31
pembunuhan massal dianggap tindakan menyimpang dan ikut pemilihan presiden dianggap tidak menyimpang.
2. Persepsi Sosial
Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan
sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu Walgito, 2003:45. Proses terjadinya persepsi diawali dengan
penerimaan stimulus oleh indera yang kemudian diteruskan ke dalam otak untuk diberi arti sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar
dan diraba. Davidoff dalam Walgito,2003:46, Sebagai aktivitas yang
intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-
aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam mempersepsi stimulus. Jadi sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena
pengalaman yang tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, maka kemungkinan hasil persepsi individu satu dengan
individu lain tidak sama. Objek persepsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang berwujud
benda-benda disebut sebagai persepsi benda things perception atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berwujud
manusia atau orang disebut persepsi sosial atau social perception Heider dalam Walgito, 2003:47.
32
Persepsi sosial merupakan suatu proses individu untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi individu lain yang dipersepsi,
tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri individu yang dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai
individu yang dipersepsi Taguiri dalam Lindzey dan Aronson dalam Walgito, 2003:48.
Taguiri dan Petrullo dalam Walgito, 2003:48, beberapa hal yang dapat ikut berperan dan dapat berpengaruh dalam mempersepsi manusia,
yaitu 1 keadaan stimulus, dalam hal ini berwujud manusia yang akan dipersepsi, 2 situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus,
3 keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus person-nya sama, tetapi kalau situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person
berbeda, akan berbeda hasil persepsinya. Pikiran, perasaan, kerangka acuan, pengalaman-pengalaman, atau dengan
kata lain keadaan pribadi orang yang mempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi orang lain. Hal tersebut disebabkan karena persepsi
merupakan aktivitas yang integrated. Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman merupakan seseorang yang menyenangkan bagi yang
mempersepsi, akan lain hasil persepsinya bila orang yang dipersepsi itu memberikan pengalaman yang sebaliknya. Demikian pula dengan aspek-aspek
lain yang terdapat dalam diri orang yang mempersepsi. Demikian pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juaga
akan ikut berperan dalam hal mempersepsi seseorang. Bila situasi sosial yang
33
melatarbelakangi berbeda, hal tersebut akan dapat membawa perbedaan hasil persepsi seseorang. Orang yang biasa bersikap keras, tetapi karena situasi
sosialnya tidak memungkinkan untuk menunjukkan kekerasaannya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagai stimulus
person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya. Karena itu situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person mempunyai
peran yang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.
3. KERANGKA BERFIKIR