Pendekatan orientasi pra rekonstruksi Bab2

Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Metode Kajian 8 Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan Pembangunan berkelanjutan Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung. Hutan Produksi Terbatas HPT adalah hutan alam produksi yang karena faktor topografi, kepekaan jenis tanah dan iklim sehingga pemanfaatan hasil hutan kayunya dibatasi berdasarkan limit diameter tebang sesuai ketentuan yang berlaku. Keputusan Menteri Kehutanan No : 88Kpts-II2003. Hutan Konversi adalah kawasan hutan yang dapat diubah atau dialih fungsikan untuk kepentingan masyarakat Hutan Mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob Snedaker, 1978. Catchment Area atau Kawasan Resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi akuifer yang berguna sebagai sumber air Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung.

2.2. Pendekatan

Kegiatan ini merupakan kegiatan jangka panjang mencakup skala kewilayahan yang luas atau dapat dikatakan sebagai “large-scale natural resource assessment”. Untuk melakukan kegiatan ini, akan dihadapkan pada masalah yang kompleks, memerlukan penilaian yang komprehesif di lapangan dengan membutuhkan biaya yang besar. Untuk itu diperlukan untuk menyusun pendekatan agar tercapai tujuan dan terjadi efisiensi penggunaan waktu dan biaya. Secara umum ada tiga pendekatan keilmuan yang digunakan dalam kegiatan Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga, yaitu bidang ekonomi, ekologi dan budaya. Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antar disiplin ilmu dalam kegiatan ini. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Metode Kajian 9 Gambar 2.1. Model Perencanaan, Pengelolaan Sumber daya Hutan Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Tahapan kegiatan ini merupakan rangkaian yang saling terkait, aspek ekologi merupakan penekanan kegiatan pada tahun ini, sehingga hingga akhir tahun ini adalah mencoba untuk mengumpulkan data dasar yang nantinya akan sangat mempengaruhi 2 aspek yang lain, yaitu ekonomi dan budaya. “Existing condition” atau kondisi terkini dari sumber daya hutan di Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga adalah hal yang paling mendasar dari kegiatan orientasi pra-rekonstruksi sumber daya hutan. Studi yang comprehensif diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang sumber daya hutan di kedua kabupaten ini. Survey lapangan ground check dengan program penilaian cepat rapid assessment program dilakukan untuk melihat kondisi aktual sumber daya hutan di pulau Bintan dan Kabupaten Lingga. Penilaian sebaran sumber daya hutan dan potensinya menjadi hal yang ditekankan dalam kegiatan tahap pertama ini. Potensi keanekaragaman hayati dan potensi ancaman kelestarian sumber daya hutan termasuk di dalam kegiatan penilaian ini. Berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya hutan dan pengambilan jasa lingkungan dicatat sebagai informasi yang melengkapi tentang keadaan sumber daya hutan. Selain itu adalah terkait dengan penggunaan lahan dan perencanaan tata ruang wilayah juga merupakan data ekologis yang juga diambil dalam kegiatan ini. Dua aspek yang lain aspek ekonomi dan budaya adalah kegiatan terkait yang dapat dilakukan pada tahun-tahun mendatang. Kebudayaan masyarakat di Kepulauan Riau secara umum dengan sendirinya tidak dapat dipisahkan dari sumber daya alam disekitarnya. Nilai ekonomi sumber daya hutan dan lingkungan adalah faktor penting yang harus dikaji kedepan, terkait dengan upaya rekonstruksi sumber daya hutan. Tujuan Perencanaan; Kehidupan masyarakat yang berkualitas, dalam konteks pemanfaatan lahan yang bertanggung jawab, stabilitas ekonomi dan kelestarian jangka panjang Budaya: Kehidupan manusia yang berkualitas Ekologi: Konservasi dan pemanfaatan lahan Ekonomi: Pembangunan yang berkelanjutan Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Metode Kajian 10

2.3. Prosedur Pengkajian