Kajian Metode dan Kendala Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Kajian Metode dan Kendala Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Dau
Kabupaten Malang
Oleh: Abdus Syakur ( 03720034 )
Agribisnis
Dibuat: 2008-07-03 , dengan 3 file(s).

Keywords: kajian metode, kendala penyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya yang
meliputi kegiatan alih pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan
keluarganya melalui proses belajar mengajar. Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang
berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani, penyuluh diharapkan
dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh
petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana metode penyuluh pertanian
yang diterapkan oleh petugas penyuluh lapang di Kecamatan Dau, apa saja kendala para
penyuluh pertanian di lapang serta deskripsi sikap petani terhadap pelaksanaan penyuluhan
pertanian.
Daerah penelitian ini dipilih dengan sengaja yaitu di Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Kecamatan Dau dipilih melalui rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang karena
Kecamatan Dau merupakan daerah yang memiliki rutinitas kegiatan Penyuluhan Pertanian.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 petani yang aktif yaitu pada masingmasing kelompok tani dan 4 responden penyuluh. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini metode deskriptif kualitatif. Intepretasi data dekriptif kualitatif didukung dengan
uraian verbal, grafis, sajian data dan tabel. Metode ini akan memberikan suatu penjelasan atau
gambaran mengenai berbagai macam hal yang berhubungan dengan kajian data-data pada
penelitian.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dalam menerapkan metode penyuluhan, langkah awal
yang dilakukan PPL adalah melaksanakan demplot, tempat pelaksanaan demplot disesuaikan
dengan komoditas yang akan dibudidayakan. Hasil dari demplot disosialisasikan pada pertemuan
rutin kelompok tani dan GAPOKTAN yang kemudian ditindak lanjuti dengan pelaksanaan
demonstrasi, baik berupa demonstrasi hasil maupun demonstrasi cara. Dalam menaggulangi
permasalahan yang dihadapi petani, PPL melakukan kunjungan perorangan yang bila diperlukan
dapat ditindaklanjuti dengan studi lapang atau praktek lapang
Kendala-kendala yang dihadapi petugas penyuluh lapang antara lain; kendala teknis yang
meliputi kondisi musim dan cuaca yang sulit diprediksi akibat pemanasan global dan
keterbatasan sistim irigasi, kendala sosial meliputi tuntutan kontinyuitas bantuan modal, saprodi
dan informasi yang difasilitatori PPL, kendala ekonomis meliputi rendahnya harga pada saat
musim panen dan kendala sarana penyuluhan meliputi belum dimilikinya sarana kantor
penyuluhan, aula pertemuan, perpustakaan dan keterbatasn lahan demplot.
Dalam kegiatan penyuluhan pertanian, sebanyak 65 % responden menyatakan dukungannya pada
semua kegiatan yang ada dalam program penyuluhan. Hal ini terlihat dari keaktifan responden
dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh penyuluh. Dalam satu bulan petani

mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan sebanyak 2-3 kali. Bentuk kegiatan bersifat
kondisional sesuai dengan kebutuhan petani. Petani menyatakan adanya cukup variasi kegiatan

dan materi yang diberikankan oleh petugas penyuluh di Kecamatan Dau Kabupaten Malang
sebanyak 65% responden menyatakan bahwa program-program yang dilakukan dalam
penyuluhan telah sesuai dengan kebutuhan usahatani di Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Penyuluh juga berperan dalam mengambil keputusan di kelompok tani dengan cara musyawarah
mufakat. Sebanyak 47,5% responden menyatakan adanya kelengkapan yang cukup pada sarana
dan prasarana yang dimiliki kelompok tani walaupun masih memerlukan pembenahan. Ini
dikarenakan kurangnya modal dari kelompok maupun belum adanya bantuan dari Dinas
Pertanian setempat.

Farm illmuination is a non-formal education for farmer and his family consisted of transferring
knowledge and skill from field illumination to the farmer and the family through learning and
teaching process. Farm expert should be competent, able to communicate effectively with
farmer. The person who gave illumination hoped to be able to progress their desire to study and
oriented to problem faced by farmers according their skill.
Another problem rose in the research was how the farm method applied by field person at Dau
sub-district and what their inhibition in field also described the farmer attitude to the farm
illumination.

The location was chosen purposively, that was at Dau Sub-district Malang Residence. Dau subdistrict was chosen by recommendation from Farm Department of Malang Residence since Dau
is a region which has farm illumination activity. Samples taken at this research were 40 active
farmers in each farmer group and four illumination respondent. Analysis data method used in
this research was qualitative descriptie method. Descriptiive qualitative Data interpretation
supported by verbal, graphic, data and table presentation. This method would give explanation or
direction about many things related to research data.
From data analysis, there found that in applying illumination method, first step which was done
by PPL was doing demplot. Demplot result socialized in routine meeting of farm and
GAPOKTAN groups which continued by demonstration, whether result or effort. In eradicating
problems faced by farmer, PPL was done personal visit which followed by field study.
Inhibitions faced by the Field officer were technical inhibition consisted of wheather and climate
condition which was hard to predict because of global warming and lack of irrigation system,
social inhibition cinsisted of continuity in capital and information facilitated by PPL, economic
inhibition consisted of the low price in harvest and illumination inhibition was no central office,
meeting office, library, and limited Demplot field.
In farm illumination, 65% of respondents stated their support to every activities in the
illumination. It could be seen from respondent activeness in following activities which was held
by the illumination officer. In a month, the farmer followed 2-3 times illumination. The activity
was conditional as the farmer needs. The farmer also stated that there was enough variation and
material given by the illumination officer at Dau sub-district Malang residence. 65% respondents

stated that the programs has fit the farm needs at Dau sub-district Malang residence. The
illumination officer also has great influence in decision taking in farm group by discussion.
47.5% respondents stated that there were enough facility in facilities owed by farmer group
though there still needed repairment. It caused by lack of capital from group and local farm
department.