Sistem Pengambilan Keputusan Decision Support System Konsep Metode Brown Gibson

19 Dimana x, y dan z ialah variabel linguistik yang mempresentasikan variabel keadaan proses dan variabel kontrol An, Bn, Cn adalah nilai linguistik untuk variabel x, y, z pada semesta pembicaraan X,Y dan Z

2.2 Sistem Pengambilan Keputusan Decision Support System

Sistem pengambilan keputusan mempunyai berbagai pengertian yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan aplikasi sistem pendukung dalam permasalahan manajemen. Litle tahun 1995 mendefinisikan SPK sebagai kumpulan prosedur yang berbasis model untuk memproses data dan melakukan justifikasi untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Untuk menuju sukses, suatu sistem harus memenuhi beberapa syarat yaitu sederhana, kuat, mudah dikendalikan, adaptif, mudah untuk dimodifikasi. Perkembangan SPK memunculkan konsep baru seperti penggunaan konsep stuktur address yang menimbulkan pro kontra dengan munculnya ide bahwa permasalahan yang tidak terstruktur harus dibuat terstruktur. Bounzech tahun 1995 mendefinisikan SPK sebagai system berbasis komputer yang terdiri dari 3 komponen yang interaktif, yaitu: 1. Sistem bahasa Merupakan komunikasi antara pengguna dengan komponen lain dalam SPK 2. Sistem Pengetahuan Merupakan kumpulan pengetahuan yang utama termasuk dalam SPK sebagai data prosedur. 3. Sistem pemrosesan masalah yang merupakan penghubung antara dua komponen yang lain 20 Sedangkan Keen tahun 1995 menerapkan SPK kedalam situasi dimana sistem akhir dapat dikembangkan melalui proses adaptif yang terdiri dari proses belajar dan evaluasi. Pengertian SPK yang diberikan Keen tahun 1995 adalah SPK sebagai hasil proses pengembangan dimana pengguna, pembangun SPK dan SPK itu sendiri mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi satu sama lain yang menghasilkan sebuah evolusi dan pola yang digunakan.

2.3 Karakteristik dan kemampuan sistem pendukung keputusan

Secara umum tidak ada konsesus tentang pengertian SPK secara khusus, termasuk karakteristik dan kemampuan SPK, berikut ini merupakan karakteristik SPK tahun 1995 : 1. mendukung pengambilan keputusan terutama pada situasi semi terstruktur atau tidak terstruktur sama sekali dengan menyatukan keputusan yang dibuat manusia dan informasi dari komputer 2. mendukung berbagai level manajemen mulai dari eksekutif atas sampai manajer bawah 3. mendukung bukan hanya keputusan perseorangan tetapi juga untuk kelompok group. Permasalahan yang terstruktur sering kali membutuhkan keterlibatan berbagai elemen organisasi dalam hal ini individu-individu dari berbagai departemen 4. mendukung pengambilan keputusan yang bersifat independen maupun yang bersifat sequential 21 5. mendukung semua tahapan dalam pross pengambilan keputusan mulai dari tahapan penyelidikan, desain, pemilihan sampai dengan implementasi 6. mendukung berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. Hal ini menyebabkan SPK harus sesuai dengan atribut-atribut yang dimiliki pengambilan keputusan 7. adaptif dengan waktu. Pengambil keputusan harus bersikap reaktif, karena dihadapkan pada kondisi yang harus berubah dan menyesuaikan SPK dengan perubahan-perubahan tersebut. Pleksibel SPK memungkinkan pengguna user untuk menambahkan, menghapus, menggabungkan atau mengatur kembali elemen-elemen dasar. Hal ini akan memberikan kemampuan analisa yang cepat 8. mudah digunakan, pengguna harus merasa akrab dengan system yang dihadapi. Karakteritik semacam user Friendlines, fleksibel, bedaya grafis buat dalam dialog dengan bahasa umum dengan meninggkatkan keefektifan SPK. Karakteristik diatas menuntut bentuk SPK interaktif 9. meningkatkan ektifitas pengambilan keputusan akurasi, kecepatan, kualitas daripada meningkatkan efisiennya biaya, termasuk biaya pemrosesan komputer 10. dapat dikendalikan oleh pengambil keputusan dalam langkah-langkah proses penyelesaian keputusan. SPK ditujukan untuk mendukung pengambil keputusan bukan untuk menggantikan. Pengambil keputusan dengan menghentikan dan mengabaikan rekomendasi yang diberikan oleh komputer 22 11. mengajarkan untuk belajar, yang memungkinkan untuk diungkapkannya kebutuhan dan perbaikan sistem. Hal ini memunculkan proses pengembangan yang kotinyu 12. mudah untuk dibangun, program harus mampu membangun sendiri atau sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dikembangkan dalam organisasi dengan bantuan spesialis sistem informasi 13. menggunakan modal sehingga memungkinkan untuk memunculkannya percobaan dalm berbagai strategi dengan konfigurasi yang berbeda 14. dilengkapi dengan komponen pengetahuan pada SPK tingkat lanjut yang memberikan kemampuan penyelesaian masalah yang rumit secara efektif dan efisien

2.3.1 Komponen sistem pendukung keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri dari komponen-komponen SPK yaitu; Manajemen data Manajemen data terdiri dari database yang berisi data yang berhubungan dengan situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang yang disebut dengan database manajement sistem DBMS Manajemen model Sebuah paket perangkat lunak yang mencakup model kuantitatif untuk finansial, statistik dan management science yang mendukung analisis sistem dan juga merupakan software management Subsistem komunikasi subsistem dialog 23 Pengguna mampu berkomunikasi dan memberi perintah kepada SPK melalui subsistem ini. Subsistem ini merupakan perangkat lunak antar proses dengan pengguna Manajemen pengetahuan Subsistem ini merupakan subsistem opsional yang dapat mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang independen

2.3.2 Proses pengambilan keputusan

Mengacu Simon tahun 1995, proses pengambilan keputusan meliputi 3 fase penyelidikan, perancangan, dan pemilihan, fase keempat yaitu implementasi yang ditambahkan kemudian. Dimulai dari tahapan penyelidikan yaitu penelusuran kenyataan yang terjadi dan masalah yang muncul diidentifikasi dan didefinisikan. Tahap perancangan menghasilkan suatu model yang menyederhanakan sistem yang ditinjau. Tahap pemilihan yang menunjukkan solusi dari model yang dikembangkan. Bila solusi yang didapat dianggap telah sesuai maka tahap implementasi dapat dilakukan Pengembangan SPK merupakan proses yang sangat rumit. Proses ini meliputi kebutuhan teknis seperti pemilihan hardware sesuai dengan pengenalan tingkah laku dari para pengguna SPK karena sifat permasalahan SPK yang semi terstruktur ataupun tidak terstruktur, maka kebutuhan informasi dari para manager pengguna SPK akan berubah dan begitu juga SPKnya. Tahapan dalam pengembangan SPK yaitu : Tahapan A 24 Perencanaan, berhubungan dengan pemunculan kebutuhan dan diagnosa permasalahan. Dalam hal ini tujuan dan sasaran dari SPK didefinisikan Tahapan B Riset, berusaha mengidentifikasi pendekatan yang relevan dalam memenuhi kebutuhan pengguna dan menyesuaikan dengan sumber daya yang tersedia Tahapan C Analisa dan desain konseptual, berusaha mendapatkan pendekatan terbaik dan sumber daya yang dibutuhkan untuk diterapkan Variabel-variabel yang Digunakan 1. Lokasi Pasar Lokasi pasar adalah salah satu factor yang juga perlu diperhatikan dalam proses penetuan letak lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan tergantung pada macam produk yang dihasilkan, pasar ini bisa secara luas tersebar atau terpusatkan. Apabila suatu pasar diterapkan untuk terpusatkan pada lokasi tertentu maka perusahaan yang akan didirikan haruslah diletakkan berdekatan dengan lokasi pasar tersebut, sedangkan apabila pasar yang kita supplay ternyata tersebar di beberapa lokasi tertentu maka kita dapat menempatkan pasar pada titik beratnya. 2. Lokasi Sumber Bahan Baku Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat berpengaruh dalam menentukan lokasi perusahaan yang akan didirikan. Karena sifat dari proses manafacturingnya yang memaksa untuk berdekatan dengan lokasi bahan bakunya. 25 3. Alat Angkutan Masalah tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas transfortasi adalah juga merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan lokasi dari perusahaan yang akan didirikan. Maka dari itu ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan seperti : • Macam atau jenis fasilitas transportasi yang ada pada asal dan tujuan • Relatif biaya dari masing-masing transportasi tersebut • Derajat kepentingan pengiriman barang tersebut • Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan dalam proses pengiriman tersebut 4. Sumber Energi Hampir dapat dipastikan bahwa semua industri akan memerlukan tenaga listrik untuk berbagai macam kebutuhan dalam proses produksinya. Secara umum sebagian perusahaan akan lebih senang untuk membeli energi ini daripada harus membuat instalasi listrik sendiri. Biasanya public utility akan pula dapat mensupplay energi pada tinggkat biaya yang lebih murah dibandingkan bila harus menyediakan sendiri. 5. Iklim Iklim atau cuaca secara nyata banyak mempengaruhi efektifitas, efisiensi dan tingkah laku pekerja perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan penelitian, manusia akan dapat bekerja dengan nyaman di dalam ruangan yang temperaturnya dapat dijaga sekitar 20 derajat Celsius. 6. Buruh dan Tingkat Upahnya 26 Pendirian perusahaan pada lokasi tertentu akan tertentu akan mempertimbangkan pula tersedianya tenaga kerja yang cukup, yang tidak saja harus dilihat dari jumlahnya akan tetapi juga harus ditinjau dari segi kemampuan dan ketrampilan yang diperlukan. Selain itu tingkat upah harus juga dipetimbangkan. 7. Undang-undang Sistem Perpajakan Aturan atau uandang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah akan pula mempengaruhi proses pemilihan lokasi perusahaan. Beberapa aspek dari operasi yang diatur oleh undang- undang adalah berupa jam kerja, usia kerja minimal, dan kondisi-kondisi kerja lainnya. Disamping itu besar kecilnya pajak yang disetorkan oleh industri akan berbeda-beda tergantung dimana lokasi perusahaan tersebut akan didirikan. 8. Sikap Masyarakat Setempat Sikap masyarakat setempat dimana perusahaan tersebut hendak didirikan ikut pula menjadi dasar pertimbangan yang cukup penting artinya. Sosial cultural, adat istiadat, tradisi, dan tingkat pendidikan rata-rata dari anggota masyarakat merupakan aspek penting didalam penyelesaian masalah-masalah perburuhan, perselisihan dan lain-lain yang menyangkut masalah industrial relation. 9. Dan beberapa Variabel yang dapat di tambahkan di dalam sistem nantinya, disesuaikand engan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri. 27

2.4 Konsep Metode Brown Gibson

Brown-Gibson dikembangkan untuk menganalisa dan mengevaluasi lokasi pabrik industri berdasarkan konsep ”preference of measurement” yang mengkombinasikan faktor-faktor obyektif kuantitatif dan subyektif kualitatif. Dalam penentuan nilai awal yang nanti akhirnya memberikan keluaran atau output sebagai nilai terbesar dari suatu lokasi yang paling cocok digunakan sebagai lokasi pabrik industry tersebut. Adapun langkah-langkah penerapan metode brown-gibson adalah sebagai berikut : 1 Eliminasi setiap alternatif site lokasi yang secara sepintas jelas-jelas tidak layak dan feasibel untuk dipilih. Misalnya: tidak tersedianya suplai energi ataupun utilities lainnya dalam kapasitas yang dibutuhkan. 2 Hitung dan tetapkan “performance measuremants”dari faktor obyektif of untuk setiap alternatif lokasi. ....................................... 2.9 3 Tentukan faktor-faktor yang memberi pengaruh signifikan dan harus dipertimbangkan pada saat menetapkan lokasi pabrik. Faktor-faktor ini bersifat subjektif. 4 Tetapkan rating faktor Wij, dimana j=1,2,...n untuk setiap faktor subjektif yang ada dengan membandingkan dan menilai salah satu faktor terhadap faktor yang lain secara berpasangan pairwise comparison. 28 5 Buat ranking juga dengan pairwise comparison, berdasarkan faktor subjektif yang ditetapkan untuk masing-masing alternatif lokasi. Ranking ini dinotasikan sebagai Rij 0 ≤ Rij ≤ 1 dan ∑ Rij = 1. 6 Penilaian adalah sebagai berikut: • Poin = 1, berarti “lebih baik” • Poin =0, berarti “lebih jelek” • Poin sama-sama nol atau satu berarti “sama” 7 Tetapkan faktor subjektif Sfi dengan cara mengkombinasikan sebagai berikut: ............................................ 2.10 8 Kombinasikan faktor objektif dan subjektif. Sebelumnya perlu dihitung terlebih dahulu faktor mana yang lebih penting apakah faktor objektif bobot=k atau faktor subjektif bobot=1-k. Perhitungan ini akan menghasilkan Location Preference Measure LPM untuk setiap alternatif lokasi yang ada: LPMi = k Ofi + 1-k Sfi ……………………… 2.11 9 Lokasi yang dipilih adalah lokasi dengan nilai LPM tertinggi.

2.5 Konsep Dasar Sistem Dan Informasi