Redesain Logo Sebagai Identitas Visual Produk Kopi Raja Luwak Lampung Barat

(1)

(2)

(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Pendidikan Alamat Email No. HP : : : : : : : : Rofal Hendrawan Ciamis, 19 Januari 1991 Laki - laki

Islam

- SD Kubuperahu Liwa Lampung Barat - SMP Negri 1 Liwa Lampung Barat - SMA Negri 1 Liwa Lampung Barat

- Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia

Jl. Dago Barat No.44a Rt/Rw 05 Kec. Coblong Kel. Dago Bandung

[email protected] 081910406070


(4)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

REDESAIN LOGO SEBAGAI IDENTITAS VISUAL PRODUK KOPI RAJA LUWAK LAMPUNG BARAT

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2015-2016

Oleh:

Rofal Hendrawan 51911029

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

iii KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “REDESAIN LOGO SEBAGAI IDENTITAS VISUAL PRODUK KOPI RAJA LUWAK LAMPUNG BARAT”. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Sarjana (S1) Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kankan Kasmana M.Ds. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Dosen Wali, dan sebagai motivator. Kedua orang tua dan adik yang selalu memberikan dukungan dan doanya serta semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat banyak membantu sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Aamiin!

Bandung, 2016


(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 4

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II REDESAIN LOGO SEBAGAI IDENTITAS VISUAL PRODUK KOPI RAJA LUWAK ... 5

II.1 Pengertian Redesain ... 5

II.2 Pengertian Logo ... 5

II.3 Pertimbangan Redesain Logo ... 6

II.4 Spesifikasi Redesain Logo ... 8

II.5 Profil Raja Luwak ... 9

II.6 Profil Produk ... 11

II.7 Resume yang Mengarah Pada Solusi Perancangan ... 12

BAB III STRATEGI PERANCANGAM DAN KONSEP VISUAL ... 13

III.1 Strategi Perancangan ... 13


(7)

vii

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 13

III.1.3 Materi Pesan ... 14

III.1.4 Gaya Bahasa ... 14

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 14

III.1.6 Strategi Kreatif ... 15

III.1.6.1 Copywriting ... 16

III.1.7 Strategi Media ... 16

III.1.8 Strategi Distribusi ... 17

III.2 Konsep Visual ... 17

III.2.1 Format Desain ... 18

III.2.2 Tata Letak ... 19

III.2.3 Huruf ... 19

III.2.4 Ilustrasi ... 20

III.2.5 Warna ... 22

III.2.6 Bentuk ... 23

III.2.7 Ketentuan Logo ... 24

III.2.7.1 Sistem Grida ... 24

III.2.7.2 Konsep Variasi Logo ... 25

III.2.7.3 Konsep Variasi Warna ... 26

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 28

IV.1 Perancangan Visual ... 28

IV.2 Aplikasi Media ... 29

IV.2.1 Kartu Nama ... 29

IV.2.2 Amplop ... 30

IV.2.3 Kop Surat ... 30

IV.2.4 Name Tag ... 31

IV.2.5 Seragam Atribut ... 32

IV.2.6 Mobil Oprasional ... 33

IV.3 Merchandise ... 33

IV.3.1 Tote Bag ... 33


(8)

viii

IV.3.3 Pin ... 35

IV.3.4 Baju Kaos ... 35

IV.3.5 Gantungan Kunci ... 36

IV.4 Media ... 36

IV.4.1 X-Banner ... 36

IV.4.2 Poster ... 38

IV.4.3 Kemasan ... 38

IV.4.4 Media Internet ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40


(9)

40 DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Aaker, D. (2014). “Aaker On Branding” Diterjamhkan oleh: Eta Sitapoe. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Tjiptono, F. (2015). “Strategi Pemasaran”. Edisi 4. Yogyakarta: CV Andi Offset. Kusrianto, A. (2007). “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Rustan, S. (2015). “Bisnis Desain”, Jakarta: Lintas Kreasi Imaji.

B. Internet

Taufik, O. (2014). “ 5 Alasan Pentingnya Redesain Logo Perusahaan”, Bandung Tersedia di: http://www.sribu.com/5-alasan-pentingnya-redesain-logo-perusahaan/. (Diakses pada 23 maret 2016).

Sopari Ridwan, A. (2011). “Mendesain Estetika Logo Perusahaan yang Baik”, Bandung.

Tersedia di: http://www.ideapreneur.id/2011/mendesain-estetika-logo-perusahaan-yang-baik-1543#.V2dTBqJ-boR (Diakses pada 23 maret 2016).


(10)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Raja Luwak adalah salah satu merek terdaftar produsen kopi luwak di kota Liwa, provinsi Lampung Barat. Sudah Sembilan tahun Gunawan Supriadi sebagai leader menekuni usaha dibidang kopi luwak, usahanya terus berkembang seiring berjalannya waktu. “Raja Luwak” memiliki reputasi yang teramat baik dalam menghasilkan produk kopi luwak, proses pengolahan dari biji kopi pilihan terbaik yang telah melalui serangkaian proses fermentasi dalam sistem pencernaan binatang luwak (Paradoxurus Hermaphroditus), menjadi modal penting untuk menunjang citra produsen pengelola kopi luwak, seperti halnya “Raja Luwak”. Sampai saat ini kopi luwak (civet coffee), sudah menjadi produk kebanggan Indonesia, keunikan proses pembuatan dan cita rasa yang khas membuat kopi luwak sangat digemari para penikmat dan pencinta kopi. Tidak mengherankan untuk harga dan pemasaran kopi luwak melambung tinggi.

Lampung Barat dikenal sebagai sentra kopi luwak budidaya. Gunawan Supriadi sebagai pemegang nama “Raja Luwak” memaparkan, meskipun sudah mempunyai nama yang cukup besar dan dikenal berbagai kalangan tidak sepenuhnya mempermudah persaingan pasar saat ini, usaha kopi luwak yang dirintis Gunawan Supriadi masih terbilang usaha skala menengah dibandingkan dengan kompetitornya yang terlebih dulu berkecimpung dalam perbisnisan kopi luwak dengan skala yang lebih besar. Cabang usaha yang tersebar luas serta metode pemasaran yang terorganisasi, memiliki modal pengetahuan dan pengalaman, para kompetitor mudah menggapai pasar sasaran, terlebih lagi teknologi memegang peranan penting sebagai sarana promosi dan juga memperkuat brand image.

Di dalam dinamika pasar yang kompetitif, merek mempunyai peran yang sangat penting sebagai pembeda. Produk mudah untuk ditiru tetapi sebuah merek, khususnya citra suatu merek yang terekam dalam benak konsumen tidak dapat ditiru. Keunikan merek pada suatu produk yang dapat mencerminkan deferensiasi dan mudah untuk diingat, terutama ingatan tersebut berkaitan dengan atribut utama yang ditonjolkan, memiliki daya pembeda dan menarik sehingga konsumen


(11)

2 tidak dibingungkan dengan merek kompetitor, identitas produk yang spesial akan medapatkan posisi tertentu dalam persaingan peran logo menjadi sangat vital terutama dalam pembuatan strategi branding sebuah produk karena menaruh kepribadian merek dan sejumlah pesan kedalam sebuah ruang yang terbatas. Logo merupakan sebuah simbol yang dirancang untuk mewakili karakter dan menjadi identitas dari sebuah perusahaan. Logo merupakan bentuk ekspresi dan bentuk visual dari konsepsi perusahaan, produk, organisasi, maupun institusi serta merupakan simbol visual yang memiliki bentuk yang berasal dari nilai strategis perusahaan yang bersangkutan. Setidaknya logo perusahaan harus memiliki karakter tertentu, menyangkut Original dan Destinctive, Legible, Simple, Memoraable, Easly associated with the company, dan Easy adapter for all graphic media yang digunakan di aplikasikan ke berbagai media, untuk menghindari kesulitan dalam penerapan. (Kusrianto, 2007).

Identitas visual perusahaan tercipta dari bentuk logo itu sendiri. Estetika pada sebuah logo akan berbanding lurus dengan citra karakter perusahaan. Perencanaan dalam estetika logo sebagai bagian dari identitas produk adalah sisi unik dari badan usaha yang menjadi tampilan awal sebagai pencitraan bagi audiens sebelum mengenal lebih dalam mengenai sebuah perusahaan.

Perusahaan “Raja Luwak” sebelumnya sudah memiliki logo, akan tetapi logo yang dipergunakan pada saat ini masih kurang berfungsi dengan baik dalam memberikan citra yang melekat pada produk. Pengaplikasian logo yang terdapat pada “Raja Luwak” terbilang sangat sederhana, yang mana logo perusahaan hanya berupa nama perusahaan saja. Hal ini menunjukan ketidaktahuan dan pemahaman produsen “Raja Luwak” terhadap pentingnya logo dan identitas produk dalam sebuah perusahaan. Sudah seharusnya usaha yang telah berdiri selama ini memiliki image yang kuat. Maka dari itu perlu dilakukan repositioning perancangan dan pembaharuan logo dengan brand yang erat hubungannya dengan “Raja Luwak” untuk lebih menguatkan citra perusahaan di khalayak pasar.


(12)

3 Gambar I.1 Logo Raja Luwak

Sumber: Pribadi (2016)

Hal tersebut yang melatar belakangi didesainya logo baru “Raja Luwak” dan pengaplikasiannya untuk menunjang penguatan citra pada produk Kopi Raja Luwak untuk kedepannya, serta lebih menonjolkan identitas sebagai pelopor Kopi Luwak di Lampung Barat.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah dalam penyusunan penelitian ini, yaitu:

 Terkendalanya dalam membentuk citra identitas.

 Penerapan logo pada saat ini belum dapat mengangkat citra produk sebagai produk yang berkelas.

 Ketidak tahuan tentang pemahaman desain bagi sebuah produk.  Lemahnya penerapan estetika pada logo “Raja Luwak”

 Logo yang dikenakan “Raja Luwak” untuk saat ini terlihat sederhana hanya berupa nama perusahaan saja.

I.3 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi masalah diatas diketahui, maka terdapat rumusan dari masalah tersebut, yaitu:

 Bagaimana menciptakan identitas visual berupa logo pada produk Kopi Raja Luwak untuk menunjang citra identitas yang kuat di Lampung Barat.  Bagaimana mengaplikasikan logo pada media yang akan digunakan yang nantinya dapat membantu pruduk kopi Raja Luwak lebih dapat diterima di khalayak sasaran.


(13)

4 I.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah lebih terarah, permasalahan yang dihadapi tidak terlalu meluas, maka terdapat batasan masalah yaitu:

 Perancangan desain logo serta aplikasinya di tujukan kepada audiens dalam dan luar negeri.

 Perubahan logo diperuntuhkan hanya untuk perusahaan “Raja Luwak”  Lebih di fokuskan pembaharuan pada logo produk yang dipergunakan

sebelumnya.

 Redesain hanya mengacu pada unsur bentuk logo alphabet, unsur bentuk benda konkret serta elemen-elemen lainnya.

I.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan pentingnya perancangan berupa logo, yaitu sebagai berikut:  Menciptakan peluang dalam pasar yang kompetitif

 Meningkatkan citra produk kopi luwak “Raja Luwak”

 Memberikan hasil perancangan dalam bentuk logo serta aplikasinya, untuk seterusnya dapat digunakan oleh pihak perusahaan “Raja Luwak” sebagai acuan agar lebih dikenal di khalayak pasar.


(14)

5 BAB II. REDESAIN LOGO SEBAGAI IDENTITAS VISUAL PRODUK KOPI RAJA LUWAK

II.1 Pengertian Redesain

Redesain diadopsi dari bahasa inggris redesain, yaitu re- dan design. Dalam Bahasa Inggris, penggunaan kata re- mengacu pada pengulangan atau melakukan kembali, sehinggga redesign dapat diartikan sebagai desain ulang. Redesain mengacu pada sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang lebih baik dari desain sebelumnya. Adapun definisi menurut beberapa sumber, yaitu:

1. Menurut American Heritage Dictionary (2006) “redesign means to make a revision in the appearance of”, yang dapat diartikan membuat revisi dalam penampilan atau fungsi.

2. Menurut Collins English Dictionary (2009) “redesign is to the design of (something)”, yang dapat diartikan mengubah desain dari (sesuatu).

3. Menurut Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary (2000), redesign berarti merancang kembali.

Dari definisi yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan secara garis besar bahwa redesain mengandung pengertian merancang ulang sesuatu, sehingga sebuah perubahan baik dalam penampilan ataupun perubahan fisik.

II.2 Logo

Logo adalah salah satu bentuk iklan yang singkat. Disamping menjadi tanda pengenal yang segera membawa imajinasi seseorang kepada pemilik logo tersebut. Logo haruslah membawa pesan yang besar dalam ruangan yang sempit. Menurut Kusrianto (hal:232) menjelaskan bahwa logo merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial.


(15)

6 Secara visualisasi logo adalah suatu gambar. Gambar itu bisa berupa berbagai unsur bentuk dan warna. Oleh karena itu sifat dari apa yang diwakili oleh logo berbeda satu sama lain, maka logo itu memiliki bentuk yang berbeda pula.

Menurut Carter (1985), pakar coporate identity, pertimbangan-pertimbangan dalam logo yang baik mencangkup beberapa hal, sebagai berikut:

- Original dan destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan, dan daya pembeda yang jelas.

- Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai bentuk, ukuran, media yang berbeda-beda. - Simple atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan

dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.

- Memorable atau cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya bahkan dalam waktu yang relatif lama.

- Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.

- Easily adabtable for all graphic media. Faktor kemudahan mengaplikasikan logo baik yang menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada proses perancangan.

II.3 Pertimbangan Redesain Logo

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk melakukan desain ulang pada pada sebuah logo, khususnya logo sebuah perusahaan yang diaplikasikan pada sebuah produk serta berdampak untuk jangka yang panjang bagi sebuah perusahaan, yang akan selalu dikenakan disetiap media yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut khususnya untuk Raja Luwak. Redesain logo bukan serta merta hanya sebatas rangkaian visual tidak sesuai dengan pengaplikasiannya pada produk namun banyak hal yang menjadi landasan meredesain logo seperti yang dipaparkan menurut para ahli sebagai berikut :


(16)

7 Menurut Wijanarko (2016), redesain logo dipengaruhi beberapa faktor :

a. Logo tidak sesuai dengan perkembangan zaman

Sebagai sebuah perusahaan yang berkembang, pada umumnya kita menemukan bahwa logo yang awalnya diciptakan untuk mencerminkan layanan dan nilai-nilai dari sebuah brand menjadi usang. Di saat seperti inilah, keputusan untuk melakukan redesain logo perusahaan menjadi sebuah langkah bijak untuk menyegarkan identitas perusahaan agar secara akurat dapat “berkomunikasi” dengan siapa dan apa yang mereka wakili sekarang, daripada siapa dan apa yang mereka wakili sepuluh tahun yang lalu.

b. Perubahan visi dan misi perusahaan

Pergantian kepemimpinan atau kepemilikan suatu perusahaan seringkali berimbas pada perubahan visi dan misi dari perusahaan itu sendiri. Dan perubahan visi serta misi tersebut hampir selalu ditindaklanjuti dengan penyesuaian desain logo perusahaan. Logo merupakan bentuk representasi dari sebuah bisnis, dan perubahan visi serta misi mau tidak mau juga mempengaruhi branding, cara komunikasi serta citra perusahaan. Terkadang, desain terbaru juga turut mempengaruhi proses redesain logo sebuah perusahaan.

c. Masalah teknis pada penggunaan logo

Pada saat pertama kali membangun bisnis dan membuat desain logo, seringkali yang terlintas di pikiran yaitu bentuk logo yang kesan mewah. Tanpa disadari, logo perusahaan tersebut ternyata terkendala masalah teknis pada saat akan diimplementasikan pada media cetak.

d. Kemiripan logo perusahaan anda denan perusahaan lain

Kemiripan sebuah logo mungkin saja terjadi, baik dari warna, bentuk, letak, susunan, teknis pembuatan maupun proporsi. Kemiripan logo ini dapat menghilangkan keunikan logo perusahaan yang menjadi kebanggaan.


(17)

8 II.4 Spesifikasi Redesain Logo

Dalam kehidupan sehari-hari sebuah logo bukan hal asing yang sering dijumpai bahkan disekitar lingkungan tempat tinggal pun sebuah logo sering terlihat keberadaannya. Namun apakah setiap logo yang sering dijumpai pada umumnya mudah untuk di ingat hanya dengan satu kali melihatnya, logo yang baik adalah logo yang mudah untuk di ingatan. Maka dibutuhkanlah elemen-elemen dalam membangun sebuah logo yang baik seperti apa yang dipaparkan para ahli sebagai berikut :

Menurut Wijanarko (2016), Redesain logo harus memenuhi beberapa spesifikasi logo yaitu:

a. Kesederhanaan

Kesederhanaan sagatlah penting dengan mendesain logo secara sederhana, maka logo akan lebih mudah untuk dikenali, lebih mudah diaplikasikan dalam berbagai medium, dan tak mudah dilupakan.

b. Kesan yang mendalam

Desain logo yang efektif haruslah mudah diingat, dan hal ini dapat dicapai dengan memiliki logo yang mengandung pesan yang sesuai.

c. Keabadian

Desain logo yang baik haruslah abadi dan tidak dimakan usia. Jadi, sebelum Sribuddies memutuskan sebuah desain logo, coba tanyakan dulu, apakah desain logo tersebut masih efektif pada 10, 20, bahkan 50 tahun mendatang. Ingatlah bahwa desain logo tidak sama dengan industri fashion, di mana tren terus datang dan pergi. Identitas merek haruslah berumur panjang, dan tetap menonjolkan ciri khas yang sama hingga beberapa dekade mendatang.

d. Kemudahan aplikasi

Logo yang efektif harus mampu menonjol di berbagai media dan aplikasi. Logo harus fungsional. Untuk alasan ini, logo harus dirancang dalam format vektor, untuk memastikan bahwa logo dapat diubah ukurannya dengan skala berapa pun. Logo pun sebaiknya harus dapat bekerja dalam format horizontal maupun vertikal.


(18)

9 II.5 Profil Raja Luwak

Raja Luwak adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penghasil Kopi Luwak yang beralamatkan di Jalan Raden Intan II Gg. Pekonan, Kel, Way Mengaku-Liwa Kabupaten Lampung Barat sudah berdiri sekitar Sembilan tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2007. Perusahaan kopi luwak yang ditekuni saat ini berawal dari ketidak sengajaan Gunawan Supriadi yang gemar memelihara binatang luwak atau disebut juga (Paradoxurus Hermaphroditus), pada saat itu Gunawan Supriadi hanya memiliki dua ekor binatang luwak saja.

Perkenalan dengan bisnis Kopi Luwak pun berawal dari perkenalan dengan seorang warga asal Medan yang meminta untuk bekerja sama, tanpa merincikan keseluruhan kerjasama yang ditawarkan.Pada saat itu Gunawan hanya ditugaskan memberi makan biji kopi matang untuk kedua ekor binatang luwaknya. Dalam periode tertentu rekan yang menawarkan kerjasamanya itu mengambil dan membeli hasil kotoran luwak tersebut, tak lama berselang dua ekor binatang luwak tersebut justru ditawar seharga Rp. 1.000.000,00 per ekornya.

Gambar II.1 Foto pemberian makan binatang luwak Sumber: Pribadi (2016)


(19)

10 Setelah tiga bulan berlalu Gunawan Supriadi mulai menaruh kecurigaan terhadap gerak-gerik yang dilakukan rekannya tersebut yang tidak terbuka. Sebelumnya Gunawa Supriadi hanya mengetahui alasan rekannya tersebut membeli kotoran Kopi Luwak untuk dipergunakan sebagai keperluat obat, dan disisi lain melihat kondisi kedua binatang luwak sangat memprihatinkan dikarenakan terlalu sering diberi makan biji kopi saja.

Rasa penasaran semakin menjadi-jadi, sehubungan tidak mengertinya internet Gunawan Supriadi memita tolong kepada seorang teman untuk dicarikannya informasi mengenai kotoran luwak di internet. Alhasil ternyata terdapat informasi di China kopi yang berasal dari kotoran luwak dihargai Rp. 2.500.000,00 persetengah kilonya, semenjak saat itulah Gunawan Supriadi berfikiran untuk mengembangkan kopi luwak.

Gambar II.2 Foto Gunawan Supriadi Produsen Raja Luwak Sumber: Pribadi (2016)


(20)

11 II.6 Profil Produk

Raja Luwak saat ini memproduksi dua varian produk kopi, yaitu kopi luwak asli dan produk kopi organik robusta.

Tabel II.1 Tabel varian dan harga produk Sumber: Data Pribadi (2016)

Produk Kemasan Harga

Kopi Luwak 250 gram Rp. 125.000,00

100 gram Rp. 60.000,00

Kopi Robusta 1 kilogram 100.000,00

Kopi Luwak Kopi Robusta

Berdasarkan tabel II.1 produk kopi yang yang di produksi Raja Luwak Liwa Lampung Barat bahwa harga untuk produk kopi luwak sendiri sangat mencitrakan kopi yang ekslusif, untuk produk kopi luwak dengan kemasan 100gr di bandrol seharga Rp.60.000, harga yang fantastis untuk sebuah produk kopi. Berbeda dengan produk kopi robusta yang cukup relatif terjangkau untuk 1kg produk kopi robusta yaitu Rp.100.000.

Gambar II.3 Kemasan 250gr Produk Kopi Luwak Sumber: Pribadi (2016)


(21)

12 II.7 Resume yang Mengarah Pada Solusi Perancangan

Berdasarkan penelitian dan analisa yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kopi luwak diperuntuhkan untuk kalangan tertentu saja, karena kopi luwak memang produk yang eksklusif, namun logo pada produk Raja Luwak belum dapat menonjolkan citra produk Kopi Luwak yg berkelas. Solusi yang tepat adalah dengan dilakukannya redesain pada logo produk untuk dapat menunjang citra Produk kopi Raja Luwak di Liwa Lampung Barat.


(22)

13 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Re-dedsain Identity Raja Luwak berupa perancangan identitas produk berupa logo, beserta aturan standar penerapan. Konsep logo mengacu kepada positioning dan diferensiasi Raja Luwak “Elegan”. Yang merupakan hasil dari poin-poin keunggulan Raja Luwak sebagai salah satu produsen kopi luwak dengan reputasi amat baik di Lampung Barat, kualitas kopi luwak terbaik yang di yang dihasilkan menjadi acuan dalam persaingan khalayak pasar.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Mendesain logo baru untuk diaplikasikan pada produk Kopi Luwak khusunya diperuntuhkan untuk perusahaan “Raja Luwak” di Lampung Barat. Dengan Tujuan diharapkan agar dapat membantu meningkatkan citra pada sebuah produk Kopi “Raja Luwak” untuk kedepannya.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang digunakan dalam perancangan sebuah logo baru yang akan diterapkakan pada produk Kopi Raja Luwak ini adalah pendekatan secara visual. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat serta khalayak pasar agar tertarik dengan produk Kopi Raja Luwak, antara lain:

 Dengan adanya logo baru yang diterapkan pada produk Kopi Luwak dapat mempermudah khalayak sasaran mengingat serta tertanam dalam ingatan masyarakat akan Raja Luwak.

 Hal ini dapat tercapai dengan melakukan serangkaian promosi yang dilakukan dilapangan secara langsung maupun secara tidak langsung oleh pihak perusahaan, yang mana akan dengan mudah masyarakat mengingat logo baru pada produk Kopi Raja Luwak.

A. Pendekatan Visual

 Pendekatan visual yang digunakan pada perancangan logo ini meliputi teks, picturemark yang menginformasikan masing-masing arti dari nama Raja Luwak.


(23)

14  Pendekatan visual pada logo produk berupa picturemark diharapkan lebih

mudah dan lebih sederhana untuk di ingat Khalayak sasaran.

B. Pendekatan Verbal

Penyampaian informasi dalam perancangan logo sebagai identitas visual pada produk kopi Raja Luwak adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai penjelasan dan informasi agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target sasaran sehingga komunikasi yang disampaikan lebih efektif dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Bahasa Inggris digunakan untuk mengirformasikan kepada konsumen Internasional.

III.1.3 Materi Pesan

Menampilkan informasi berupa tampilan visual desain logo baru pada produk kopi Raja Luwak disertai pesan yang disampaikan melalui media-media yang dikenakan pada produk Kopi Raja Luwak.

III.1.4 Gaya Bahasa

Menggunakan bahasa non formal agar terkesan bersahabat serta sesuai dengan target audiens.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

A. Consumer Insight

Laki-laki dan perempuan usia 21-50 tahun, yang gemar mengkonsumsi minuman kopi dengan status sosial menengah keatas, karena harga untuk produk Kopi Luwak berbeda denga produk kopi jenis lainnya yang dibandrol harga yang cukup mahal. Sehingga pengkonsumsi kopi luwak terbilang hanya kalangan tertentu saja, melihat harga yang jelas bukan seperti produk kopi jenis lain, produk kopi luwak adalah produk kopi yang eksklusif.


(24)

15

B. Consumer Journey

Tabel III.1 Consumer Journey Sumber: Data pribadi (2016)

Waktu Aktivitas Tempat Point Of Contact

06.00-07.00

Bangun tidur, mandi, pilih baju,

sarapan

Kamar tidur

Kasur, bantal, guling, selimut, lemari baju,

jam, 07.00-07.30 Menuju ke

tempat kerja

Jalan, Tempat kerja

Jalan, kendaraan, orang,

08.00-11.00 Bekerja Tempat kerja Meja, kursi, alat tulis, Komputer 12.00-21.00 Istirahat, pulang,

makan, tidur

Rumah, kamar

Makanan, minuman, kendaraan,

III.1.6 Strategi Kreatif

Agar informasi mencapai tujuan dengan yang diharapkan maka pengaplikasian logo produk yang baru harus kreatif dan menarik dalam memberikan informasi dalam melakukan serangkaian promosi, logo baru akan dirancang dan di aplikasikan melalui media packaging.

(a) (b) (c)

Gambar III.1 (a) Bagian depan pada kemasan (b) Bagian samping kemasan

(c) Bagian belakang kemasan Sumber : Data pribadi (2016)


(25)

16 III.1.6.1 Copywriting

Untuk mempermudah serta dapat menarik perhatian audiens, maka dibuatlah copywriting untuk kebutuhan dalam memperkenalkan dengan media pendukung, diantaranya adalah:

Headline: Civet Coffee, kata tersebut dapat menarik perhatian dan mewakili apa yang ingin disampaikan kepada target audiens.

Tagline: Coffee Makes Evrything Better, kalimat tersebut memperjelas maksud dari apa yang akan disampaikan.

 Ilustrasi: dengan tampilan pada produk yang sederhana namun elegant agar dapat merangsang minat audiens untuk membaca iklan pada poster atau media lainnya.

 Titel Tambah: kalimat tambahan yang merupakan rincian dari kalimat utama, yaitu penjelasan singkat mengenai apa saja yang terdapat pada kemasan produk Kopi Raja Luwak.

III.1.7 Strategi Media Media Utama

Media adalah salah satu hal terpenting dalam penyampaian sebuah informasi, yaitu sebagai alat penghubung untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Maka diperlukan media yang sesuai agar informasi mudah dipahami dengan baik. Media yang akan digunakan dalam perancangan logo produk kopi ini berupa kemasan atau packaging. Packaging dipilih karena media tersebut dapat dengan mudah untuk diingat, sehingga media ini menjadi media yang efektif dibandingkan dengan media yang lain.

Aplikasi media yang diutamakan merupakan media-media yang menghubungkan hubungan internal Raja Luwak dan khalayak pasar. Media berupa:

 Atribut yang dipakai oleh pegawai yang bekerja di perusahaan raja luwak  Kebutuhan administrasi internal dan eksternal seperti amplop, kop surat,

kartu nama, name tag.


(26)

17  Media Sekunder (Media Pendukung)

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan target audiens tertarik membeli produk kopi Raja Luwak, media pendukung tersebut antara lain:

 Poster: Poster adalah media informasi yang dapat menampung banyak informasi yang singkat dan cepat dipahami. Poster ini diperlukan untuk mempromosikan media aplikasi, karena poster ini sangat mudah untuk disebarkan dan efektif untuk ditempatkan dimana saja, seperti di dinding, kaca, jendela, dan lain-lain. Sehingga dapat dengan mudah dilihat oleh target audiens.

III.1.8 Strategi Distribusi

Strategi distribusi merupakan rencana dalam menyebarkan atau menyalurkan produk kepada target sasaran atau audiens. Dalam perancangan ini, produk tersebut adalah Kopi Raja Luwak. Media ini akan disebarkan ke lingkungan masyarakat luas. Untuk memperkenalkan media tersebut dilakukan dengan cara menempelkan poster di Kafe, toko serta warung-warung. Mendistribusikan melalui media pendukung yang disebar sesuai dengan kebutuhan serta fungsinya masing-masing.

III.2 Konsep Visual

Konsep logo mengacu kepada positioning Kopi Raja Luwak. Dengan menggunakan kata kunci:

 Mahkota Raja  Biji Kopi  Siger Lampung

Ketiga kata kunci tersebut akan menjadi satu kesatuan pada perancangan logo Produk kopi Raja Luwak. Elemen logo terdiri dari picturemark dan lettermark. Pada picturemark objek yang digunakan adalah mahkota raja dan biji kopi yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mendekati elemen siger lampung


(27)

18 (mahkota identitas budaya lampung). Menjadi awal mula motivasi membangun dan meredesain logo produk kopi luwak yang baru. Untuk mempresentasikan kopi luwak sebagai kopi terbaik di dunia . Bentuk dari mahkota raja dan biji kopi dibentuk dari objek-objek geometri dengan kontruksi perhitungan yang benar, memberikan ciri khas, unik dan kreatif teredapat pada tiga biji kopi yang menyatu menjadi bagian dari mahkota. Yang mempunyai arti Raja Luwak adalah perusahaan dibidang Kopi Luwak.

III.2.1 Format Desain

Aplikasi logo baru pada kemasan yang berukuran 250gr yaitu 17x11cm2, ukuran tersebut adalah ukuran yang sesuai dengan standar kemasan produk pada umumnya.

Gambar III.2 Format Desain Sumber: Data pribadi (2016)


(28)

19 III.2.2 Tata Letak

Layout yang diterapkan pada logo baru ini disesuaikan dengan arah keterbacaan pada umumnya, yaitu ditempatkan di tengah untuk pengaplikasian pada packaging. Diharapkan dengan demikian khalayak sasaran dapat lebih nyaman saat melihat tampilan logo pada kemasan tersebut. Selain itu, layout yang digunakan tetap mengacu pada prinsip-prinsip desain, diantaranya:

 Keselarasan

Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan tataan diantara bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi dan menimbang. Keselarasan (harmoni) bertindak sebagai faktor pengaman untuk mencapai keserasian seluruh penyajian pada rancangan logo sebagai identitas visual.  Kesebandingan

Kesebandingan (proporsi) merupakan hubungan perbandingan antara bagian dengan bagian lain atau bagian dengan elemen keseluruhan pada rancangan logo sebagai identitas visual.

 Keseimbangan

Sebagai media komunikasi visual yang bertujuan untuk mentransfer informasi secara jelas sekaligus estetis memerlukan keadaan keseimbangan pada unsur-unsur yang diterapkan pada perancangan logo sebagai identitas visual.

III.2.3 Huruf

Huruf yang di gunakan pada perancangan logo adalah jenis huruf “Great Vibes”. Huruf yang dipilih merupakan jenis huruf handlattering yang elegan, mewakili sifat raja dan juga disesuaikan dengan kebutuhan logo. Huruf “Rockwell” digunakan sebagai kebutuhan headline yang menambahkan kesan berat. Huruf “Coffee House” dipergunakan untuk tagline. Serta huruf “Century Gothic” dipergunakan sebagai body text untuk menjaga keterbacaan.


(29)

20 Great Vibes ABCDEFGHIJKLMNO PQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789!@#$%^&*()_+

(a) (b)

(c) (d)

Gambar III.3 (a) Great Vibes (b) Century Gothic (c) Coffee House (d) Rockwell

Sumber: Data pribadi (2016) III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dalam perancangan logo baru untuk produk Kopi Raja Luwak mengacu kepada desain Logomark dan Logotype yang mengusung konsep terlihat sederhana tetapi memiliki nilai yang kuat didalamnya.

Gambar III.4 Referensi Logomark dan Logotype Sumber: https://musicmachinery.files.wordpress.com (2016)

Century Gothic ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVW XYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789!@#$%^&*()_+ Coffee House ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789 Rockwell ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTU VWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789!@#$%^&*()_+


(30)

21 Dalam proses perancangan dibutuhkan beberapa referensi agar konsep dapat sesuai dengan apa yang diinginkan dan sesuai dengan konsep yang lebih mengacu pada desain-desain bertemakan mewah serta elegan dengan tujuan agar media sesuai fungsi.

Berikut adalah referensi yang menjadi acuan perancangan logo produk kopi Raja Luwak:

Gambar III.5 Referensi Perancangan Logo Sumber: Pribadi (2016)

 Siger Lampung

Siger Lampung adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warna emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya.


(31)

22  Mahkota Raja

Mahkota adalah simbol tradisional dalam bentuk tutup kepala yang dikenakan oleh raja, ratu atau dewa. Bagi yang memakainya secara tradisional mahkota merupakan lambang bagi kekuasaan, legitimasi, keabadian, kejayaan, kemakmuran, kejayaan, dan kehidupan setelah kematian.

 Biji Kopi

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).

III.2.5 Warna

Warna merupakan unsur terpenting dalam sebuah desain, setiap warna memiliki kekuatan dan arti yang berbeda-beda warna juga mampu merangsang perilaku dan perasaan seseorang. Pemilihan warna harus sesuai dengan konsep dan pesan yang ingin disampaikan. Dalam perancangan logo sebagai identitas visual pada produk kopi Raja Luwak. berikut warna-warna yang digunakan dalam perancangan logo beserta pengaplikasian pada atribut media sebagai berikut:

Gambar III.6 Warna Sumber: Pribadi (2016)


(32)

23 Warna-warna tersebut mengacu kepada referensi yang telah ada yaitu warna yang dikenakan pada batik khas Lampung gelap dan terang.

Gambar III.7 Referensi Warna Sumber: Pribadi (2016)

III.2.6 Bentuk  Garis

Jenis garis yang digunakan berupa garis-garis pembentuk objek geometri berupa horizontal, vertical, diagonal, serta bentuk linkar yang digunakan sebagai konsep pembentukan logo.

Gambar III.8 Studi garis Sumber: Pribadi (2016)  Geometris

Bentuk perancangan logo berdasarkan pada sifat rasional dengan menggunakan bentuk-bentuk geometris seperti segi empat, bulat, segitiga dengan perhitungan yang jelas dengan menggunakan sistem grida.


(33)

24 Gambar III.9 Bentuk Geometris

Sumber: Pribadi (2016) III.2.7 Ketentuan Logo

Ketentuan perancangan logo dilakukan untuk memperoleh elemen pembentuk logo berupa bentuk, garis dan huruf, yang sesuai dengan pengetahuan khalayak sasaran, dengan adanya ketentuan-ketentuan pada logo diharapkan dapat menjadi identitas produk yang kuat dibenak khalayak sasaran.

III.2.7.1 Sistem Grida

Gambar III.10 Sistem Grida Sumber: Pribadi (2016)


(34)

25 III.2.7.2 Konsep Variasi Logo

Untuk mengakomodir berbagai pengaplikasian, maka dibuat beberapa penempatan logo. Hal ini disebabkan berbagai media aplikasi mempunyai bentuk dan yang berbeda-beda.

Gambar III.11 Konsep Variasi Logo Sumber: Pribadi (2016)


(35)

26 III.2.7.3 Konsep Variasi Warna

Gambar III.12 Konsep Variasi Warna Sumber: Pribadi (2016)

Gambar III.13 Konsep Variasi Wana 2 Sumber: Pribadi (2016)


(36)

27 III.2.7.4 Penggunaan Logo Tidak Dibenarkan

Gambar III.14 Penggunaan Logo Tidak Dibenarkan Sumber: Pribadi (2016)

Penggunaan logo yang tidak dibenarkan yaitu : 1. Mengganti jenis huruf pada logo utama 2. Merubah proporsi pada logo

3. Menempatkan logo di pojok area yang akan digunakan 4. Merubah warna dengan selain warna yang telah ditentukan 5. Memakai warna logo dan background yang bertabrakan


(37)

28 BAB IV. TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Perancangan Visual

Dalam tahap ini perancangan dilakukan dengan menggunakan software Adobe Illustrator CC 2015 yang mengacu pada sketsa yang telah dibuat.

Gambar IV.1 Perancangan logo Sumber : Data pribadi (2016)

Setelah selesai pada perancangan logo, kemudian dilanjutkan ke pengaplikasian logo pada packaging dengan menggunakan software Adobe Illustrator CC 2015.


(38)

29 Gambar IV.2 Perancangan pengaplikasian logo

Sumber : Data pribadi (2016)

IV.2 Aplikasi Media

Pengaplikasin logo pada berbagai media yang digunakan Raja Luwak. IV.2.1 Kartu nama

Kartu Nama adalah sebuah kartu yang menyampaikan informasi tentang sebuah perusahaan ataupun individu yang disampaikan hanya sebagai pengingat dalam sebuah perkenalan formal. Pada umumnya kartu nama berisi tentang nama perusahaan (termasuk logo perusahaan) dan alamat pos, nomor telepon, nomor fax dan email, situs web.

Ukuran : 9 x 5,5 cm2 Bahan : Art paper Teknis : Digital printing Format : Landscape

Gambar IV.3 Kartu nama Sumber : Data pribadi (2016)


(39)

30 IV.2.2 Amplop

Amplop digunakan untuk menjaga kesopanan dan kerapihan dalam hal administrasi. Serta untuk mengirimkan surta kepada lembaga-lembaga resmi lainnya. Selain melibatkan logo, ditambahkan pula elemen dengan identitas warna dan bentuk logo dari perusahaan kopi Raja Luwak.

Ukuran : 23 x 11 cm2 Bahan : HVS dan Plastik Transparan

Teknis : Offset dan cutting

Format : Landscape

Gambar IV.4 Amplop Sumber : Data pribadi 2016

IV.2.3 Kop Surat

Kop surat dibuat untuk menjaga keaslian surat yang bersumber dari pihak perusahaan kopi Raja Luwak. Pada kop surat, penulisan keterangan alamat, telepon, dan website.


(40)

31 Ukuran : A4 (21 x 29,5cm2)

Bahan : Kertas HVS Teknis : Cetak Offset Format : Potrait

Gambar IV.5 Kop surat Sumber : Data pribadi (2016)

IV.2.4 Name Tag

Name tag dibuat sebagai tanda pengenal untuk para pegawai yang bekerja di perusahaan kopi Raja Luwak.

Ukuran : 8.5x5.5 cm2 Bahan : Plastik PVC Teknis : Digital Print Format : Potrait

Gambar IV.6 Name tag Sumber : Data pribadi (2016)


(41)

32 IV.2.5 Seragam Atribut

Seragam dibuat sebagai atribut wajib yang dikenakan di dalam lingkungan perusaan kopi Raja Luwak.

Bahan Kain : Famatex Emblem : Bordir

Gambar IV.7 Topi seragam Sumber : Data pribadi (2016)

Bahan Kain : Cotton

Emblem : Bordir Komputer Kancing : Plastik

Gambar IV.8 Baju seragam Sumber : Data pribadi (2016)


(42)

33 IV.2.6 Mobil Oprasional

Bahan Cat : Duco Stiker : Stiker Cutting

Gambar IV.9 Mobil Oprasional Sumber : Data pribadi (2016)

IV.3 Merchandise

merchandise adalah segala bentuk produk yang ditujukan sebagai hadiah. Dalam hal ini merchandise diberikan secara cuma-cuma kepada orang yang telah mengikuti atau melaksanakan kegiatan yang diwajibkan oleh produsen produk tersebut. Sedangkan gift adalah produk yang dibuat untuk dijual.

IV.3.1 Tote Bag

Tote bag merupakan salah satu model tas jinjing berbentuk kotak dan terbuka yang dilengkapi dengan dua buah tali pegangan pada bagian atasnya. Sesuai fungsi dan tujuan pemakaiannya tote bag sendiri tersedia dalam berbagai macam


(43)

34 desain dan ukuran. Mulai dari tote bag berukuran besar, tote bag berukuran sedang, hingga tote bag berukuran kecil.

Bahan Kain : Kanvas Ukuran : 40x30 cm Emblem : Digital Print

Gambar IV.10 Tote Bag Sumber : Data pribadi (2016)

IV.3.2 Gelas

Bahan : Mug Coating Emblem : Sablon

Gambar IV.11 Gelas Sumber : Data Pribadi (2016)


(44)

35 IV.3.3 PIN

Pin dibuat dan dipergunakan untuk memperlihatkan identitas Raja Luwak dapat diletakkan pada material-material kain seperti baju, tas, dan bahan kain lainya.

Jenis : Pin Resin Bahan : Plastik Resin Ukuran : 8x8 cm2

Gambar IV.12 PIN Sumber : Data pribadi (2016)

IV.3.4 Baju Kaos

Bahan :Cotton Combat 30s

Teknik Cetak : Sablon Natutal Suede

Gambar IV.13 Baju Kaos Sumber : Data pribadi (2016)


(45)

36 IV.3.5 Gantungan Kunci

Bahan : Plastik Resin Ukuran : 5x5 cm

Teknik Cetak : Gigital Print

Gambar IV.14 Gantungan Kunci Sumber : Data pribadi (2016)

IV.4 MEDIA

IV.4.1 X-Banner

X Banner digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. X Banner dipasang di bagian depan toko, perusahaan, event, atau tempat-tempat yang perlu pengenalan agar orang tertarik.


(46)

37 Ukuran : 60x160cm

Bahan : Flexi Korea Teknis : Digital Print

Gambar IV.15 X-banner Sumber : Data pribadi 2016


(47)

38 IV.4.2 Poster

Ukuran : 29,7 x 42 cm2 Bahan : Art Papers Teknis : Digital Printing Format : Potrait

Gambar IV.16 Poster Sumber : Data pribadi 2016 IV.4.3 Kemasan

Ukuran : 17 x 11 cm2 Bahan : Karton 210gr Teknis : Digital Printing Format : Potrait

Gambar IV.17 Kemasan Sumber : Data pribadi 2016


(48)

39 IV.4.4 Media Internet

Gambar IV.18 Media Internet Sumber : Data pribadi 2016


(1)

34 desain dan ukuran. Mulai dari tote bag berukuran besar, tote bag berukuran sedang, hingga tote bag berukuran kecil.

Bahan Kain : Kanvas Ukuran : 40x30 cm Emblem : Digital Print

Gambar IV.10 Tote Bag Sumber : Data pribadi (2016)

IV.3.2 Gelas

Bahan : Mug Coating Emblem : Sablon

Gambar IV.11 Gelas Sumber : Data Pribadi (2016)


(2)

35 IV.3.3 PIN

Pin dibuat dan dipergunakan untuk memperlihatkan identitas Raja Luwak dapat diletakkan pada material-material kain seperti baju, tas, dan bahan kain lainya.

Jenis : Pin Resin Bahan : Plastik Resin Ukuran : 8x8 cm2

Gambar IV.12 PIN Sumber : Data pribadi (2016)

IV.3.4 Baju Kaos

Bahan :Cotton Combat 30s

Teknik Cetak : Sablon Natutal Suede

Gambar IV.13 Baju Kaos Sumber : Data pribadi (2016)


(3)

36 IV.3.5 Gantungan Kunci

Bahan : Plastik Resin Ukuran : 5x5 cm

Teknik Cetak : Gigital Print

Gambar IV.14 Gantungan Kunci Sumber : Data pribadi (2016)

IV.4 MEDIA

IV.4.1 X-Banner

X Banner digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. X Banner dipasang di bagian depan toko, perusahaan, event, atau tempat-tempat yang perlu pengenalan agar orang tertarik.


(4)

37 Ukuran : 60x160cm

Bahan : Flexi Korea Teknis : Digital Print

Gambar IV.15 X-banner Sumber : Data pribadi 2016


(5)

38 IV.4.2 Poster

Ukuran : 29,7 x 42 cm2 Bahan : Art Papers Teknis : Digital Printing Format : Potrait

Gambar IV.16 Poster Sumber : Data pribadi 2016 IV.4.3 Kemasan

Ukuran : 17 x 11 cm2 Bahan : Karton 210gr Teknis : Digital Printing Format : Potrait

Gambar IV.17 Kemasan Sumber : Data pribadi 2016


(6)

39 IV.4.4 Media Internet

Gambar IV.18 Media Internet Sumber : Data pribadi 2016