinogen A pada sel darah merahnya,
digolongkan dalam golongan darah A. Mereka yang mempunyai aglutinogen B, termasuk golongan darah B. Mereka yang mempunyai aglutinogen A dan B termasuk golongan
darah AB. Mereka yang tidak mempunyai aglutinogen A maupun B, termasuk golongan
darah O biasanya diucapkan sebagai huruf O dan bukan sebagai angka 0 atau nol. Sistem pengujian golongan darah seperti ini disebut sebagai metode ABO, yang prosesnya
dilakukan secara manual atau dengan cara meneteskan dua jenis cairan atau reagen pada sampel darah. Dalam proses pengujian sampel darah menggunakan metode ABO, sampel
darah akan diteteskan suatu reagen, kemudian pada sampel darah akan terjadi proses aglutinasi atau penggumpalan darah. Hasil reaksi aglutinasi non-aglutinasi pengujian
golongan darah dapat di lihat pada Tabel 2.2 dan pada Gambar 2.1 [11]. Tabel 2.2. Reaksi aglutinasi dan non-aglutinasi pada golongan darah [11]
Anti A Anti B
Golongan +
- A
- +
B +
+ AB
- -
O + = Aglutinasi - = non-aglutinasi
Gambar 2.1. Reaksi aglutinasi dan non-aglutinasi pada Golongan Darah [15] Agar tidak terjadi aglutinasi, maka pada transfusi, penderita harus diberi darah yang sama
golongannya. Maka transfusi darah dapat dilakukan seperti terlihat dalam Gambar 2.2.
A
O AB
B
Gambar 2.2. Pendonor dan penerima transfusi darah [11]