Pembatasan dan Perumusan Masalah Kerangka Pemikiran

6 Namun pada dasarnya dalam menjalankan penindakan ini sangatlah tidak mudah, tidak jarang pelaksanaan eksekusi pembayaran ganti rugi baru dapat dilaksanakan selama bertahun-tahun. Hal inilah yang sangat menghambat negara dalam mengambil kembali hak-hak negara tersebut untuk menutupi kerugian keuangan negara akibat adanya tindak pidana korupsi yang dilakukan tersebut. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian hukum dengan judul: “EKSEKUSI PIDANA PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN DALAM KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI Studi Kasus di Kejaksan Negeri Surakarta .”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini mengarah pada pembahasan yang diharapkan dan fokus pada pokok permasalahan yang ditentukan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini akan dibatasi pada tata cara eksekusi ganti kerugian dalam kasus tindak pidana korupsi. Dengan demikian dapat dirumuskan pokok permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana peran Kejaksaan Negeri Surakarta dalam eksekusi pidana pembayaran ganti kerugian dalam kasustindak pidana korupsi? 2. Bagiamana hambatan Kejaksaan Negeri Surakarta dalam eksekusi pidana pembayaran ganti kerugian dalam kasus tindak pidana korupsi? 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak ingin dicapai penulis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan peran Kejaksaan dalam eksekusi pidana pembayaran ganti kerugian dalam kasus tindak pidana korupsi. b. Untuk mendeskripsikan hambatan Kejaksaan Negeri Surakarta dalam eksekusi pidana pembayaran ganti kerugian dalam kasus tindak pidana korupsi.

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini penulis mengharapkan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis 1 Mengembangkan pengetahuan di bidang hukum pidana. 2 Memberikan sumbang pemikiran sebagai refrensi dari pengembangan ilmu hukum yaitu hukum pidana dan hukum acara pidana. b. Manfaat Praktis 1 Memberikan sumbangan pemikiran dan wacana yang luas bagi para pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. 2 Untuk melatih penulis dalam mengungkapkan masalah tertentu secara sistematis dan berusaha memecahkan masalah yang ada 8 dengan metode ilmiah yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan penulis yang di dapat selama duduk di bangku perkulihan tingkat strata satu S1.

D. Kerangka Pemikiran

Korupsi merupakan tindakan atau perbuatan yang mengakibatkan kerugian keuangan negara. Pembayaraan ganti rugi dalam kasus korupsi dimaksudkan untuk membuat jera pelaku korupsi itu dan untuk memulihkan kerugian keuangan negara. Pemulihan kerugian keuangan negara ini termasuk kedalam sanksi pidana tambahan yang diamana yang berupa pembayaran ganti kerugian atau uang pengganti yang sudah diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sanksi pembayaran ganti kerugian ini apabila terdakwa tidak mampu membayar uang pengganti maka diganti dengan pidana penjara pengganti yang lamanya hukuman sudah ditentukan dalam putusan hakim. Jaksa sebagai eksekutor putusan pengadilan memiliki kewenangan untuk mengeksekusi putusan pengadilan dalam hali ini eksekusi pembayaran ganti kerugian keuangan negara terhadap terpidana dan apabila terpidana tidak 9 mampu atau tidak mau membayar, maka dapat dilakukan penyitaan terhadap aset-aset milik terpidana baik itu aset yang bergerak atau tidak. Kemudian Jaksa menyerahkan hasil penyitaan aset-aset terpidana kepada lembaga yang berwenang mengurusi lelang yakni Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL yang kemudian untuk dilelang harta atau aset milik terpidana. Hasil dari lelang nantinya akan dipergunakan untuk menutup kerugian keuangan negara yang ditimbulkan dari perubatan korupsi terpidana. Pada kenyataan proses eksekusi ini banyak mengalami hambatan dalam praktik di lapangan, hal ini yang perlu dipecahkan permasalahannya dan dicari solusinya.

E. Metode Penelitian