Contoh Kasus Klasifikasi Naïve Bayesian

14 ......................... 2.5 Dengan demikian y �� |x akan dimaksimalkan. Kelas � �� untuk setiap y �� |x yang dimaksimalkan dinamakan maximum posteriori hypothesis. Berdasarkan teorema bayes adalah: .............................................. 2.6 3. Selama Px konstan untuk semua kelas maka hanya Px|yiPy yang dimaksimalkan. Jika kelas probabilitas prior tidak diketahui, maka kelas-kelas tersebut diasumsikan sama, yaitu Py 1 = Py 2 = … = Py n . Oleh karena itu, Px|yi akan dimaksimalkan. Jika tidak, Px|yiPy yang akan dimaksimalkan.

2.2.3. Contoh Kasus Klasifikasi Naïve Bayesian

Pada tabel 2.1 adalah contoh kasus yang akan diselesaikan dengan algoritma naïve bayesian. Tabel 2.1 Data Status Membeli Motor Id-Pelanggan Pendapatan Peringkat Kredit Status Membeli Motor Honda-001 Tinggi Bagus Ya Honda-002 Rendah Cukup Tidak Honda-003 Rendah Bagus Ya Honda-004 Sedang Cukup Ya Honda-005 Tinggi Bagus Tidak Honda-006 Tinggi Cukup Tidak Honda-007 Sedang Bagus Tidak Honda-008 Sedang Bagus Ya Honda-009 Tinggi Cukup Ya Tabel 2.1 memperlihatkan data training dengan atribut: pendapatan dan peringkat kredit. Sedangkan atribut label kelas adalah status membeli motor. Berikut ini adalah penyelesaian contoh kasus mengguakan algoritma naïve bayesian: 15 Terdapat dua kelas dari klasifikasi yang dibentuk, yaitu: C 1 = Membeli Motor = Ya C 2 = Membeli Motor = Tidak Data yang akan diklasifikasikan adalah X = Pendapatan = “Tinggi”, Peringkat Kredit = “Cukup”. Langkah-langkah Perhitungan, sebagai berikut: 1. Mencari PC i , sebagai berikut: PC i merupakan prior probability untuk setiap kelas berdasar data, yaitu: PC i = a � a a �C a � a � a a PC 1 = 59 = 0.556 PC 2 = 49 = 0.444 2. Untuk menghitung �� � � �� , untuk i=1,2 akan dihitung probabilitas bersyarat likelihood, sebagai berikut: PX j |C i = � � ∩� �� � � � Likelihood Untuk atribut Pendapatan X 1 = “Tinggi”. PX 1 |C 1 = 2 � 9 9 = 2 = 0.400 PX 1 |C 2 = 2 � 9 9 = 2 = 0.500 Likelihood Untuk atribut Peringkat Kredit X 2 = “Cukup”. PX 2 |C 1 = 2 � 9 9 = 2 = 0.400 PX 2 |C 2 = 2 � 9 9 = 2 = 0.500 Laplace Estimator Bila ditemukan salah satu atribut yang memiliki probabilitas bersyarat likelihood=0, maka dilakukan penambahan nilai satu ke setiap evidence sehingga tidak ada probabilitas yang akan bernilai 0. Pada kasus di atas tidak mengimplementasikan laplace estimator, karena tidak ada atribut nilai likelihood=0. 16 3. Menghitung PX|C i , sebagai berikut: PX| Membeli Motor = “Ya” = 0.400 x 0.400 = 0.160 PX| Membeli Motor = “Tidak” = 0.500 x 0.500 = 0.250 4. Dari probabilitas-probabilitas tersebut, maka dilanjutkan dengan menghitung PX|C i x PC i , sebagai berikut: PX|Membeli Motor = “Ya” x PMembeli Motor = “Ya” = 0.160 x 0.556 = 0.089 PX|Membeli Motor = “Tidak” x PMembeli Motor = “Tidak” = 0.250 x 0.444 = 0.111 5. Hasil persentasi kedua prediksi diatas, sebagai berikut: Untuk membeli motor =”Ya” adalah: 0.0890.089+0.111 x 100 = 44.5 Untuk membeli Motor =”Tidak” adalah: 0.1110.111+0.089+ x 100 = 55.5 6. Kesimpulan, sebagai berikut: Dari hasil PX|C i x PC i di atas dapat disimpulkan bahwa data X termasuk ke dalam kelas membeli motor = “Tidak”, karena data yang digunakan adalah data yang memiliki nilai peluang terbesar atau maksimal yaitu = 0.111.

2.2.4. Karakteristik Klasifikasi Naïve Bayesian