HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 59 KESIMPULAN 81

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Langkah –Langkah Model PBL 26 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Awal 49 Tabel. 3.2 Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif 50 Tabel 3.3. Tabel Indikator Aktivitas Siswa 52 Tabel 3.4. Pedoman Pengklasifikasian KBK Siswa 54 Tabel 3.5.Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 57 Tabel 4.1. Hasil Tes KBK Siswa Siklus-1 60 Tabel 4.2. Kadar Aktivitas Siswa Siklus-1 65 Tabel 4.3. Hasil Tes KBK Siswa Siklus-2 72 Tabel.4.4 Kadar Aktivitas Siswa Siklus-2 76 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Prosedur Peneltian Tindakan Kelas 48 Gambar 4.1. Pola Jawaban Siswa 61 Gambar 4.2. Pola Jawaban Siswa TKBK-1 62 Gambar 4.3. Contoh Pola Jawaban Siswa Menunjukan Indikator Kefasihan Dan Fleksibilitas 63 Gambar 4.4. Pola Jawaban Siswa Kurang Menunjukan Indikator BK 72 Gambar 4.5. Pola Jawaban Siswa TKBK-2 73 Gambar 4.6. Pola Jawaban Siswa Menunjukan Indikator Kefasihan, Fleksibilitas dan Kebaruan 74 Gambar 4.7. Diagram Persentase Waktu Aktifitas Siswa Siklus-2 77 Gambar 4.8 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 80 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP 1 Siklus-1 85 Lampiran 2 RPP 2 Siklus-2 93 Lampiran 3 RPP 3 Siklus-3 101 Lampiran 4 RPP 4 Siklus-4 109 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 117 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 121 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 125 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 129 Lampiran 9 Alternatif Jawaban Las-1 133 Lampiran 10 Alternatif Jawaban Las-2 135 Lampiran 11 Alternatif Jawaban Las-3 138 Lampiran 12 Alternatif Jawaban Las-4 140 Lampiran 13 Pedoman Penskoran TKBK 142 Lampiran 14 Tes Awal 143 Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 145 Lampiran 16 Tes KBK-1 Siklus-1 149 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes KBK-1 Siklus-1 152 Lampiran 18 Tes KBK-1 Siklus-2 154 Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes KBK-1 Siklus-2 156 Lampiran 20 Hasil TKBK-1 Untuk Indikator Kefasihan 160 Lampiran 21 Hasil TKBK-1 Untuk Indikator Fleksibilitas 162 Lampiran 22 Hasil TKBK-1 Untuk Indikator Kebaruan 164 Lampiran 23 Hasil TKBK-2 Untuk Indikator Kefasihan 166 Lampiran 24 Hasil TKBK-2 Untuk Indikator Fleksibilitas 168 Lampiran 25 Hasil TKBK-2 Untuk Indikator Kebaruan 170 Lampiran 26 Hasil TKBK-1 Untuk Setiap Indikator 172 Lampiran 27 Hasil TKBK-2 Untuk Setiap Indikator 174 Lampiran 28 Rekap Data Hasil TKBK-1 176 Lampiran 29 Rekap Data Hasil TKBK-2 178 Lampiran 30 Rekapitulasi Hasil TKBK-1, TKBK-2 180 Lampiran 31 Hasil TKBK-1 dan TKBK-2 181 Lampiran 32 Rekapitulasi Aktivias Siswa Siklus-1 183 Lampiran 33 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus-2 184 Lampiran 34 Lembar Validasi Tes Awal 185 Lampiran 35 Lembar Validasi Tes KBK-1 187 Lampiran 36 Lembar Validasi Tes KBK-2 190 Lampiran 37 Dokumentasi Penelitian 193

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah menuntut kualitas Sumber Daya Manusia SDM sehingga kita harus mempersiapkan sumber daya manusia yang benar-benar unggul dan dapat diandalkan untuk menghadapi persaingan bebas di segala bidang kehidupan sebagai dampak dari globalisasi dunia. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai sumber daya manusia yang handal untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Pendidikan sangatlah penting bagi masyarakat dalam menyikapi perkembangan yang ada. Pendidikan yang bermutu menjadi akses utama bagi setiap warga untuk mengasah diri, menganalisis, berfikir, bertindak dan meraih kesejahteraan. Hal ini sejalan dengan pandangan Munandar 2009:6 yang mengemukakan bahwa : Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa. Kemajuan suatu kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya kepada peserta didiknya. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk peradaban bangsa yang cerdas, cakap, mandiri dan kreatif. Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadikan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas, karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan dapat tercapai. Untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi, pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan kerja yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika, karena matematika merupakan dasar dari ilmu pengetahuan yang lain, khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudiartal 2001 menambahkan: Mengembangkan kompetensi berpikir kritis, kreatif dan produktif di kalangan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam era persaingan global, karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif tergolong kompetensi tingkat tinggi high order competencies dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi dasar biasa disebut dengan basic skills dalam pembelajaran matematika. Saat ini, pendidikan berpikir di tingkat pendidikan dasar dan menengah diserahkan sepenuhnya kepada mata pelajaran-mata pelajaran yang ada, tanpa ada koordinasi yang jelas. Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah pendidikan berpikir belum tertangani secara sistematis dan dilaksanakan secara parsial. Seperti yang dikemukakan oleh Rofi’uddin 2001 bahwa: Keluhan tentang rendahnya kemampuan berpikir khususnya kemampuan berpikir kritis-kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dasar dan menengah sudah banyak dilontarkan. Karena dasar-dasar berpikir tersebut tidak dikuasai dengan baik, dampaknya dirasakan sampai pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir yang dimiliki oleh siswa sekolah dasar, siswa sekolah menengah, mahasiswa S1 bahkan juga mahasiswa S2 Matematika dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang terpenting, karena jika seseorang menguasai matematika maka akan lebih mudah menguasai ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Sri Kurnia yang mengatakan : ”Matematika sebagai salah satu dari komponen serangkaian mata pelajaran disekolah mempunyai peranan penting, karena matematika tidak