PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALTI M
KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BAGIAN UTARA
Oleh Fatimah, Soleh Basuki, dan Robert L. Tobing
Subdit Batubara, DIM
S A R I
Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam dilakukan pada bagian selatan Provinsi Kalimantan Timur, yang dibatasi oleh koordinat 0
°30’00” LS - 1°30’00” LU, batas Provinsi Kalimantan Timur di bagian barat, serta garis pantai Pulau Kalimantan di bagian timur wilayah kajian. Secara administratif
wilayah kerja termasuk dalam Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, serta Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Parameter yang digunakan untuk penyusunan zonasi daerah potensial bagi tambang batubara bawah tanah ini antara lain: kemiringan lapisan batubara dip, ketebalan lapisan batubara, serta nilai kalori
batubara. Sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang berasal dari laporan penyelidikan batubara yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun laporan dari perusahaan-perusahaan batubara PKP2B dan
KP.
Kegiatan ini berhasil menyusun zonasi daerah potensial bagi tambang dalam batubara di daerah Long Lees, Long Nah, Marangkayu, Muara Haloq, Bontang dan Santan dengan kedalaman maksimum zona sampai
dengan 500 m di bawah permukaan. 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Batubara di Indonesia merupakan salah satu andalan sumber energi alternatif di luar minyak dan
gas bumi. Prospek penambangan batubara dengan metode konvensional seperti masih dilakukan saat ini,
untuk masa yang akan datang semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh letak lapisan batubara tersebut yang
sudah semakin dalam dari permukaan bumi sehingga “wastecoal ratio” nilai perbandingan batubara
dibanding perolehan batubara sebagai komoditas utama akan semakin tinggi. Disamping hal tersebut,
masalah slope stability kestabilan lereng bukaan tambang batubara serta air tanah juga menjadi suatu
hal yang semakin berat ditanggulangi dan harus diperhatikan.
Wilayah bagian utara Provinsi Kalimantan Timur mengandung banyak sumberdaya batubara
dengan ketebalan yang cukup bervariasi, terletak sampai kedalaman lebih dari 100 m, serta memiliki
kemiringan yang tidak homogen. Kondisi ini memperlihatkan gambaran keuntungan untuk
ditambang dengan metode tambang bawah tanah. Pada beberapa tempat lapisan batubara ini berada di bawah
wilayah kawasan lindung, yang tertutup bagi kemungkinan diusahakan dengan metode tambang
terbuka. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Kehutanan No. 41 Tahun 1999 yang intinya melarang
adanya kegiatan penggalianpenambangan terbuka di wilayah hutan lindung.
Alasan lainnya antara lain seperti prinsip kegiatan yang berwawasan keselamatan lingkungan
serta konservasi sumberdaya batubara sekali melakukan penambangan harus diambil sebanyak-
banyaknya tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan faktor lingkungan seperti tersebut di atas.
Pemerintah yang diwakili oleh instansi terkait, dalam hal ini Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral - Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral, mengusulkan untuk melakukan pengkajian
potensi batubara pada kedalaman 100 meter hingga 500 meter. Pada tahun 2005 kegiatan pengkajian
daerah potensi batubara untuk tambang dalam ini diusulkan dilakukan pada bagian utara dari Provinsi
Kalimantan Timur, sebagai kelanjutan kegiatan yang sama yang telah dilakukan tahun 2004. Kegiatan ini
didukung oleh pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA Tahun 2005.
1.2. Maksud dan Tujuan