Astangga yoga diajarkan oleh Maha Rsi Patanjali dalam bukunya yang disebut dengan Yoga Sutra Patañjali. Adapun bagian-bagian dari ajaran astangga yoga yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Yama
Yama yaitu suatu bentuk larangan atau pengendalian diri yang harus dilakukan oleh seorang dari segi jasmani, misalnya, dilarang membunuh ahimsa, dilarang
berbohong satya, pantang mengingini sesuatu yang bukan miliknya asteya, pantang melakukan hubungan seksual brahmacari dan tidak menerima pemberian
dari orang lain aparigraha. “Yaccintayati yadyàti
ratin badhnàti yatra ca, tathà càpnotyayatnena prànino
na hinasti yah. Kunëng phalanya nihan, ikang wwang tan pamàtimàtin haneng ràt,
senangënangënya, sapinaranya, sakahyunya, yatika sulabha katëmu denya, tanulihnya kasakitan.
Terjemahan:
Pahalanya, orang yang tidak membunuh menyakiti selagi ada di dunia ini, maka segala sesuatu yang dicita-citakannya, segala yang ditujunya, segala sesuatu yang
dikehendaki atau diingini olehnya, dengan mudah tercapai olehnya tanpa sesuatu penderitaan, Sarasamuçcaya,142
“Ànrcamsyaý kûmà satyamahinsà dama àrjavam, pritih prasàdo màdhuryam màrdavaý
ca yamà daça”. Nyang brata ikang inaranan yama, pratyekanya nihan, sapuluh kwehnya,
ànresangsya, kûamà, satya, ahingsà, dama, àrjawa, priti, prasàda, màdhurya, màrdawa, nahan pratyekanya sapuluh, ànresangsya, si harimbawa, tan swàrtha
kewala; ksamà, si kelan ring panastis; satya, si tan mrsàwàda; ahingsà, manukhe sarwa bhàwa; dama, si upacama wruh mituturi manahnya; àrjawa, si dugà-
dugabener; priti, si gong karuna; prasàda, beningning manah; màduhurya, manisning wulat lawan wuwus; màrdawa, pösning manah.
Terjemahan:
Inilah brata yang disebut yama, perinciannya demikian; ànresangsya, ksamà, satya, 15
ahingsà, dama, àrjawa, priti, prasàda, màdhurya, màrdawa, sepuluh banyaknya; ànresangsya yaitu harimbawa, tidak mementingkan diri sendiri saja; ksamà, tahan
akan panas dan dingin; satya, yaitu tidak berkata bohong berdusta; ahingsà, berbuat selamat atau bahagianya sekalian mahluk; dama, sabar serta dapat
menasehati dirinya sendiri; àrjawa, adalah tulus hati berterus terang; priti, yaitu sangat welas asih; prasàda, adalah kejernihan hati; màdhurya, yaitu manisnya
pandangan muka manis dan manisnya perkataan perkataan yang lemah lembut; màrdawa, adalah kelembutan hati, Sarasamuçcaya, 259.
2. Nyama