Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Landasan Teori dan Konsep .1 Teori Keagenan

6

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan atas uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1 Apakah tingkat hutang berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2013? 2 Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada pokok permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2013. 2 Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. 7

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan atau pembanding bagi penelitian berikutnya dengan topik yang sama yaitu persistensi laba dengan me-manage suatu manajemen dan pendanaan modal perusahaan. 2 Kegunaan Praktis Bermanfaat untuk memberikan informasi bagi para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan dan kebijakan perusahaan dalam mengenali kualitas laba yang nantinya menarik minat dalam penanaman modal perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi variabel penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 1

BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Pendekatan teori keagenan erat terkaitannya dengan hubungan atau kontrak diantara para anggota perusahaan, terutama hubungan antara pemilik principal dengan manajemen agent. Eisenhardt 1989 dikenal membangun asumsi perbedaan kepentingan antara principal dan agen yang menyebabkan timbulnya masalah keagenan. Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Masalah keagenan akan terjadi jika prinsipal tidak dapat mengetahui apa yang telah dilakukan oleh agen. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan Jensen dan Smith, 1984. Adanya masalah agensi disebabkan oleh konflik antara pemegang saham dengan kreditur, dimana kreditur menerima jumlah uang tetap dari perusahaan bunga hutang, sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besaran laba perusahaan. Situasi seperti ini, kreditur lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya, dan pemegang saham lebih kearah pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh kembali dana untuk melakukan investasi. 2 Dalam penelitian Masdupi 2005 dikemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi masalah keagenan. Pertama, dengan meningkatkan insider ownership kepemilikan manajemen. Perusahaan meningkatkan bagian kepemilikan manajemen untuk mensetarakan kedudukan antara manajer dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan kemauan pemegang saham. Dengan meningkatkan persentase kepemilikan, manajer menjadi termotivasi serta bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua, dengan pendekatan pengawasan eksternal dari luar yang dilakukan melalui penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik. Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dengan debtholders sehingga memunculkan biaya keagenan hutang.

2.1.2 Tingkat Hutang

Hongren et al. 2006:505 menyatakan bahwa hutang adalah suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa datang. Penggunaan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan akan semakin besar apabila dalam keadaan berkembang Murni dan Andriana, 2007. Manajemen yang memilih hutang sebagai alternatif sumber modal dituntut untuk 3 dapat bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor. Menurut FASB Financial Accounting Standard Board hutang atau leverage adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu. Tingkat hutang perusahaan yang besar akan menyebabkan perusahaan meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja perusahaan yang baik di mata auditor dan investor Fanani, 2010. Gibson 1990 menyatakan bahwa “the use of debt, called leverage, can greatly affect the level and degree of change is the common earning ”, artinya penggunaan hutang, disebut penggungkit, sangat dapat memengaruhi tingkat derajat dan tingkat perubahaan pendapatan saham.

2.1.3 Kepemilikan Manajerial

Struktur Kepemilikan dipercaya dapat memiliki kemampuan dalam perusahaan yaitu kinerja suatu perusahaan dalam hal mengawasi dan memonitor manajemen dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial menjadi menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Kepemilikan manajerial merupakan besarnya kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan Vidyanti dan Handayani, 2006. Dapat dilihat kepemilikan manajerial ini dari presentase kepemilikan saham oleh manager yang disajikan atas laporan keuangan. Secara umum dapat dinyatakan 4 bahwa persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen kepemilikan manajerial cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba Boediono, 2005. Shleifer dan Vishny 1997 menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen Jansen dan Meckling, 1976 dalam Indahningrum, 2009. Sehingga permasalahan keagenen diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik.

2.1.4 Persistensi Laba

Persistensi laba yang tinggi sangat diharapkan oleh para investor dikaitkan dengan return saham yang tinggi dan manajemen laba yang rendah. Dengan persistensi laba yang tinggi mengindikasikan return saham yang juga tinggi, dan memiliki hubungan yang negatif dengan manajemen laba. Pengukuran persistensi laba itu sendiri memiliki banyak metode dilihat dari beberapa penelitian sebelumnya Adilyawan, 2010. Informasi yang terkandung dalam laba earnings memiliki peran penting dalam menilai kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba sustainable earnings di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas dan 5 dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Melihat betapa penting peran laba bagi investor maupun pihak lain sebagai pengguna laporan keuangan, tidak mengherankan pihak manajemen perusahaan melakukan manajemen laba demi menarik investor. Laba sebelum pajak tahun depan PTBIt+1 sebagai proksi laba akuntansi adalah laba perusahaan sebelum pajak kini current tax expense dan pos luar biasa extraordinary item yaitu total laba yang diperoleh perusahaan pada tahun depan dikurangi dengan beban pajak. Penman dan Zhang 2002 mendefinisikan persistensi laba sebagai revisi laba yang diharapkan di masa mendatang expected future earnings yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan. Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Menurut Kormendi dan Lipe; Easton dan Zmijweski 1989 dalam Mulyani dkk 2007, persistensi laba berpengaruh positif dengan earnings response coefficient. Artinya semakin permanen perubahan laba dari waktu ke waktu, maka semakin tinggi koefisien laba karena kondisi ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan meningkat terus. Perusahaan yang dapat mempertahankan laba akan meningkatkan respon pasar. Respon pasar tersebut menunjukkan bahwa informasi laba yang dilaporkan oleh perusahaan berkualitas. Sebuah hubungan yang dibangun antara siklus ekonomi makro dan persistensi laba berarti mengkondisikan atau dilihat pada keadaan ekonomi Tomy, 2012. 6

2.2 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 113 118

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).

0 3 11

PENGARUH HUTANG DAN INVESTASI TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 23

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 13

Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang perusahaan : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.

0 1 130

Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang perusahaan studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 2011

0 1 128

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEPEMILIKAN MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2011

0 0 14