Cabang – Cabang Desain Komunikasi Visual

Sehingga ketika kata komunikasi dan kata visual digabungkan dapat diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita yang dapat dilihat dengan indera pengelihatan antara dua orang atau lebih. Komunikasi visual diperinci lebih dalam oleh Kusrianto sebagai komunikasi menggunakan bahasa visual, di mana unsur dasar bahasa visual yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan Kusrianto, 2007: 10. Jika didasarkan pada pengertian dari desain dan komunikasi visual maka desain komunikas visual adalah perancangan unsur – unsur yang dapat dilihat indera penglihatan sebagai media untuk mengirimkan pesan terhadap penerima pesan. Menurut Kusrianto desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep – konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen – elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta lay out tata letak atau perwajahan. Dengan demikian, gagasan bisa diterima orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan Kusrianto, 2007: 2.

2. Cabang – Cabang Desain Komunikasi Visual

Berdasarkan jenisnya, desain komunikasi visual dapat dibagi menjadi tiga cabang, yaitu desain grafis, desain iklan dan desain multimedia interaktif. Masing – masing cabang memiliki pengaplikasiannya masing – masing Widyatmoko, 2009: 26. Desain grafis dalam desain komunikasi visual dipelajari dalam konteks tata letak dan komposisi, bukan seni grafis murni Widyatmoko, 2009: 26. Desain grafis dibagi menjadi tiga belas poin, yaitu: a. Stationary kit atau sales kit. Contohnya desain kartu nama, kop surat, amplop, map, dan ballpoint. b. Profil perusahaan, annual report, corporate identity yang terdiri atas logo dan trademark berikut ranah aplikasi penerapannya. c. Desain grafis lingkungan berupa papan penunjuk arah, papan nama, dan infografis. d. Desain grafis industri sebagai sistem informasi pada jasa dan produk industri. e. Desain label, etiket, dan kemasan produk. f. Desain beragam produk percetakan. g. Perencanaan dan perancangan pameran produk dan jasa industri. h. Grafis arsitektur berupa produk sign system. i. Desain perwajahan buku, koran, tabloid, majalah, dan jurnal. j. Desain sampul kaset dan CD. k. Desain kalender, desain grafis pada kaos oblong, desain kartu pos, perangko, dan mata uang. l. Desain stiker, pin, cocard, id card, desain kartu undangan, desain etiket dan karcis, desain sertifikat dan ijasah. m. Desain huruf dan tipografi n. Ilustrasi dan komik. Desain iklan dipelajari dalam konteks desain, bukan komunikasi marketing dan penciptaan merek Widyatmoko, 2009: 27. Desain iklan meliputi kampanye iklan komersial dan perancangan iklan layanan masyarakat. Aplikasi kedua jenis iklan tersebut menggunakan beberapa jenis media. Media tersebut diantaranya media lini bawah, media lini atas, dan new media. Media lini atas yaitu jenis – jenis iklan yang disosialisasaikan melalui media masa komunikasi audio visual. Sedangkan media lini bawah, yaitu kegiatan periklanan yang disosialisasikan tidak menggunakan media masa cetak maupun elektronik, berkisar pada print ad, dan merchandising. New media meliputi ambient media, guerillas advertising, theatrical advertising, adman dan semacamnya. Desain multimedia interaktif dipelajari dalam konteks tampilan dan pelengkap desain, bukan interaksi manusia dengan komputer Widyatmoko, 2009: 27. Desain multimedia interaktif meliputi animasi 3D, motion graphic, fotografi, sinetron, audio visual, program acara televisi, bumper out, dan bumper in acara televisi, film dokumenter, film layar lebar, video klip, desain web, dan CD interaktif.

3. Estetika Formal