20
Jurnal Manajemen Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6 Desember 2005
mempertahankan Faktor lingkungan kerja yang menyenangkan yang telah ada atau bahkan ditingkatkan bila memungkinkan, karena terbukti dari hasil analisis korelasi ini ternyata Faktor
lingkungan kerja yang disediakan secara efektif telah mampu mempengaruhi peningkatan kepuasan kerja pegawai.
Koefisien korelasi antara Faktor tingkat pendidikan X2 dengan kepuasan kerja Y
memiliki nilai signifikansi sebesar 0.473, karena nilai signifikansi tersebut berada diatas 0.05, ini berarti tidak terdapat hubungan korelasi antara Faktor tingkat pendidikan X2 dengan
kepuasan kerja Y tersebut. Sehingga kurang relevan membahas nilai korelasinya.
Koefisien korelasi antara Faktor keinginan dan harapan X3 dengan kepuasan kerja
Y memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000, karena nilai signifikansi tersebut berada dibawah 0.05, ini berarti memang terdapat hubungan korelasi antara Faktor keinginan dan harapan
X3 dengan kepuasan kerja Y tersebut. Nilai korelasi antara Faktor keinginan dan harapan X3 dengan kepuasan kerja Y ini adalah sebesar 0.582, ini berarti hubungan korelasi yang
terjadi cukup kuat antara Faktor keinginan dan harapan X3 dengan kepuasan kerja Y. Atau dengan kata lain, hubungan tersebut berbanding lurus, yaitu semakin meningkatnya Faktor
keinginan dan harapan X3, maka akan semakin meningkat pula kepuasan kerja. Ini berarti organisasi dapat mempertahankan Faktor keinginan dan harapan yang telah diterapkan selama
ini atau bahkan ditingkatkan bila memungkinkan, karena juga terbukti dari hasil analisis korelasi ini ternyata Faktor keinginan dan harapan yang diterapkan secara efektif telah mampu
mempengaruhi peningkatan kepuasan kerja pegawai.
Koefisien korelasi antara Faktor kebutuhan X4 dengan kepuasan kerja Y memiliki
nilai signifikansi sebesar 0.000, karena nilai signifikansi tersebut berada dibawah 0.05, ini berarti memang terdapat hubungan korelasi antara Faktor kebutuhan X4 dengan kepuasan
kerja Y tersebut. Nilai korelasi antara Faktor kebutuhan X4 dengan kepuasan kerja Y ini adalah sebesar 0.504, ini berarti hubungan korelasi yang terjadi cukup kuat antara Faktor
kebutuhan X3 dengan kepuasan kerja Y. Atau dengan kata lain, hubungan tersebut berbanding lurus, yaitu semakin meningkatnya Faktor kebutuhan X4, maka akan semakin
meningkat pula kepuasan kerja. Ini berarti organisasi dapat mempertahankan Faktor kebutuhan yang telah diterapkan selama ini atau bahkan ditingkatkan bila memungkinkan,
karena juga terbukti dari hasil analisis korelasi ini ternyata Faktor kebutuhan yang diterapkan secara efektif telah mampu mempengaruhi peningkatan kepuasan kerja pegawai.
4.5. Analisa Regresi Berganda
Pengaruh variabel bebas faktor-faktor motivasi; lingkungan kerja X1, tingkat pendidikan X2, keinginan dan harapan pribadi X3, dan kebutuhan X4 terhadap variabel
terikat kepuasan kerja Y, akan dianalisis dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan bantuan program Statistics for Products and Services Solution SPSS For
WindowsRealease 11.5.
Didapat hasil sebagai berikut:
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI BKKBN MUARA ENIM
Jurnal Manajemen Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6 Desember 2005
21
Tabel 4.14 : Hasil uji regresi linier berganda
R = 0,712 Adj R
2
= 0,507 F = 16,717 p = 0,000
Y = 8,732 + 0,100X1 - 0,631X2 + 0,478X3 + 0,458X4 Variabel
B t
p Konstanta
8,732 3,022
0,004 Lingkungan Kerja X1
0,100 3,102
0,003 Tingkat Pendidikan X2
-0,631 -2,672
0,095 Keinginan dan Harapan Pribadi X3
0,478 2,259
0,027 Kebutuhan X4
0,458 2,825
0,006 Sumber : Data primer diolah
Keterangan : Y
= Kepuasan Kerja X1
= Lingkungan Kerja X1 X2
= Tingkat Pendidikan X2 X3
= Keinginan dan Harapan Pribadi X3 X4
= Kebutuhan X4 R
= Koefisien korelasi Adj R
2
= Koefisien determinasi B
= Koefisien regresi t
= Hasil pehitungan nilai t p
= Tingkat Kemaknaan Dari tabel 4.14 di atas yang diperoleh dari hasil uji regresi maka estimasi fungsi regresi
berganda yang diperoleh adalah :
Y = 8,732 + 0,100X1 - 0,631X2 + 0,478X3 + 0,458X4
Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai p sig = 0,0000,05, maka motivasi; lingkungan kerja X
1
, tingkat pendidikan X
2
, keinginan dan harapan pribadi X
3
, dan kebutuhan X
4
, secara simultan bersama–sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai BKKBN Kabupaten Muara Enim Y.
Variasi perubahan nilai variabel dependen Y = kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh seluruh variabel independen lingkungan kerja X
1
, tingkat pendidikan X
2
, keinginan dan harapan pribadi X
3
, dan kebutuhan X
4
, secara simultan sebasar 50,7 Adjusted R Square = 0,507 sedangkan sisanya 49,3 dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel-
variabel yang teliti. Nilai koefisien korelasi R yang diperoleh sebesar 0,712 dapat diartikan bahwa
semakin tinggi lingkungan kerja, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, dan kebutuhan maka akan semakin tinggi pula kepuasan kerja pegawai, dengan asumsi bahwa
variabel bebas lainnya konstan.
Dari persamaan regresi berganda di atas dapat diketahui bahwa pengaruh variabel- variabel bebas X terhadap variabel terikatnya Y adalah sebagai berikut : lingkungan kerja
+. Dari empat variabel bebas diatas, semuanya memiliki hubungan yang positif dengan variabel terikat kecuali tingkat pendidikan bernilai -. Pengaruh positif + menunjukkan
22
Jurnal Manajemen Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6 Desember 2005
bahwa kepuasan kerja pegawai BKKBN Kabupaten Muara Enim akan berubah seiring dengan perubahan-perubahan tersebut.
Untuk mengetahui lebih jauh bahwa hasil analisis data tersebut memang benar dalam arti mampu menjelaskan model yang dipergunakan, maka perlu dijelaskan hasil analisis data
tersebut dengan menggunakan uji F. 4.6. Uji Serentak Uji F
Nilai F secara keseluruhan sebesar 16,717 dan dapat dipastikan bahwa F hitung lebih besar dari nilai F tabel. Hal ini bisa dilihat dari angka tingkat kemaknaannya p=0,000
p0,05. Hasil ini membuktikan hipotesis pertama penelitian ini yang berbunyi “Diduga faktor motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai BKKBN
Kabupaten Muara Enim” ternyata terbukti bermakna dan hipotesis diterima.
Untuk mengetahui kemaknaan pengaruh antara variabel-variabel bebas tersebut secara serentak terhadap variabel-variabel tergantungnya dapat dilakukan dengan melihat angka
tingkat kemaknaannya p. Pada tabel 4.44, terlihat bahwa tingkat kemaknaannya yaitu p=0,000 atau p0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh variabel-variabel bebas yang
diteliti memang benar mampu menjelaskan variabel-variabel tergantung secara bermakna.
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi secara keseluruhan R sebesar 0,507 atau 50,7 menunjukkan bahwa hubungan antar variabel-variabel bebas
tersebut secara bersama-sama terhadap variabel tergantungnya dapat dikategorikan cukup tinggi, karena besarnya koefisien korelasi tersebut 50 dan 100. Diketahui bahwa
hubungan dikatakan sempurna jika koefisien korelasinya mencapai angka 100 atau 1, baik positif maupung negatif.
Nilai koefisien determinasi secara keseluruhan Adj R
2
sebasar 0,477 atau 47,7 menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan
variabel terikatnya sebasar 47,7, sedangkan 52,3 lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini .
4.7. Hasil Uji Parsial Uji t Tabel 4.15 : Hasil Uji Parsial t