Analisis Citra Merek (Brand Image) Sepatu Edward Forrer Pada Toko Edward Forrer Di Bandung

(1)

ANALISIS CITRA MEREK

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI

(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)

THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi

ANALISIS CITRA MEREK

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI

(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)

THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS CITRA MEREK

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI

(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)

THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Nama

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS CITRA MEREK

(BRAND IMAGE)

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI

BANDUNG

(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)

THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG

TUGAS AKHIR

Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

Nama: Dilla Novani Purnama Sari NIM : 214

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

2011

(BRAND IMAGE)

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI

BANDUNG

(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)

THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG

TUGAS AKHIR

Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

Dilla Novani Purnama Sari : 21408005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(BRAND IMAGE)

SEPATU

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI

(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)

THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG

Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Dilla Novani Purnama Sari

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

SEPATU

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI

(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)

THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON

Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

SEPATU

EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI


(2)

iv

ABSTRAK

Dilla Novani Purnama Sari / 21408005 / Analisis Citra merek (brand image ) Sepatu Edward Forrer Pada Toko Edward Forrer Di Bandung / Dibawah Bimbingan RaenyDwisanty, SE.,M.Si.

Untuk memenuhi dan sekaligus mempengaruhi minat beli konsumen, perusahaan harus meningkatkan citra mereknya (brand image) secara keseluruhan melalui atribut-atribut yang mereka miliki dibenak konsumen. Citra yang baik merupakan hal yang paling utama serta diprioritaskan yang dijadikan acuan atau dasar penentuan pilihan yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembelian. Citra yang baik merupakan salah satu cara yang efektif dalam menjaring konsumen. Citra yang diungkapkan oleh konsumen terdiri dari Recognition,Reputation, Affinity, Brand Loyalty.

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tanggapan responden tentang citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer Bandung .

Metode yang digunakan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden, dan teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan (observasi, wawancara, kuesioner) dan studi kepustakaan.

Dari analisis dan pembahasan mengenai tanggapan responden terhadap Citra Merek (Brand Image) Sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer Di Bandung, dengan menggunakan alat ukur Recognation dinilai dengan Cukup baik dengan skor 76,47%, Reputation dinilai dengan baik dengan skor 73,35%, Affinity dinilai dengan Cukup baik dengan skor 67,1%, dan Brand Loyalty dinilai dengan cukup baik dengan skor 62,85% menunjukkan bahwa tanggapan responden adalah baik nilai scoring tanggapan responden terhadap Citra Merek (Brand Image) sebesar 5171(68,95%).


(3)

v

ABSTRACT

Dilla Novani Purnama Sari / 21408005 / The Analysis Of Brand Image Shoes On Edward Forrer In Bandung / Dibawah Bimbingan RaenyDwisanty, SE.,M.Si.

To meet and simultaneously influence the buying interest of consumers, enterprises must enhance its brand image (brand image) as a whole through the attributes that they possess the minds of consumers. A good image is the most

important thing and the priority which is used as a reference or basis for determining the choice of consumer in making a purchase. A good image is one effective way to attract consumers. Image expressed by the consumer consists of

Recognition, Reputation, Affinity, Brand Loyalty.

The purpose of this study was done To determine the respondents about the

brand image shoes on Edward Forrer shop in Bandung.

The method used in preparing the Final Project report uses descriptive method of research that describes a company's actual circumstances. The sampling conducted in this research is to use random sampling with a sample size of 100 respondents, and data collection techniques using field studies

(observations, interviews, questionnaires) and literature study.

From the analysis and discussion of the respondents to the Brand Image (Brand Image) Shoe Stores Edward Edward Forrer on Edward Forrer In Bandung, using a measuring instrument with a good enough Recognation assessed with a score of 76.47%, Reputation rated well with a score of 73.35% , Affinity was assessed by well enough with a score of 67.1%, and Brand Loyalty judged fairly well with a score of 62.85% indicates that the respondents are good value for scoring the responses of respondents to the Brand Image (brand image) of 5171 (68.95% ).


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb.

Tida kata yang indah untuk bersyukur kecuali ucapan Hamdallah, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan Ridho-Nya dan juga Utusan-Nya yaitu Rasullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul :

Analisis Citra Merek Sepatu Edward Forrer Pada Toko Edward Forrer Di Bandung .

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari partisipasi dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Raeny Dwisanty, SE.,M.Si.selaku selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan


(5)

vii

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

5. Bapak Rizki Zulfikar, SE,. M.Si. selaku Ketua Panitia Sidang Akhir, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, yang telah meluangkan waktunya guna membimbing, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Tetap Maupun Tidak Tetap, Beserta Sekertariat Manajemen yang telah memberikan dukungan selama penulis menimba ilmu di Universitas Komputer Indonesia.

8. Seluruh staff dan karyawan PT. Edward Forrer Bandung.

9. Ibunda yang sedang bahagia di alam sana serta Ayahanda tercinta yang telah memberikan dorongan semangat, biaya dan khususnya atas do a yang telah mengiringi selama laporan Tugas Akhir ini ditulis. Tidak lupa untuk Kakakku Ryan Rinaldi, yang telah banyak membantu, serta terima kasih atas do a dan supportnya.

10.Yang tercinta suamiku tercinta Mohamad Aryo dan Anakku tersayang Mohamad Satrio AP yang telah banyak memberikan bantuan baik materi maupun non-materi, motivasi dan do a yang tiada henti-hentinya serta kasih sayangnya.


(6)

viii

11.Untuk teman-teman, MP-1, Lanny, Nela, Ginar, Putri, Trieyani, Ayu makasih untuk masukannya, dan semua teman yang tidak dapat disebutkan disini, yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis. 12.Untuk semua teman-teman kelas satu angkatan 2008 di Jurusan

Manajemen Pemasaran terima kasih atas persahabatan, pertemanan dan kerjasamanya yang solid.

Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan-kebaikannya akan mendapat balasan dari Allah SWT, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2011 Penulis


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi sekarang ini perubahan teknologi dan arus informasi sangatlah maju, hal ini mendorong timbulnya laju persaingan yang sangat ketat dalam dunia usaha. Hal ini terjadi di Indonesia pada umumnya dan di Bandung khususnya. Prusahaan harus dapat peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Untuk itu, dalam mengembangkan pemasarannya, perusahaan haruslah berorientasi pada konsumen, sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengetahui apa-apa yang menjadi kebutuhan konsumen.

Industri mengalami perkembangan yang cepat, salah satunya yaitu industri sepatu Edward Forrer merupakan salah satu merek sepatu yang sudah cukup lama berdiri di Bandung. Mereka menjual produknya di Bandung, tetapi produk sepatu Edward Forerr Bandung juga banyak sekali yang berminat dari luar Kota Bandung.

Untuk memenuhi dan sekaligus mempengaruhi minat beli konsumen, perusahaan harus meningkatkan citra mereknya (brand image) secara keseluruhan melalui atribut-atribut yang mereka miliki dibenak konsumen. Citra yang baik merupakan hal yang paling utama serta diprioritaskan yang dijadikan acuan atau dasar penentuan pilihan yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembelian.


(8)

2

Citra yang baik merupakan salah satu cara yang efektif dalam menjaring konsumen. Citra yang diungkapkan oleh konsumen terdiri dari Recognition,Reputation, Affinity, Brand Loyalty. Edward Forrer sendiri telah memiliki citra tersebut hanya saja tidak semua dimiliki oleh Edward Forrer, masih terdapat beberapa kendala di Edward Forrer sendiri seperti dalam segi reputation, seperti status nama dan logo perusahaan telah banyak di kenal oleh banyak konsumen namun masih banyak yang tidak mengenal brand Edward dikarenakan semakin banyaknya brand-brand baru yang bermunculan, selain itu dari segi Brand Loyalty yang terkadang konsumen tidak melakukan repeat order setelah beberapa bulan melakukan pembelian, padahal repeat order sendiri merupakan jantung perusahaan sebagai konsumen yang loyal.

Memelihara dan memperkuat brand image di benak konsumen, karena brand image suatu perusahaan tidak dapat disamakan dengan brand image perusahaan lain.Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengemukakan bahwa ada hubungan positif dan kuat antara iklan dengan citra merek (Arfianti : 2005).

Toko sepatu Edward Forerr dalam mencapai tujuan pasarnya untuk menciptakan citra pada benak pelanggan, dan agar terbentuknya citra yang positif perusahaan harus mampu menarik perhatian, ketertarikan, keinginan dan tindakan konsumen dalam bergaya.

Dengan melaksanakan penelitian ini penulis berharap pihak Toko sepatu Edward Forrer cabang Jl. Ir.H Juanda No.151 Bandung dapat mengetahui citra mereknya di benak konsumen, sehingga dapat meningkatkan pembelian konsumen agar mencapai hasil sesuai dengan apa yang diharapkan dan


(9)

3

memuaskan konsumen. Dengan citra merek baik konsumen yang mengetahui produk merek Edward Forrer akan membuat konsumen melakukan pembelian. Terutama konsumen yang pernah membeli sepatu Edward Forrer di Bandung akan membeli produk yang telah dikonsumsinya atau ulang. Hal yang patut dipertanyakan adalah bagaiman citra merek Edward Forrer di benak konsumen.

Menurut hasil wawancara kepada Rendy Yohanes R.,MBA.,MM. Selaku Human Resource Department di PT. Edward Forrer Bandung, pada rabu, 13 April 2011 bahwa citra merek di PT. Edward Forrer Bandung terdiri dari beberapa proses pengenalan yaitu dengan Recognation,Reputation, Affinity dan Brand Loyalty, Sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam pembentukan citra merek. Untuk mengatasi keluhan dari konsumen serta demi memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan berusaha terus membangun citra yang baik terutama citra merek. Karena telah lama berdirinya PT. Edward Forrer dan terus berkembanngnya dunia bisnis terutama di bidang industri sepatu yang semakin banyaknya pesaing. Disini, PT. Edward Forrer harus menerus meningkatkan kesan kualitas dengan baik dari merek Edward Forrer.Tetapi, berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari Production Toko Edward Forrer, peminat umumnya kalangan menengah dan menengah keatas yang sudah mengenal merek dari Edward Forrer.


(10)

4

Survey Awal Pada Konsumen Toko Sepatu Edward Forrer Bandung

Indikator Keterangan

Recognation

(Menurut anda apakah konsumen telah mengenal baik merek pada Toko Edward Forrer...)

65% konsumen menyatakan baik, sedangkan 35% konsumen menyatakan tidak baik.

Reputation

(Menurut anda apakah konsumen selalu meyakini akan merek Edward Forrer pada Toko Edward Forrer...)

70% konsumen menyatakan baik, sedangkan 30% konsumen menyatakan cukup baik.

Affinity

(Menurut anda apakah konsumen cocok menggunakan merek Edward Forrer pada Toko Edward Forrer...)

60% konsumen menyatakan setuju, sedangkan 40% konsumen menyatakan tidak setuju.

Brand Loyalty

(Menurut anda apakah konsumen setia pada merek Edward Forrer pada Toko Edward Forrer...)

55% konsumen menyatakan setuju, sedangkan 45% konsumen menyatakan tidak setuju. Sumber : Data primer yang diolah

Hasil survey awal diatas disebar terhadap 30 responden tentang citra merek

(brand image) membuktikan bahwa berdasarkan Recognation, 65% konsumen

menyatakan baik bahwa sudah dikenalnya dari segi merek dan sebanyak 35% konsumen menyatakan tidak baik dengan hal itu karena konsumen masih ada yang belum mengenal dan menyadari citra dari merek tersebut. Berdasarkan Reputation, 70% menyatakan merek Edward Forrer baik untuk diingat dan diyakini akan merek Edward Forrer. Sedangkan 30% konsumen menyatakan cukup baik bahwa terkadang mengetahui merek Edward Forrer hanya sepintas. Berdasarkan Affinity, 60% konsumen menyatakan setuju bahwa mereka cocok menggunakan merek Edward Forrer karena memang kualitasnya dan sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Sedangkan 40% konsumen menyatakan tidak setuju dengan merek Edward Forrer karena terkadang konsumen menilai baiknya suatu barang tidak hanya tertarik dari nama merek. Berdasarkan Brand


(11)

5

Loyalty, 55% konsumen setuju bahwa mereka setia menggunakan merek Edward Forrer. Sedangkan 45% konsumen menyatakan tidak setuju karena terkadang mereka tidak melakukan pembelian ulang atau repeat order karena cenderung lebih berpindah ke merek lain karena semakin banyaknya merek-merek baru yang bermunculan dan menggeser citra merek Edward Forrer.

Berdasarkan uraian di atas, timbul ketertarikan penulis untuk mengadakan penelitian mengenai : ANALISIS CITRA MEREK (BRAND IMAGE) SEPATU EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI BANDUNG.

1.2. Identifikasi masalah 1.2.1Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bahwa masalah yang terjadi di Toko sepatu Edward Forrer di Bandung adalah:

a. Semakin banyaknya brand-brand baru yang bermunculan yang menggeser status nama dan logo Edward Forrer.

b. Terkadang konsumen tidak melakukan repeat order setelah beberapa bulan melakukan pembelian.

1.2.2Rumusan Masalah

Mengingat permasalah yang perlu diteliti sehubungan dengan dengan citra merek (brand image) maka akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut


(12)

6

Bagaimana tanggapan responden tentang citra merek (brand image)sepatu Edward Forrer pada toko Edawrd Forrer Bandung .

1.3.Maksud dan tujuan

Adapun maksud dilakukan penelitian ini adalah menampilkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterprestasiakannya. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah :

Untuk mengetahui tanggapan responden tentang citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer Bandung .

1.4.Kegunaan Peneliti 1.4.1. Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini semoga menjadi bahan masukan dan perbandingan bila diperlukan dalam mempengaruhi citra oleh konsumen sehingga dapat memberikan perubahan-perubahan yang positif pada perusahaan.

2. Pihak Terkait

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya mengenai analisis citra merek.


(13)

7

Selain itu dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi perusahaan-perusahaan yang sama-sama terkait citra merek.

1.4.2. Kegunaan Akademis 1. Bagi Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam ilmu manajemen pemasaran, terkait dengan citra merek.

2. Bagi Peneliti

Dari penelitian ini peneliti mengharapkan agar dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan citra merek serta dapat meningkatkan wawasan tentang permasalahan yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran nyata tentang kebenaran fakta dengan teori-teori yang penulis dapatkan selama perkuliahan. 3. Bagi Peneliti lain

Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini berguna sebagai informasi tambahan yang dapat memperluas pemikiran serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian di bidang yang sama.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus dalam penelitian ini dilaksanakan kepada pengunjung Toko sepatu Edward Forrer, selain itu penelitian dilaksanakan pada Toko sepatu Edward Forrer bagian pemasaran yang berlokasi di Jalan Ir. H DJuanda No. 151 Bandung.


(14)

8

Tabel 1.2

Waktu Penelitian Keterangan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Usulan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Penyusunan Laporan


(15)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Pengertian pemasaran

Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas un tuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan produk barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan. Tetapi sesungguhnya orang-orang pemasaran dari sepuluh wujud berbeda : barang, jasa, pengayaan pengalaman, peristiwa, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan.

Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Hendra egih, Rony A. Rusli dan Benjamin Molan (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah suatu proses sosial yanng di dalamnya terdapat individu dan kelompok berusaha mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain .

Jadi manajemen pemasaran merupakan proses penyelarassan sumber-sumber sebuah organisasi kebutuhan pasar. Pemasaran juga memberikan perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk barang, jasa-jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen dan kegiatan-kegiatan para pesaing.


(16)

10

2.1.1 Citra Merek (brand image) 2.1.1.1 Pengertian Merek

Inti dari proses pemasaran adalah membangun merek di benak konsumen, tapi apa sesungguhnya merek itu? Beberapa manajer konsumen percaya bahwa merek memiliki identitas dan kualitas yang unik,dan berbeda nama produk dan merek adalah sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi semuanya, yang dimaksudkanuntuk mengidentifikasi barang dan jasa seseorangatau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang dan jasa pesaing.

Sedangkan menurut Buchori Alma (2007:148-149) yang mengutif dari undang-undang merek (UU NO 19 Tahun 1992) dinyatakan pada Bab I (Ketentuan Umum), Pasal 1 ayat 1-5 bahwa :

1. Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan di gunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. 2. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa secara bersama-sama atau badan hukum membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

3. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa secara bersama-sama atau badan hukum membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

4. Merek kolektif adalah merrrek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang


(17)

11

atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan barang atau jasa sejenis lainnya.

5. Lisensi adalah izin yang diberikan pemilik merek terdaftar kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang di daftarkan.

Merek pada dasarnya merupakan janji penjual memberikan ciri-ciri, manfaat dan jasa kepada pembeli. Menurut Philip Kotler (2000:460) merek memiliki enam tingkatan, yang meliputi :

a. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu b. Manfaat : atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat c. Nilai : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen d. Budaya : merek juga mewakili budaya

e. Kepribadian : merek juga mencerminkan kepribadian tertentu

f. Pemakai : menunjukan jenis konsumen yang menggunakan/ membeli produk tersebut.

Tantangan dalam pemberian merek adalah dalam mengembangkan sekumpulan makna yang mendalam tentang merek. Dengan kata lain, jika pembeli dapat memvisualisasikan enam tingkatan merek di atas, maka merek tersebut memiliki makna yang dalam. Dan jika sebaliknya, maka merek tersebut memiliki makna yang dangkal. Dengan memperhatikan keenam tingkatan merek diatas maka pemasaran memutuskan pada tingkatan mana identitas merek akan diletakkan.


(18)

12

Kesalahan sering dilakukan oleh pemasar adalah dengan hanya mempromosikan atribut-atribut merek saja. Hal ini mengakibatkan :

1. Pembeli tidak terarik pada atribut karena sesungguhnya lebih tertarik pada manfaat merek

2. Pesaing dapat dengan mudah meniru atribut-atribbut tertentu 3. Atribut yang ada pada sekarang ini kelak akan berkurang nilainya

Gagasan-gagasan mengenai merek yang paling tahan lama adalah nilai, budaya, dan kepribadian yang tercermin dari merek itu. Hal-hal tersebut menentukan inti dari sebuah merek.

2.1.1.2Keputusan nama merek

Belakangan, hampir semua produk diberi merek.Bahkan produk yang sebelumnya tak bermerek kini sudah memakai merek. Menurut Simamora dalam bukunya Remarketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset , selain memiliki nilai bila mereknya kuat, merek juga bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen maupun public (Simamora, 2001; 62) :

1. Bagi pembeli, manfaat merek adalah :

a. Menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu

b. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang bermanfaat bagi mereka

2. Bagi penjual, manfaat merek adalah :

a. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul


(19)

13

c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.

d. Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

3. Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal :

a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.

b. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya

c. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing.

2.1.1.3 Pengertian Citra

Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2005:250), Citra adalah beberapa keyakinan, gagasan, dan kesan yang dimiliki seseorang mengenai suatu objek . Sedangkan menurut Buchori Alma (2007:375) mengutif dari pendapat Huddleston (1985:365) mengenai citra adalah Kesan yang difikirkan dan yang diketahui oleh seseorang atau kelompok mengenai suatu hal, baik perusahaan maupun produknya yang diperoleh melalui pengalaman .

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah gambaran singkat mengenai suatu organisasi atau perusahaan yang


(20)

14

diciptakan melaluui akumulasi pesan-pesan yang diterima melalui pengalaman yang dirasakan oleh seluruh indera.

2.1.1.4 Pengertian Citra Merek (Brand Image)

Menurut Shimp (2007:38) mengemukakan bahwa Brand Image yaitu : Brand Image didasari oleh berbagai ketertarikan yang dikembangkan oleh konsumen pada setiap waktu, brand, seperti manusia dapat berupa gagasan yang mempunyai masing-masing personality .

Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan dikemudian hari., sedangkan bagi produsen brand imageyang baik akan membantu kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran. Agar brand imagedapat terbentuk sesuai atau mendekati brand identyyang diharapkan oleh perusahaan, maka perusahaan sebagai produsen harus mampu untuk memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang mmbentuk suatu merek yang akhirnya membentuk citra perusahaan yang baik.

Brand image ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu kualitas yang tinggi atas apa yang diharapkan atau dipersepsikan dengan yang diterima oleh konsumen, yang terakhir ini yang dikenal dengan pelayanan diterima. Hal ini haraus didukung oleh kenyataan dan bukan sekedar pernyataan sebagai hal yang dikomunikasikan tanpa adanya bukti nyata.

Bila pada mulanya, sebuah merek adalah nama, logo, simbol, maka dengan semakin meningkatnya usaha, sebuah merek harus memperjuangkan awareness atau tingkat kesadaran merek dibenak konsumen. Brand awarenessmemiliki


(21)

15

empat tingkatan yaitu : Top of mind, brand recall, brand reqonition, dan unreqnitiion brand,slanjutnya merek harus diusahakan agar memiliki citra yang positif yang dipersepsikan sebagai merek yang berkualitas tinggi menurut kriteria konsumen.

Sedangkan citra yang diungkapkan oleh konsumen yang dialih bahasakan oleh Hermawan Kartajaya (2000:484) yaitu :

1. Reputation yaitu suatu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah brand karena mempunyai track record yang baik (Nama/Logo)

2. Recognition yaitu tingkat dikenalnya sebuah brand oleh konsumen (pengakuan / pengenalan)

3. Affinity yaitu hubungan emosional yang terjadi antara brand denngan konsumen (ketertarikan)

4. Brand Loyalty yaitu derajat / kesetiaan pelanggan menggunakan produk atau jasa perusahaan.

Citra merek konsumen tentang merek dapat dibuat untuk beberapa manfaat, antara lain :

1. Citra yang baik dapat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran 2. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing

3. Citra merek dapat membantu memperbaharui penjualan suatu merek

Pemberian merek pada suatu produk oleh produsen sebelum produknya dijual kepada konsumen dapat memberikan ciri-ciri dan sekaligus nama bagi suatu produk. Sehingga nantinya dapat dikenal oleh masyarakat.


(22)

16

Tahap-tahap proses pemberian merek menurut Philip Kotler (2000:496), sebagai berikut

Keputusan pemberian Keputusan sponsor Merek merek

Pembentukan ulang

posisi merek Strategi merek Keputusan nama Merek

2.1.1.5 Keputusan pemberian merek

Dalam membangun sebuah strategi pemasaran untuk setiap prodyk, pemasaran harus dapat menyesuaikan dengan keputusan-keputusan pemberian merek, karena hal ini merupakan yang utama dalam strategi produk. Artinya membangun sebuah produk yang bermerek membutuhkan investasi jangka panjang yang relatif cukup besar jumlahnya terutama untuk iklan, promosi penjualan. Manfaat dengan pemberian merek pada suatu produk bagi penjual adalah :

Merek

Tanpa Merek

Merek produsen Merek (pribadi)

Perluasan lini Perluassan merek Multi merek Merek baru Penentu

posisi ulang Tanpa penentuan posisi ulang

Nama individu Nama keluarga keseluruhan Nama keluarga berbeda


(23)

17

a. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah

b. Nama merek dan tanda merek dari penjual untuk menarik pelanggan yang setia dan menguntungkan

c. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar

2.2 Kerangka Pemikiran

Merek atau brand merupakan pelabelan. Merk memiliki untuk membantu penjualan dan merupakan sebuah kepercayaan terhadap produk atau jasa yang dapat memberikan kepuasan lebih baik. Menurut Philip Kotler (2005:443) : A brand is a name, term, sign, symboly, rancangan atau kombinasin dari hal-hal tersebut, atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan umtuk membedakannya dari produk pesaing. Tantangna dalam pemberian merek pada suatu produk adalah mengembangkan sekumpulan makna yang dalam tentang merek. Merek yang mempunyai variasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimiliki di pasar, ada merek yang tidak dikenali oleh sebagian basar pembeli di pasar, dan kemudian ada merek pembeli memiliki tingkat kesadaran merek (brand wareness)yang tinggi. Di atasnya terdapat merek yang memiliki tingkat referensi merek (brand preference) yang tinggi.

Dari konsep diatas citra merek adalah inti dari pengenalan bisnis dan strategi karena konsumen dimanapun akan merespon gambar, mitos, dan perubahan yang akan membantu suatu produk menemukan jati dirinya. Jadi, citra merek merupakan hasil dari pemahaman konsumen, kepercayaan konsumen dan


(24)

18

pandangan atau persepsi tertentu pada suatu merek dari sekumpulan atribut yang dimiliki suatu merek.

Dari sekumpulan suatu atribut yang memiliki suatu merek di dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk, hal ini berdasarkan pada pertimbangan dan menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa merek. Sehingga merek yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih, karena konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada merek tersebut.

Konsumen dewasa ini cenderung lebih kritis dalam menerima informasi yang masuk sebagai rangsangan-rangsangan, baik itu dari dalam maupun dari luar. Rangsangan dari dalam ini adalah dengan adanya penawaran produk yang semakin beragam sampai yang lebih khusus, yaitu penawaran atribut merek.

Merek merupakan suatu atribut yang dianggap paling penting dalam membutuhkan persepsi yang baik sehingga konsumen akan percaya. Atribut yang memiliki suatu produk atau perusahaan yang dapat mempengaruhi imageproduk atau perusahaan. Dimensi-dimensi dari citra merek diantaranya : yaitu mengenai pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan. Menurut Gary Hamel dan CK Prahalad yang dialih bahasakan oleh Hermawan Kartajaya (2000:480) mengemukakan bahwa brand merupakan baner yang bisa dipakai untuk memayungi semua produk yang menggunakannya . Sedangkan citra yang diungkapkan oleh konsumen yang dialih bahasakan oleh Hermawan Kartajaya (2000:484) yaitu :


(25)

19

1. Reputation yaitu suatu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah brand karena mempunyai track record yang baik (Nama/Logo)

2. Recognition yaitu tingkat dikenalnya sebuah brand oleh konsumen (pengakuan / pengenalan)

3. Affinity yaitu hubungan emosional yang terjadi antara brand denngan konsumen (ketertarikan)

4. Brand Loyalty yaitu derajat / kesetiaan pelanggan menggunakan produk atau jasa perusahaan.

Dalam hal ini terbentuknya image (citra) berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu objek yang pada akhirnya akan membentuk pemahaman atau penilaian yang akan dijadikan suatu pertimbangan dalam pembentukan citra.

Jadi, citra merek merupakan hasil dari pemahaman konsumen, kepercayaan konsumen dan pandangan atau persepsi tertentu pada suatu merek dari sekumpulan atribut yang dimiliki suatu merek dan merupakan asosiasi dipersepsikan oleh konsumen.


(26)

20

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan, biasanya berbentuk variabel. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul ANALISIS CITRA MEREK

(BRAND IMAGE) SEPATU EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD

FORRER DI BANDUNG . Menurut Sugiyono (2003:31) variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan .

3.2 Metode penelitian

Dalam memecahkan suatu masalah yang ada pada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus. Sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode penelitian.

3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai analisis citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer Di Bandung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini


(27)

21

adalah metode deskriptif analisis. Menurut Sugiyono (2005:21) penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode deskriptif adalah metode penilaian yang mencari gambaran tentang sifat individu, keadaan gejala suatu objek dengan mencari masalah-masalah baru untuk mengisi kekurangan ilmu pengetahuan atau bersifat induktif.

Rancangan penelitian dengan cara analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menjelaskan dengan gambaran khusus bagaimana citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer di Bandung.

3.2.2 Operasional Variabel

Dari penelitian tugas akhir yang berjudul, Analisis citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer di Bandung . Penulis membuat operasional variabel sebagai berikut:


(28)

22

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

No Kuesioner

Citra merek (brand image)adala h Brand Image didasari oleh berbagai ketertarikan yang dikembangk an oleh konsumen pada setiap waktu, brand, seperti manusia dapat berupa gagasan yang mempunyai masing-masing personality

Menurut Shimp (2007:38) . Pemahaman konsumen mengenal merek secara keseluruhan

1. Recognation Pengertian merek Adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan di gunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

Desain merek

Pembuatan atribut dan logo

2. Reputation

Merek yang selalu diingatkan

Image yang baik Kesan merek yang berkualitas

Menemukan merek 3. Affinity

Tingkat keyakinan konsumen terhadap

Tingkat kemudahan dikenalnya Merek Kemenarikan desain merek Tingkat tingkat kemenarikan atribut logo Tingkat kemudahan mengingat merek Tingkat keyakinan image Tingkat keyakinan merek yang berkualitas Tingkat kemudahan menemukan merek Keyakinan terhadap Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 1 2 3 4 1


(29)

23

merek

Sikap terhadap kualitas merek Penilaian reputasi merek yang dimiliki Merek mewakili kepribadian dan gaya hidup

4. Brand Loyalty

Pembelian ulang merek

Konsumen selalu merekomendasikan merek

Penyampaian kesan positif

Menolak produk pesaing merek Tingkat keyakinan kualitas merek Tingkat reputasi tinggi merek Tingkat Merek mewakili kepribadian dan gaya hidup Tingkat keyakinan pembelian ulang Tingkat konsumen selalu merekomenda sikan merek Tingkat kesediaan penyampaian kesan positif terhadap merek Tingkat kesediaan menolak produk pesaing Ordinal 2 3 4 1 2 3 4 Sumber : Data primer yang diolah


(30)

24

3.2.3 Sumber Data Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data penelitian ini diperoleh dari peninjauan langsung kelapangan dengan menggunakan metode :

a. Wawancara

Dengan melakukan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Observasi

Dengan melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian dan melakukan pencatatan secara langsung dari apa yang akan dilihat

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2. Data Sekunder

Data objek penelitian yang di dapat dari literatur perusahaan maupun dari pihak lain.


(31)

25

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 3.2.3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempengaruhi karakteristik dan kuantitatif tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk diplajari dan kemudian ditarik kesimpulan

Data yang akan dipakai dalam penelitian ini belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini patut dimengerti mengingat keterbatasan waktu, tenaga serta masalah heterogonitas dan homogenitas dari populasi. Maka penelitian ini menggunakan sampel populasi yang akan diteliti adalah konsumen yang melakukan kunjungan dan pembelian Sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer di Jl. Ir.H Djuanda No. 151 Bandung adalah sekitar kurang lebih 50 pengunjung per hari dan penulis mengambil 1500 pengunjung sebagai populasi dalam satu bulan, hal ini dikarenakan sesuai dengan laporan data pengunjung pada Toko sepatu Edward Forreryang dilakukan dalam satu bulan.

3.2.3.2.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2008:116) sampel adalah bagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut . Penggunaannya adalah dengan mengambil sampel acak sederhana ( simple random sampling ), yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Adapun rumus yang representatif digunakan adalah menurut Slovin yang


(32)

26

dikutif dalam buku Riset Pemasaran dan prilaku konsumen oleh Husein Umar (2002:146) yaitu :

Dimana :

n : Jumlah sampel minimal

N : Jumlah populasi

e : persen kelonggaran ketidak teliti karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil e = 0.1

n = 93,75 dibulatkan menjadi 100

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian penulis menggunakan beberapa cara sebagai berikut :

1. Library Research (penelitian kepustakaan) yaitu mencari serta mengumpulkan data yang bersifat teoritis dengan cara membaca serta menelaah seperti


(33)

buku-27

buku teori dan koleksi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang dilaksanakan.

a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada diperusahaan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen merngenai sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sebagainya yang menunjang penelitian.

b. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah-makalah dan tugas akhir untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori dan konsep-konsep yang sedang dibahas.

2. Field Research (pengamatan lapangan) yaitu teknik pengumpulan data

mengenai masalah yang berkaitan dengan penelitian :

a. Observasi, mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap masalah yang berkaitan dengan penelitian. b. Wawancara, untuk memperoleh keterangan berupa pertanyaan yang

diajukan guna memperoleh data secara langsung dari sumber.

c. Kuesioner, merupakan metode untuk memperoleh data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden

3.2.4.1 Uji Validitas

Untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur atau media kuesioner, maka diperlukan pengujian validitas dengan mencari nilai korelasi Spearman Correlation(r) pada masing-masing pertanyaan atau variabel dan dikonsultasikan dengan tabel r.Perhitungan valid tidaknya suatu butir pertanyaan


(34)

28

dilakukan dengan cara membandingkan angka koefisien korelasi butir dengan angka tabel. Pengujian validitas dilakukan dengan metode korelasi yaitu dengan melihat angka koefisien korelasi (rxy) dan nilai signifikansinya (probabilita

statistik) pada item korelasi yang menyatakan hubungan antara skor pertanyaan dengan skor total. Dengan jumlah sampel uji coba kuesioner sebanyak 100 responden, maka dilakukan analisis korelasi antara skor pertanyaan dengan skor total.

Dari pengujian yang dilakukan dengan Spearman Correlation, dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil bahwa dari 15 pertanyaan yang digunakan dinyatakan valid karena mempunyai korelasi positif dengan skor total pertanyaan menghasilkan nilai r diatas 0,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 15 pertanyaan yang valid dalam penelitian ini.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi kuisioner alat ukur dalam mengukur hal yang sama pada responden yang berbeda. Suatu alat pengukur dikatakan dapat diandalkan jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk mencari nilai indeks realibilitas dari Spearman Brown. Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan korelasi Spearman Brown dengan menggunakan SPSS, setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil bahwa 15 pertanyaan yang valid. 15 pertanyaan yang valid dilakukan uji reliabilitas mendapatkan skor 0.741 yang artinya diatas 0,5 dikatakan pertanyaan tersebut reliabel.


(35)

29

3.2.5 Rancangan Analisis

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data. Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem

3.2.5.1. Rancangan Analisis Deskriptif / Kualitatif

Analisis Deskriptif / kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Untuk maksud mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian terutama untuk melihat gambaran secara umum penelitian responden atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat pengkategorian Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Sesuai dengan pernyataan dari Rendi Panuju (2000;45) menyatakan bahwa untuk menentukan kategori tertinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya sebagai berikut :

1. Nilai indeks minimum adalah nilai skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

2. Nilai indeks maksimum adalah nilai skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.


(36)

30

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum.

4. Jarak interval adalah interval ini dibagi jumlah jenjang yang diinginkan. Penentuan kategori dalam ukuran persentase dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :

Skor minimum dalam persentase =

=

= 20 %

Skor maksimum dalam persentase =

=

= 100 %

Interval dalam persentase = skor maksimum - skor minimum

= 100 % - 20 %

= 80 %

Panjang interval dalam persentase =

= %


(37)

31

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing item penelitian adalah sebagai berikut:

Table 3.2

Pengkategorian Skor Jawaban

Interval Tingkat Intensitas Kriteria 20 % - < 36 % Sangat Rendah 36 % - < 52 % Rendah 52 % - < 68 % Cukup Tinggi 68 % - < 84 % Tinggi 84 % - < 100 % Sangat Tinggi Sumber ; Dr. Ummi Narimawati, M.Si.(2007;85)


(38)

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.3 Sejarah Perusahaan

Edw Perusahaan memprodu

Forrer memiliki lebih d

Edw Jawa Barat

Edw yang akrab pintu (door Sepatu bua Dengan ce

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

ward Forrer aan ini dinam

duksi sepatu Forrer memiliki lebih d

ward Forrer Jawa Barat.

ward Forrer rab disapa E door-to-door). uatannya keti cepat naman

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

er adalah p amakan sesua tu pada tahu

Forrer memiliki lebih dari 50 gerai di Indonesia,

er memiliki k

er didirikan s Edo. Edo m ). Ia menjual etika itu dike anya menye

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

perusahaan suai nama pe

hun 1989 di ari 50 gerai di Indonesia,

i kantor pusa

sesuai deng memulai usa al sepatu den kenal unik da yebar dan da

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

n alas kaki pendirinya, E

di Bandung, ari 50 gerai di Indonesia, Australia

sat di Jalan

ngan nama p sahanya berju

engan desain dan kokoh ka dalam setah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dan tas Edward For

, Jawa Bar Australia, Malaysia

n Veteran No

pendirinya, rjualan sepat in yang dapa karena dibuat ahun, produk

asal Indonesia orrer, yang m

arat.Kini Edw Malaysia, dan Hawaii

No. 44 Bandung

a, Edward Fo atu dari pint pat dikustomisasi

at dengan tan uksi sepatu

Indonesia. mulai dward Hawaii. Bandung, Forrer, intu ke dikustomisasi. tangan. u yang


(39)

33

awalnya hanya lima pesanan dalam seminggu bertambah menjadi lima pesanan dalam sehari. Pada tahun 1990, bermodalkan uang Rp.200.000 Edward membeli sebuah mesin jahit dan merekrut dua orang karyawan.

Seiring banyaknya pesanan, Edward Forrer mengubah sistem penjualannya. Ia tidak lagi berkeliling dari pintu ke pintu melainkan tetapi mengubah ruang tamu rumahnya yang berukuran 2 x 2 meter menjadi sebuah bengkel kerja dan ruang pamer. Usahanya terus berkembang hingga ia dapat menyewa sebuah toko di Jalan Saad, Bandung, dan empat tahun kemudian membuka toko yang lebih besar di Jalan Veteran No. 44 Bandung yang kini menjadi kantor pusat Edward Forrer. Setelah membuka toko di Jalan Veteran, penjualannya semakin meningkat. Pembeli yang awalnya berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah berubah menjadi menengah ke atas, dan dibanjiri orang-orang dari daerah lain, terutama Jakarta.Dalam lima tahun pertama, Edward Forrer mampu membuat sendiri sepatu-sepatunya, namun dengan bertambahnya penjualan, ia mencari pemasok lain yang mampu memproduksi sepatu-sepatunya. Pada tahun 2003 Edward Forrer melakukan ekspansi besar-besaran dengan menambah gerai-gerai baru di Indonesia. Ia juga mewaralabakan merek Edward Forrer. Beberapa gerai waralabanya terletak di luar negeri seperti di Australia, Hawaii, dan Malaysia.

Dari tahun ke tahun perusahaan Edward Forrer terus berkembang sehingga lokasi yang ditempati sehad tidak memenuhi syarat lagi. Karena perusahaan semakin berkembang dan lokasi perusahaan yang sudah tidak mungkin lagi, maka pada tahun 1992 perusahaan pindah lokasi ke Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung.


(40)

34

Perusahaan telah dipasarkan ke seluruh daeah di pulau jawa, juga telah di ekspor ke luar negeri.

Didalam perkembangannya perusahaan mengalami pasang surut, nemun demikian berkat kerja sama antara pengusaha, pemerintah dan karyawan, karyawati perusahaan, maka perusahaan Sepatu Edward Forrer dapat bertahan seperti sekarang ini bahkan menjadi salah satu perusahaan pengekspor sepatu.

Pemilihan lokasi perusahaan harus mendapat perhatian yang utama dalam pendirian perusahaan, karena pemilihan lokasi yang kurang tepat dapat menimbulkan hambatan dalam menjalankan aktifitas perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor agar lokasi perusahaan benar-benar strategis dengan harapan perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal.ka

Pemilihan lokasi perusahaan sepatu Edward Forrer di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung didasarkan pada pertimbangan faktor-faktor ekonomis antara lain :

1. Mudah untuk memperoleh bahan baku.

2. Letak perusahaan di pinggiran kota, hal ini memudahkan perusahaan dalam memperoleh tenaga kerja karena banyak tersedia tenaga kerja produktif. 3. Lokasi perusahaan berdekatan dengan tempat tinggal para karyawan.

4. Tidak ada masalah mengenai transportasi karena perusahaan terletak di tepi jalan raya, sehingga dapat dengan mudah mengadakan pengangkutan barang.


(41)

35

5. Tersediannya fasilitas-fasilitas seperti listrik, air, perhubungan dan sebagainya.

Demi visi dan misi yang tidak mudah jika dilakukan secara single fighter, maka resmi pada tanggal 1 Januari 2005, Edward Forrer mulai mengembangkan kemitraan bisnisnya melalui sistem waralaba. Para franchisee yang merupakan putra dari daerah di seluruh Indonesia mulai mengembangkan bisnis retail sepatu dengan maksud memperluas jaringan sekaligus membuka kesempatan kerja sebesar-besarnya.

Kini pertengahan, tahun 2007, Edward Forrer sedah memiliki 47 outlet yang dikelola sendiri dan melalui sistem franchisee lokal dan 1 franchisee internasional di Kuala Lumpur-Malaysia. Saat ini Bapak Edward Forrer sebagai pendiri, menjabat Direktur Utama.

Sebagai salah satu perusahaan alas kaki terkemuka di Indonesia, Edward Forrer tentu memiliki target yang harus dicapai untuk mengarah ke kemajuan, baik untuk perusahaan, karyawan, bangsa dan Negara.

Melihat pertumbuhan outlet yang demikian pesat, maka untuk lebih mudah melebarkan sayapnya di Indonesia maupun di dunia Internasional, Edward Forrer memiliki target jumlah outlet hingga berjumlah 200 outlet di tahun 2008 dan bisa hadir di 12 negara. Kemudian target selanjutnya adalah membantu pemerintah untuk meningkatkan kecintaan terhadap produk-produk dalam Indonesia, salah satunya dengan memberikan eduksi kepada masyarakat tentang pembuatana sepatu Ewdard Forrer melalui wahana simulasi pembuatan alas kaki ( Manufacturing Process Display ) secara langsung dan interaktif. Dimana


(42)

36

kedepannya kami akan membuat Virtual Plant Tour ( Kunjungan ke pabrik kami untuk menyaksikan proses pembuatan alas kaki secara langsung ). Tentunya inilah target yang tidak mudah tapi bukan berarti tidak dapat diraih. Didukung oleh management yang sangat solid dan selalu mencari inovasi setiap saat, kita yakin target ini dapat kita raih.

Edward Forrer telah berkembang selama 18 tahun dan setiap detail dari proses pembuatan produknya dilakukan di Indonesia.

4.1.2 Visi dan Misi

a. Visi Perusahaan :

Bisnis kami berkembang sejalan dengan kontribusi signifikan kami untuk ikut mengembangkan yang lain.

b. Misi Perusahaan :

Memberikan pelayanan dan produk terbaik yang sesuai dengan permintaan pasar

c. Misi Komunitas :

Memberikan kesempatan bagi yang lain untuk berkembang bersama Edward Forrer.

Kualitas roduk Perusahaan : a. Pelayanan


(43)

37

c. Terjangkau d. Kualitas

Kualitas Inti Perusahaan : a. Kesatuan

b. Orang-orang c. Kepercayaan d. Kebanggaan e. keteguhan

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Strukrtur organisasi perusahaan merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang dimana akan menunjukan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Perusahaan sepatu Edward Forrer di Bandung menetapkan organisasi bersistem organisasi garis dimana wewenang dan tanggung jawab dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan yang terendah dalam organisasi.


(44)

38


(45)

39

4.2.1 Job Description 1. Pimpinan / Direktur

a. Memegang kekuasaan tertinggi dan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan.

b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan tugas-tugas pada masing-masing bagian.

c. Pengambil keputusan terakhir dengan mempertimbangkan pendapat yang diberikan bawahannya.

d. Mewakili perusahaan dalam tugas pokok yang berhubungan dengan kemajuan atau perkembangan perusahaan.

2. Wakil Direktur

a. Membantu direktur dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. b. Mewakili direktur jika berhalangan.

c. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan. 3. Manajer Penjualan

a. Menentukan kebijaksanaan dalam menjual hasil produksi.

b. Mengikuti dengan seksama kegiatan penjualan yang dilakukan dan mengumpulkan data-data penjualan.

c. Menyusun rencana penjualan. 4. Manajer Pemasaran

a. Merencanakan dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran hasil produksi.


(46)

40

5. Manajer Produksi

a. Bertanggung jawab atas proses produksi dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi.

b. Bertanggung jawab atas mutu barang yang diproduksinya agar sesuai dengan standar produk yang ditetapkan.

c. Membuat laporan secara berkala. 6. Manajer Personalia

a. Menyelenggarakan penerimaan pegawai baru dan melakukan seleksi terhadap calon pegawai sesuai dengan syarat yang diingini perusahaan. b. Memberikan pengarahan pegawai mengenai tata kerja perusahaan.

c. Membuat formulir penerimaan pegawai yang digunakan untuk menempatkan nama pegawai dalam daftar gaji.

7. Manajer Keuangan

a. Menyelenggarakan pembukuan, mengurus dan mencatat seluruh kegiatan transaksi perusahaan.

b. Membayar gaji para pegawai.

c. Mengadakan pengawasan terhadap kegunaan keuangan perusahaan.

d. Memberikan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan kepada direktur.

8. Manajer Pembelian

a. Mengadakan pembelian bahan maupun barang untuk keperluan produksi dan keperluaan administrasi.


(47)

41

b. Bertanggung jawab atas harga, kualitas dan tempat pembelian dari barang ataupun bahan yang dibeli.

9. Bagian Penjualan dalam negeri

Bertanggung jawab melayani pesanan dari luar negeri. 10. Bagian penjualan luar negeri

Bertanggung jawab melayani pesanan dari luar negeri. 11. Bagian Teknik

a. Menjaga mesin-mesin dan peralatan agar dapat berjalan dengan baik. b. Mengadakan perawatan terhadap mesin-mesin dan peralatan.

c. Memperbaiki dan mengganti bila mesin-mesin dan peralatan mengalami kerusakan.

12. Bagian Quality Control

a. Memeriksa sepatu baik mengenai kerapihan jahitan maupun mutunya. b. Mengadakan pemeriksaan terakhir terhadap produk yang dinyatakan tidak

sesuai dengan kualitas. 13. Bagian Packaging

a. Bertanggung jawab atas pembungkusan sepatu.

b. Menyerahkan hasil produksi yang telah dibungkus ke bagian gudang. 14. Bagian Penerimaan Bahan

Bertanggung jawab atas bahan yang diterima dan kemudian dicocokan apakah bahan yang dikirim sesuai dengan yang dipesan.


(48)

42

15. Bagian Pembayaran Hutang

Bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran atas bahan dan barang yang dibeli secara kredit.

16. Mandor

a. Memimpin buruh-buruh atau pekerja. b. Memberi petunjuk kepada para pekerja. c. Mengewasi pekerjaan para pekerja. 17. Pekerja

a. Bagian pemotongan bahan. b. Bagian penjahitan.

c. Bagian pengalaman.

4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang menjadi sampel adalah pelanggan Toko Sepatu Edward Forrer yang bealamat Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung.

Profil responden yang harus diisi adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan perbulan.


(49)

43

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

Pria 55 55%

Wanita 45 45%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dilihat dari segi jenis kelamin dapat diketahui bahwa yang sering datang ke Toko Sepatu Edward Forrer adalah laki-laki, dengan jumlah sebanyak 55 orang (55%). Sedangkan wanita berjumlah sebanyak 45 orang (45%). Maka didapatkan kesimpulan kategori jenis kelamin lebih sering berbelanja ke Toko Sepatu Edward Forrer adalah laki-laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis Usia, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :


(50)

44

Tabel 4.2

Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

<20 tahun 51 51%

21 30 tahun 38 38%

31 40 tahun 11 11%

> 40 tahun 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia kurang dari 20 tahun sebanyak 51%, usia 21-30 tahun sebanyak 38%, dan usia 31-40 tahun sebanyak 11%. Dalam hal karakteristik responden berdasarkan kategori usia bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berada pada usia di bawah 20 tahun, alasannya karena model-model sepatu di toko Edward Forrer memang sangat menarik digunakan untuk kategori usia di bawah 20 tahun.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)

Pelajar 36 36%

Mahasiswa 47 47%

Pegawai Negeri 2 2%

Pegawai Swasta 6 6%

Wiraswasta 9 9%

Lain-lain 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah


(51)

45

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan adalah Pelajar sebanyak 36%, Mahasiswa sebanyak 47%, Pegawai Negeri sebanyak 2%, dan Wiraswasta sebanyak 2%. Dalam hal ini mayoritas responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan Pendidikan, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase(%)

SMP 8 8%

SMA 14 14%

Diploma 24 24%

S1 36 36%

S2 18 18%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Bedasarkan tabel diatas jika dilihat dari segi pendidikan dapat disimpulkan bahwa rata-rata yang datang ke Toko Sepatu Edward Forrer adalah mahasiswa yang sedang mengambil Progran Strata 1(S1). Hal ini dikarenakan banyaknya sepatu-sepatu yang diproduksi oleh Toko Sepatu Edward Forrer menarik perhatian dari mahasiswa-mahasiswa tersebut. Dan untuk kategori pelajar menengah pertama berjumlah 8%, disusul dengan pelajar menengah atas berjumlah 14%, dan juga masih dari kategori mahasiswa yang mengambil program Diploma sebanyak 24%. Dan kategori program S2 sebanyak 18%. Dalam


(52)

46

hal ini mayoritas responden dalam penelitian dari segi pendidikan adalah mahasiswa.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan Pendapatan Perbulan, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Pengeluaran Frekuensi Persentase (%)

<Rp 1 Juta 72 72%

Rp 1 Juta 2,5 Juta 23 23%

Rp 2,5 Juta 5 Juta 5 5%

>Rp 5 Juta 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian adalah sebanyak 72% responden berpendapatan < 1 Juta sebulan, sedangkan yang berpendapatan antara 1 Juta 2,5 Juta sebulan sebanyak 23% dan dari semua responden yang berpendapatan sebulan sebesar 2,5 Juta 5 Juta hanya ada 55%. Dalam hal ini mayoritas responden yang sering berbelanja ke Toko Sepatu Edward Forrer adalah kalangan menengah.

4.2.2 Karakteristik Responden Mengenai Citra Merek (Brand Image) Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai citra merek pada Toko Sepatu Edward Forrer yang berte,pat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung, dimana indikator terdiri dari Pengenalan (recognation), Reputasi (Reputation),


(53)

47

Ketertarikan (Affinity), dan Kesetiaan ( Brand Loyalty ). Maka tanggapan responden tersebut diuraikan sebagai berikut :

4.2.2.1Recognation ( Tingkat dikenalnya sebuah merek )

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemudahan Dikenalnya Merek

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Baik 27 27%

Baik 42 42%

Cukup Baik 21 21%

Tidak Baik 9 9%

Sangat Tidak Baik 1 1%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa merek Sepatu Edward Forrer sudah dapat dikenal orang-orang. Hal iini terlihat dari banyaknya pelanggan menyatakan bahwa merek Edward Forrer sudah dapat dikenal baik oleh pelanggannya. Terlihat dari banyaknya pelanggan yang menyatakan baik di dapat 42%. Yang menyatakan sangat baik sebanyak 27%. Kemudian ada pun yang menyatakan merek Edward Forrer cukup baik sebanyak 21%. Kemudian yang menyatakan tidak baik 9% dan Sangat Tidak Baik 1% ini dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak lain, sehingga pelanggan merasa tidak yakin akan merek Edward Forrer.


(54)

48

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemenarikan desain Merek

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Baik 31 31%

Baik 54 54%

Cukup Baik 11 11%

Tidak Baik 3 3%

Sangat Tidak Baik 1 1%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkanbahwa tingkat kemenarikan desai Sepatu Ewdard Forrer dimata pelanggan sudah baik. Ini terlihat dari banyaknya pelanggan yang menyatakan sebanyak 54%. Yang menyatakan sangat baik sebanyak 31%. Kemudian ada juga yang menyatakan desain Sepatu Edward Forrer cukup baik sebanyak 11%. Serta yang menyatakan tidak baik sebanyak 3% dan yang menyatakan sangat tidak baik 1% , ini dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak lain, sehingga pelanggan merasa tidak yakin akan merek Edward Forrer.

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemenarikan Atribut Logo

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 11 11%

Setuju 48 48%

Ragu ragu 31 31%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak setuju 9 9%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggan-pelanggan menyatakan setuju terhadap atribut dan logo yang menarik di Toko Sepatu Edward Forrer. Terlihat dari banyaknya dan tingginya persentase pelanggan yang


(55)

49

menyatakan yaitu sebesar 48% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11%, kemudian yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 31% dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak asing. Dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1%, dan yang sangat tidak setuju sebanyak 9%. Ini dikarenakan perusahaan membuat produk secara varian dan tidak monoton sehingga konsumen banyak yang menarik dengan produk yang dibuat perusahaan dan tidak bosan.

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Terhadap Recognation ( Tingkat dikenalnya sebuah merek)

No Indikator Skor 1 Kemudahan dikenalnya merek 385 2 Kemenarikan desain merek 411 3 Kemenarikan atribut dan logo 351 Total 1147 Sumber : Data primer yang diolah

Analisa deskripsi tentang tingkat dikenalnya sebuah merek dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.10

Skor Tanggapan Responden Terhadap Recognation

Skor Skor dalam (%) 1147 1147 × 100 % = 76,47 %

5×3×100


(56)

50

Maka dihasilkan data dilihat pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.11

Pengkategorian Skor Jawaban

Intervak Tingkat Intensistas Kriteria 20 % - < 36 % Sangat Tidak Baik 36 % - < 52 % Tidak Baik 52 % - < 68 % Cukup Baik 68 % - < 84 % Baik 84 % - < 100 % Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.11 tentang tanggapan responden terhadap indikator recognation maka menunjukan skor 76,47% dan berada diantara 68 % - < 84 % dengan kriteria Baik. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap indikator recognationdinilabaik,karena responden merasa baik untuk mudah mengingat merek sepatu Edward Forrer dikarenakan memiliki perbedaan dengan merek pesaing sejenisnya ,dan konsumen mulai setia dengan merek Edward Forrer.

4.2.2.2 Reputation (Tingkat sebuah merek yang mempunyai track record yang baik)

Tabel 4.12

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat kemudahan mengingat merek

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 32 32%

Setuju 56 56%

Ragu ragu 8 8%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan pelanggan-pelanggan menyatakan setuju untuk mengingat merek Sepatu Edward Forrer. Ini terlihat dari


(57)

51

banyaknya dan tingginya persentase pelanggan yang menyatakannya yaitu sebesar 56%. Dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 32%, kemudian yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 8% dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4%, ini dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak lain, sehingga pelanggan tidak yakin akan merek tersebut.

Tabel 4.13

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Keyakinan image

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Baik 2 2%

Baik 30 30%

Cukup Baik 51 51%

Tidak Baik 11 11%

Sangat Tidak Baik 6 6%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan-pelanggan menyatakan bahwa image yang diberikan yang diberikan Toko Sepatu Edward Forrer cukup baik karena sudah dikenal oleh sebagian pelnggannya. Ini terlihat dari banyaknya yang menyatakan yaitu sebesar 51%. Dan yang menyatakan sangat baik hanya 1%. Kemudian yang menyatakan baik sebanyak 30% menyusul dengan anggapan tidak baik sebanyak 11% dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak lain, dan sangat tidak baik sebanyak 6% juga dikarenakan banyak peniruan juga oleh pihak-pihak asing. Oleh karena itu, pada tingkat keyakinan image ini responden sudah cukup yakin akan image di perusahaan ini.


(58)

52

Tabel 4.14

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat keyakina merek yang berkualitas

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 1 1%

Setuju 33 33%

Ragu ragu 53 53%

Tidak Setuju 8 8%

Sangat Tidak setuju 5 5%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan-pelanggan menyatakan ragu-ragu dengan merek Edward Forrer. Ini dikarenakan banyaknya peniruan oleh Toko Sepatu merek lain, sehingga pelanggan susah untuk mempercayainya. Ini terlihat dari banyaknya dan tingginya persentase pelanggan yang menyatakan yaitu sebanyak 53%. Dan yang menyatakan setuju sebanyak 33%. Sedangkan kemudian yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 5%. Hal ini menunjukan tanggapan responden pada tingkat keyakina merek yang berkualitas dinilai ragu-ragu. Oleh karena itu, responden banyak yang belum meyakini akan tingkat merek yang berkualitas dikarenakan sudah banyaknya tiruan-tiruan dari pesaing.

Tabel 4.15

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat kemudahan menemukan merek

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 15 15%

Setuju 73 73%

Ragu ragu 7 7%

Tidak Setuju 5 5%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah


(59)

53

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan-pelanggan menyatakan setuju akan kemudahan menemukan merek Edward Forrer. Ini terlihat dari banyaknya dan tingginya persentase yang menyatakan yaitu 73%. Sedangkan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15%, dan yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 7% kemudian yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5%. Hal ini menunjukan tanggapan pada Tingkat kemudahan menemukan merek dapat dinilai setuju. Dalam hal ini Dikarenakan sangat mudahnya menemukn merek Edward Forrer sebab toko atau gerai tidak sulit ditemukan oleh konsumen.

Tabel 4.16

Tanggapan Responden Terhadap Reputation (Tingkat sebuah merek yang mempunyai track record yang baik)

No Indikator Skor 1 Kemudahan mengingat merek 416

2 Keyakinan image 323

3 Keyakinan merek yang berkualitas 320 4 Kemudahan menemukan merek 408 Total 1467 Sumber : Data primer yang diolah

Analisa deskripsi tentangtingkat dikenalnya sebuah merek dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.17

Skor Tanggapan Responden Terhadap Reputation

Skor Skor dalam (%) 1467 1467 × 100 % = 73,35 %

5×4×100


(60)

54

Tabel 4.18

Pengkategorian Skor Jawaban

Intervak Tingkat Intensistas Kriteria 20 % - < 36 % Sangat Tidak Baik 36 % - < 52 % Tidak Baik 52 % - < 68 % Cukup Baik 68 % - < 84 % Baik 84 % - < 100 % Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.18 tentang tanggapan responden terhadap indikator reputation maka menunjukan skor 73,35% dan berada diantara 68 % - < 84 % dengan kriteria Baik. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap indikator reputation dinilai baik,karena responden merasa baik untuk memiliki track record merek sepatu Edward Forrer dikarenakan memiliki perbedaan dengan merek pesaing sejenisnya ,dan konsumen mulai setia dengan merek Edward Forrer.

4.2.2.3 Affinity (Emotional cukup tinggi sebuah merek karena mempunnyai track record yang baik)

Tabel 4.19

Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Keyakinan kecocokan terhadap merek

Tanggapan Frekuensi Persentase(%)

Sangat Setuju 2 2%

Setuju 32 32%

Ragu ragu 46 46%

Tidak Setuju 20 20%

Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan menyatakan ragu-ragu akan kecocokan mereka memakai Sepatu Edward Forrer. Hal ini terlihat dari


(1)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian sebanyak 100 responden pada konsumen Toko Sepatu Edward Forrer yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung, mengenai citra merek (brand image)pada Toko Sepatu Edward Forrer maka data yang diperoleh melalui survey dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian mengenai citra merek pada perusahaan Sepatu Edward Forrer sudah baik. Karena menurut penelitian tingkat recognation, reputation, affinity, dan

brand loyalty mencapai tingkat yang baik. Hal ini dapat dilihat total skorsing analisis deskriptif pertanyaan responden. Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis data, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tanggapan responden terhadap Recognation sepatu Edward Forrer dinilai Cukup Baik dengan skor 76,47%, karena responden menilai bahwa

Recognation dinilai baik, sedangkan Reputation dinilai baik, Affinity dinilai cukup Baik, dan yang terakhir Brand Loyalty dinilai cukup baik dengan data sebagai berikut :

a. Recognation dinilai dengan Cukup baik dengan skor 76,47%, karena sudah mulai dikenal dan memiliki perbedaan dengan merek pesaing yang produknya sejenis.

b. Reputation dinilai dengan baik dengan skor 73,35%, karena memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan harapan konsumen.


(2)

74

c. Affinity dinilai dengan Cukup baik dengan skor 67,1%, karena responden menyatakan bahwa antara merek dan kualitas terkadang tidak sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup konsumen tetapi tetap produknya memberikan manfaat.

d. Brand Loyalty dinilai dengan cukup baik dengan skor 62,85%, karena

responden menyatakan cukup setuju untuk melakukan pembelian ulang karena terkadang produknya memang memberikan kesan yang baik.

Ini dikarenakan banyaknya peniruan-peniruan produk oleh pihak asing sehingga para pelanggan memberikan tanggapan yang negatif terhadap citra merek Edward Forrer. Tetapi mereka yang sudah lebih menguasai tentang merek Edward Forrer akan lebih mengetahui dan membedakan produk yang asli. Dengan terus melakukan pencarian terkait tentang citra merek Edward Forrer maka para pelanggan tidak akan terkecoh dengan produk-produk tiruan yang bukan asli merek Edward Forrer. Ini semua sangat diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan oleh pihak pelanggan sendiri, sehingga tidak kecewa pada akhirnya.

2. Setelah penulis melakukan analisis SWOT maka dapat disimpulkan bahwa posisi Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No.151 Bandung berada di kuadran III (survival) yaitu Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal, sehingga strategi yang harus


(3)

75

digunakan oleh Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung adalah strategi WT yaitu strategi Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensifdan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No.151 Bandung menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal, dimana faktor kualitas yang kurang maksimal dan menarik menjadi faktor permasalahan internal di Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No.151 Bandung, serta kurangnya meningkatkan perubahan atau inovasi baru untuk meningkatkan citra merek pada produk sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No.151 Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dari data-data yang diolah oleh penulis, maka penulis memberikan beberapa saran kepada Toko Sepatu Edward Forrer sebagai berikut :

a. Recognation, perusahaan harus lebih meningkatkan lagi dalam

mempromosikan produknya dikarenakan merek sepatu Edward Forrer sejauh ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat ,lebih banyak melakukan promosi agar mendapatkan hasil yang maksimal yang dapat terus-menerus meningkatkan citra merek perusahaan.

b. Reputation, perusahaan harus tetap mempertahankan nama baik yang sudah melekat pada produk dikarenakan masyarakat sudah baik mengenal


(4)

76

produk sepatu merek Edward Forrer ,dan selalu menciptakan inovasi-inovasi baru agar konsumen tidak bosan.

c. Affinity, perusahaan harus benar-benar memperhatikan bagaimana kualitas produk harus lebih ditingkatkan lagi, agar konsumen pun menilai produk yang dipasarkan oleh Edward Forrer memang baik.

d. Brand Loyalty, perusahaan harus meningkatkan kualitas produknya agar konsumen tetap bertahan melakukan pembelian ulang atau repeat order dan menolak untuk membeli produk pesaing.

e. Setelah penulis melakukan analisis SWOT diharapkan perusahaan dapat lebih memperbaiki kelemahan internal serta meningkatkan SDM, agar Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung berkembang lagi. Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung diharapkan Dapat lebih menghadapi lagi ancaman dari para pesaing yang semakin banyak, agar Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung dapat tetap bertahan dalam persaingan perusahaan toko sepatu yang semakin marak di kota Bandung, pihak perusahaan diharapkan dapat membuat inovasi-inovasi baru untuk lebih meningkatkan citra merek nya di Toko sepatu Edward Forrer khususnya di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran internasional. Jilid 1 Edisi Cetak 1, Salemba Empat Jakarta.

Hermawan Kartajaya, 2000. Marketing Plus 2000, Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip, 2005. Yang dialih bahasakan Manajemen Pemasaran , Edisi Kesebelas, jilid 2, Jakarta, PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Shimp, Terence, A. 2007, Integrated Marketing Communication In Advertising and Promotion, Edisi ketujuh, New York, McGrawHill.

Sugiyono, Dr. 2001. Metodologi Penelitian Bisnis Penerbit Alvabeta : Bandung Sumardi Suryabrata, Drs., B.A., M.A., Ed.S., Ph. D, 1983. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Dilla Novani Purnama Sari Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 14 November 1986

Alamat : Jl. Dago Barat No. 10 RT/RT 009/005 Kec. Coblong Kel. Dago Bandung.

Golongan Darah : O Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan

1992 - 1998 : SD Negeri Sarijadi IV Bandung 1998 2001

2001 -2003

: :

SLTP Angkasa Lanud Husein Bandung SMU Pasundan 1 Bandung

2003 - 2005 : SMA Indonesia Raya Bandung

2008 - Sekarang : Masih tercatat sebagai Mahasiswi Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia ( UNIKOM ) Bandung