Ekonomi Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

2 Saat ini, keluarga Wayan Witra menempati tanah bersama satu kepala keluarga lainnya. Wayan Witra bersama istrinya tidur di kamar kecil yang terletak bersebelahan dengan kamar mandi. Kamar mandi nampak cukup baik. Kamar mandi sudah dilengkapi dengan bak mandi dan jamban. Dapur Wayan Witra berada di bangunan berbeda, terpisah dengan bangunan kamar tidur. Dalam dapur masih menggunakan kompor tradisional dan memasak menggunakan kayu bakar. Atap dapur terbuat dari anyaman rotan yang sudah terlihat lapuk dan lembab. Penerangan di dapur hanya mengandalkan satu bohlam lampu. Lantai dalam kondisi tidak bersemen yang menyebabkan dapur nampak kotor. Di pekarangan terdapat beberapa tanaman yang menjadikan sekitar teras rumah Wayan Witra yang dijadikan sebagai ruang tamu tampak lebih rindang dan sejuk untuk dilihat. Tabel 1.1 Identitas Keluarga Wayan Witra No. Nama Status Umur tahun Pendidikan Pekerjaan Ket. 1. Wayan Witra Kawin 58 SD Serabutan Kepala Keluarga

2. Ketut Mudiani

Kawin 52 - - Istri

3. Wayan Setiawan

Kawin 31 D1 Swasta Anak Pertama

4. Nengah Setiadi

Kawin 27 S1 Honor Anak Kedua

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga Wayan Witra bekerja sebagai pekerja seerabutan. Terkadang Wayan Witra bekerja sebagai pemotong kayu atau bekerja di sawah orang. Sehari-harinya Wayan Witra memenuhi kebutuhan hidup dengan mengandalkan penghasilan rata-rata sekitar Rp 80.000 seharinya. Wayan Witra bukanlah KK penerima beras miskin dan JKBM. Listrik dan air untuk sehari-harinya menerima bantuan dari pusat. Walau kedua anak laki-laki Wayan Witra sudah bekerja, namun Wayan Witra tidak ingin merepotkan kedua anaknya secara finansial. Wayan Witra bersama istri bertahan dengan uang hasil jerih payahnya untuk memenuhi kebutuhan makanan, kesehatan, dan upacara keagamaan di Desa Susut. 3 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan sehari-hari Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Wayan Witra adalah sebagai berikut: 1. Kesehatan : Rp 1.200.000,- 2. Makan Sehari-hari : Rp 900.000,- 3. Listrik dan air : Rp 100.000,- 4. Hari Raya, dll : Rp200.000 ,- b. Kesehatan Wayan Witra memiliki BPJS, namun sudah tidak dapat digunakaan karena tidak dapat membayar iuran bulanannya. Saat ini istri Wayan Witra, Ketut Mudiani terkena penyakit yang cukup serius, yaitu kanker payudara stadium 2. c. Sosial Untuk biaya sosial atau keperluan keagamaan, Wayan Witra menganggarkan secara khusus keperluan-keperluan sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben, uang untuk hadiah apabila terdapat warga yang punya hajatan, dan sebagainya, namun biaya-biaya tersebut sifatnya tidak rutin dikeluarkan setiap bulannya. 4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

KK Dampingan merupakan sebuah keluarga yang memang dipilih utuk didampingi, dimana mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kemampuan dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari. Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Wayan Witra, maka dilakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut dilakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga Wayan Witra, yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan keluarga.

2.1 Permasalahan Keluarga

Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 24 kali pertemuan dengan keluarga Wayan Witra. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Wayan Witra. Mulai dari masalah perekonomian keluarga hingga kesehatan. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut.

2.2 Masalah Prioritas

2.2.1 Masalah Perekonomian Permasalahan utama yang dihadapi oleh keluarga Wayan Witra adalah masalah perekonomian keluarga, dimana perekonomian keluarga Wayan Witra tergolong perekonomian rendah. Pendapatan yang diperoleh oleh keluarga Wayan Witra tidak begitu besar. Keluarga tersebut bukan merupakan keluarga yang menerima bantuan beras miskin dan tidak mendapatkan JKBM sehingga tidak memiliki tabungan untuk hal-hal yang tidak terduga. Pada dasarnya pendapatan keluarga Wayan Witra berasal dari hasil kerja serabutan karena sang istri sudah tidak bekerja. Dulu sang istri, Ketut Mudiani bekerja pembuat jaje bali untuk dijual, namun karena kesehatan Ketut Mudiani yang kurang memungkinkan ia sudah tidak bekerja lagi. Wayan Witra mengatakan bahwa semenjak istrinya sakit, sulit bagi beliau untuk