angiotensin dalam menjaga keseimbangan regulasi cairan tubuh. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah sampai menghambat garam
dan air Patel, 1995. Dengan demikian, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal yang meliputi
kontrasepsi suntik dan pil terhadap tekanan darah pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Ngawi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dirumuskan suatu masalah sebagai berikut “Adakah resiko peningkatan tekanan darah pada wanita akseptor
KB suntik dan pil di Puskesmas Kabupaten Ngawi?”
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah dalam penggunaan kontrasepsi suntik dan pil terhadap wanita akseptor KB suntik dan pil
di Puskesmas Kabupaten Ngawi?
D. Tinjauan Pustaka
1. Keluarga Berencana
a. Definisi
Beberapa definisi tentang KB : 1
Menurut Undang-Undang No. 101992 KB adalah upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
sejahtera. 2
Keluarga berencana family planningplaned patenthood merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi. 3
Menurut WHO Expert committe, 1970, tindakan yang membantu individupasutri untuk mendapatkan tujuan tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga Sulistyawati, 2011.
b. Tujuan Keluarga Berencana :
Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga yang bahagia sejahtera. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan
keluarga dan kesejahteraan keluarga Sulistyawati, 2011.
2. Kontrasepsi Hormonal
a. Definisi
Kontrasepsi adalah upaya pencegahan terjadinya pembuahan sebagai akibat pertemuan sel telur dengan sel sperma Sastrawinata, 1980. Kontrasepsi
hormonal berisi hormon estrogen dan progesteron. Estrogen sintetik adalah etinil estradiol, mestranol dan progesteron sintetik adalah progestin, norethindron,
etinodiol, norgestrel. Kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen dan progesteron menjaga kadar kedua hormon tersebut tetap tinggi dalam tubuh.
Sehingga tubuh mengira telah terjadi kehamilan, telur tidak dilepaskan dan kehamilan dapat dihindari Guyton, 2008.
b. Jenis dan Cara Kerja
Ada beberapa jenis kontrasepsi hormonal antara lain adalah pil KB, suntik KB dan susuk KB. Kebanyakan kontrasepsi yang digunakan adalah kombinasi
estrogen sintetik etinil estradiol dengan progesteron sintetik noretindron. Progestin saja bisa digunakan sebagai kontrasepsi, tetapi lebih efektif jika
dikombinasi dengan estrogen Ganong, 2003. Cara kerja kontrasepsi pil :
1 Menahan ovulasi
2 Mencegah implantasi
3 Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui sperma
4 Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan
terganggu.
Cara kerja kontrasepsi suntik : 1
Mencegah ovulasi 2
Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3 Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4 Menghambat transportasi gamet oleh tuba Sulistyawati, 2011
Prinsip kerja kontrasepsi pada dasarnya adalah meniadakan pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan
tersebut, baik bekerja sendiri atau bersamaan. Caranya dengan menekan keluarnya sel telur, menahan masuknya sperma atau menghalangi nidasi Siswosudarmo,
dkk, 2001.
3. Tekanan Darah