ATURAN TENTANG PENGULANGAN KEJAHATAN

ww w. le ga lita s. or g ww w. le ga lita s. or g 109 dituntut atau akan menetap di luar Indonesia. KUHP 61 dst., 484 dst., 488. Pasal 484. s.d.u. dg. UU No. 18Prp1960. Barangsiapa mencetak tulisan atau gambar yang karena sifatnya dapat dikenakan pidana, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana kurungan paling lama satu tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, bila: 1 o . orang yang menyuruh mencetak tulisan atau gambar itu tidak diketahui, dan setelah ditentukan penuntutan, pada teguran pertama tidak diberitahukan olehnya; 2 o . pencetak mengetahui atau seharusnya menduga bahwa orang yang menyuruh mencetak pada saat tulisan atau gambar itu diterbitkan, tidak dapat dituntut atau menetap di luar Indonesia. KUHPerd. 62, 483, 485, 488. Pasal 485. Bila sifat tulisan itu atau gambar itu merupakan kejahatan yang hanya dapat dituntut atas pengaduan, maka penerbit atau pencetak dalam kedua pasal tersebut di atas hanya dituntut atas pengaduan orang yang terkena kejahatan itu. KUHP 72, 483 dst.

BAB XXXI. ATURAN TENTANG PENGULANGAN KEJAHATAN

YANG BERSANGKUTAN DENGAN BERBAGAI BAB. Pasal 486. s.d.u. dg. S. 1926-359, 429; S. 1934-172, 173. Pidana penjara yang ditentukan dalam pasal 127, 204 ayat 1, 244-248, 253-260 bis., 263, 264, 266-268, 274, 362, 363, 365 ayat 1, 2 dan 3, 368 ayat 1 dan 2 sepanjang di situ ditunjuk kepada ayat 2 dan 3 pasal 365, pasal 369, 372, 374, 375, 378, 380, 381-383, 385-388, 397, 399, 400, 402, 415, 417, 425, 432 ayat 2, 452, 466, 480 dan 481, demikian juga pidana penjara selama waktu tertentu yang diancam menurut pasal 204 ayat 2, 365 ayat 4 dan 368 ayat 2, sejauh di situ ditunjuk kepada ayat 4 pasal 365, dapat ditambah dengan sepertiga, bila yang bersalah ketika melakukan kejahatan belum lewat lima tahun sejak ia menjalani seluruhnya atau sebagian dari pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya, baik karena salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam pasal-pasal itu, maupun karena salah satu kejahatan yang dimaksud dalam salah satu dari pasal 140-143, 145 dan 149 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Tentara, atau sejak ia dibebaskan sama sekali dari pidana itu atau bila pada waktu melakukan kejahatan itu kewenangan menjalankan pidana tersebut belum daluwarsa. KUHP 123, 4, 78 dst. Pasal 487. s.d.u. dg. S. 1931-240, S. 1934-172, 337; UU No. 11946. Pidana penjara yang ditentukan dalam pasal 131, 140 ayat 1, 141, 170, 213, 214, 338, 341, 342, 344, 347, 348, 351, 353-355, 438-443, 459, ww w. le ga lita s. or g ww w. le ga lita s. or g 110 dan 460, demikian juga pidana penjara selama waktu tertentu yang diancam menurut pasal 104, 130 ayat 2 dan 3, pasal 140 ayat 2 dan 3, 339, 340 dan 444, dapat ditambah sepertiga, bila yang bersalah ketika melakukan kejahatan belum lewat lima tahun sejak ia menjalani seluruhnya atau sebagian pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya, baik karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal-pasal itu maupun karena salah satu kejahatan yang dimaksudkan dalam pasal 106 ayat 2 dan 3, 107 ayat 2 dan 3, 108 ayat 2, 109 sejauh kejahatan yang dilakukan itu atau perbuatan yang menyertainya menyebabkan luka-luka atau kematian, pasal 131 ayat 2 dan 3, 137, dan 138 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Tentara, atau sejak dia dibebaskan sama sekali dari pidana tersebut, atau bila pada waktu melakukan kejahatan, kewenangan menjalankan pidana tersebut belum daluwarsa. KUHP 12 3,4 , 78 dst. Pasal 488. Pidana yang ditentukan dalam pasal 134-138, 142--144, 207, 208, 310- 321, 483 dan 484, dapat ditambah sepertiga, bila yang bersalah ketika melakukan kejahatan belum lewat lima tahun sejak ia menjalani seluruhnya atau sebagian pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal-pasal itu, atau sejak ia dibebaskan sama sekali dari pidana itu atau bila pada waktu melakukan kejahatan, kewenangan menjalankan pidana tersebut belum daluwarsa. KUHP 12, 18, 78 dst. ww w. le ga lita s. or g ww w. le ga lita s. or g 111 B U K U K E T I G A : PELANGGARAN.

BAB I. PELANGGARAN TERHADAP KEAMANAN UMUM