Studi Morfologi Spora Famili Salviviaceae Sebagai Bahan Media Pembelajaran Biologi

(1)

STUDI MORFOLOGI SPORA FAMILI SALVINIACEAE

SEBAGAI BAHAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

WAHYU LUGAS WYDY PRASETYO 201010070311030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

ii

STUDI MORFOLOGI SPORA FAMILI SALVINIACEAE

SEBAGAI BAHAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh :

WAHYU LUGAS WYDY PRASETYO 201010070311030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN Nama : Wahyu Lugas Wydy Prasetyo NIM : 201010070311030

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Studi Morfologi Spora Famili Salviniaceae Sebagai Bahan Media Pembelajaran Biologi

Diajukan untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : Wahyu Lugas Wydy Prasetyo

Tempat, Tgl. Lahir : Masohi, 30 Maret 1990

NIM : 201010070311030

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Studi Morfologi Spora Famili Salviniaceae Sebagai Bahan Media Pembelajaran Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Malang, 14 Agustus 2014 Yang menyatakan

(Wahyu Lugas Wydy Prasetyo)

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima untuk memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 14 Agustus 2014 Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Dra. Sri Wahyuni, M.Kes 1. ..………

2. Dr. Lud Waluyo, M.Kes 2. ………..

3. Drs. Atok Miftachul H, M.Pd 3. ………..


(6)

vi

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengkaruniakan segala kenikmatan dan kemudahan kepada hamba-hambaNya yang mau berusaha. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Morfologi Spora Famili Salviniaceae Sebagai Bahan Media Pembelajaran Biologi” dengan baik

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak akan mendapatkan suatu hasil yang baik tanpa adnya bimbingan, bantuan, dorongan, saran serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan terutama kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu, Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Sri Wahyuni, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi, dan pengarahan hingga terselesainya skripsi ini dan Bapak Dr. Lud Waluyo, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, dukungan serta nilai-nilai obyektif yang mandiri terhadap penyusunan skripsi ini.

4. Kedua Orang tuaku, Bapak Sumidi dan Ibu Wigati dan Adikku Dyah Widyastuti yang senantiasa memberikan kasih sayangnya dengan tulus, memberikan dorongan religious, dorongan psikologis, dan dorongan materiil lainnya guna keberhasilan masa depan penulis.

5. Ibu Dra. Roimil Latifah, M.M, M.Si, selaku kepala Laboratorium Biologi yang telah memberikan izin penelitian serta dukungan moril.

6. Bapak Husamah, S.Pd., M,Pd, Mbak Kristina Wijayanti, S.Pd, dan Alib Suryaningsih yang senantiasa memberikan pengalaman kerja dan motivasi di kantor Jurusan Pendidikan Biologi.


(7)

vii

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.

8. Sahabat-sahabat terbaikku Rian, Aris, Risky, Ade, Dimas, Ragil, Qorry, Hasan, Hanum, Yusron, Fauzi, Mbak Tining, Mas Bayu, terima kasih untuk dukungan, semangat, dan doanya selama ini, serta Intan Wulandhari yang senantiasa menemani, mendampingi, dan selalu membantu penulis. 9. Seluruh teman-teman Biologi angakatan 2010, khususnya Biologi A

terima kasih untuk semangat dan persahabatannya selama ini serta asisten dan instruktur Laboratorium Biologi terima kasih untuk bantuan dan dukungannya.

Semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran konstruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amien.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 07 Agustus 2014 Penulis,


(8)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian ... 6

F. Definisi Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tumbuhan Paku ... 8


(9)

ix

1. Genus Azolla ... 10

2. Genus Salvinia ... 13

C. Tinjauan Tentang Spora Pada Tumbuhan Paku ... 15

D. Tinjauan Tentang Mikroteknik ... 22

1. Teknik Whole Mount ... 24

2. Scanning Electron Microscope (SEM) ... 25

E. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 26

F. Tinjauan Tentang Media Prezi ... 28

G. Tinjauan Tentang Mind Mapping ... 30

H. Kerangka Konseptual ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 32

B. Waktu Penelitian dan Tempat ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 33

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Definisi Operasional Variabel ... 33

F. Prosedur Penelitian ... 33

1. Tahap Persiapan... 33

2. Tahap Pelaksanaan ... 35

3. Tahap Pengamatan... 39


(10)

x

G. Metode Pengumpulan Data ... 41

H. Teknik Analisis Data... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

1. Spora pada Azolla microphylla Kaulf... 45

2. Spora pada Salvinia natans L ... 47

B. Pembahasan... 50

1. Perbandingan Morfologi Permukaan spora pada Famili Salviniaceae ... 50

2. Penerapan Hasil Pengamatan Spora Famili Salviniaceae Sebagai Bahan Media Pembelajaran Biologi ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data tipe/jenis spora pada tumbuhan paku Famili Salviniaceae berdasarkan pandangan aperture ... 41 Tabel 3.2 Data tipe spora pada tumbuhan paku Famili Salviniaceae

berdasarkan Ukuran spora ... 41 Tabel 3.3 Data bentuk spora pada tumbuhan paku Famili Salviniaceae

berdasarkan Panjang Polar & ekuatorial (P/E) ... 42 Tabel 3.4 Data ornamentasi spora pada tumbuhan paku Famili Salviniaceae

berdasarkan ukuran, bentuk dan susunan unsur ornamentasi ... 42 Tabel 3.5 Data kejelasan preparat dan kekontrasan warna morfologi spora

tumbuhan paku genus Azolla ... 42 Tabel 3.6 Data kejelasan preparat dan kekontrasan warna morfologi spora

tumbuhan paku genus Salvinia ... 42 Tabel 4.1 Hasil data tipe/jenis spora pada tumbuhan paku Famili

Salviniaceae berdasarkan pandangan aperture ... 49 Tabel 4.2 Hasil data tipe spora pada tumbuhan paku Famili Salviniaceae

berdasarkan Ukuran spora ... 49 Tabel 4.3 Data bentuk spora pada tumbuhan paku Famili Salviniaceae

berdasarkan Panjang Polar & ekuatorial (P/E) ... 49 Tabel 4.4 Data ornamentasi spora pada tumbuhan paku Famili Salviniaceae


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Azolla microphyla Kaulf ... 12

Gambar 2.2 Salvinia natans L. ... 14

Gambar 2.3 Jenis dan ukuran Spora Famili Salviniaceae ... 17

Gambar 2.4 Contoh apertura spora ... 18

Gambar 2.5 Bentuk Apertura ... 19

Gambar 2.6 Bentuk spora ... 20

Gambar 2.7 Tipe spora ... 22

Gambar 4.1 Hasil preparat wholemount spora Azolla microphylla Kaulf ... 45

Gambar 4.2 Hasil preparat SEM spora Azolla microphylla Kaulf ... 46

Gambar 4.3 Hasil preparat wholemount spora Salvinia natans L ... 47

Gambar 4.4 Hasil preparat SEM spora Salvinia natans L ... 48

Gambar 4.5 Diagram kejelasan preparat dan pewarnaan genus Azolla (Azolla microphylla Kaulf) ... 57

Gambar 4.6 Diagram kejelasan preparat dan pewarnaan genus Salvinia (Salvinia natans L) ... 58


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Proses Penelitian ... 67

Lampiran 2 Foto Perangkat SEM (Scanning Electron Microscope) ... 69

Lampiran 3 Tabel Hasil Penelitian ... 70

Lampiran 4 Angket dan Data Angket ... 71

Lampiran 5 Biro Skripsi dan Surat Penelitian ... 82

Lampiran 6 Identifikasi Program ... 87

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 89

Lampiran 8 Sinopsis Media Pembelajaran Mind Mapping (Prezi) ... 99


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map untuk Anak Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Christensen, P. B. 1986. Pollen Morphological Studies in the Malvaceae. Grana. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.

Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. El Naggar, S. M. 2004. Pollen Morphology of Egyptian Malvaceae: An

Assessment of Taxonomic Value. Journal of Biology. No. 28 2004

Erdman. 1954. Pollen Morphology and Plant Taxonomy. An Introduction To Pollen Analysis, New York: The Cronica Botanica Company.

Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan (Edisi Ketiga). Penerjemah Soediarto dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fischer, S. 2009. Prezi of Prototipe ZUI editor. Budapest. San Fransisco.

Gunarso, Wisnu. 1989. Mikroteknik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor.

Harris, W.F. 1955. A manual of the spores of New Zealand pteridophyta. New Zealand. Department of Scientific and Industrial Research.

Hanum, U. 2014. Studi Morfologi Permukaan Pollen Genus Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Holttum, R.E. 1959. Flora Malesiana Seri II-Pteridophyta Ferns and Ferns ALLIES. Netherland.


(15)

xv

Jamal Ma’mur Asmani. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan

Profesional. Jogjakarta: Power Books (Indina)

Kurniawati, F. 2013. Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea Pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Lab. Energi ITS, 2014. Scanning Electron Microscope (SEM). Laboratorium Energi ITS:Surabaya

Lembaga Biologi Nasional-LIPI, 1980. Jenis Paku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Loveles. 1989. Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) di Sekitar Air Terjun Tirta Rimba Hutan Wana Osena Desa Sumber Sari Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. Dalam Asbar 2004 Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Haluoleo. Kendari.

Moertolo, A. 2001. Petunjuk Praktikum Pteridophyta. Malang: Universitas negeri Malang.

Moore, P. D dan Webb, J. A. 1978, An Illustrated Guide to Pollen Analysis.

Journal of Biology. Halsted Press: New York.

Moebadi, 2011. Histologi Manusia dan Hewan, Struktur dan fungsi alat-alat tubuh. Universitas Negeri Malang.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Nair, P.K.K. 1991. Pollen morphologi, plant taxonomy and evolution. Dalam Rheedea Vol.1 (1&2): 78-83.

Prijosudjono, W. 2001. Pembuatan Media Pembelajaran Mikroskopis dan Makroskopis. Universitas Negeri Malang.

Pudjoarinto, A. 2001. Taksonomi tumbuhan tinggi. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Rifai, M.A. 1976. Sendi-sendi botani sistematika. Bogor. Lembaga Biologi Nasional LIPI.


(16)

xvi

Sadiman, 2009. Teknik Belajar dan Sumber Belajar Siswa. Universitas Negeri Yogyakarta Pres. Yogyakarta

Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Saridan, Amiril. 2010. Jenis dan Preferensi Pollen Sebagai Pakan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. No.3 Vol. VII 2010 Hal. 241-256.

Simpson, M. G. 2006. Plant Systematics. UK: Elsevier Academic Press.

Steennis, Van C.G.G.J. 1988. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan Moeso Surjowinoto. Edisi 7. Pradnya Paramita. Jakarta.

Sudrajat, Akhmad. 2013. Mind Mapping – Peta Pikiran. Universitas Kuningan. Jawa Tengah

Suhono, B. 2012. Ensiklopedia Tumbuhan Paku. PT Lentera Abadi. Jakarta. Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obat-obatan. Namun secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan. Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub utara dan selatan, mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran rendah hingga dataran tinggi, lingkungan yang lembab, basah, rindang, kebun tanaman, pinggir jalan paku dapat dijumpai (Loveless 1989).

Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri atas spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Sporangium tumbuhan paku umumnya berada di bagian bawah daun serta membentuk gugusan berwarna hitam atau coklat. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam klasifikasi


(18)

2

tumbuhan paku. Menurut Tjitrosoepomo (1994) divisi Pteridophyta dapat dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu Psilophytinae, Lycopodiinae, Equisetinae dan Filiciane; dan menurut Steennis (1988), tumbuhan paku-pakuan dapat dibagi ke dalam 11 famili yaitu Salviniceae, Marsileaceae, Equicetaceae, Selagillaceae, Lycopodiaceae, Ophiglossaceae, Schizaeaceae, Gleicheniaceae, Cyatheaceae, Ceratopteridaceae, dan Polypodiaceae.

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora heterospora. Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya Lycopodium sp (paku kawat). Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginella sp (paku rane), Marsilea sp (semanggi) (Harris, 1955).

Famili yang akan diamati pada penelitian ini yaitu famili Salviniaceae yang terdiri atas 2 genus, yaitu Azolla dan Salvinia. Kedua genus ini memiliki penyebaran alami di daerah tropis dunia, seperti Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika. Keduanya merupakan genus dari paku yang memiliki habitat di perairan. Spesies di genus ini memiliki ukuran kecil dan hidup di atas air sehingga famili ini merupakan paku air yang sangat sulit untuk diamati morfologinya dan bentuk sporanya (Suhono, 2012).

Kegiatan sistematik tumbuhan hampir semuanya melibatkan sifat dan ciri tumbuhan beserta variasinya. Segala kesimpulan yang diambil orang dalam penelitian sistematik tumbuhan hampir seluruhnya didasarkan pada evaluasi serta


(19)

3

korelasi sifat-sifat beserta cirinya. Sifat-sifat yang dipakai sebagai bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan, dan menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan dari semua fase selama proses pertumbuhan. Sifat yang dimaksud adalah sifat-sifat baik (mantap) yang terdapat pada tumbuhan seperti tidak mudah terpengaruh oleh faktor lingkungan, variasinya konsisten dan berkorelasi dengan sifat-sifat lainnya, serta tidak mudah termodifikasi oleh perubahan segregasi atau rekombinasi faktor genetika sederhana (Rifai, 1976).

Bukti taksonomi biologi yang sering digunakan dalam pembuktian taksonomi adalah bukti struktural yang meliputi morfologi, anatomi, sitologi, palinologi, embriologi, dan genetika. Namun begitu dukungan dari bukti fungsional, perkembangan, lingkungan, dan tipe geografi yang merupakan dasar dari aktivitas sistemik tumbuhan dirasa juga perlu. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari (pollen) dan spora antara lain jumlah, letak alur, dan lubang di permukaannya, begitu pula bentuk ukiran eksin dan bentuk umum maupun ukurannya sekarang dapat menjadi sumber bukti taksonomi yang penting (Pujoarinto, 2001).

Palinologi merupakan ilmu yang tidak hanya mempelajari tentang polen saja namun juga spora tumbuhan. Ruang lingkup pembelajaran palinologi lebih menekankan pada karakter morfologi yang berkaitan dengan dinding atau lapisan terluar dari polen dan spora yang resisten. Karakter morfologi polen dan spora yang terdiri atas tingkat exine, ornamentation exine, ukuran, dan bentuk


(20)

4

mempunyai nilai penting bagi taksonomi dan evolusi tumbuhan (Erdtman dalam Nair, 1991).

Ilmu taksonomi biologi pada hakikatnya merupakan acuan dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran, baik itu media atau bahan ajar. Guru dan siswa dapat bertukar pikiran dalam pengembangan ide dan pengertian. Pada proses komunikasi sering muncul masalah sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh kecenderungan verbalisme, ketidakpastian siswa dan kurangnya minat belajar. Salah satu upaya dalam mengatasi keadaan demikian yaitu menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, dan sebagai penyaji stimulus informasi, sikap juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi (Sadiman, 2009).

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah merupakan perantara. Media juga merupakan alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi serta menciptakan sistem ingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal (Hanum, 2014).

Media Belajar dalam Ilmu Biologi khususnya dalam materi Taksonomi sangat minim, maka dari itu media yang mudah untuk digunakan adalah media yang berbasis Multimedia yaitu Prezi. Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet (SaaS). Selain untuk presentasi, Prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas


(21)

5

virtual. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan en:Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna Prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi. Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama Adam Somlai-Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur (Fischer, S. 2009).

Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam bentuk linier maupun non-linier, yaitu presentasi terstruktur sebagai contoh dari presentasi linier, atau presentasi berbentuk peta-pikiran (mind-map) (Binham, 2013). Kesimpulan dari pernyataan diatas adalah Prezi diharapkan dapat memudahkan siswa dan guru dalam mempelajari taksonomi tumbuhan dan juga mengaplikasikan berbagai materi yang lain (Fischer, S. 2009).

Pada penelitian ini diharapkan kita dapat mengetahui dan menganalisis perbedaan bentuk spora pada tumbuhan paku (famili Salviniaceae) sebagai bahan media belajar diantaranya Salvinia natans dan Azolla microphylla yang merupakan spesies tumbuhan paku berukuran kecil. Maka dari itu peneliti

mengambil judul “Study Morfologi Spora Famili Salviniaceae Sebagai Bahan

Media Pembelajaran Biologi”. B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan bentuk morfologi spora famili Salviniaceae? 2. Bagaimana pemanfaatan morfologi spora famili Salviniaceae menjadi


(22)

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbandingan bentuk morfologi spora famili Salviniaceae.

2. Untuk Mengetahui pemanfaatan morfologi spora pada famili Salviniaceae sebagai bahan media pembelajaran biologi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis

a. Mengetahui perbandingan (meliputi persamaan dan perbedaan) bentuk morfologi spora pada famili Salviniaceae.

b. Pada aspek pendidikan guru dapat memanfaatkan preparat dan media untuk mengamati morfologi spora pada famili Salviniaceae sebagai bahan media pembelajaran biologi.

2. Manfaat teoritis

a. Bagi penulis dapat menambahkan pengetahuan tentang berbagai bentuk morfologi spora famili Salviniaceae sekaligus memperluas terapan keilmuan peneliti pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi. b. Bagi masyarakat dapat mempermudah masyarakat mengetahui jenis

paku air terutama bagi petani di sawah.

c. Bagi pendidikan yaitu sebagai tambahan bahan ajar Biologi berupa media berbasis mind mapping untuk menunjang materi Botani Tumbuhan Tinggi khususnya famili salviniaceae dan juga dapat digunakan pada jenjang SMA kelas X tentang tumbuhan paku.


(23)

7

E. Batasan Penelitian

1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu famili Salviniaceae di area persawahan Desa Tegalgondo Kab. Malang.

2. Spesies dari famili Salviniaceae yang sering ditemukan yaitu Salvinia natans (genus Salvinia) dan Azolla microphylla (genus Azolla).

3. Materi biologi yang digunakan sebagai penerapan dari penelitian ini yaitu materi Botani Tumbuhan Tinggi khususnya famili Salviniaceae

F. Definisi Istilah

1. Paku air merupakan nama sekelompok paku-pakuan berukuran kecil yang termasuk dalam ordo Salviniales yang kesemuanya hidup berasosiasi dengan air, baik mengapung atau tumbuh di tempat tergenang.

2. Paku air merupakan famili Salviniaceae (paku air mengapung). Contoh spesies yang termasuk didalamnya yaitu kiambang atau Salvinia natans dan Azolla microphylla.

3. Spora merupakan alat perkembangbiakan tanaman paku yang biasanya terletak di bagian akar, batang maupun pada daun tanaman paku.

4. Media pembelajaran merupakan alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, sehingga mempermudah peserta didik dan guru dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.


(1)

tumbuhan paku. Menurut Tjitrosoepomo (1994) divisi Pteridophyta dapat dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu Psilophytinae, Lycopodiinae, Equisetinae dan Filiciane; dan menurut Steennis (1988), tumbuhan paku-pakuan dapat dibagi ke dalam 11 famili yaitu Salviniceae, Marsileaceae, Equicetaceae, Selagillaceae, Lycopodiaceae, Ophiglossaceae, Schizaeaceae, Gleicheniaceae, Cyatheaceae, Ceratopteridaceae, dan Polypodiaceae.

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora heterospora. Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya Lycopodium sp (paku kawat). Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginella sp (paku rane), Marsilea sp (semanggi) (Harris, 1955).

Famili yang akan diamati pada penelitian ini yaitu famili Salviniaceae yang terdiri atas 2 genus, yaitu Azolla dan Salvinia. Kedua genus ini memiliki penyebaran alami di daerah tropis dunia, seperti Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika. Keduanya merupakan genus dari paku yang memiliki habitat di perairan. Spesies di genus ini memiliki ukuran kecil dan hidup di atas air sehingga famili ini merupakan paku air yang sangat sulit untuk diamati morfologinya dan bentuk sporanya (Suhono, 2012).

Kegiatan sistematik tumbuhan hampir semuanya melibatkan sifat dan ciri tumbuhan beserta variasinya. Segala kesimpulan yang diambil orang dalam penelitian sistematik tumbuhan hampir seluruhnya didasarkan pada evaluasi serta


(2)

korelasi sifat-sifat beserta cirinya. Sifat-sifat yang dipakai sebagai bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan, dan menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan dari semua fase selama proses pertumbuhan. Sifat yang dimaksud adalah sifat-sifat baik (mantap) yang terdapat pada tumbuhan seperti tidak mudah terpengaruh oleh faktor lingkungan, variasinya konsisten dan berkorelasi dengan sifat-sifat lainnya, serta tidak mudah termodifikasi oleh perubahan segregasi atau rekombinasi faktor genetika sederhana (Rifai, 1976).

Bukti taksonomi biologi yang sering digunakan dalam pembuktian taksonomi adalah bukti struktural yang meliputi morfologi, anatomi, sitologi, palinologi, embriologi, dan genetika. Namun begitu dukungan dari bukti fungsional, perkembangan, lingkungan, dan tipe geografi yang merupakan dasar dari aktivitas sistemik tumbuhan dirasa juga perlu. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari (pollen) dan spora antara lain jumlah, letak alur, dan lubang di permukaannya, begitu pula bentuk ukiran eksin dan bentuk umum maupun ukurannya sekarang dapat menjadi sumber bukti taksonomi yang penting (Pujoarinto, 2001).

Palinologi merupakan ilmu yang tidak hanya mempelajari tentang polen saja namun juga spora tumbuhan. Ruang lingkup pembelajaran palinologi lebih menekankan pada karakter morfologi yang berkaitan dengan dinding atau lapisan terluar dari polen dan spora yang resisten. Karakter morfologi polen dan spora yang terdiri atas tingkat exine, ornamentation exine, ukuran, dan bentuk


(3)

mempunyai nilai penting bagi taksonomi dan evolusi tumbuhan (Erdtman dalam Nair, 1991).

Ilmu taksonomi biologi pada hakikatnya merupakan acuan dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran, baik itu media atau bahan ajar. Guru dan siswa dapat bertukar pikiran dalam pengembangan ide dan pengertian. Pada proses komunikasi sering muncul masalah sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh kecenderungan verbalisme, ketidakpastian siswa dan kurangnya minat belajar. Salah satu upaya dalam mengatasi keadaan demikian yaitu menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, dan sebagai penyaji stimulus informasi, sikap juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi (Sadiman, 2009).

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah merupakan perantara. Media juga merupakan alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi serta menciptakan sistem ingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal (Hanum, 2014).

Media Belajar dalam Ilmu Biologi khususnya dalam materi Taksonomi sangat minim, maka dari itu media yang mudah untuk digunakan adalah media yang berbasis Multimedia yaitu Prezi. Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet (SaaS). Selain untuk presentasi, Prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas


(4)

virtual. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan en:Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna Prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi. Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama Adam Somlai-Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur (Fischer, S. 2009).

Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam bentuk linier maupun non-linier, yaitu presentasi terstruktur sebagai contoh dari presentasi linier, atau presentasi berbentuk peta-pikiran (mind-map) (Binham, 2013). Kesimpulan dari pernyataan diatas adalah Prezi diharapkan dapat memudahkan siswa dan guru dalam mempelajari taksonomi tumbuhan dan juga mengaplikasikan berbagai materi yang lain (Fischer, S. 2009).

Pada penelitian ini diharapkan kita dapat mengetahui dan menganalisis perbedaan bentuk spora pada tumbuhan paku (famili Salviniaceae) sebagai bahan media belajar diantaranya Salvinia natans dan Azolla microphylla yang merupakan spesies tumbuhan paku berukuran kecil. Maka dari itu peneliti mengambil judul “Study Morfologi Spora Famili Salviniaceae Sebagai Bahan

Media Pembelajaran Biologi”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan bentuk morfologi spora famili Salviniaceae? 2. Bagaimana pemanfaatan morfologi spora famili Salviniaceae menjadi


(5)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbandingan bentuk morfologi spora famili Salviniaceae.

2. Untuk Mengetahui pemanfaatan morfologi spora pada famili Salviniaceae sebagai bahan media pembelajaran biologi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis

a. Mengetahui perbandingan (meliputi persamaan dan perbedaan) bentuk morfologi spora pada famili Salviniaceae.

b. Pada aspek pendidikan guru dapat memanfaatkan preparat dan media untuk mengamati morfologi spora pada famili Salviniaceae sebagai bahan media pembelajaran biologi.

2. Manfaat teoritis

a. Bagi penulis dapat menambahkan pengetahuan tentang berbagai bentuk morfologi spora famili Salviniaceae sekaligus memperluas terapan keilmuan peneliti pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi. b. Bagi masyarakat dapat mempermudah masyarakat mengetahui jenis

paku air terutama bagi petani di sawah.

c. Bagi pendidikan yaitu sebagai tambahan bahan ajar Biologi berupa media berbasis mind mapping untuk menunjang materi Botani Tumbuhan Tinggi khususnya famili salviniaceae dan juga dapat digunakan pada jenjang SMA kelas X tentang tumbuhan paku.


(6)

E. Batasan Penelitian

1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu famili Salviniaceae di area persawahan Desa Tegalgondo Kab. Malang.

2. Spesies dari famili Salviniaceae yang sering ditemukan yaitu Salvinia natans (genus Salvinia) dan Azolla microphylla (genus Azolla).

3. Materi biologi yang digunakan sebagai penerapan dari penelitian ini yaitu materi Botani Tumbuhan Tinggi khususnya famili Salviniaceae

F. Definisi Istilah

1. Paku air merupakan nama sekelompok paku-pakuan berukuran kecil yang termasuk dalam ordo Salviniales yang kesemuanya hidup berasosiasi dengan air, baik mengapung atau tumbuh di tempat tergenang.

2. Paku air merupakan famili Salviniaceae (paku air mengapung). Contoh spesies yang termasuk didalamnya yaitu kiambang atau Salvinia natans dan Azolla microphylla.

3. Spora merupakan alat perkembangbiakan tanaman paku yang biasanya terletak di bagian akar, batang maupun pada daun tanaman paku.

4. Media pembelajaran merupakan alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, sehingga mempermudah peserta didik dan guru dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.