Pedoman Umum Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital Tahun 2013

(1)

REPUBLIK INDONESIA

Pedoman

Survei Khusus

Studi Penyusunan Stok Kapital

(SKSSK-2012)

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010

Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5

Fax: (021) 3857046, e-mail:

dody@bps.go.id

atau

sundari@bps.go.id.


(2)

(3)

1

Kata Pengantar

Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2012 merupakan bagian dari pengumpulan data barang modal di Neraca Pengeluaran dan kelanjutan dari Penyusunan Stok Kapital 2011. Survei ini dimaksudkan untuk melengkapi data kapital/ barang modal di Indonesia.

Data yang akan diperoleh adalah data barang modal yang terdiri dari nilai pembelian, perkiraan usia pakai, dan penyusutan. Barang modal pada survei ini dikelompokkan menjadi 37 jenis yang telah disesuaikan dengan SNA 2008. Dari hasil survei ini diharapkan akan diperoleh data kapital yang lebih akurat.

Buku Pedoman Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2012 ini disusun sebagai panduan bagi pencacah dan pengawas dalam pelaksanaan lapangan untuk memperoleh hasil yang optimal.

Jakarta, Februari 2012

Subdirektorat Neraca Modal & Luar Negeri Direktorat Neraca Pengeluaran


(4)

(5)

3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Barang modal atau kapital merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Kapital diperoleh karena adanya kegiatan investasi, dimana sebagian investasi tersebut digunakan untuk menambah barang modal yang akan digunakan dalam kegiatan produksi. Barang modal tersebut (konstruksi, mesin-mesin, kendaraan, aset tak berwujud, cultivated biological resources, produk kekayaan intelektual, biaya pengalihan kepemilikan non produced asset dan lainnya) digunakan untuk mentransformasikan input menjadi output atau produk. Peningkatan investasi akan mendorong percepatan penambahan barang modal, sehingga pertumbuhan output produksi akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Dalam pengertian sesungguhnya, kapital/barang modal lebih menekankan pada aspek riil daripada moneter, dan dapat dibatasi secara lebih lengkap sebagai berikut:

1. Salah satu faktor produksi dalam bentuk barang modal atau peralatan, bukan untuk tujuan dikonsumsi, yang dibuat oleh manusia dari sumber daya alam.

2. Umur pemakaian lebih dari satu tahun (durable goods) dan nilainya relatif mahal. 3. Digunakan dalam proses produksi pembuatan barang dan jasa secara terus

menerus (repeatedly) dan berkesinambungan (continously), baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Mencakup pembelian dan pengadaan barang modal baru dari dalam negeri, serta barang modal baru maupun bekas dari luar negeri.

5. Perbaikan secara besar-besaran yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas atau memperpanjang umur pemakaian barang-barang modal tersebut.

6. Pengeluaran untuk peningkatan nilai guna tanah seperti kegiatan pengembangan dan pembukaan lahan baru, pematangan tanah dan reklamasi, perluasan hutan, perluasan perkebunan, dan sejenisnya.

Posisi barang modal atau stok kapital merupakan indikator kapasitas produksi dari suatu negara yang menggambarkan nilai barang modal pada keadaan satu saat yang terjadi karena adanya proses akumulasi penambahan, pengurangan dan penyusutan barang modal dalam jangka waktu yang relatif panjang. Pada umumnya pencatatan atau penilaian dilakukan pada akhir tahun penghitungan.


(6)

4

Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya penghitungan stok kapital sebagai tolok ukur penghitungan produktivitas ekonomi suatu negara, maka diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih terinci mengenai besarnya nilai posisi, tingkat pertumbuhan, serta nilai penyusutan barang modal pada setiap sektor ekonomi. Untuk memperoleh informasi tersebut secara lebih mendalam, maka dilakukan Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital.

Survei Khusus Penyusunan Stok Kapital 2012 bertujuan :

1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai nilai barang modal dari setiap sektor.

2. Memperoleh data usia pakai setiap jenis barang modal menurut sektor usaha. 3. Memperoleh nilai penyusutan setiap jenis barang modal menurut sektor usaha. 4. Menerapkan Sistem Neraca Nasional Indonesia yang berkaitan dengan Stok

Kapital.

2. Sasaran Penelitian

Sasaran Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2012 antara lain:

1. Perusahaan baik swasta maupun BUMN pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan kepada perusahaan yang mempunyai jumlah aset/harta cukup besar dan mempunyai laporan keuangan berupa neraca akhir tahun dan laporan rugi laba yang diterbitkan secara berkala dan teratur. Perusahaan adalah suatu unit usaha yang terletak pada suatu lokasi tertentu dan dikelola/diselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barang/jasa serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya.

2. Kantor Pemerintah antara lain kantor pemerintah daerah setempat seperti Pemda, BKPMD, Kantor Dinas Pertanian, dan sebagainya, maksimal 5 sampel per provinsi.

Provinsi terpilih pada Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2011 terdiri dari 16 propinsi yaitu: NAD, Sumut, Kep. Riau, Sumsel, Bengkulu, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulteng, Sultra, Gorontalo. Secara rinci alokasi jumlah perusahaan masing-masing provinsi disesuaikan struktur ekonomi per provinsi.


(7)

5 3. Rancangan Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2012 dilakukan secara purposive, namun tetap mempertimbangkan keadaan responden mengenai dapat tidaknya perusahaan memberikan data secara rinci. Penggantian responden dapat dilakukan atas persetujuan penanggung jawab pelaksana harian (koordinator)dengan memperhatikan hal-hal antara lain: sektor yang sama, keterwakilan usaha/perusahaan dalam sektor, besar kecilnya usaha, dsb.

4. Organisasi dan Jadwal Kegiatan

Penanggung jawab Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2012 adalah Direktur Neraca Pengeluaran, sedangkan pimpinan pelaksana harian adalah Kepala Subdirektorat Neraca Modal & Luar Negeri. Penanggungjawab pelaksana lapangan adalah Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi dan pelaksana harian (koordinator) adalah Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis. Pengawas Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2011 adalah tenaga teknis Badan Pusat Statistik Propinsi yang sudah berpengalaman mengawasi pelaksanaan berbagai survei. Pencacah adalah petugas yang sudah berpengalaman dalam survei.

Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2012 ini diawali dengan persiapan yang dilakukan di pusat antara lain: penyusunan metodologi, kuesioner, buku pedoman, pencetakan dokumen dan latihan instruktur. Kegiatan yang dilakukan di daerah, yaitu latihan petugas pencacah/pengawas, pengambilan sampel, pelaksanaan pencacahan, pemeriksaan dan pengiriman dokumen ke pusat.

Pelaksanaan pencacahan lapangan mulai dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2012 yang akan diawali dengan latihan petugas lapangan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat jadwal pelaksanaan lapangan sebagai berikut:

Persiapan dan Perencanaan

1. Penyusunan metodologi, pedoman pencacahan Jan-Feb2012 dan daftar isian

2. Penggandaan pedoman pencacahan & daftar isian Maret 2012

3. Pelatihan instruktur Maret 2012

4. Pelatihan pencacah daerah April 2012


(8)

6 b. Pelaksanaan

1. Pengambilan sampel April 2012

2. Pencacahan Mei-Juni 2012

3. Pemeriksaan dan pengawasan Mei-Juni2012

4. Pengiriman dokumen ke pusat Juni-Juli2012

c. Pengolahan

1. Penyusunan program komputer Juni 2012

2. Pengolahan pra komputer Juli 2012

3. Pengolahan komputer Agt 2012

4. Tabulasi dan pengetikan Sept 2012

5. Laporan hasil Sept-Okt 2012

5. Rancangan Kuesioner

Survei Khusus StudiPenyusunan Stok Kapital 2012 dirancang untuk mendapatkan informasi tentang pembentukan modal dan usia pakai barang modal perusahaan yang disesuaikan dengan System of National Account (SNA) 2008.

Kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2012 ini terdiri dari 7 blok. Blok I merupakan keterangan tempat. Blok II merupakan keterangan umum perusahaan seperti kegiatan utama, tahun dimulainya kegiatan usaha, bentuk badan hukum, status kepemilikan modal, dan nilai produksi. Blok III berisi tentang asal barang, metode penyusutan, usia pakai dan tahun dibangun/pembelian aktiva tetap. Blok IV mencatat nilai perolehan aktiva tetap. Blok V mencatat nilai penyusutan aktiva tetap. Blok VI merupakan blok catatan jika ada hal-hal khusus mengenai data perusahaan yang harus dicatat. Blok VII adalah isian untuk keterangan petugas.


(9)

7

BAB II

KONSEP/DEFINISI DAN PETUNJUK UMUM PENGISIAN

Konsep dan definisi yang dijelaskan dalam bab ini hanya garis besarnya saja, karena sebagian konsep dan definisi telah disajikan dalam kuesioner. Hal ini dimaksudkan agar pencacah lebih mudah menjelaskan rincian pertanyaan yang ada di kuesioner kepada responden. Sehingga isian pada kuesioner diharapkan tidak ada yang terlewat.

1. BLOKI. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini mencatat keterangan tempat dimana perusahaan/usaha tersebut berada.

2. BLOK II. KETERANGAN UMUM

Blok ini mencatat keterangan umum perusahaan, seperti kegiatan utama, tahun dimulainya usaha, bentuk badan hukum, status kepemilikan modal, serta nilai produksi. Kegiatan utama adalah kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan pendapatan/output terbesar bagi perusahaan. Tahun dimulainya usaha adalah tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara komersil. Bentuk badan hukum adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh suatu kegiatan usaha yang dikeluarkan oleh notaris atau berdasarkan suatu keputusan dari pejabat yang berwenang. Pengisian status kepemilikan modal adalah sumber terbesar modal perusahaan. Isikan status kepemilikan modal utama perusahaan pada saat ini, sesuai dengan kepemilikan modal yang lebih dari 50 persen. Bila responden merupakan kantor pemerintah, maka pertanyaan 3 dan 4 tidak perlu diisi.

Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan baik untuk dijual maupun untuk digunakan sendiri. Nilai produksi untuk sektor perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Termasuk juga penerimaan (margin perdagangannya saja bukan omset perdagangan) dari jasa perdagangan (konsinyasi/titip jual).

3. BLOK III. ASAL BARANG, PENYUSUTAN,DAN USIA PAKAI AKTIVA TETAP

Blok ini berisi keterangan tentang asal barang, metode dan persentase penyusutan, perkiraan usia pakai, dan tahun dibangun/pembelian barang modal menurut jenisnya. Kolom asal barang mencatat asal dimana barang diproduksi, antara lain barang baru dari dalam negeri (DN) dan barang impor(I), serta barang bekas dari dalam


(10)

8

negeri(BDN). Sedangkan perkiraan usia pakai adalah perkiraan usia barang modal dilihat dari segi ekonomisnya, yaitu sejak pertama kali digunakan untuk proses produksi.

Adapun jenis barang modal dikelompokkan sebagai berikut: A. Konstruksi; terdiri dari:

1. Bangunan tempat tinggal; terdiri dari penyiapan lahan tempat tinggal, konstruksi gedung tempat tinggal, serta instalasi perlengkapan bangunan tempat tinggal. 2. Bangunan bukan tempat tinggal; terdiri dari penyiapan lahan, konstruksi, dan

instalasi bangunan. Jenis-jenis bangunan bukan tempat tinggal antara lain: gedung perkantoran, bangunan industri, gedung pusat perbelanjaan, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung penginapan, gedung tempat hiburan dan bangunan untuk rekreasi.

3. Prasarana Pertanian; Meliputi bangunan yang digunakan untuk menunjang pertanian seperti bangunan pengairan.

4. Jalan & jembatan;Terdiri dari bangunan jalan raya, jalan kereta api, jembatan, tanggul, landasan pesawat, dan bangunan dermaga.

5. Instalasi Listrik, Air, Gas & Komunikasi; Meliputi bangunan pengolahan, penyaluran dan penampungan air bersih, air limbah dan drainase, bangunan elektrikal, kontruksi telekomunikasi, sarana bantu navigasi laut dan rambu sungai, kontruksi telekomunikasi navigasi udara, konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, kontruksi sentral telekomunikasi, kontruksi elektrikal dan telekomunikasi lainnya, pembuatan/pengeboran sumur air tanah, instalasi listrik bangunan sipil, instalasi navigasi laut dan sungai, instalasi navigasi udara, intalasi sinyal dan telekomunikasi kereta api, instalasi sinyal dan rambu-rambu jalan raya, dan instalasi telekomunikasi.

6. Instalasi Pipa Gas dan Minyak; Meliputi Bangunan pengolahan, penyaluran dan penampungan minyak & gas.

7. Konstruksi lainnya; terdiri dari pengerukan sungai, pembuatan taman kota, instalasi meteorologi dan geofisika, mercusuar, konstruksi pengeboran lepas pantai, dan lainnya.

B. Mesin; terdiri dari:

1. Mesin pembangkit dan penggerak mula (kode IO 123 & 125); meliputi motor listrik, mesin pembangkit listrik, mesin uap, turbin gas, turbin air, motor diesel, motor bensin, motor pembakaran dalam dengan bahan bakar gas/alkohol, mesin pengubah arus, mesin pengubah tegangan, generator dan sejenisnya.


(11)

9

2. Mesin dan perlengkapannya (kode IO 124); terdiri darimesin pertanian, mesin-mesin untuk industri, mesin-mesin cetak, mesin-mesin fotocopy,mesin-mesin penjilidan, mesin-mesin pengolahan dan pengerjaan kayu, mesin metalurgi, mesin untuk pertambangan, penggalian dan kontruksi, dll.

3. Mesin pengolah data dan komputer : komputer, laptop, notebook, dan sejenisnya. 4. Peralatan informasi dan telekomunikasi : meliputi televisi, video, digital kamera,

radio, telepon, handphone, pemancar radio/televisi, alat-alat transmisi induk radio telefoni dan radio telegrafi, relay transmitter, peralatan faksimili, dan berbagai alat transmisi lainnya.

5. Peralatan elektronik(kode IO 128): terdiri dari peralatan kedokteran elektronik dan berbagai peralatan listrik untuk rumahtangga.

6. Mesin lainnya : lampu ultraviolet, dsb.

C. Transportasi;

1. Kendaraan bermotor roda 2 & 3; misal: motor, bemo, bajai, dsb.

2. Kendaraan bermotor roda 4 dan lebih; meliputi kendaraan untuk penumpang maupun untuk industri.

3. Kereta api, termasuk juga kereta api yang tidak mengangkut penumpang.

4. Kapal laut; terdiri dari bermacam-macam kapal dan perahu baik yang bermotor maupun tidak.

5. Pesawat terbang; termasuk helikopter, pesawat penumpang dan barang.

6. Kendaraan dan alat angkut lainnya; mencakup sepeda dan becak, troley, gerobak, delman, kereta dorong, dan lainnya.

D. Cultivated Biological Asset, terdiri dari :

1.Ternak besar: sapi perah, sapi induk, kambing perah, kambing induk, dsb. 2.Ternak kecil ; ayam induk, ayam petelur, dsb.

3.Tumbuhan menghasilkan: karet, kelapa sawit, tanaman buah-buahan, dsb.

E. Produk Kekayaan Intelektual : dinilai berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh hak atas penggunaannya

1. Riset dan pengembangan : kegiatan kreatif untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan produk serta menemukan produk baru, termasuk improvisasi dan peningkatan kualitas produk, atau menemukan dan mengembangkan proses produksi atau proses produksi yang lebih efisien. Hasil dari R&D berupa hak cipta, hak paten, waralaba, merk


(12)

10

dagang, dsb. (Yang dimasukkan sebagai PMTB adalah biaya pembuatan hak cipta, hak paten, dll)

a. Hak cipta adalah yang diberikan oleh pemerintah/ instansi yang berwenang kepada pengarang, pencipta lagu, musik, barang-barang seni dan lainnya untuk mempublikasikan, menerbitkan, mengawasi, dan mengkomersilkan hak ciptanya. Hak cipta umumnya diberikan untuk jangka waktu 28 tahun.

b. Hak Paten adalah hak yang diberikan oleh pemerintah/ instansi yang berwenang kepada pemegangnya untuk menggunakan, mengawasi, dan mengkomersilkannya hasil temuannya. Hak paten secara umum diberikan untuk jangka waktu 17 tahun. Apabila hak paten diperoleh dengan cara membeli, maka dicatat sebesar harga perolehannya. Apabila diperoleh melalui riset dan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan sendiri, maka harga perolehan terdiri dari semua biaya untuk penelitian tersebut, biaya pendaftaran, dan honor pengacara.

c. Waralaba: Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

d. Merek dagang : merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

2. Eksplorasi mineral; hak atas penambangan minyak, gas bumi, dan mineral nonmigas.

3. Software komputer dan database ; software komputer terdiri dari program komputer, deskripsi program dan bahan-bahan pendukung untuk sistem dan aplikasi software. Database terdiri dari file data yang disusun sedemikian rupa untuk memudahkan akses penggunaan data yang efektif. Database dapat dikembangkan secara eksklusif untuk digunakan sendiri atau untuk dijual dengan cara lisensi untuk mendapat informasi yang terkandung didalamnya.

4. Hiburan, literatur dan karya artistik asli : terdiri dari original film, rekaman suara, manuskrip, kaset. Disamping itu juga termasuk pertunjukan drama, radio, program televisi, pertunjukkan musik, pertandingan olahraga, karya sastra dan seni.


(13)

11 F. Lainnya

1. Barang-barang dari kayu, rotan, dan bambu: furniture, perlengkapan rumahtangga, alat-alat pertanian, dsb.

2. Peralatan dari logam; lemari dan rak dari logam, perlengkapan pertanian dari logam, perlengkapan rumahtangga, dll.

3. Barang-barang dari kain dan kulit; permadani, furniture dari kulit, dsb.

4. Peralatan kedokteran dan kesehatan; mencakup perlengkapan pemeriksaan kesehatan, meja operasi, tempat tidur rumah sakit dengan atau tanpa peralatan mekanik, kursi untuk perawatan gigi, peralatan tes mata, peralatan sterilisasi, peralatan pijat, peralatan pernapasan buatan, dll.

5. Peralatan laboratorium, instrumen optik,dan alat ukur; meliputi mikroskop, gelas tabung, termometer, pesawat pengatur elektronik otomatis, radio kontrol dan instrumen navigasi, teropong, periskop, teleskop, kamera cinematografi, proyektor, kamera digital, kamera untuk pengukuran udara, dll.

6. Alat musik dan peralatan studio;meliputi alat-alat musik baik yang tradisional (seperti: kolintang, angklung, rebab, dsb) maupun modern (seperti: piano, gitar, drum set, dsb).

7. Barang berharga (valuables)adalah barang yang disimpan dengan tujuan peningkatan nilainya, nilai yang dicatat termasuk biaya atau komisi yang dibayarkan kepada agen; seperti emas, permata, barang antik, dsb.

8. Lainnya;peralatan olahraga, barang-barang dari mineral nonlogam, barang-barang dari plastik, dsb.

4. BLOK IV. NILAI PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Blok ini mencatat nilai aktiva tetap atau barang modal pada satu waktu, nilai penambahan, pengurangan serta reklasifikasi pada satu periode akuntansi. Nilai aktiva tetap pada satu waktu adalah akumulasi nilai barang modal yang dimiliki perusahaan, umumnya merupakan nilai buku yang dicatat pada awal dan akhir periode laporan.

Penambahan barang modal perusahaan diperoleh dari pembelian, transfer masuk, dan dibuat sendiri. Nilai penambahan barang modal adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memiliki dan menggunakan barang modal atau aktiva tetap pada satu periode akuntansi. Biaya-biaya tersebut antara lain:

1. Nilai pembelian, pajak pembelian, dan biaya pengurusan surat-surat dalam rangka memperoleh barang modal baik baru maupun bekas.

2. Biaya perbaikan besar dan biaya-biaya yang dikeluarkan dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas barang modal.


(14)

12

3. Biaya untuk reklamasi dan peningkatan nilai guna tanah, serta sarana dan prasarana pada berbagai kegiatan pertanian.

4. Pembelian, pembibitan serta pembesaran (budidaya) ternak untuk diambil hasilnya seperti sapi perah dan ayam petelur.

5. Pembelian dan pembibitan tumbuhan menghasilkan (karet, kelapa sawit, kelapa, coklat, cengkeh, pohon buah-buahan, dll) serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan hingga menghasilkan.

6. Pengeluaran yang berkaitan dengan pengadaan serta penyelenggaraan barang modal seperti biaya transaksi tanah, dan sejenisnya.

Pengurangan barang modal terjadi karena adanya penjualan dan atau transfer kepada pihak lain.Revaluasi adalah penilaian kembali barang modal yang dilakukan perusahaan berdasarkan harga pasar tanpa terjadinya perubahan kuantitas dan kualitas barang.

4. BLOK V. NILAI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Penyusutan barang modal adalah alokasi pengeluaran rutin perusahaan sebagai akibat dari berkurangnya nilai barang modal (dalam bentuk fisik) karena digunakan dalam proses produksi.Penyusutan barang modal dalam blok ini dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Pencatatan nilai penyusutan aktiva tetap pada satu waktu merupakan nilai akumulasi penyusutan yang terjadi karena adanyapenggunaan barang modal yang dimiliki oleh perusahaan dalam beberapa periode.

Penambahan penyusutan merupakan nilai penyusutan yang terjadi pada satu periode akuntansi. Bila perusahaan tidak mempunyai pembukuan yang baik maka penghitungan penyusutan dapat dilakukan dengan metode garis lurus(straight line), sbb:

Pbm = Hbm / tbm

dimana:

Pbm adalah nilai penyusutan barang modal.

Hbm adalah harga pembelian barang modal.

tbm adalah perkiraan umur barang modal (tahun).

Contoh Metode Garis Lurus tanpa nilai sisa: Perusahaan X mempunyai 2 buah kendaraan yang dibeli pada tahun 2006 dan 2007. Kedua mobil tersebut mempunyai masa pakai 7 tahun. Kendaraan pertama dibeli dengan harga Rp 21.000.000,00, Dan kendaraan kedua dibeli dengan harga Rp 49.000.000,00 . Maka nilai penyusutan pertahun kedua mobil itu jika menggunakan metode garis lurus adalah Rp 3.000.000,00 dan Rp 7.000.000,00. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan pada tahun :


(15)

13

2008 adalah (2X3.000.000)+(1X7.000.000) = Rp13.000.000 2009 adalah (3 x 3.000.000) + (2 X 7.000.000) = Rp 23.000.000

Metode lain yang digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode jumlah angka(the sum of the digits method). Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan. Metode ini dirumuskan sbb:

Dt = V [T – t+1] / [T(T+1)/2], dimana:

Dt = Penyusutan tahun ke t

V = Nilai aktiva tetap T = Usia pakai

t = , , ,……….. dst

Setiap pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai bilangan penyebut (5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15) dan jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan sebagi penghitung.

Kedua metode diatas dapat dihitung dengan atau tanpa memperkirakan nilai sisa (harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa)

Contoh metode jumlah angka dengan nilai sisa:

Pada awal tahun 2005 PT X membeli mesin cetak seharga Rp 500.000,- Perkiraan umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 50.000,- Maka Perkiraan nilai penyusutan adalah sbb:

Tahun Dasar Sisa Umur Pecahan Beban Nilai Buku Penyusutan

(Rp)

dalam tahun Penghitungan Penyusutan

2005 500.000

1 (2005) 450,000 5 5/15 150,000 350,000

2 (2006) 450,000 4 4/15 120,000 230,000

3 (2007) 450,000 3 3/15 90,000 140,000

4 (2008) 450,000 2 2/15 60,000 80,000

5 (2009) 450,000 1 1/15 30,000 50.000*

15 15/15 450,000

* Nilai Sisa

Penyusutan barang modal tak berwujud (intangible asset) dikenal dengan istilah amortisasi. Cara penghitungan umumnya mirip dengan penyusutan barang modal berwujud kecuali untuk hak atas penambangan dan hak atas pengolahan hutan.


(16)

14

Penyusutan atau amortisasi kedua jenis barang modal tak berwujud ini dihitung berdasarkan persentase satuan produksi yang telah direalisasi dalam tahun yang bersangkutan.

Contoh : PT X mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas bumi di suatu lokasi sebesar Rp 500.000.000,00. Taksiran jumlah kandungan minyak di daerah tersebut adalah sebanyak 200.000.000 barel. Setelah produksi minyak dan gas bumi mencapai 100.000.000 barel, maka penghitungan amortisasi adalah sebagai berikut: 100.000.000/200.000.000 barel (50%) X Rp 500.000.000,00 = Rp 250.000.000,00.

Pengurangan penyusutan terjadi karena adanya pengurangan barang modal yang dimiliki perusahaan. Nilai pengurangan dicatat sebesar akumulasi penyusutan barang tersebut.

Revaluasi penyusutan terjadi karena adanya perubahan penilaian barang modal berdasarkan harga pasar. Revaluasi dapat mengakibatkan penurunan atau kenaikan harga barang modal yang mengakibatkan juga terjadinya penurunan dan kenaikan penyusutannya.

6. BLOK VI. CATATAN

Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal khusus yang berkaitan dengan keadaan data perusahaan.

7. BLOK VII. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan dilakukan pencacahan/pemeriksaan.


(17)

15 BAB III

PETUNJUK PENGAWASAN

Dalam bab ini diberikan penjelasan mengenai proses pemeriksaan bagi petugas pengawas. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari kesalahan pengisian pada kuesioner serta menjaga konsistensi isian antar blok yang berkaitan, agar data yang diperoleh lebih konsisten, teliti, dan wajar. Dengan demikian kuesioner Survei Khusus Studi PenyusunanStok Kapital 2011 yang akan dikirim ke Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan sudah dalam keadaan benar. Uraian dalam bab ini juga diharapkan dapat digunakan oleh pengawas untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya. Secara umum yang harus dilakukan oleh pengawas adalah:

1. Meneliti apakah isian mudah dibaca dan diletakkan pada kolom yang benar dan juga apakah isian masing-masing blok terkait sudah konsisten.

2. Meneliti apakah seluruh rincian dari masing-masing blok yang harus diisi sudah ditanyakan.

3. Periksa isian dari masing-masing rincian tersebut apakah sudah sesuai dan wajar. 4. Memeriksa kembali apakah isian nilai sudah dalam ribuan rupiah.

5. Hitung kembali apakah rincian jumlah sudah benar (jumlah baris, jumlah kolom, dan jumlah baris kolom).

Bila ternyata ditemukan isian jawaban yang meragukan, tanyakan ke pencacah; jika perlu lakukan pencacahan ulang.

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Periksa apakah nama propinsi, nama perusahaan, dan alamat perusahaan sudah diisi dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

BLOK II. KETERANGAN UMUM

Isian kegiatan usaha yang dilakukan harus diisi dengan sejelas-jelasnya. 1. Periksa apakah isian tahun dimulainya kegiatan usaha sudah sesuai.

2. Untuk isian bentuk badan hukum/usaha perusahaan, hanya terisi salah satu. 3. Isi nilai produksi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 dan 2011.

BLOK III. ASAL BARANG, PENYUSUTANDANUSIA PAKAIAKTIVA TETAP

Periksa apakah kuantitas aktiva tetap berdasarkan rincian barang telah terisi dengan lengkap dan benar.Juga apakah perkiraan usia pakai barang modal telah terisi sesuai keadaannya.


(18)

16 BLOK IV. NILAI PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Pengisian blok ini harus konsisten dengan blok III. Jika rincian pada blok III ada isiannya, maka Pada blok IV rincian yang sama harus terisi.

Kolom(2) + Kolom(3) – Kolom(4) +Kolom(5) = Kolom (6).

BLOK V. NILAI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Pengisian blok ini harus konsisten dengan blok IV. Jika rincian pada blok IV ada isiannya, maka Pada blok V rincian yang sama harus terisi.

Kolom(2) + Kolom(3) – Kolom(4) +Kolom(5) = Kolom (6).

BLOK VI. CATATAN

Berisi keterangan khusus yang berkaitan dengan data yang diberikan perusahaan.

BLOK VII. KETERANGAN PETUGAS

1. Apakah nama dan tanda tangan pencacah sudah diisi dan sesuai.

2. Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa diamenyatakan bertanggung jawab atas keterangan dalam daftar isian Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2011 yang diperiksa.


(1)

F. Lainnya

1. Barang-barang dari kayu, rotan, dan bambu: furniture, perlengkapan rumahtangga, alat-alat pertanian, dsb.

2. Peralatan dari logam; lemari dan rak dari logam, perlengkapan pertanian dari logam, perlengkapan rumahtangga, dll.

3. Barang-barang dari kain dan kulit; permadani, furniture dari kulit, dsb.

4. Peralatan kedokteran dan kesehatan; mencakup perlengkapan pemeriksaan kesehatan, meja operasi, tempat tidur rumah sakit dengan atau tanpa peralatan mekanik, kursi untuk perawatan gigi, peralatan tes mata, peralatan sterilisasi, peralatan pijat, peralatan pernapasan buatan, dll.

5. Peralatan laboratorium, instrumen optik,dan alat ukur; meliputi mikroskop, gelas tabung, termometer, pesawat pengatur elektronik otomatis, radio kontrol dan instrumen navigasi, teropong, periskop, teleskop, kamera cinematografi, proyektor, kamera digital, kamera untuk pengukuran udara, dll.

6. Alat musik dan peralatan studio;meliputi alat-alat musik baik yang tradisional (seperti: kolintang, angklung, rebab, dsb) maupun modern (seperti: piano, gitar, drum set, dsb).

7. Barang berharga (valuables)adalah barang yang disimpan dengan tujuan peningkatan nilainya, nilai yang dicatat termasuk biaya atau komisi yang dibayarkan kepada agen; seperti emas, permata, barang antik, dsb.

8. Lainnya;peralatan olahraga, barang-barang dari mineral nonlogam, barang-barang dari plastik, dsb.

4. BLOK IV. NILAI PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Blok ini mencatat nilai aktiva tetap atau barang modal pada satu waktu, nilai penambahan, pengurangan serta reklasifikasi pada satu periode akuntansi. Nilai aktiva tetap pada satu waktu adalah akumulasi nilai barang modal yang dimiliki perusahaan, umumnya merupakan nilai buku yang dicatat pada awal dan akhir periode laporan.

Penambahan barang modal perusahaan diperoleh dari pembelian, transfer masuk, dan dibuat sendiri. Nilai penambahan barang modal adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memiliki dan menggunakan barang modal atau aktiva tetap pada satu periode akuntansi. Biaya-biaya tersebut antara lain:

1. Nilai pembelian, pajak pembelian, dan biaya pengurusan surat-surat dalam rangka memperoleh barang modal baik baru maupun bekas.

2. Biaya perbaikan besar dan biaya-biaya yang dikeluarkan dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas barang modal.


(2)

12

3. Biaya untuk reklamasi dan peningkatan nilai guna tanah, serta sarana dan prasarana pada berbagai kegiatan pertanian.

4. Pembelian, pembibitan serta pembesaran (budidaya) ternak untuk diambil hasilnya seperti sapi perah dan ayam petelur.

5. Pembelian dan pembibitan tumbuhan menghasilkan (karet, kelapa sawit, kelapa, coklat, cengkeh, pohon buah-buahan, dll) serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan hingga menghasilkan.

6. Pengeluaran yang berkaitan dengan pengadaan serta penyelenggaraan barang modal seperti biaya transaksi tanah, dan sejenisnya.

Pengurangan barang modal terjadi karena adanya penjualan dan atau transfer kepada pihak lain.Revaluasi adalah penilaian kembali barang modal yang dilakukan perusahaan berdasarkan harga pasar tanpa terjadinya perubahan kuantitas dan kualitas barang.

4. BLOK V. NILAI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Penyusutan barang modal adalah alokasi pengeluaran rutin perusahaan sebagai akibat dari berkurangnya nilai barang modal (dalam bentuk fisik) karena digunakan dalam proses produksi.Penyusutan barang modal dalam blok ini dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Pencatatan nilai penyusutan aktiva tetap pada satu waktu merupakan nilai akumulasi penyusutan yang terjadi karena adanyapenggunaan barang modal yang dimiliki oleh perusahaan dalam beberapa periode.

Penambahan penyusutan merupakan nilai penyusutan yang terjadi pada satu periode akuntansi. Bila perusahaan tidak mempunyai pembukuan yang baik maka penghitungan penyusutan dapat dilakukan dengan metode garis lurus(straight line), sbb:

Pbm = Hbm / tbm dimana:

Pbm adalah nilai penyusutan barang modal. Hbm adalah harga pembelian barang modal.

tbm adalah perkiraan umur barang modal (tahun).

Contoh Metode Garis Lurus tanpa nilai sisa: Perusahaan X mempunyai 2 buah kendaraan yang dibeli pada tahun 2006 dan 2007. Kedua mobil tersebut mempunyai masa pakai 7 tahun. Kendaraan pertama dibeli dengan harga Rp 21.000.000,00, Dan kendaraan kedua dibeli dengan harga Rp 49.000.000,00 . Maka nilai penyusutan pertahun kedua mobil itu jika menggunakan metode garis lurus adalah Rp 3.000.000,00 dan Rp 7.000.000,00. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan pada tahun :


(3)

2008 adalah (2X3.000.000)+(1X7.000.000) = Rp13.000.000 2009 adalah (3 x 3.000.000) + (2 X 7.000.000) = Rp 23.000.000

Metode lain yang digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode jumlah angka(the sum of the digits method). Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan. Metode ini dirumuskan sbb:

Dt = V [T – t+1] / [T(T+1)/2], dimana:

Dt = Penyusutan tahun ke t

V = Nilai aktiva tetap T = Usia pakai

t = , , ,……….. dst

Setiap pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai bilangan penyebut (5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15) dan jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan sebagi penghitung.

Kedua metode diatas dapat dihitung dengan atau tanpa memperkirakan nilai sisa (harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa)

Contoh metode jumlah angka dengan nilai sisa:

Pada awal tahun 2005 PT X membeli mesin cetak seharga Rp 500.000,- Perkiraan umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 50.000,- Maka Perkiraan nilai penyusutan adalah sbb:

Tahun Dasar Sisa Umur Pecahan Beban Nilai Buku

Penyusutan (Rp)

dalam tahun Penghitungan Penyusutan

2005 500.000

1 (2005) 450,000 5 5/15 150,000 350,000

2 (2006) 450,000 4 4/15 120,000 230,000

3 (2007) 450,000 3 3/15 90,000 140,000

4 (2008) 450,000 2 2/15 60,000 80,000

5 (2009) 450,000 1 1/15 30,000 50.000*

15 15/15 450,000

* Nilai Sisa

Penyusutan barang modal tak berwujud (intangible asset) dikenal dengan istilah amortisasi. Cara penghitungan umumnya mirip dengan penyusutan barang modal berwujud kecuali untuk hak atas penambangan dan hak atas pengolahan hutan.


(4)

14

Penyusutan atau amortisasi kedua jenis barang modal tak berwujud ini dihitung berdasarkan persentase satuan produksi yang telah direalisasi dalam tahun yang bersangkutan.

Contoh : PT X mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas bumi di suatu lokasi sebesar Rp 500.000.000,00. Taksiran jumlah kandungan minyak di daerah tersebut adalah sebanyak 200.000.000 barel. Setelah produksi minyak dan gas bumi mencapai 100.000.000 barel, maka penghitungan amortisasi adalah sebagai berikut: 100.000.000/200.000.000 barel (50%) X Rp 500.000.000,00 = Rp 250.000.000,00.

Pengurangan penyusutan terjadi karena adanya pengurangan barang modal yang dimiliki perusahaan. Nilai pengurangan dicatat sebesar akumulasi penyusutan barang tersebut.

Revaluasi penyusutan terjadi karena adanya perubahan penilaian barang modal berdasarkan harga pasar. Revaluasi dapat mengakibatkan penurunan atau kenaikan harga barang modal yang mengakibatkan juga terjadinya penurunan dan kenaikan penyusutannya.

6. BLOK VI. CATATAN

Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal khusus yang berkaitan dengan keadaan data perusahaan.

7. BLOK VII. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan dilakukan pencacahan/pemeriksaan.


(5)

BAB III

PETUNJUK PENGAWASAN

Dalam bab ini diberikan penjelasan mengenai proses pemeriksaan bagi petugas pengawas. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari kesalahan pengisian pada kuesioner serta menjaga konsistensi isian antar blok yang berkaitan, agar data yang diperoleh lebih konsisten, teliti, dan wajar. Dengan demikian kuesioner Survei Khusus Studi PenyusunanStok Kapital 2011 yang akan dikirim ke Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan sudah dalam keadaan benar. Uraian dalam bab ini juga diharapkan dapat digunakan oleh pengawas untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya. Secara umum yang harus dilakukan oleh pengawas adalah:

1. Meneliti apakah isian mudah dibaca dan diletakkan pada kolom yang benar dan juga apakah isian masing-masing blok terkait sudah konsisten.

2. Meneliti apakah seluruh rincian dari masing-masing blok yang harus diisi sudah ditanyakan.

3. Periksa isian dari masing-masing rincian tersebut apakah sudah sesuai dan wajar. 4. Memeriksa kembali apakah isian nilai sudah dalam ribuan rupiah.

5. Hitung kembali apakah rincian jumlah sudah benar (jumlah baris, jumlah kolom, dan jumlah baris kolom).

Bila ternyata ditemukan isian jawaban yang meragukan, tanyakan ke pencacah; jika perlu lakukan pencacahan ulang.

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Periksa apakah nama propinsi, nama perusahaan, dan alamat perusahaan sudah diisi dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

BLOK II. KETERANGAN UMUM

Isian kegiatan usaha yang dilakukan harus diisi dengan sejelas-jelasnya. 1. Periksa apakah isian tahun dimulainya kegiatan usaha sudah sesuai.

2. Untuk isian bentuk badan hukum/usaha perusahaan, hanya terisi salah satu. 3. Isi nilai produksi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 dan 2011.

BLOK III. ASAL BARANG, PENYUSUTANDANUSIA PAKAIAKTIVA TETAP

Periksa apakah kuantitas aktiva tetap berdasarkan rincian barang telah terisi dengan lengkap dan benar.Juga apakah perkiraan usia pakai barang modal telah terisi sesuai keadaannya.


(6)

16 BLOK IV. NILAI PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Pengisian blok ini harus konsisten dengan blok III. Jika rincian pada blok III ada isiannya, maka Pada blok IV rincian yang sama harus terisi.

Kolom(2) + Kolom(3) – Kolom(4) +Kolom(5) = Kolom (6).

BLOK V. NILAI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Pengisian blok ini harus konsisten dengan blok IV. Jika rincian pada blok IV ada isiannya, maka Pada blok V rincian yang sama harus terisi.

Kolom(2) + Kolom(3) – Kolom(4) +Kolom(5) = Kolom (6).

BLOK VI. CATATAN

Berisi keterangan khusus yang berkaitan dengan data yang diberikan perusahaan.

BLOK VII. KETERANGAN PETUGAS

1. Apakah nama dan tanda tangan pencacah sudah diisi dan sesuai.

2. Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa diamenyatakan bertanggung jawab atas keterangan dalam daftar isian Survei Khusus Studi Penyusunan Stok Kapital 2011 yang diperiksa.