BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaan Pendidikan
Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum meliputi dua jenis yaitu pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Pengelolaan
pendidikan berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi Oteng Sutisna:1983. Dapat diartikan
pengelolaan pendidikan sebagai supaya untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan pendidikan pada
hakikatnya adalah fungsi untuk melakukan penataan semua kegiatan dalam pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai dalam batas-batas kebijakan yang
telah ditentukan. Sebagai penyelenggara pendidikan, manajemen pendidikan tidak menentukan kebijakan-kebijakan yang bersifat kelembagaan. Tetapi
dalam hal ini manajemen tidak menentukan kebijakan sama sekali. Pengelolaan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengembangan. Pengelolaan pendidikan. Pengelolaan adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dimana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu
tujuan organisasi. Menurut Griffin pengelolaan adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran goals secara efektif dan efisien. Pengelolaan pendidikan merupakan rangkaian kegiatan bersama atau keseluruhan
pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok orang dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara berencana dan sistematis, yang
diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu. Menurut Ki Hajar Dewantara pengelolaan pendidikan dengan konsep
pemikiran yang sederhana namun sangat filosofis, yaitu Ing Ngarso sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, Ki Hajar
Dewantara ingin mendengungkan konsep manajemen yang utuh. Artinya, dengan konsep yang filosofis tersebut sebuah organisasi dalam menjalankan
roda aktifitasnya harus dirancang secara komprehensif, mulai perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, dan dengan kepemimpinan yang baik. Konsep
tersebut juga banyak menginspirasi banyak kalangan dalam mengelola organisasi.
Ing Ngarso sung Tulodho, diartikan di depan memberi teladan. Konsep ini memberi pemahaman bahwa seorang pemimpin harus bisa
menjadi teladan baik anggota organisasi yang dia pimpin. Teladan ini tidak hanya menyangkut urusan kinerja, akan tetapi juga bisa teladan dalam
konteks persoalan teladan moral. Konsep ini juga bisa dipahami bahwa sebuah organisasi harus mempunyai panduan dalam beraktifitas. Panduan ini
bisa berupa perencanaan yang telah dihasilkan dengan matang dan bisa juga sosok seorang pemimpin yang memahami tujuan dari organisasi.
Sementara, Ing Madya Mangun Karso, diartikan di tengah memberikan motivasi karsa. Motivasi menjadi sesuatu hal yang dibutuhkan
oleh setiap manusia dalam mencapai tujuan. Setiap tujuan pasti menyimpan motivasi tersendiri, demikian pula setiap motivasi memiliki tujuan tersendiri.
Keduanya saling mengisi dan saling melengkapi. Sebuah organisasi yang tidak diisi oleh anggota-anggota yang bermotivasi akan menjadi organisasi
yang lesu dan tidak dinamis. Roda organisai akan stagnan dan mandek karena tidak adanya ruh yang bisa merangsang gairah organisasi.
Tut Wuri Handayani, diartikan di belakang mengawasi. Pengawasan menjadi hal yang penting untuk memastikan bahwa agenda organisasi
berjalan dalam rel yang benar. Adanya pengawasan menjadikan organisasi dalam mencapai tujuannya akan berjalan dalam koridor yang telah
direncanakan sejak awal. Kemencengan-kemencengan yang bisa terjadi setiap saat dalam upaya pencapaian tujuan organisasi akan dapat diminimalkan
dengan adanya pengawasan. Konsep Tut Wuri Handayani pun kemudian menjadi semboyan pendidikan di Indonesia.
B. Fungsi Pengelolaan Pendidikan