Analisis Hasil Penelitian Bank Syariah Mandiri BNI

Manajemen Jurnal Bisnis Manajemen Vol. 4, No. 3, 2008 Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson Uji Dw. Ketentuan yang digunakan yaitu n = 20, α = 5, k = 4, Du = 0,98, Dl = 1,83. Hasil Dw harus besar dari DU dan harus kurang dari 4-du. Berarti Durbin Watson harus berada diatas 0,98 dan berada dibawah 3,02. Dan selain itu patokan lain yang bisa digunakan untuk menghitungnya yaitu Durbin Watson harus mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau sekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah autokorelasi. Pada tabel 5.3 diperoleh hasil Durbin Watson pada BSM sebesar 1,737 dan BNI sebesar 2,058. Hasil Durbin Watson dari BSM dan BNI terletak antara 0,89 dan 3,02. Dengan demikian BSM dan BNI tidak memiliki autokorelasi. Selain itu dengan menggunakan patokan lain yaitu nilai Durbin Watson harus berada di sekitar angka 2, maka kedua bank ini juga tidak memiliki autokorelasi karena nilai Durbin Watson keduanya berada disekitas angka 2.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

Uji regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan. Dari penelitian ini, maka model empirik sebagai berikut.

a. Bank Syariah Mandiri

Y = 0.155 - 1.378 CAR + 0.144 FDR + 0.193 BOPO + 0.124 NPL Dari persamaan tersebut di atas dapat di interpretasikan:  Koefisien regresi untuk CAR b1 sebesar 1.378 bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan sebesar satu persen pada CAR sementar FDR, BOPO dan NPL di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 1.378 dengan arah yang berlawanan.  Koefisien regresi untuk FDR b2 sebesar 0.144 bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap perubahaan sebesar satu persen pada FDR sementara CAR, BOPO, NPL di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.144 dengan arah yang sama.  Koefisien regresi BOPO b3 sebesar 0.193 bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan sebesar satu persen pada BOPO sementara CAR, FDR dan NPL di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.193 dengan arah yang sama.  Koefisien regresi NPL b4 sebesar 0.124 bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan sebesar satu persen pada NPL sementara CAR, FDR dan BOPO di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.209 dengan arah yang sama.

b. BNI

Y= 0.253 + 1.080 CAR – 0.222 FDR - 0.093 BOPO – 0.884 NPL Dari persamaan tersebut di atas dapat di interpretasikan: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Manajemen Jurnal Bisnis Manajemen Vol. 4, No. 3, 2008  Koefisien regresi untuk CAR b1 sebesar 1.080 bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan sebesar satu persen pada CAR sementar FDR, BOPO dan NPL di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 1.080 dengan arah yang sama.  Koefisien regresi untuk FDR b2 sebesar 0.222 bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahaan sebesar satu persen pada FDR sementara CAR, BOPO, NPL di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.222 dengan arah yang berlawanan.  Koefisien regresi BOPO b3 sebesar 0.093 bertanda negatf, hal ini berarti bahwa setiap perubahan sebesar satu persen pada BOPO sementara CAR, FDR dan NPL di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.093 dengan arah yang berlawanan.  Koefisien regresi NPL b4 sebesar 0.884 bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan sebesar satu persen pada NPL sementara CAR, FDR dan BOPO di asumsikan tetap, maka besarnya ROE akan mengalami perubahan sebesar 0.884 dengan arah yang berlawanan.

4.4 Pembahasan