Berdasarkan alur proses analisis data kualitatif diatas, peneliti merumuskan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam menganalisis
data dari penelitian ini sebagai berikut: 1.
Mencatat hal-hal yang terekam dari penelitian baik yang berupa tuturan, konteks, maupun perilaku para penutur kemudian memadu
padankan sehingga dapat mendeskripsikan peristiwa tutur yang terjadi saat tuturan berlangsung
2. Mengumpulkan semua catatan dari data yang terekam kemudian data-
data tersebut dipilih yang relevan dengan tujuan penelitian yaitu fonologi dan semantik pada tuturan. Kemudian data tersebut dianalisis
3. Setelah semuanya teridentifikasi peneliti menarik simpulan secara
umum berdasarkan data-data yang telah teranalisis.
3.6 Masyarakat Wonogiri
Wonogiri adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu kecamatan di Wonogiri adalah kecamatan Baturetno yang berbatasan
disebelah Barat dengan Waduk Gajahmungkur. Kecamatan Baturetno terdiri dari 13 desa, salah satunya adalah Desa Saradan yang terdiri dari 6
dusun. Desa Saradan adalah sebuah desa yang sejuk, nyaman, asri dan jauh dari keramaian kota. Dan saat ini kepala desa dijabat oleh bapak Soepardjo.
Mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan pedagang sehingga lingkungan terlihat sepi, karena mereka harus berangkat
pagi-pagi dan pulang di sore hari menjelang malam.
Setiap dusun di Desa Saradan ini, memiliki perkumpulan pengajian di masjid karena mayoritas penduduknya beragama Islam, meskipun
demikian masyarakat tidak aktif dalam pengajian ini karena mereka memiliki kesibukan tersendiri. Selain itu, mereka juga hanya memperoleh
ilmu agama dari sekolah dan mengikuti pengajian di daerah setempat atau bahkan hanya mendengarkan dari pengeras suara masjid atau mushola.
Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Jawa dan terkadang mereka
juga mengucapkan
lafal Arab
seperti alhamdulillah,
astagfirullahaladzim, innalillahi wa inna ilaihi rojiun dan lain-lain, akan tetapi lafal itu tidak dapat diucapkan dengan baik misalnya kata
alhamdulillah menjadi alkamdulillah, pada lafal tersebut terjadi perubahan huruf yaitu huruf ha berubah menjadi huruf kaf . Pengucapan yang
tidak sesuai itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan agama, rendahnya pendidikan dan lingkungan.
Menurut Weinrich dalam Andaf 2012:5 ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi,
antara lain 1 kedwibahasaan peserta tutur. 2 tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima. 3 tidak cukupnya kosakata bahasa penerima. 4
menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan. 5 kebutuhan akan sinonim. 6 prestise bahasa sumber dan gaya bahasa. 7 terbawanya
kebiasaan dalam bahasa ibu.
Dari paparan diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti pelafalan bahasa Arab masyarakat Desa Saradan tersebut.
56
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan tentang analisis kesulitan pelafalan huruf hijaiyyah yang tidak terdapat di huruf Indonesia pada masyarakat Desa Saradan Kecamatan
Baturetno Kabupaten Wonogiri.
4.1 Pelafalan Huruf Hijaiyyah Masyarakat Desa Saradan