6
minimal 60 dari populasi tanaman yang ada;
3 Kerapatan tanaman kurang dari 100
pohonha atau
melebihi 800
pohonha.
2. Prinsip
Pendekatan Peremajaan
Tanaman Kelapa
1 Daerah sasaran kegiatan peremajaan
tanaman kelapa
adalah daerah
sentra kelapa, diutamakan
pada kondisi
tanaman tuarusaktidak
produktif. 2
Menerapkan inovasi teknologi terkini, yaitu:
a Untuk wilayah monokultur, maka
jarak tanam
yang digunakan
sesuai standar
teknis, dapat
menggunakan jarak tanam yang telah ada atau
16 m X 6m;
b Untuk
daerah yang
tidak monokulturperkotaanpadat
penduduk disesuaikan dengan
kondisi setempat; c
Peremajaan dilakukan dengan cara menyisipmenanam diantara
tanaman yang ada atau menebang secara bertahap;
d Pengembangan
tumpangsari diantara
tanaman kelapa
7
disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi dan agroklimat daerah
masing-masing, seperti
dengan tanaman
pangan, tanaman
hortikultura atau
tanaman perkebunan lain yang sesuai.
3. Prinsip Pendekatan Penataan Tanaman
Sagu
1 Daerah sasaran penataan sagu
adalah kebun sagu masyarakat yang jumlah tanaman
per rumpunnya
melebihi atau kurang dari baku teknis, jarak tanamnya tidak sesuai
baku teknis, dan petani bersedia melakukannya;
2 Penataan kebun sagu masyarakat
dilaksanakan untuk mengatur jumlah rumpun per-hektar, jumlah pohon
sagu per-rumpun,
sebaran dan
komposisi umur tanaman sagu per- rumpun,
sehingga memudahkan
pemanenan dan produktivitas hasil meningkat.
3 Penataan dilakukan dengan jarak
tanam 8m x 8m - 10m x 10m, tergantung dari jenis sagu yang
ditanam.
8
4. Prinsip
Pendekatan Revitalisasi
Perkebunan
1 Pembinaan dan Pengawalan Kegiatan
Revitalisasi Perkebunan KPEN-RP adalah
melaksanakan koordinasi,
monitoring dan evaluasi bersama instansi terkait;
2 Operasional Petugas Pendamping
berpedoman pada Keputusan Direktur Jenderal
Perkebunan tentang
Perpanjangan Kontrak TKP dan PLP- TKP tahun 2016;
3 Penilaian Fisik Kebun kelapa sawit
rakyat mengacu pada SK Direktur Jenderal
Perkebunan No.41KptsLB.110062010 tentang
Sistem Penilaian Fisik Kebun Kelapa Sawit Rakyat Kegiatan Revitalisasi
Perkebunan;
4 Untuk penilaian fisik kebun karet dan
kakao mengacu pada SK Direktur Jenderal Perkebunan.
5. Prinsip Pendekatan Pemberdayaan