2014 2954 ped Pedoman Umum Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori Tahun 2014

(1)

PEDOMAN

SURVEI KHUSUS

STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI

(SKSPPI-2014)

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010

Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5; Fax: (021) 3857046

BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA


(2)

KATA PENGANTAR

Perubahan inventori merupakan salah satu komponen PDB dari sisi pengeluaran. Selama ini perubahan inventori diperlakukan sebagai residual hampir di setiap propinsi. Untuk itu dalam rangka penyempurnaan data tersebut, dilaksanakan kegiatan survei yang mendukung penyusunan data perubahan inventori.

Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 (SKSPPI-2014) dimaksudkan untuk melengkapi data perubahan inventori di Indonesia dan propinsi-propinsi terpilih yang menjadi sampel. Data yang akan diperoleh adalah data barang-barang yang menjadi inventori menurut sektor dan komoditasnya.

Diharapkan dengan adanya SKSPPI-2014 akan diperoleh data yang lebih akurat serta memberikan perbaikan pola dan struktur perubahan inventori menurut komoditi suatu unit usaha pada periode tertentu.

Buku Pedoman Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 ini disusun sebagai pedoman bagi pencacah dan pengawas dalam pelaksanaan lapangan untuk memperoleh hasil yang optimal.

Jakarta, Maret 2014

Subdirektorat Neraca Modal & Luar Negeri

Direktorat Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik

BLOK III. KETERANGAN UMUM

Isian kegiatan usaha yang dilakukan harus diisi dengan sejelas-jelasnya. 1. Periksa apakah isian tahun dimulainya kegiatan usaha sudah sesuai.

2. Untuk isian bentuk badan hukum/usaha perusahaan, hanya terisi salah satu. 3. Isi nilai produksi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2011, 2012, dan 2013.

BLOK IV A. NILAI PRODUKSI, ASET, DAN PERSEDIAAN PERIODE 2011-2013

Periksa apakah nilai produksi, aset, dan persediaan telah terisi dengan lengkap dan benar.

BLOK IV B. NILAI PERSEDIAAN TRIWULANAN PERIODE 2012-2013

Periksa apakah nilai persediaan telah terisi pada tiap-tiap triwulan dengan lengkap dan benar.

BLOK V. VOLUME DAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR TAHUN 2011-2013

Periksa apakah isian pada blok ini sudah sesuai dengan kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan dan satuan yang digunakan sudah dalam ribuan rupiah. Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori pada tahun 2011, 2012, dan 2013.

BLOK VI. CATATAN

Blok ini mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan pengisian kuesioner ini. Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa dia menyatakan bertanggung jawab atas keterangan dalam daftar isian Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 yang diperiksa.


(3)

BAB III

PETUNJUK PENGAWASAN

Dalam bab ini diberikan penjelasan mengenai proses pemeriksaan bagi petugas pengawas. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari kesalahan pengisian pada kuesioner serta menjaga konsistensi isian antar blok yang berkaitan, agar data yang diperoleh lebih konsisten, teliti dan wajar. Dengan demikian kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 yang akan dikirim ke Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan sudah dalam keadaan terisi dengan benar. Uraian dalam bab ini juga diharapkan dapat digunakan oleh pengawas untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya.

Secara umum yang harus dilakukan oleh pengawas adalah:

1. Meneliti apakah isian mudah dibaca dan diletakkan pada kolom yang benar dan juga apakah isian masing-masing blok terkait sudah konsisten.

2. Meneliti apakah seluruh rincian dari masing-masing blok yang harus diisi sudah ditanyakan.

3. Periksa isian dari masing-masing rincian tersebut apakah sudah sesuai dan wajar.

4. Memeriksa kembali apakah isian nilai sudah dalam satuan yang tepat.

5. Hitung kembali apakah rincian sudah diisi dengan benar. Bila ternyata ditemukan isian jawaban yang meragukan, tanyakan ke pencacah; jika perlu lakukan pencacahan ulang.

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

1. Periksa apakah nama propinsi, nama perusahaan dan alamat perusahaan sudah diisi dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

2. Nomor urut perusahaan (NUS) tidak perlu diisi. Kolom tersebut akan diisi di BPS.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persediaan/inventori secara mikro biasanya merupakan aktiva lancar terbesar dari suatu perusahaan, sehingga diperlukan pengukuran yang tepat untuk menjamin laporan keuangan yang akurat. Jika persediaan tidak dihitung secara tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak dapat dicocokkan secara benar. Jika persediaan akhir tidak benar, maka hasilnya adalah saldo-saldo dari neraca berikut ini juga tidak akan benar, seperti: persediaan barang dagangan, total aktiva, dan ekuitas pemilik modal. Ketika persediaan akhir tidak benar, harga pokok penjualan barang dagangan dan laba bersih juga akan tidak benar di dalam laporan laba rugi.

Sedangkan secara makro, didalam statistik neraca nasional inventori dicakup sebagai bagian dari pembentukan modal atau dikenal sebagai investasi fisik di satu wilayah. Tepatnya inventori tersebut menjelaskan tentang porsi dari investasi yang telah direalisasikan dalam bentuk barang jadi maupun setengah jadi pada berbagai kegiatan ekonomi produksi. Karena nyatanya sebagian dari investasi tersebut memang direalisasikan untuk pengadaan berbagai keperluan bahan baku maupun bahan penolong/pembantu. Dengan demikian maka tersedianya data tentang inventori akan menjadi informasi yang cukup penting bagi analisis investasi khususnya bagi komponen pembentukan modal, meskipun kontribusinya dalam perekonomian tidaklah terlalu besar.

Kaitan inventori dengan perilaku ‘’pembentukan modal’’ dalam statistik

neraca nasional terjadi bila inventori dimasukkan sebagai bagian dari pembentukan

modal maka komponen ini disebut sebagai ‘’pembentukan modal bruto’’, tetapi bila

tidak dimasukan, disebut sebagai ‘’pembentukan modal tetap bruto’’. Dengan demikian maka pembentukan modal bruto yang merupakan realisasi dari sebagian


(4)

Dalam perangkat PDB (Produk Domestik Bruto) ataupun Tabel I-O (Input-Output) inventori disajikan sebagai bagian dari konsumsi akhir (final demand), tepatnya terletak pada kuadran II dalam Tabel I-O. Selama ini pada kedua perangkat tersebut inventori diperlukan sebagai komponen residual yang didalamnya termasuk pula perbedaan statistik. Kondisi ini menyebabkan informasi tentang inventori sulit untuk dipahami dan dianalisis lebih jauh.

Secara konsep, inventori yang berbentuk persediaan barang tersebut menggambarkan tentang bagian dari output domestik maupun impor yang belum digunakan, baik untuk diproses lebih lanjut, dikonsumsi ataupun untuk tujuan dijual tanpa mengalami proses lebih lanjut. Inventori tersebut dapat berbentuk barang jadi maupun barang setengah jadi atau bahan baku (raw material).

Dilihat dari sisi yang negatif, proses pengadaan inventori ini lebih dimaksudkan sebagai upaya spekulasi upaya dilakukan oleh pedagang atau bahkan produsen, dengan harapan untuk memperoleh keuntungan lebih, terutama jika diperkirakan akan terjadi kelangkaan produk di pasar. Meskipun di sisi lain inventori juga bisa menggambarkan tentang proses akumulasi produk yang berada pada pihak produsen karena produknya belum terserap oleh pasar. Dalam prakteknya produsen ataupun pedagang akan selalu berupaya untuk melakukan penumpukan barang-barang tertentu yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat karena barang tersebut menjadi langka di pasar.

Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya penghitungan perubahan inventori sebagai tolok ukur penghitungan produktivitas ekonomi suatu negara, maka diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih rinci mengenai besarnya nilai posisi barang inventori tersebut.

2. KODE SATUAN VOLUME


(5)

Selain itu, data perubahan inventori propinsi/regional selama ini masih dihitung sebagai residual (pengurangan PDB dengan komponen-komponen lain dalam PDB pengeluaran) sehingga penghitungannya masih berupa perkiraan kasar. Akibatnya, nilai perubahan inventori yang diperoleh dengan cara tersebut masih mengandung selisih statistik (statistical discrepancy) yang mungkin terjadi akibat kelemahan data penghitungan PDB dengan pendekatan produksi dan pengeluaran. Adapun rincian perubahan inventori meliputi bahan baku dan bahan penolong, barang dalam proses (barang dalam proses budidaya sumberdaya hayati dan barang dalam proses lainnya), barang jadi, inventori militer, dan barang-barang untuk dijual kembali.

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 bertujuan: 1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan posisi nilai

inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun.

2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya menurut karakteristik, jenis dan klasifikasi lapangan usaha.

3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi (output) dan polanya pada sektor-sektor ekonomi.

4. Menerapkan System National Account 2008 (SNA 2008) yang berkaitan dengan perubahan inventori.


(6)

2. Sasaran Penelitian

Sasaran Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 adalah perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan kepada perusahaan yang memiliki persediaan/inventori dan mempunyai laporan keuangan/sistem pencatatan administrasi keuangan yang baik. Perusahaan adalah suatu unit usaha yang terletak pada suatu lokasi tertentu dan dikelola/diselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barang/jasa serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya.

Propinsi terpilih pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 terdiri dari 20 propinsi yaitu: Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Kep. Riau, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Bali, NTB, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulut, Sulsel, dan Maluku. Secara rinci alokasi jumlah perusahaan masing-masing propinsi disesuaikan keadaan propinsi.

3. Rancangan Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 dilakukan secara purposive, namun tetap mempertimbangkan keadaan responden mengenai dapat tidaknya perusahaan memberikan data secara rinci. Penggantian responden dapat dilakukan atas persetujuan penanggung jawab pelaksana harian (koordinator) dengan memperhatikan hal-hal antara lain: sektor yang sama, keterwakilan usaha/ perusahaan dalam sektor, besar kecilnya usaha dan sebagainya.

4. Pelaksanaan Lapangan dan Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan SKSPPI-2014 pada setiap propinsi terpilih akan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh Kabid. Nerwilis propinsi terkait. Untuk pelaksanaan pencacahan dapat dilakukan oleh Kepala Seksi dan atau Staf Inti Nerwilis, atau Mitra yang ditunjuk dengan surat penugasan dengan pendidikan minimal D3/S1 sederajat. Sedangkan selaku pengawas/pemeriksa adalah Kepala Seksi dan atau Staf Inti Nerwilis yang ditunjuk. Kuesioner hasil pencacahan lapangan sebelum dikirim ke BPS Pusat, dilakukan pemeriksaan oleh Kepala Seksi dan atau Staf Inti Nerwilis.


(7)

Kuesioner yang telah diterima di BPS Pusat selanjutnya akan dilakukan editing dan validasi oleh staf Subdit Neraca Modal dan Luar Negeri yang selanjutnya akan diolah dengan sistem komputerisasi.

Petugas pencacah yang telah diberikan surat tugas akan mendatangi perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Apabila pada saat pencacahan perusahaan yang terdapat dalam daftar sampel tidak ditemukan, tutup, dll, maka dilakukan penggantian sampel dengan cara mencari perusahaan pengganti dengan sektor yang sama dan skala perusahaan hampir sama. Setiap perusahaan yang menjadi sampel akan didatangi oleh petugas sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan.

Pelaksanaan pencacahan lapangan mulai dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2014 yang akan diawali dengan latihan petugas lapangan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat jadwal pelaksanaan lapangan sebagai berikut:

Persiapan dan Perencanaan

1. Penyusunan metodologi, pedoman pencacahan Januari 2014 dan daftar isian

2. Penggandaan pedoman pencacahan dan daftar isian Februari 2014 3. Pengiriman dokumen ke daerah Februari 2014 4. Pelatihan instruktur Maret 2014 5. Pelatihan pencacah daerah Maret 2014

Pelaksanaan

1. Pengambilan sampel April 2014 2. Pencacahan April-Juni 2014 3. Pemeriksaan dan pengawasan Mei-Juli 2014 4. Pengiriman dokumen ke pusat Juli-Agustus 2014

Pengolahan


(8)

5. Rancangan kuesioner

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 dirancang untuk mendapatkan informasi mengenai kuantitas dan posisi nilai inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun menurut jenisnya dan klasifikasi lapangan usaha yang disesuaikan dengan System of National Accounts (SNA) 2008.

Kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 ini terdiri dari 6 blok. Blok I merupakan keterangan tempat. Blok II adalah isian untuk keterangan petugas. Blok III merupakan keterangan umum perusahaan seperti kegiatan utama, tahun dimulainya kegiatan usaha, badan hukum dan nilai produksi/output, dan sebagainya. Blok IV A mencatat seluruh nilai produksi yang dihasilkan, nilai aset, dan nilai persediaan pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Blok IV B mencatat total nilai persediaan secara triwulanan pada tahun 2012 dan 2013. Blok V mengenai volume dan nilai persediaan/inventori selama tahun 2011, 2012, dan 2013. Blok VI merupakan blok catatan yang berisikan hal-hal penting yang terjadi di perusahaan.

6. Tabel Alokasi Sampel SKSPPI 2014

Adapun kode tersebut antara lain:


(9)

Blok V memberikan informasi mengenai volume dan nilai persediaan akhir tahun 2011, 2012, dan 2013. Blok ini terdiri dari 10 kolom, yaitu:

 Kolom 1 = nomor urut

 Kolom 2 = kolom nama dan kode komoditas (3 digit)

 Kolom 3 = berisi mengenai informasi satuan volume

 Kolom 4 = kode inventori

 Kolom 5 = volume persediaan tahun 2011

 Kolom 6 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2011

 Kolom 7 = volume persediaan tahun 2012

 Kolom 8 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2012

 Kolom 9 = volume persediaan tahun 2013

 Kolom 10 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2013

Persediaan pada blok ini diisi sesuai dengan kode komoditas, kode satuan volume dan kode inventori. Isikan komoditas yang menjadi persediaan sesuai dengan kodenya. Sedangkan kolom volume diisi sesuai dengan banyaknya volume persediaan yang dimiliki perusahaan. Nilai persediaan dituliskan dalam satuan ribu rupiah.

Catatan:

Jika responden tidak bersedia merinci komoditas persediaan yang dimiliki, maka jenis komoditas dicatat sesuai dengan kode inventori (3) pada kuesioner halaman 5 atau buku pedoman halaman 17, yang terdiri dari:

1. Bahan baku

2. Barang dalam proses 3. Barang jadi

BAB II

KONSEP/DEFINISI DAN PETUNJUK UMUM PENGISIAN

Konsep dan definisi yang dijelaskan dalam bab ini hanya garis besarnya saja, karena sebagian konsep dan definisi telah disajikan dalam kuesioner. Hal ini dimaksudkan agar pencacah lebih mudah menjelaskan rincian pertanyaan yang ada di kuesioner kepada responden. Sehingga isian pada kuesioner diharapkan tidak ada yang terlewat.

1. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini mencatat keterangan tempat dimana perusahaan/usaha tersebut berada.

2. BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan dilakukan pencacahan/pemeriksaan.

3. BLOK III. KETERANGAN UMUM

Blok ini untuk mencatat keterangan umum perusahaan, seperti kegiatan utama, tahun dimulainya usaha, bentuk badan hukum serta nilai produksi. Kegiatan utama adalah kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan pendapatan/output terbesar bagi perusahaan. Perusahaan/usaha adalah suatu unit usaha yang diselenggarakan/dikelola secara komersial dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi sendiri mengenai kegiatan produksinya, atau ada seseorang/lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan usaha disini adalah kegiatan usaha utama, artinya kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan output/pendapatan perusahaan paling besar diantara beberapa jenis kegiatan yang tergabung dalam suatu perusahaan.


(10)

4. BLOK IV A. NILAI PRODUKSI, ASET, DAN PERSEDIAAN TAHUN 2011-2013

Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan baik untuk dijual/digunakan sendiri. Nilai produksi sektor perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan dikurangi dengan biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Termasuk juga penerimaan dari jasa perdagangan (konsinyasi/titip jual).

Nilai aset yang dicatat di blok IV ini adalah nilai aset menurut harga perolehan. Aset adalah harta berwujud yang digunakan dalam proses produksi untuk penyediaan barang/jasa, atau untuk disewakan kepada pihak lain atau tujuan lainnya selama lebih dari satu periode.

Aset mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Secara umum pada neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar diantaranya: kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dsb. Sedangkan aset tidak lancar diantaranya: aset pajak tangguhan, aset tetap, aset lainnya, dsb.

5. BLOK IV B. NILAI PERSEDIAAN TRIWULANAN TAHUN 2012-2013

Blok ini mencatat besarnya total persediaan/inventori selama triwulan I, II, dan III tahun 2012-2013. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pola pergerakan persediaan secara triwulanan.

Contoh nilai produksi (output), aset, dan persediaan dalam laporan keuangan: Nilai produksi/output

Nilai Aset dan Persediaan

6. BLOK V. VOLUME DAN NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN 2011-2013

Blok V dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori menurut komoditas pada akhir tahun 2011, 2012, dan 2013. Persediaan merupakan hasil produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai aktivitas ekonomi dan merupakan bagian dari aktiva atau harta (aset) lancar perusahaan. Menurut konsep SNA 2008 perubahan inventori dihitung dari nilai inventori yang masuk dikurangi nilai pengambilan inventori serta barang yang hilang/rusak selama periode akuntansi.


(1)

Selain itu, data perubahan inventori propinsi/regional selama ini masih dihitung sebagai residual (pengurangan PDB dengan komponen-komponen lain dalam PDB pengeluaran) sehingga penghitungannya masih berupa perkiraan kasar. Akibatnya, nilai perubahan inventori yang diperoleh dengan cara tersebut masih mengandung selisih statistik (statistical discrepancy) yang mungkin terjadi akibat kelemahan data penghitungan PDB dengan pendekatan produksi dan pengeluaran. Adapun rincian perubahan inventori meliputi bahan baku dan bahan penolong, barang dalam proses (barang dalam proses budidaya sumberdaya hayati dan barang dalam proses lainnya), barang jadi, inventori militer, dan barang-barang untuk dijual kembali.

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 bertujuan: 1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan posisi nilai

inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun.

2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya menurut karakteristik, jenis dan klasifikasi lapangan usaha.

3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi (output) dan polanya pada sektor-sektor ekonomi.

4. Menerapkan System National Account 2008 (SNA 2008) yang berkaitan dengan perubahan inventori.


(2)

2. Sasaran Penelitian

Sasaran Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 adalah perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan kepada perusahaan yang memiliki persediaan/inventori dan mempunyai laporan keuangan/sistem pencatatan administrasi keuangan yang baik. Perusahaan adalah suatu unit usaha yang terletak pada suatu lokasi tertentu dan dikelola/diselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barang/jasa serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya.

Propinsi terpilih pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 terdiri dari 20 propinsi yaitu: Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Kep. Riau, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Bali, NTB, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulut, Sulsel, dan Maluku. Secara rinci alokasi jumlah perusahaan masing-masing propinsi disesuaikan keadaan propinsi.

3. Rancangan Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 dilakukan secara purposive, namun tetap mempertimbangkan keadaan responden mengenai dapat tidaknya perusahaan memberikan data secara rinci. Penggantian responden dapat dilakukan atas persetujuan penanggung jawab pelaksana harian (koordinator) dengan memperhatikan hal-hal antara lain: sektor yang sama, keterwakilan usaha/ perusahaan dalam sektor, besar kecilnya usaha dan sebagainya.

4. Pelaksanaan Lapangan dan Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan SKSPPI-2014 pada setiap propinsi terpilih akan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh Kabid. Nerwilis propinsi terkait. Untuk pelaksanaan pencacahan dapat dilakukan oleh Kepala Seksi dan atau Staf Inti Nerwilis, atau Mitra yang ditunjuk dengan surat penugasan dengan pendidikan minimal D3/S1 sederajat. Sedangkan selaku pengawas/pemeriksa adalah Kepala Seksi dan atau Staf Inti Nerwilis yang ditunjuk. Kuesioner hasil pencacahan lapangan sebelum dikirim ke BPS Pusat, dilakukan pemeriksaan oleh Kepala Seksi dan atau Staf Inti Nerwilis.


(3)

Kuesioner yang telah diterima di BPS Pusat selanjutnya akan dilakukan editing dan validasi oleh staf Subdit Neraca Modal dan Luar Negeri yang selanjutnya akan diolah dengan sistem komputerisasi.

Petugas pencacah yang telah diberikan surat tugas akan mendatangi perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Apabila pada saat pencacahan perusahaan yang terdapat dalam daftar sampel tidak ditemukan, tutup, dll, maka dilakukan penggantian sampel dengan cara mencari perusahaan pengganti dengan sektor yang sama dan skala perusahaan hampir sama. Setiap perusahaan yang menjadi sampel akan didatangi oleh petugas sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan.

Pelaksanaan pencacahan lapangan mulai dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2014 yang akan diawali dengan latihan petugas lapangan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat jadwal pelaksanaan lapangan sebagai berikut:

Persiapan dan Perencanaan

1. Penyusunan metodologi, pedoman pencacahan Januari 2014 dan daftar isian

2. Penggandaan pedoman pencacahan dan daftar isian Februari 2014

3. Pengiriman dokumen ke daerah Februari 2014

4. Pelatihan instruktur Maret 2014

5. Pelatihan pencacah daerah Maret 2014

Pelaksanaan

1. Pengambilan sampel April 2014

2. Pencacahan April-Juni 2014

3. Pemeriksaan dan pengawasan Mei-Juli 2014

4. Pengiriman dokumen ke pusat Juli-Agustus 2014

Pengolahan

1. Penyusunan program komputer Juni 2014

2. Pengolahan pra komputer Juli 2014

3. Pengolahan komputer Agt 2014

4. Tabulasi dan pengetikan Sept 2014


(4)

5. Rancangan kuesioner

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 dirancang untuk mendapatkan informasi mengenai kuantitas dan posisi nilai inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun menurut jenisnya dan klasifikasi lapangan usaha yang disesuaikan dengan System of National Accounts (SNA) 2008.

Kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2014 ini terdiri dari 6 blok. Blok I merupakan keterangan tempat. Blok II adalah isian untuk keterangan petugas. Blok III merupakan keterangan umum perusahaan seperti kegiatan utama, tahun dimulainya kegiatan usaha, badan hukum dan nilai produksi/output, dan sebagainya. Blok IV A mencatat seluruh nilai produksi yang dihasilkan, nilai aset, dan nilai persediaan pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Blok IV B mencatat total nilai persediaan secara triwulanan pada tahun 2012 dan 2013. Blok V mengenai volume dan nilai persediaan/inventori selama tahun 2011, 2012, dan 2013. Blok VI merupakan blok catatan yang berisikan hal-hal penting yang terjadi di perusahaan.

6. Tabel Alokasi Sampel SKSPPI 2014

8

Adapun kode tersebut antara lain:

1. KODE KOMODITAS


(5)

Blok V memberikan informasi mengenai volume dan nilai persediaan akhir tahun 2011, 2012, dan 2013. Blok ini terdiri dari 10 kolom, yaitu:

 Kolom 1 = nomor urut

 Kolom 2 = kolom nama dan kode komoditas (3 digit)  Kolom 3 = berisi mengenai informasi satuan volume  Kolom 4 = kode inventori

 Kolom 5 = volume persediaan tahun 2011

 Kolom 6 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2011  Kolom 7 = volume persediaan tahun 2012

 Kolom 8 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2012  Kolom 9 = volume persediaan tahun 2013

 Kolom 10 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah tahun 2013

Persediaan pada blok ini diisi sesuai dengan kode komoditas, kode satuan volume dan kode inventori. Isikan komoditas yang menjadi persediaan sesuai dengan kodenya. Sedangkan kolom volume diisi sesuai dengan banyaknya volume persediaan yang dimiliki perusahaan. Nilai persediaan dituliskan dalam satuan ribu rupiah.

Catatan:

Jika responden tidak bersedia merinci komoditas persediaan yang dimiliki, maka jenis komoditas dicatat sesuai dengan kode inventori (3) pada kuesioner halaman 5 atau buku pedoman halaman 17, yang terdiri dari:

1. Bahan baku

2. Barang dalam proses 3. Barang jadi

4. Suku cadang (sparepart)

BAB II

KONSEP/DEFINISI DAN PETUNJUK UMUM PENGISIAN

Konsep dan definisi yang dijelaskan dalam bab ini hanya garis besarnya saja, karena sebagian konsep dan definisi telah disajikan dalam kuesioner. Hal ini dimaksudkan agar pencacah lebih mudah menjelaskan rincian pertanyaan yang ada di kuesioner kepada responden. Sehingga isian pada kuesioner diharapkan tidak ada yang terlewat.

1. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini mencatat keterangan tempat dimana perusahaan/usaha tersebut berada.

2. BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan dilakukan pencacahan/pemeriksaan.

3. BLOK III. KETERANGAN UMUM

Blok ini untuk mencatat keterangan umum perusahaan, seperti kegiatan utama, tahun dimulainya usaha, bentuk badan hukum serta nilai produksi. Kegiatan utama adalah kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan pendapatan/output terbesar bagi perusahaan. Perusahaan/usaha adalah suatu unit usaha yang diselenggarakan/dikelola secara komersial dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi sendiri mengenai kegiatan produksinya, atau ada seseorang/lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan usaha disini adalah kegiatan usaha utama, artinya kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan output/pendapatan perusahaan paling besar diantara beberapa jenis kegiatan yang tergabung dalam suatu perusahaan.

Dengan kata lain, perusahaan didefinisikan sebagai suatu unit usaha yang berbadan hukum dan bertujuan mendapatkan keuntungan. Tahun dimulainya usaha adalah tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara komersil. Bentuk badan hukum adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh suatu kegiatan usaha yang dikeluarkan oleh notaris atau berdasarkan suatu keputusan dari pejabat yang berwenang.


(6)

4. BLOK IV A. NILAI PRODUKSI, ASET, DAN PERSEDIAAN TAHUN 2011-2013

Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan baik untuk dijual/digunakan sendiri. Nilai produksi sektor perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan dikurangi dengan biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Termasuk juga penerimaan dari jasa perdagangan (konsinyasi/titip jual).

Nilai aset yang dicatat di blok IV ini adalah nilai aset menurut harga perolehan. Aset adalah harta berwujud yang digunakan dalam proses produksi untuk penyediaan barang/jasa, atau untuk disewakan kepada pihak lain atau tujuan lainnya selama lebih dari satu periode.

Aset mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Secara umum pada neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar diantaranya: kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dsb. Sedangkan aset tidak lancar diantaranya: aset pajak tangguhan, aset tetap, aset lainnya, dsb.

5. BLOK IV B. NILAI PERSEDIAAN TRIWULANAN TAHUN 2012-2013

Blok ini mencatat besarnya total persediaan/inventori selama triwulan I, II, dan III tahun 2012-2013. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pola pergerakan persediaan secara triwulanan.

10

Contoh nilai produksi (output), aset, dan persediaan dalam laporan keuangan: Nilai produksi/output

Nilai Aset dan Persediaan

6. BLOK V. VOLUME DAN NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN 2011-2013

Blok V dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori menurut komoditas pada akhir tahun 2011, 2012, dan 2013. Persediaan merupakan hasil produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai aktivitas ekonomi dan merupakan bagian dari aktiva atau harta (aset) lancar perusahaan. Menurut konsep SNA 2008 perubahan inventori dihitung dari nilai inventori yang masuk dikurangi nilai pengambilan inventori serta barang yang hilang/rusak selama periode akuntansi.