4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Fisika
Menurut Widiyowati 2009 hasil belajar diasumsikan sebagai keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
maupun dalam mengiterpretasikan pemahaman materi yang dipelajarinya secara lisan atau tertulis. Hasil belajar berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah berlangsung dan refleksi atas pola mengajar guru. Hasil belajar dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi kualitas dan segi
kuantitas. Kuantitas berkaitan dengan jumlah siswa yang berhasil tes, sedangkan kualitas berkaitan dengan mutu keberhasilan siswa. Menurut Kartika Budi
1996 yang dikutip oleh Widiyowati 2009 ada empat kemampuan yaitu : 1 kuantitas dan kualitasnya rendah, 2 kuantitas rendah sedangkan kualitas tinggi,
3 kuantitas tinggi sedangkan kualitasnya rendah, dan 4 kuantitas dan kualitasnya tinggi.
Hasil belajar siswa diwujudkan dalam nilai. Nilai adalah simbol yang digunakan untuk menyatakan peringkat keberhasilan siswa selama mengikuti
pelajaran. Tahap untuk menentukan nilai adalah ulangan, scoring, dan pemrosesan skor menjadi nilai.
4
5
2. Evaluasi
2.1. Definisi evaluasi
Menurut Subiyanto 1988: 188 evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk
menentukan mana dari dua atau lebih alternatif yang diinginkan. Atau dengan kata lain evaluasi merupakan cara memperoleh informasi untuk mengambil
kepustusan. Evaluasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses ketika seseorang mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempergunakan patokan-
patokan yang mengandung pengertian baik-tidak baik, memadai-tidak memadai, memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat, dan sebagainya.
Menurut Djemari Mardapi 2008: 8 evaluasi juga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas suatu
lembaga dalam melaksanakan programnya. Evaluasi menurut Griffin Nix, 1991 adalah judgement terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran.
Menurut definisi ini kegiatan evaluasi selalu didahului dengan pengukuran dan penilaian. Menurut Tyler 1950, evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana
tujuan pendidikan telah tercapai. Masih banyak lagi definisi tentang evaluasi, namun semuanya memuat masalah informasi dan kebijakan, yaitu informasi
tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Evaluasi secara singkat juga dapat
didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
6
2.2. Manfaat evaluasi
Djemari Mardapi 2008: 9; Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum , dan selanjutnya informasi
itu digunakan untuk perbaikan suatu program. Evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik
untuk belajar lebih baik. Seperti dikutip Suprananto 2012: 10, Gronlund Linn menggolongkan
evaluasi ke dalam empat kelompok, yaitu evaluasi penempatan, evaluasi formatif, evaluasi diagnostik dan evaluasi sumatif.
a. Evaluasi penempatan dimaksudkan untuk menentukan kemampuan siswa
di awal pembelajaran. b.
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar selama pembelajaran. Tujuan evaluasi formatif untuk memberikan
umpan balik feedback secara kontinu kepada siswa maupun guru terkait dengan keberhasilan dan kegagalan pembelajaran. Umpan balik kepada
siswa memberikan penguatan tentang keberhasilan pembelajaran dan mengidentifikasi
kesalahan-kesalahan yang
mungkin selama
pembelajaran dan harus dibetulkan. Umpan balik kepada guru memberikan informasi untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
memberikan resep untuk remedial kelompok maupun individu. c.
Evaluasi diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis berbagai kesulitan siswa selama pembelajaran. Tujuan utama evaluasi diagnostik adalah
7
untuk menentukan penyebab kesulitan belajar dan merumuskan suatu rencana tidakan remidiasi.
d. Evaluasi sumatif ditujukan untuk mengevaluasi prestasi siswa di akhir
pembelajaran. Evaluasi jenis ini didesain untuk menentukan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.
Subiyanto 1988: 194 mengungkapkan ada 3 alasan utama mengapa evaluasi perlu dilaksanakan, ialah : 1 untuk mengetahui keberhasilan siswa
belajar, 2 untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar, dan 3 untuk melaporkan kemajuan siswa. Alasan terpenting untuk melaksanakan evaluasi
adalah untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh para siswa dalam belajar, kemudian membantu mereka mengatasi kesulitan itu. Alasan lain mengapa
evaluasi penting dilaksanakan adalah memungkinkan guru mengadakan perubahan praktek dan prosedur mengajarnya dengan maksud untuk memperbaiki
situasi belajar siswa. Alasan yang ketiga ialah bahwa evaluasi merupakan dasar untuk melaporkan kemajuan siswa kepada orang tuanya atau kepada para guru
lain berupa nilai atau huruf dengan makna yang sudah ditetapkan.
3. Problem Solving