Bahasa bahasa Nusantara

(1)

BAHASA-BAHASA NUSANTARA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Bahasa Nusantara Dosen Pengampu: Bp Setyo Wibowo

Oleh: Andi Siswanto

07410477

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG 2010


(2)

BAHASA-BAHASA NUSANTARA

1. Bahasa Dayak

Pada awalnya, dalam lingkungan sosial masyarakat Dayak Kalimantan Tengah, bahasa yang digunakan adalah bahasa Dayak. Dalam hal ini terdapat beberapa macam bahasa Dayak, seperti bahasa Dayak Ngaju, bahasa Dayak Maanyan, Dusun, Bakumpai, dan lainnya. Dari beberapa jenis bahasa tersebut, bahasa Dayak Ngaju boleh dikatakan adalah bahasa yang paling populer di Kalimantan Tengah. Kata populer disini dalam artian bahwa hampir kebanyakan masyarakat Kalimantan Tengah, baik dari hulu ke hilir, dari barat ke timur di seluruh wilayah Kalimantan Tengah mengerti bahasa Dayak Ngaju. Boleh dikatakan bahwa bahasa Dayak Ngaju merupakan bahasa pengantar (lingua franca) di Kalimantan Tengah.

Tapi seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan bahasa Dayak Ngaju sebagai bahasa pengantar semakin berkurang, khususnya di kalangan generasi muda. Penggunaan bahasa Dayak bahkan kalah dengan penggunaan bahasa Banjar yang notabene adalah bahasa pengantar provinsi tetangga (Kalimantan Selatan). Fenomena ini sangat dominan terlihat dalam kehidupan sehari-hari di kalangan masyarakat Kalimantan Tengah. Sebagai contoh, dalam sebuah lingkungan sekolah, jelas sekali diketahui bahwa hampir 90% warga sekolah berinteraksi menggunakan bahasa Banjar, entah itu antar murid, antar guru, atau guru dan murid. Padahal jelas-jelas mayoritas warga sekolah adalah orang asli Dayak, tetapi ironisnya yang menggunakan bahasa Dayak hanya segelintir orang saja.

2. Bahasa Filipina

Bahasa Tagalog adalah sebuah bahasa yang terutama dipertuturkan di Filipina. Bahasa ini masih mempunyai hubungan keluarga dengan bahasa-bahasa di Indonesia maupun Malaysia. Tergolong keluarga bahasa Austronesia, bersama-sama dengan bahasa Maori, Indonesia, Melayu, Hawaii, dan bahkan bahasa-bahasa kesukuan di Taiwan. Kesamaan dengan bahasa Indonesia ini terletak pada banyaknya kemiripan kosakata seperti anak, mahal, murah, kambing, ako, ikaw, dan masih banyak lagi. Bahasa Tagalog:

a. Oo = Ya b. Hindi = Tidak

c. Kumusta? = Apa kabar?

d. Magandang umaga = Selamat pagi e. Magandang hapon = Selamat siang


(3)

f. Magandang gabi = Selamat malam g. Ano ang pangalan mo? = Siapa namamu? h. Paalam = Selamat tinggal, sampai jumpa i. Salamat = Terima kasih, Selamat

j. Walang anuman. = Sama-sama. k. Mahal kita = Saya cinta kamu.

3. Bahasa Gorontalo

Bahasa Gorontalo (juga disebut Hulontalo) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Gorontalo di provinsi Gorontalo, pulau Sulawesi bagian utara, Indonesia. Jumlah penutur bahasa ini adalah sekitar 900.000 jiwa pada tahun 1989. Bahasa Gorontalo terbagi menjadi beberapa dialek: Gorontalo Timur, Gorontalo Kota, Tilamuta, Suwawa, dan Gorontalo Barat.

4. Bahasa Toraja

Bahasa Toraja-Sa'dan adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Bahasa Toraja-Sa'dan memiliki beberapa dialek, antara lain: a. Makale (Tallulembangna)

b. Rantepao (Kesu’)

c. Toraja Barat (Mappa-Pana) 5. Bahasa Bungku Laki

Bahasa Bungku adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Bahasa Tolaki memiliki beberapa dialek, antara lain: a. Bungku

b. Routa c. Tulambatu d. Torete (To Rete) e. Landawe


(4)

6. Bahasa Sulawesi Selatan

Rumpun bahasa Sulawesi Selatan adalah grup bahasa yang bernama sama dengan provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Grup bahasa ini dituturkan oleh beragam suku di Sulawesi Selatan (sekarang juga pecahannya Sulawesi Barat), namun demikian ada juga tiga bahasa yang termasuk grup ini yang dituturkan di pedalaman Kalimantan Barat.

Bahasa-bahasa Sulawesi Selatan :

a. Seko: Budong-Budong, Panasuan, Seko Tengah, Seko Padang b. Bahasa Lemolang

c. Utara 1. Mamuju 2. Mandar

3. Masenrempulu: Malimpung, Duri, Enrekang, Maiwa

4. Pitu Ulunna Salu: Aralle-Tabulahan, Dakka, Pannei, Bambam, Ulumanda’ 5. Toraja: Kalumpang, Mamasa, Tae’, Toraja-Sa’dan, Talondo’, Toala’ d. Bugis

1. Bahasa Bugis 2. Campalagian

3. Tamanik: Mbaloh (Embaloh), Kalis, Taman (di pedalaman Kalimantan) e. Makassar: Bentong, Konjo, bahasa Makassar, Selayar

7. Bahasa Ambon

Bahasa Ambon adalah bahasa yang sangat mirip dengan Bahasa Indonesia dari sisi perbendaharaan kata. Banyak kata dalam bahasa Indonesia juga dikenal dalam bahasa Ambon. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Bahasa Ambon dan Bahasa Indonesia.

Kata-kata yang mengalami "perpendekan". Perpendekan ini tidak mengikuti gramatik tertentu:

su = sudah pi = pergi mo = mau

Kata-kata yang mengalami perubahan pengucapan. Terjadi perubahan huruf / penambahan huruf:

makang = makan tidor = tidur


(5)

Ambong = Ambon dolo = dulu

kampong = kampung balom = belum

Kata yang mengalami perubahan huruf dan pengambahan huruf: dalang = dalam

Kata yang mengalami perubahan dan pengurangan: pigi = pergi

Kata-kata yang mengalami perubahan cukup banyak. Ini merupakan fenomena umum untuk semua bahasa:

ale = kamu beta = saya kamong = kalian kamorang = kalian katong = kita konto = kentut pung = punya seng = tidak

Pembahasan yang dituliskan pada bagian ini, hanya untuk memberikan gambaran umum tentang bahasa Ambon. Yang kadang membuat orang asing sulit untuk memahami bahasa Ambon adalah karena "dialek" dan cara pengucapan yang bisa dikategorikan cepat.

8. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa keturunan bahasa Nusantara yang termasuk besar, dalam artian jumlah penuturnya dan luas wilayahnya. Di samping itu, perbandingannya dengan bahasa-bahasa lain yang sama-sama merupakan keturunan bahasa Nusantara. Ditinjau dari bahasa induknya, bahasa Indonesia termasuk babahsa yang ada di tengah. Maksudnya, bahasa Indonesia tidak terlalu jauh dengan induknya, dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang sudah jauh. Sebaliknya, dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang masih amat dekat dengan bahasa induknya, bahasa Indonesia termasuk yang sudah jauh.

Contoh kata bahasa Indonesia yang mengandung /r/ yang semula /r/ velar bahasa Nusantara diantaranya beras, ratus, darah. Diketahui bahwa /r/ pada ketiga kata bahasa Indonesia itu semula /r/ velar dari perbandingannya dengan


(6)

bahasa-bahasa lain yang juga keturunan bahasa-bahasa Nusantara. Bahasa Indonesia tidak lagi memiliki diftong /ui/ bahasa Nusantara. Diftong itu sudah dijadikan satu dengan monoftong /i/. contoh kata api bahasa Indonesia yang berasal dari apui bahasa Nusantara. Dalam bahasa Kawi kata itu masih berupa apuy.

9. Bahasa Minangkabau

Bahasa Minangkabau sangat sangat dekat dengan bahasa Indonesia. Karena itu ada pendapat yang mengatakan bahwa bahasa Minangkabau bukanlah bahasa tersendiri melainkan sekadar dialek saja, dialek dari bahasa Indonesia. Pendapat iti memang dapat dipahami mengingat banyaknya persamaan antara bahasa Minangkabau dengan bahasa Indonesia.

Bahasa Minangkabau adalah bahasa semovokalis, artinya setengah vokal. Bahasa vokalis adalah bahasa yang semua kata atau suku katanya berakhir dengan vokal. Jadi bahasa semivokalis adalah bahasa yang hanya sebagian saja dari konsonan yang dimilikinya dapat menduduki posisi akhir suku/kata. Misalnya vokal /a/ yang menduduki posisi akhir kata dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Minangkabau berupa vokal /o/. contoh kata bahasa Indonesia apa, mana, lama dalam bahasa minangkabau berupa apo, mano, dan lamo.

Di samping itu ada sejenis vokal yang hanya terdapat dalam bahasa Minangkabau dan sama sekali tidak ada kemiripannya dengan bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa lainnya. Vokal yang dimaksud ialah vokal yang lazim dilambangkan dengan huruf ganda /ie/ atau /ue/ (ada juga yang melambangkan /ia/ atau /ua/), selalu menduduki posisi akhir kata atau pada suku kata akhir kata. Vokal itu misalnya dalam kata ilie, iku, kucieng, gunueng dalam bahasa Minangkabau yang berpadanan dengan kata Indonesia hilir, ekor, kucing, dan gunung.

10. Bahasa Jawa

Satu-satunya keturunan bahasa Nusantara yang yang mempunyai dokume relative tua dan cukup banyak jumlahnya adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa mulai dituliskan sekitar abad VII-IX Masehi. Bahasa Jawa yang tertulis yang terrdokumentasikan pada zaman majapahit (abad XIV M) dan sebelumnya disebut bahasajawa Kuno atau bahasa Kawi.

Penutur bahasa jawa cukup banyak, tetapi mengelompok, tidak menyebar seperti penutur bahasa Indonesia. Penutur bahasa Jawa itu tinggal di Jawa Tengah (termasuk Yogyakarta), sebagian besar jawa Timur, dan sebagian kecil Jawa barat. Baru pada abad ini saja, setelah ada migrasi penutur bahasa Jawa ke pulau lain dan


(7)

negara lain (Suriname dan Kalidonia Baru), bahasa Jawa juga digunakan di luar wilayah asalnya. Bahasa Indonesia Buah Jual Jarum Turut Beras Laut Bahasa Jawa Woh Dol Dom Tut Wos Lor 11. Bahasa Bali

Ditinjau dari bentuk kata-katanya, bahasa Bali banyak mempunyai persamaan dengan bahasa Jawa. Namun, itu agaknya hanya hubungan antara Bali dan Jawa amat erat di masa lalu, bukan karena bahasa Bali memang merupakan bagian bahasa Jawa atau sebaliknya. Persamaan itu di antaranya ada dalam kata-kata yang dipergunakan dalam percakapan halus dan percakapan kasar, bahasa Jawa juga begitu. Di situ banyak sekali kata bahasa Jawa yang bentuknya sama atau hampir sama dengan kata bahasa Jawa dan berbeda dengan kata bahasa-bahasa lainnya. Di bawah ini akan diberikan contohnya: Jawa Siji Loro, kalih Telu, tiga Papat Limo Nem Pitu Walu Sanga Puluh Bali Sa Dua, kalih Telu, tiga Pat Lima Nem Pitu Kutus Sia Dasa -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 Telulas Wolulas Telulas Pekutus -13 -18


(8)

Kalih dasa Selikur Patlikur Selawe Tigang dasa Kapat sasur Seket

Wolung dasa Sangang dasa Karo belah

Duang dasa Salikur Patlikur Selae Telung dasa pasasur Seket Ulung dasa Sangang dasa Karo belah

-20 -21 -24 -25 -30 -35 -50 -80 -90 -150 B.Indonesia

Bara Baras Duri Jarum Darat Ratus (se-)ribu

B.Bali Baa Baas Dui Jaum Data Atus (s-)ewu Uat B.Jawa Mawa Wos Ri Dom Rat Atus (s-)ewu Oyod/otot


(9)

12. Bahasa Batak

Bahasa Batak terdiri dari beberapa dialek, misalnya dialek Pakpak, dairi, Toba. Sekalipun begitu ada juga ciri umumnya, Batak, yang berbeda dengan bahasa lain meskipun sama-sama keturunan bahasa Nusantara. Titik berat pembicaraan tentang bahasa Batak di bawah ini ialah bahasa Batak dialek Toba.

Bahasa Batak hanya mempunyai vokal tunggal saja, vokal rangkap sama sekali tidak dimiliki. Sebab itu vokal rangkap dalam bahasa Indonesia/Nusantara, dalam bahasa Batak diganti dengan vokal tunggal, misalnya dalam kata horbo, pahe, pulo, tape bahasa Batak yang berpadanan dengan bahasa Indonesia kebau, pakai, pulai, tapai.

Tentang konsonan, bahasa Batak juga tidak seperti kebanyakan bahasa lainnya. Pada kebanyakan bahasa lainnya terdapat delapan belas konsonan, pada bahasa Batak hanya terdapat enam belas saja. Dua konsonan yang tidak terdapat dalam bahasa Batak ialah konsonan hambat palatal tak bersuara, /c/, dan konsonan nasal palatal, /ny/. Kedua konsonan itu dalam bahasa Batak dijadikan satu dengan konsonan dental, yaitu /t/, /s/, atau /n/. contoh kata-katanya di bawah ini:

B.Batak Huting Tintin Punsu Hunit Sungkur Sormin

B.Indonesia Kucing Cincin Pucuk Kunyit Cukur cermin

13. Bahasa Bima

Bahasa Bima termasuk ke dalam kelompok bahasa Bima-Sumba menurut pembagian Esser yang sudah dikemukakan di depan. Kelompok bahasa ini terdiri dari enam belas bahasa, yaitu bahasa Bima, Manggarai, Ngadilangu, Sumba Barat, Sumba Timur, dan Sawu.

Bahasa Bima merupakan merupakan bahasa penduduk asli pula Sumbawa bagian timur. Dalam bahasa Batak ada dua dialek, yaitu dialek kolo dan dialek Tolo Weri.


(10)

Sebagaimana bahasa-bahsa lain yang termasuk ke dalam kelompok itu, bahasa Bima merupakan bahasa vokalis. Suku kata atau kata-katanya selalu berakhir dengan vokal. Proses vokalisasi itu umumnya dilakukan dengan menghilangkan konsonan yang menduduki posisi akhir suku/kata. Di bawah ini perbandingan antara kata-kata Bima yang vokalis dengan bahasa Indonesia yang tidak vokalis:

B.Bima Angi Wua Ae Ratu Ura Mpuru Ilu

B.Indonesia Angin Buah Air Ratus Hujan Puluh Hidung

14. Bahasa Mandar

Bahasa Mandar adalah salah satu dari beberapa puluh bahasa yang dipergunakan di Sulawesi. Bahasa mandar dipergunakan di Sulawesi Selatan. Bahasa itu banyak mempunyai persamaan dengan bahasa Bugis dan makasar.

Bahasa Mandar juga sudah tidak memiliki vokal rangkap. Yang dimiliki hanya vokal tunggal saja dan itu pun hanya lima. Vokal /e/ (pepet) tidak lagi dimiliki, sama dengan bahasa Batak dan bahasa Minangkabau.

Hal yang mencolok dalam bahasa mandar adalah banyaknya konsonan dobel di tengah kata dasar dan suku nonfinalyang brakhir dengan konsonan /k/. Padahal, padanan kata tersebut dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa yang lain, bentuknya tidak begitu.

Kata-kata bahasa Mandar yang mengandung konsonan dobel di tengah itu diantaranya:

B.Mandar Sappulo Annang Ittang Alitta Accang Bassi

B.Indonesia Sepuluh Enam Intan Lintah Ancam Besi


(11)

Gattung Lappek Gatta Gattang

Gantung Lipat Getah Gantang 15. Bahasa Tagalog

Di wilayah Filipina ada sekitar 150 bahasa keturunan bahasa Nusantara. Bahasa-bahasa itu di antaranya ialah bahasa tagalong, Iloko, Bisaya, Bataan, Inivat, pampangan, Ibanag. Di antara bahasa-bahasa itu yang terpenting ialah bahasa Tagalog yang dipergunakan di daerah sekitar Manila, ibu kota Filipina.

Bahasa Tagalog termasuk bahasa yang penting karena kecuali jumlah penutur aslinya banyak, bahasa itu kemudian juga dijadikan bahasa nasional negara tersebut. Sebagai bahasa nasional tentu saja bahasa tersebut juga dipergunakan oleh suku-suku lain yang semula bahasa aslinya bukan bahasa Tagalog.

Agak menarik, bahasa Tagalog dalam hal vokal berbeda dengan kebanyakan bahasa lain yang sama-sama merupakan keturunan bahasa Nusantara. Dalam bahasa itu, vokal tunggal hanya tiga, yaitu /a/, /i/, dan /i/. Vokal rangkap masih ada, dan konsonannya masih sama dengan konsonan kebanyakan bahasa lainnya. Bahkan distribusi konsonan tentang bahasa Tagalog secara relative masih banyak persamaan dengan distribusi konsonan dalam bahasa induknya.

Karena vokal tunggal hanya tiga, maka kata-kata bahasa Nusantara yang mengandung vokal yang tidak dimiliki lagi oleh bahasa Tagalog, khususnya vokal /e/ (pepet) diganti dengan vokal yang ada. Vokal iti umumnya diganti dengan vokal /i/, meskipun ada juga yang diganti dengan /a/ atau /u/.

Contoh penggantian vokal /e/ (pepet) dengan /i/ atau vokal lainnya, tentu saja ada yang bercampur dengan gejala lainnya, di antaranya:

B.Tagalog Anim Bili Dipa Isa Italug Kalis Lalim Punu Tinga

B.Indonesia Enam Beli Depa Satu Telur Keris Dalam Penuh Tengah


(12)

16. Bahasa Taiwan

Di wilayah Taiwan ada rumpun dua bahasa. Yang satu rumpun Tibeto-Tionghoa dan satu lagi rumpun Austronesia, khususnya Nusantara. Yang termasuk rumpun pertama adalah bahasa Cina, bahasa mayoritas penduduk Taiwan. Yang termasuk rumpun Nusantara ialah bahasa yang dipergunakan oleh minoritas penduduk pulau tersebut yang tinggal di daerah pedalaman. Ada dua bahasa atau dialek yang yang dipergunakan oleh penduduk asli non-Cina di pulau Taiwan, yaitu dialek/bahasa Yami dan Faforlang. Namun, kedua bahasa tersebut banyak sekali mendapat pengaruh dari bahasa luar, khususnya bahasa Cina, sehingga agak sukar mengusut pertalian kekeluargaannya dengan bahasa-bahasa yang serumpun. Kesukaran itu terutama pengusutan pertalian pada bidang kata. Pada bidang morfologi yang seperti umumnya terjadi pada bahasa mana pun, karena umumnya morfologi hanya sedikit kena pengaruh luar, pengusutan pertalian kekeluargaan itu dapat mencapai hasil yang memadai .

Di bawah ini sedikit kata bahasa Taiwan yang masih tampak berkaitan dengan kata bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa lain yang serumpun:

B.Taiwan Alak Apug Gatus Guma Ikog Mata Pagpa Patei Tebong Tugot Ugat Waga Wigbig Wli

B.Indonesia Anak

Kapur Ratus Rumah Ekor Mata Tempat Mati Tebu Turut Urat Bara Bibir Beli

Di bawah ini perbandingan kata-kata bahasa Taiwan dengan kata-kata bahasa Tagalog:

B.Taiwan Apung

B.Tagalog Apug


(13)

Gatus Ikog Tugot Ugat Waga Wigbig

Gatus Ikug Tugut Ugat Waga Bibig

Bahasa Yami diselidiki oleh pakar bahasa berkebangsaan Jepang, Asai, sedangkan bahasa Faforlang oleh Happort yang berkebangsaan Belanda.


(1)

Kalih dasa Selikur Patlikur Selawe Tigang dasa Kapat sasur Seket

Wolung dasa Sangang dasa Karo belah

Duang dasa Salikur Patlikur Selae Telung dasa pasasur Seket Ulung dasa Sangang dasa Karo belah

-20 -21 -24 -25 -30 -35 -50 -80 -90 -150 B.Indonesia

Bara Baras Duri Jarum Darat Ratus (se-)ribu

B.Bali Baa Baas Dui Jaum Data Atus (s-)ewu Uat B.Jawa Mawa Wos Ri Dom Rat Atus (s-)ewu Oyod/otot


(2)

12. Bahasa Batak

Bahasa Batak terdiri dari beberapa dialek, misalnya dialek Pakpak, dairi, Toba. Sekalipun begitu ada juga ciri umumnya, Batak, yang berbeda dengan bahasa lain meskipun sama-sama keturunan bahasa Nusantara. Titik berat pembicaraan tentang bahasa Batak di bawah ini ialah bahasa Batak dialek Toba.

Bahasa Batak hanya mempunyai vokal tunggal saja, vokal rangkap sama sekali tidak dimiliki. Sebab itu vokal rangkap dalam bahasa Indonesia/Nusantara, dalam bahasa Batak diganti dengan vokal tunggal, misalnya dalam kata horbo, pahe, pulo, tape bahasa Batak yang berpadanan dengan bahasa Indonesia kebau, pakai, pulai, tapai.

Tentang konsonan, bahasa Batak juga tidak seperti kebanyakan bahasa lainnya. Pada kebanyakan bahasa lainnya terdapat delapan belas konsonan, pada bahasa Batak hanya terdapat enam belas saja. Dua konsonan yang tidak terdapat dalam bahasa Batak ialah konsonan hambat palatal tak bersuara, /c/, dan konsonan nasal palatal, /ny/. Kedua konsonan itu dalam bahasa Batak dijadikan satu dengan konsonan dental, yaitu /t/, /s/, atau /n/. contoh kata-katanya di bawah ini:

B.Batak Huting Tintin Punsu Hunit Sungkur Sormin

B.Indonesia Kucing Cincin Pucuk Kunyit Cukur cermin

13. Bahasa Bima

Bahasa Bima termasuk ke dalam kelompok bahasa Bima-Sumba menurut pembagian Esser yang sudah dikemukakan di depan. Kelompok bahasa ini terdiri dari enam belas bahasa, yaitu bahasa Bima, Manggarai, Ngadilangu, Sumba Barat, Sumba Timur, dan Sawu.

Bahasa Bima merupakan merupakan bahasa penduduk asli pula Sumbawa bagian timur. Dalam bahasa Batak ada dua dialek, yaitu dialek kolo dan dialek Tolo Weri.


(3)

Sebagaimana bahasa-bahsa lain yang termasuk ke dalam kelompok itu, bahasa Bima merupakan bahasa vokalis. Suku kata atau kata-katanya selalu berakhir dengan vokal. Proses vokalisasi itu umumnya dilakukan dengan menghilangkan konsonan yang menduduki posisi akhir suku/kata. Di bawah ini perbandingan antara kata-kata Bima yang vokalis dengan bahasa Indonesia yang tidak vokalis:

B.Bima Angi Wua Ae Ratu Ura Mpuru Ilu

B.Indonesia Angin Buah Air Ratus Hujan Puluh Hidung

14. Bahasa Mandar

Bahasa Mandar adalah salah satu dari beberapa puluh bahasa yang dipergunakan di Sulawesi. Bahasa mandar dipergunakan di Sulawesi Selatan. Bahasa itu banyak mempunyai persamaan dengan bahasa Bugis dan makasar.

Bahasa Mandar juga sudah tidak memiliki vokal rangkap. Yang dimiliki hanya vokal tunggal saja dan itu pun hanya lima. Vokal /e/ (pepet) tidak lagi dimiliki, sama dengan bahasa Batak dan bahasa Minangkabau.

Hal yang mencolok dalam bahasa mandar adalah banyaknya konsonan dobel di tengah kata dasar dan suku nonfinalyang brakhir dengan konsonan /k/. Padahal, padanan kata tersebut dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa yang lain, bentuknya tidak begitu.

Kata-kata bahasa Mandar yang mengandung konsonan dobel di tengah itu diantaranya:

B.Mandar Sappulo Annang Ittang Alitta Accang Bassi

B.Indonesia Sepuluh Enam Intan Lintah Ancam Besi


(4)

Gattung Lappek Gatta Gattang

Gantung Lipat Getah Gantang 15. Bahasa Tagalog

Di wilayah Filipina ada sekitar 150 bahasa keturunan bahasa Nusantara. Bahasa-bahasa itu di antaranya ialah bahasa tagalong, Iloko, Bisaya, Bataan, Inivat, pampangan, Ibanag. Di antara bahasa-bahasa itu yang terpenting ialah bahasa Tagalog yang dipergunakan di daerah sekitar Manila, ibu kota Filipina.

Bahasa Tagalog termasuk bahasa yang penting karena kecuali jumlah penutur aslinya banyak, bahasa itu kemudian juga dijadikan bahasa nasional negara tersebut. Sebagai bahasa nasional tentu saja bahasa tersebut juga dipergunakan oleh suku-suku lain yang semula bahasa aslinya bukan bahasa Tagalog.

Agak menarik, bahasa Tagalog dalam hal vokal berbeda dengan kebanyakan bahasa lain yang sama-sama merupakan keturunan bahasa Nusantara. Dalam bahasa itu, vokal tunggal hanya tiga, yaitu /a/, /i/, dan /i/. Vokal rangkap masih ada, dan konsonannya masih sama dengan konsonan kebanyakan bahasa lainnya. Bahkan distribusi konsonan tentang bahasa Tagalog secara relative masih banyak persamaan dengan distribusi konsonan dalam bahasa induknya.

Karena vokal tunggal hanya tiga, maka kata-kata bahasa Nusantara yang mengandung vokal yang tidak dimiliki lagi oleh bahasa Tagalog, khususnya vokal /e/ (pepet) diganti dengan vokal yang ada. Vokal iti umumnya diganti dengan vokal /i/, meskipun ada juga yang diganti dengan /a/ atau /u/.

Contoh penggantian vokal /e/ (pepet) dengan /i/ atau vokal lainnya, tentu saja ada yang bercampur dengan gejala lainnya, di antaranya:

B.Tagalog Anim Bili Dipa Isa Italug Kalis Lalim Punu Tinga

B.Indonesia Enam Beli Depa Satu Telur Keris Dalam Penuh Tengah


(5)

16. Bahasa Taiwan

Di wilayah Taiwan ada rumpun dua bahasa. Yang satu rumpun Tibeto-Tionghoa dan satu lagi rumpun Austronesia, khususnya Nusantara. Yang termasuk rumpun pertama adalah bahasa Cina, bahasa mayoritas penduduk Taiwan. Yang termasuk rumpun Nusantara ialah bahasa yang dipergunakan oleh minoritas penduduk pulau tersebut yang tinggal di daerah pedalaman. Ada dua bahasa atau dialek yang yang dipergunakan oleh penduduk asli non-Cina di pulau Taiwan, yaitu dialek/bahasa Yami dan Faforlang. Namun, kedua bahasa tersebut banyak sekali mendapat pengaruh dari bahasa luar, khususnya bahasa Cina, sehingga agak sukar mengusut pertalian kekeluargaannya dengan bahasa-bahasa yang serumpun. Kesukaran itu terutama pengusutan pertalian pada bidang kata. Pada bidang morfologi yang seperti umumnya terjadi pada bahasa mana pun, karena umumnya morfologi hanya sedikit kena pengaruh luar, pengusutan pertalian kekeluargaan itu dapat mencapai hasil yang memadai .

Di bawah ini sedikit kata bahasa Taiwan yang masih tampak berkaitan dengan kata bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa lain yang serumpun:

B.Taiwan Alak Apug Gatus Guma Ikog Mata Pagpa Patei Tebong Tugot Ugat Waga Wigbig Wli

B.Indonesia Anak

Kapur Ratus Rumah Ekor Mata Tempat Mati Tebu Turut Urat Bara Bibir Beli

Di bawah ini perbandingan kata-kata bahasa Taiwan dengan kata-kata bahasa Tagalog:

B.Taiwan Apung

B.Tagalog Apug


(6)

Gatus Ikog Tugot Ugat Waga Wigbig

Gatus Ikug Tugut Ugat Waga Bibig

Bahasa Yami diselidiki oleh pakar bahasa berkebangsaan Jepang, Asai, sedangkan bahasa Faforlang oleh Happort yang berkebangsaan Belanda.