KODE SATUAN VOLUME KODE KOMODITAS

Output inventori disajikan sebagai bagian dari konsumsi akhir final demand, tepatnya terletak pada kuadran II dalam Tabel I-O. Selama ini pada kedua perangkat tersebut inventori diperlukan sebagai komponen residual yang didalamnya termasuk pula perbedaan statistik. Kondisi ini menyebabkan informasi tentang inventori sulit untuk dipahami dan dianalisis lebih jauh. Secara konsep, inventori yang berbentuk persediaan barang tersebut menggambarkan tentang bagian dari output domestik maupun impor yang belum digunakan, baik untuk diproses lebih lanjut, dikonsumsi ataupun untuk tujuan dijual tanpa mengalami proses lebih lanjut. Inventori terserbut dapat berbentuk barang jadi maupun barang setengah jadi atau bahan baku raw material. Dilihat dari sisi yang negatif, proses pengadaan inventori ini lebih dimaksudkan sebagai upaya spekulasi upaya dilakukan oleh pedagang atau bahkan produsen, dengan harapan untuk memperoleh keuntungan lebih, terutama jika diperkirakan akan terjadi kelangkaan produk di pasar. Meskipun di sisi lain inventori juga bisa menggambarkan tentang proses akumulasi produk yang berada pada pihak produsen karena produknya belum terserap oleh pasar. Dalam prakteknya produsen ataupun pedagang akan selalu berupaya untuk melakukan penumpukan barang-barang tertentu yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat karena barang tersebut menjadi langka di pasar. Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya penghitungan perubahan inventori sebagai tolok ukur penghitungan produktivitas ekonomi suatu negara, maka diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih rinci mengenai besarnya nilai posisi barang inventori tersebut. 4 Adapun kode tersebut:

2. KODE SATUAN VOLUME

3. KODE KOMODITAS

BLOK VI. CATATAN Blok ini mencatat hal-hal pentingkejadian tertentu yang berkaitan dengan pengisian kuesioner. 10 Beras 44 Timah 72 Barang dalam proses 20 Gula 49 Hasil tambang lainnya sebutkan 73 Barang jadi 31 Sapi potong 51 Karet kering 79 Hasil industri pengolahan 32 Kerbau 52 Biji sawit 81 Spare parts 33 Kambing 53 Coklat 82 Mesin belum dipakai 34 Domba 54 Kopi 83 Peralatan belum dipakai 35 Babi 55 Teh 84 Bahan bakar 36 Kuda 57 Kulit kina 37 Ayam potong 58 Tembakau 38 Itik 59 Hasil perkebunan lainnya sebutkan 89 Lainnya sebutkan 39 Hasil ternak lainnya sebutkan 61 Kayu jati 41 Batubara 62 Kayu non jati 42 Nickel 69 Hasil hutan lainnya sebutkan 43 Bauksit 71 Bahan Baku 85 Konstruksi yang sdh jadidalam proses yg siap dijual Kode Rincian Kode Rincian Kode Rincian Kode Satuan Volume Keterangan Kode Satuan Volume Keterangan 1 Bal = 1250 m = 180 kg 8 Metrik ton = 0,98421 long ton = 1000 kg 2 Barel = 158,99 liter = 16,2898 m 3 9 Ounze oz = 28,31 gr 3 Bata = 500 gram 10 Pound lb = 0,454 kg 4 Batang untuk sabun:400 gram 20 Ton = 1000 kg 5 Botol = 700 cc 30 Zak = 40 kg; 50 kg untuk semen 6 Liter = 0,80 kg untuk beras 99 Lainnya sebutkan 7 Long ton = 1016,05 kg Kode Keterangan 1 Bahan baku dan penolong termasuk sparepart FIFO First-in-First-Out LIFO Last-in-First-Out 2 Barang dalam proses Pengurangan-dinilai atas harga item yang paling lama Pengurangan-dinilai atas harga item yang paling baru 3 Barang jadi Penambahan-dinilai atas harga item yang paling baru Penambahan-dinilai atas harga item yang paling lama Metode Persediaan Barang 13  First-In-First-Out FIFO  Pengurangan – dinilai atas harga item yang paling lama  Penambahan – dinilai atas harga item yang paling baru  Last-In-First-Out LIFO  Pengurangan - dinilai atas harga item yang paling baru  Penambahan - dinilai atas harga item yang paling lama Blok ini terdiri dari Blok V.1, Blok V.2 dan Blok V.3. Informasi yang diberikan pada Blok V.1 adalah volume dan nilai persediaan akhir tahun 2009, Blok V.2 memberikan informasi mengenai volume dan nilai persediaan akhir tahun 2010 dan Blok V.3 tentang volume dan nilai persediaan akhir tahun 2011. Setiap bloknya terdiri dari 6 kolom, yaitu:  Kolom 1 = nomor urut,  Kolom 2 = kolom kode komoditas 2 digit  Kolom 3 = berisi mengenai informasi satuan volume ,  Kolom 4 = kode inventori,  Kolom 5 = volume persediaan dan  Kolom 6 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah Persediaan pada blok ini diisi sesuai dengan kode komoditas, kode satuan volume dan kode inventori. Isikan komoditas yang menjadi persediaan sesuai dengan kodenya. Untuk kode komoditas 39, 49, 59, 69, 79, dan 89 maka komoditasnya harus dituliskan. Sedangkan kolom volume diisi sesuai dengan banyaknya volume persediaan yang yang dimiliki perusahaan. Nilai persediaan dituliskan dalam satuan ribu rupiah. 12 Selain itu, data perubahan inventori propinsiregional selama ini masih dalam PDB pengeluaran sehingga penghitungannya masih berupa perkiraan kasar. Akibatnya, nilai perubahan inventori yang diperoleh dengan cara tersebut masih mengandung selisih statistik statistical discrepancy yang mungkin terjadi akibat kelemahan data penghitungan PDB dengan pendekatan produksi dan pengeluaran. Adapun rincian perubahan inventori meliputi bahan baku dan bahan penolong, barang dalam proses barang dalam proses budidaya sumberdaya hayati dan barang dalam proses lainnya, barang jadi, inventori militer, dan barang-barang untuk dijual kembali. Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 bertujuan: 1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan posisi nilai inventoripersediaan pada awal tahun dan akhir tahun 2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya menurut karakteristik, jenis dan klasifikasi lapangan usaha 3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi output dan polanya pada sektor-sektor ekonomi 4. Menerapkan System National Account 2008 SNA 2008 yang berkaitan dengan Perubahan inventori 5 adalah perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan kepada perusahaan yang memiliki persediaaninventori dan mempunyai laporan keuangansistem pencatatan administrasi keuangan yang baik. Perusahaan adalah suatu unit usaha yang terletak pada suatu lokasi tertentu dan dikeloladiselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barangjasa serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya. Propinsi terpilih pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 terdiri dari 7 propinsi yaitu: Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Secara rinci alokasi jumlah perusahaan masing-masing propinsi disesuaikan keadaan propinsi.

3. Rancangan Penarikan Sampel