Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN AUDIT FEES PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
OLEH
KARLINA APRIL YANTI 110503207
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
i ABSTRAK
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013”
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan audit fees pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan
audit fees adalah ukuran perusahaan yang diukur dari total aset perusahaan,
profitabilitas perusahaan yang diukur dari perhitungan Return On Asset (ROA), keberadaan anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik (KAP) yang dibedakan menjadi KAP Big Four dan non-Big four, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan yang dibedakan menjadi perusahaan swasta nasional dan perusahaan milik pemerintah, dan risiko perusahaan yang diukur dari perhitungan debt ratio perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh 18 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Untuk menganalisis pengaruh variabel independen digunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum uji regresi, data terlebih dahulu diuji menggunakan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan hanya ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit fees dan semua variabel independen mempengaruhi audit fees secara simultan.
Kata kunci : audit fees, ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan.
(3)
ii ABSTRACT
“Analysis of the Factors Determining the Audit Fees in the Banking Companies Registered in Indonesia Stock Exchange Period 2011 – 2013”
This study aims to examine the factors that may affect the determination of the audit fees in banking companies registered in Indonesia Stock Exchange Period 2011 – 2013. Factors that affect the determination of audit fees are firm size measured by total assets of the company, firm profitability measured by calculation of Return on Asset (ROA), the existance of a subsidiary, KAP size divided into KAP Big Four and non-Big Four, auditor’s gender, the type of ownership of the company divided into private and state owned, and firm risk measured by calculation of debt ratio firm.
The population of this study is banking company registered in Indonesia Stock Exchange period 2011 – 2013. By using purposive sampling method obtained 18 companiesfor the study sample. To analyze the effect of the independent variabel used multiple linier regression analysis. Prior to regression test, the data must first be tested using calssical assumption test.
The results showed just firm size has a significant effect in the audit fees and all independent variables effect the audit fees simultanly.
Keyword : audit fees, firm size, profitability firm, subsidiary firm, KAP size, auditor’s gender, the type of ownership, and firm risk.
(4)
iii KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan
Audit Fees Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-I Akuntansi serta dosen penguji dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S-I Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,
4. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak. selaku Dosen Pembimbing Penulis yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini,
5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini,
6. Teristimewa untuk kedua orang tua J. Sirait dan F. Simatupang yang telah memberikan dukungan material dan spiritual kepada penulis. Buat sahabat-sahabat penulis Fernando, Lidiya, Marlyn, Lilyana, Margaret, Febrina, Lena, Ineza, dan sahabat lainnya yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan semua pihak yang telah mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang.
(5)
iv Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.
Medan, Mei 2015 Penulis
Karlina April Yanti NIM. 110503207
(6)
v DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Landasan Teori ... 8
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 8
2.1.2 Ukuran Perusahaan ... 10
2.1.3 Profitabilitas ... 10
2.1.4 Anak Perusahaan ... 11
2.1.5 Ukuran Kantor Akuntan Publik ... 12
2.1.6 Gender Auditor ... 13
2.1.7 Tipe Kepemilikan Perusahaan ... 14
2.1.8 Risiko Perusahaan ... 15
2.1.9 Audit fees ... 16
2.2 Penelitian Terdahulu ... 17
2.3 Kerangka Konseptual ... 19
2.4 Hipotesis Penelitian ... 23
2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Gender Auditor, Tipe Kepemilikan Perusahaan, dan Risiko Perusahaan secara Parsial Terhadap Audit Fees ... 23
2.4.1.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Fees ... 23
2.4.1.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Audit fees ... 24
2.4.1.3 Pengaruh Keberadaan Anak Perusahaan terhadap Audit fees . 24 2.4.1.4 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit fees .. ... 25
2.4.1.5 Pengaruh Gender Auditor terhadap Audit fees ... 25
2.4.1.6 Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Audit fees . 26 2.4.1.7 Pengaruh Risiko Perusahaan terhadap Audit fees ... 27
2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Gender Auditor, Tipe Kepemilikan Perusahaan, Dan Risiko Perusahaan secara Simultan Terhadap Audit Fees ... 28
(7)
vi
3.1 Jenis Penelitian ... 29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
3.3 Batasan Operasional ... 29
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30
3.4.1 Variabel Dependen ... 30
3.4.2 Variabel Independen ... 31
3.4.2.1 Ukuran Perusahaan ... 31
3.4.2.2 Profitabilitas ... 32
3.4.2.3 Anak Perusahaan ... 32
3.4.2.4 Ukuran Kantor Akuntan Publik ... 33
3.4.2.5 Gender Auditor ... 33
3.4.2.6 Tipe Kepemilikan Perusahaan ... 34
3.4.2.7 Risiko Perusahaan ... 34
3.5 Populasi Penelitian ... 35
3.6 Sampel Penelitian ... 36
3.7 Jenis dan Sumber Data ... 37
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.9 Teknik Analisis ... 38
3.9.1 `Analisis Statistik Deskriptif ... 38
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.9.2.1 Uji Normalitas Data ... 38
3.9.2.2 Uji Multikolinieritas ... 39
3.9.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 39
3.9.2.4 Uji Autokorelasi ... 40
3.9.3 Uji Hipotesis ... 40
3.9.3.1 Koefisien Determinasi ... 41
3.9.3.2 Uji t ... 42
3.9.3.3 Uji F ... 42
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 43
4.1 Data Penelitian ... 43
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 44
4.2.1 Pengujian Data ... 44
4.2.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44
4.2.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 46
4.2.2 Pengujian Analisis Regresi ... 51
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 51
4.3 Interpretasi Hasil ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 61
(8)
vii DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 17
3.1 Identifikasi Variabel Penelitian ... 35
3.2 Populasi Penelitian ... 36
4.1 Sampel Penelitian ... 42
4.2 Output SPSS Statistik Deskriptif ... 44
4.3 Output SPSS Uji Normalitas ... 47
4.4 Output SPSS Uji Multikolinieritas ... 48
4.5 Output SPSS Uji Heteroskedastisitas ... 49
4.6 Output SPSS Uji Autokorelasi ... 50
4.7 Output SPSS Uji Analisis Regresi ... 51
4.8 Output SPSS Uji Koefisien Determinasi... 52
4.9 Output SPSS Uji t... 53
(9)
viii DAFTAR GAMBAR
No. Tabel Judul Halaman
(10)
ix DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Perhitungan ROA ... 63
2 Perhitungan Debt Ratio ... 66
3 Data Sampel ... 69
(11)
i ABSTRAK
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013”
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan audit fees pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan
audit fees adalah ukuran perusahaan yang diukur dari total aset perusahaan,
profitabilitas perusahaan yang diukur dari perhitungan Return On Asset (ROA), keberadaan anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik (KAP) yang dibedakan menjadi KAP Big Four dan non-Big four, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan yang dibedakan menjadi perusahaan swasta nasional dan perusahaan milik pemerintah, dan risiko perusahaan yang diukur dari perhitungan debt ratio perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh 18 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Untuk menganalisis pengaruh variabel independen digunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum uji regresi, data terlebih dahulu diuji menggunakan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan hanya ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit fees dan semua variabel independen mempengaruhi audit fees secara simultan.
Kata kunci : audit fees, ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan.
(12)
ii ABSTRACT
“Analysis of the Factors Determining the Audit Fees in the Banking Companies Registered in Indonesia Stock Exchange Period 2011 – 2013”
This study aims to examine the factors that may affect the determination of the audit fees in banking companies registered in Indonesia Stock Exchange Period 2011 – 2013. Factors that affect the determination of audit fees are firm size measured by total assets of the company, firm profitability measured by calculation of Return on Asset (ROA), the existance of a subsidiary, KAP size divided into KAP Big Four and non-Big Four, auditor’s gender, the type of ownership of the company divided into private and state owned, and firm risk measured by calculation of debt ratio firm.
The population of this study is banking company registered in Indonesia Stock Exchange period 2011 – 2013. By using purposive sampling method obtained 18 companiesfor the study sample. To analyze the effect of the independent variabel used multiple linier regression analysis. Prior to regression test, the data must first be tested using calssical assumption test.
The results showed just firm size has a significant effect in the audit fees and all independent variables effect the audit fees simultanly.
Keyword : audit fees, firm size, profitability firm, subsidiary firm, KAP size, auditor’s gender, the type of ownership, and firm risk.
(13)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bank merupakan salah satu institusi keuangan yang sangat berperan dalam perekonomian setiap negara. Tidak sedikit kegiatan perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998, “bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Saat ini, perusahaan perbankan telah mengalami kemajuan yang pesat ditandai dengan banyaknya perusahaan perbankan yang beroperasi sehingga meningkatkan persaingan di dunia perbankan. Perusahaan perbankan berharap agar dapat bertahan hidup dan bersaing dalam dunia perbankan. Kelangsungan hidup perusahaan perbankan ditandai dengan meningkatnya keuntungan atas usaha yang dijalankannya sesuai dengan target yang telah ditentukan. Maka dari itu, perusahaan tidak terlepas dari laporan keuangan. Setiap perusahaan harus menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Menurut PSAK nomor 1 paragraf 7, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
(14)
2 Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan terdiri dari : (1) laporan posisi keuangan, (2) laporan laba rugi komprehensif, (3) laporan perubahan ekuitas, (4) laporan arus kas, dan (5) catatan atas laporan posisi keuangan.
Perusahaan perbankan akan melaporkan kondisi perusahaan dalam bentuk laporan keuangan tahunan dan laporan audit tahunan. Hasil audit atas laporan keuangan bank mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar bagi auditor, sehingga diperlukan sikap profesional auditor dalam melakukan audit.
Salah satu bentuk profesionalisme auditor adalah penentuan besarnya audit
fees. Kusharyanti (2013: 149) menyimpulkan audit fees merupakan pendapatan atau
imbalan yang diterima para auditor atas pekerjaan mereka yang berhubungan dengan profesi mereka. Kebijakan audit fees tertuang dalam SK KEP.024/IAPI/VII/2008. Pada lampiran 1 ditegaskan bahwa : “Panduan ini dimaksudkan untuk membantu anggota dalam menetapkan imbal jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku. Imbal jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor/ akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku”.
(15)
3 Banyak kasus skandal penipuan akuntansi yang melibatkan para auditor seperti kasus Enron yang melibatkan kantor akuntan publik Arthur Endersen. Auditor seringkali bersikap tidak independen. Salah satu yang menyebabkan auditor bersikap tidak independen adalah besarnya audit fees yang dibayarkan auditee kepada auditor.
Sebelum tahun 1985, negara Prancis menetapkan peraturan tentang penetapan
audit fees oleh auditor (Gonthier dan Schaat, 2006). Isi peraturannya adalah bahwa audit fees ditentukan berdasarkan kalkulasi dari total aset perusahaan yang diaudit.
Kemudian metode ini diganti pada tahun 1985. Penentuan audit fees tidak lagi berdasarkan total aset klien melainkan pada lamanya pekerjaan audit sesuai perjanjian, berdasarkan rata-rata penyelesaian audit sebelumnya, dan sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak. Dari kejadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa total aset perusahaan merupakan salah satu yang mempengaruhi penentuan audit fees. Besarnya aset perusahaan menandakan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan sangat menentuakn lamanya proses audit yang pada akhirnya berdampak pada besarnya biaya audit (Fachriyah, 2011 : 10).
Pihak stakeholders berharap perusahaannya mengalami perkembangan yang ditandai dengan peningkatan profitabilitas perusahaan. Di lain pihak, manajemen menginginkan para stakeholders merasa puas dengan kinerjanya yang juga ditunjukkan dengan peningkatan profitabilitas perusahaan. Untuk itu, profitabilitas dianggap sebagai indikator penting dari kinerja manajemen dan cerminan dari pengalokasian sumber daya secara efisien (El-Gammal, 2012 : 138). Stakeholders
(16)
4 mempekerjakan auditor untuk memeriksa kebenaran laporan keuangan yang dikeluarkan manajemen. Untuk itu, mereka akan dikenakan audit fees berdasarkan tingkat profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang melaporkan tingkat profitabilitas yang tinggi menjadi subjek yang membutuhkan ketelitian dalam pengujian audit atas pendapatan dan beban.
Perusahaan besar cenderung mendirikan anak perusahaan (subsidiary) untuk memperluas pasarnya. Perusahaan yang memiliki subsidiary memerlukan pengawasan yang lebih untuk mengawasi segala aktivitasnya. Salah satu bentuk pengawasannya adalah memeriksa kebenaran laporan keuangan perusahaan. Untuk itu, diperlukan jasa auditor untuk memeriksa laporan keuangan. Dengan adanya anak perusahaan, auditor merancang audit work yang lebih dikarenakan kompleksitasnya. Kompleksitas terkait dengan kerumitan transaksi yang ada di perusahaan (Fachriyah, 2011).
Praktik audit dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Ukuran suatu KAP biasanya dikaitkan dengan kualitas audit. KAP big four dianggap memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan dengan KAP non big four. KAP big
four memiliki lebih banyak sumber daya untuk berinvestasi dalam pelatihan staf,
teknologi, dan fasilitas (Kikhia, 2014 : 45). Oleh karena itu, KAP big four memiliki kinerja audit yang baik dan menghasilkan laporan audit yang baik pula. KAP big
four akan membebankan audit fees yang lebih tinggi kepada klien daripada KAP non big four.
(17)
5 Kualitas audit sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Gender merupakan faktor non teknis yang berpengaruh terhadap kualitas audit (Widiarta : 2013). Perbedaan perilaku yang didokumentasikan antara laki-laki dan perempuan contohnya hal perencanaan, pengambilan keputusan dalam kelompok, toleransi risiko, atau percaya diri bisa berdampak pada audit fees (Ittonen dan Peni, 2011). Auditor perempuan memiliki tingkat kepercayaan, integritas, dan kejujuran yang tinggi daripada auditor laki-laki (Abed dan Al-Badainah, 2013 : 127). Laporan audit yang dihasilkan auditor perempuan dianggap lebih berkualitas daripada auditor laki-laki.
Perusahaan akan berupaya untuk meminimalkan segala biaya termasuk biaya audit. Ghosh (dalam Pambudi dan Ghozali, 2013 : 3) mengatakan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan milik pemerintah lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan swasta nasional. Perusahaan swasta memakai jasa auditor yang memiliki kualitas tinggi agar laporan keuangan yang telah diaudit dapat dipercaya oleh stakeholders. Beda halnya dengan perusahaan milik pemerintah yang berupaya meminimalkan biaya untuk meningkatkan laba tanpa mempertimbangkan adanya tanggapan stakeholders. Desender et al. (2009) menemukan hubungan signifikan antara kepemilikan perusahaan dengan audit fees. Sementara Pambudi dan Ghozali membuktikan bahwa tipe kepemilikan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap besarnya audit
(18)
6 Menurut Fachriyah (2011), risiko perusahaan yang berkaitan dengan
leverage, merupakan risiko yang timbul akibat pendanaan perusahaan. Nilai
perusahaan akan bertambah jika hutang dipergunakan secara efektif dan efisien.
Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Leverage dapat diukur dengan tingkat debt ratio. Jika debt ratio tinggi, struktur keuangan jangka panjang perusahaan klien tidak terkendali (El-Gammal, 2012 : 138). Perusahaan dimungkinkan tidak mampu membayar utangnya. Dalam situasi tersebut, pihak manajemen berupaya menutupi ketidakmampuan perusahaan membayar utangnya dan akan merugikan pihak stakeholders.
Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fachriyah (2011) yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
audit fees oleh Kantor Akuntan Publik di Malang”. Persamaan dengan penelitian
Nurul Fachriyah (2011) yaitu penggunaan variabel independen ukuran perusahaan, risiko perusahaan, reputasi auditor, dan profitabilitas serta variabel dependen audit
fees. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Nurul Fachriyah
(2011) adalah penggunaan variabel independen anak perusahaan, gender, dan tipe kepemilikan perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan
(19)
7 perusahaan, dan risiko perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
audit fees pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
audit fees pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Audit fees.
2. Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan besarnya audit fees yang akan dibayarkan kepada pihak auditor
3. Bagi pihak auditor, hasil penelitian ini dijadikan acuan untuk menerima penugasan audit, sehingga audit fees dapat ditetapkan secara profesional agar pelaksanaan audit berlangsung sesuai dengan tahapan dalam proses audit. 4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
(20)
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Dalam dunia bisnis, pemilik menghadapi permasalahan untuk mengelola perusahaannya. Dalam kondisi ini, pemilik tidak dapat mengelola sendiri perusahaannya, akibatnya tanggung jawab pengelolaan perusahaan diberikan kepada pihak kedua yakni seorang manajer. Dalam hal ini, pemilik disebut sebagai prinsipal dan manajer disebut sebagai agen.
Prinsipal bertindak sebagai pihak yang memberikan mandat kepada agen, sedangkan agen sebagai pihak yang mengerjakan mandat dari prinsipal. Arifah (2012 : 86) mengatakan :
Prinsipal menginginkan perusahaan dikelola dengan sebaik-baiknya oleh agen sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat menghasilkan laba, sedangkan agen menginginkan para stakeholder merasa puas dengan kinerjanya selama mengelola perusahaan yang ditunjukkan dengan meningkatnya laba dari periode ke periode, untuk memperoleh reward atas prestasinya. Meskipun untuk mencapai hal tersebut pihak manajemen (agen) terkadang menghalalkan segala cara.
Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan, menurut Jensen dan Meckling (1976) akan memunculkan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah yang disebut sebagai teori keagenan.
(21)
9 Inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott dalam Arifah 2012 : 87).
Menurut teori keagenan dari Jensen dan Meckling (1976), permasalahan keagenan ditandai dengan adanya perbedaan kepentingan dan informasi yang tidak lengkap (asymmetry information) di antara pemilik perusahaan (principal) dengan agen (agent). Karena adanya permasalahan tersebut, timbullah biaya keagenan yang terdiri dari (Jensen dan Mecling, 1976) : (1) the monitoring expenditures by the
principle, (2) the bonding expenditures by the agent, dan (3) the residual loss. The monitoring expenditures by the principle adalah biaya monitoring yang dikeluarkan
prinsipal untuk memonitor perilaku agen. Salah satu contoh biaya ini adalah biaya audit. The bonding expenditures by the agent untuk menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu yang akan merugikan prinsipal. Contoh biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh manajer untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemegang saham. Sedangkan the residual loss merupakan penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal maupun agen setelah adanya agency
relationship.
Biaya monitoring yang dikeluarkan prinsipal adalah biaya pemakaian jasa pihak ketiga untuk meminimalkan tingkat asimetri informasi antara kedua belah pihak. Auditor merupakan pihak ketiga yang akan memeriksa laporan kondisi perusahaan yang dikeluarkan oleh agen. Auditor membebankan biaya audit
(22)
10 berdasarkan banyak pertimbangan, seperti kondisi klien maupun kondisi auditor itu sendiri.
2.1.2 Ukuran Perusahaan
Penentuan besarnya audit fees yang dibayarkan auditee kepada auditor dilakukan melalui proses negoisasi berdasarkan pertimbangan kedua belah pihak. Salah satu pertimbangannya adalah ukuran perusahaan auditee. Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan klien yang sedang diaudit oleh auditor atau Kantor Akuntan Publik (Fachriyah, 2011 : 20). Besar kecilnya perusahaan ditentukan oleh total aset perusahaan. Auditor yang mengaudit perusahaan besar menghabiskan waktu dan usaha yang banyak dalam memeriksa operasi perusahaan (Joshi dan Al-Bastaki, 2000 : 131). Prosedur audit yang detail digunakan untuk menguji dan menganalisis data dan informasi. Hal ini disebabkan tingkat kompleksitas transaksi perusahaan. Perusahaan besar mempunyai dana yang lebih untuk memilih perusahaan jasa audit atau auditor yang berskala internasional. Oleh karena itu, perusahaan besar akan membayar biaya audit lebih tinggi daripada perusahaan kecil.
2.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas auditee merupakan variabel yang penting dalam menentukan
audit fees dan dianggap sebagai cerminan dari kinerja manajemen (Kikhia, 2014 :
(23)
11
auditee. Perusahaan dengan keuntungan yang tinggi akan membayar audit fees lebih
tinggi kepada auditor karena keuntungan yang tinggi akan membutuhkan pengujian audit yang akurat untuk mengidentifikasi segala pendapatan dan beban. Pengujian audit tersebut memerlukan waktu yang lebih lama. Joshi dan Al-Bastaki (2000 : 132) menyatakan bahwa penggunaan sumber daya yang efisien menghasilkan pengembalian yang tinggi dari aset tersebut. Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan tingkat pengembanlian atas aktiva (ROA) yang dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan total aset auditee.
2.1.4 Anak Perusahaan
Perusahaan yang telah mengalami perkembangan akan berkeinginan untuk memperluas bisnisnya dengan mendirikan anak perusahaan (subsidiary). Anak perusahaan merupakan lini induk perusahaan yang dikendalikan oleh induk perusahaan.
Menurut Beams (dalam Immanuel, 2014 : 3), apabila perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negeri maka transaksi yang dilakukan perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan harus membuat laporan keuangan konsolidasi. Semakin rumitnya transaksi yang dilakukan perusahaan, semakin besar kompleksitas audit. Kompleksitas audit merupakan tingkat kerumitan transaksi yang ada di perusahaan untuk diaudit. Auditor akan membutuhkan banyak waktu dan keahlian untuk melakukan audit. Semakin besar kompleksitas audit, semakin besar pula audit
(24)
12 2.1.5 Ukuran Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik merupakan suatu badan usaha yang merupakan wadah untuk menampung para akuntan yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
Bidang jasa Kantor Akuntan publik diantaranya :
• Jasa assurance merupakan jasa profesional independen yang mampu meningkatkan mutu informasi, atau konteksnya, untuk kepentingan para pengambil keputusan
• Jasa atestasi merupakan salah satu jasa di mana kantor CPA mengeluarkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain
• Jasa-jasa lain merupakan jasa teknologi, konsultasi manajemen, perencanaan keuangan, serta jasa internasional.
Kualitas audit dapat dipengaruhi oleh reputasi auditor. Kualitas audit yang baik diaudit oleh auditor atau kantor akuntan publik yang memiliki kualitas unggulan. Di samping itu, perusahaan akan dinilai lebih baik di mata stakeholders jika perusahaan diaudit oleh Kantor akuntan publik yang memiliki kualitas unggulan. Auditor atau kantor akuntan publik yang memiliki kualitas unggulan adalah kantor akuntan publik yang termasuk dalam golongan Big four.
Big four merupakan kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi
internasional terbesar yang menangani pekerjaan audit bagi perusahaan-perusahaan.
(25)
13 Tanudiredja, Wibisana & Rekan, (2) Deloitte Touche Tohmatsu yang berafiliasi dengan Osman Bing Satrio & Rekan, (3) Ernst & Young yang berafiliasi dengan Purwantono, Suherman & Surja, dan (4) KPMG International yang berafiliasi dengan Siddharta & Widjaja.
Auditee akan dikenakan audit fees yang tinggi jika auditee diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik yang memiliki kualitas unggulan dikarenakan keahlian dan profesionalisme yang tidak diragukan lagi.
2.1.6 Gender Auditor
Audit fees telah digunakan untuk mengukur kualitas audit. Francis (dalam
Hardies et al., 2010 : 1) mengemukakan bahwa semakin besar usaha dan keahlian auditor dalam melakukan audit, semakin besar pula audit fees yang dikenakan auditor kepada auditee. Tingginya audit fees yang dibayarkan menunjukkan kualitas audit yang baik.
Laporan audit yang dihasilkan auditor dipengaruhi oleh bagaimana kepribadian auditor sendiri. Dalam kaitan dengan kode etik profesi akuntan, auditor perempuan memiliki pemahaman yang berbeda dengan auditor laki-laki. Ada perbedaan tingkat pemahaman kode etik auditor laki-laki dengan perempuan (Wibowo : 2010).
Perbedaan perilaku yang didokumentasikan antara laki-laki dan perempuan contohnya hal perencanaan, pengambilan keputusan dalam kelompok, toleransi risiko, atau percaya diri bisa berdampak pada audit fees (Ittonen dan Peni, 2011).
(26)
14 Auditor perempuan memiliki tingkat kepercayaan, integritas, dan kejujuran yang tinggi daripada auditor laki-laki (Abed dan Al-Badainah, 2013 : 127). Penelitian ini berasumsi bahwa auditor perempuan memiliki audit fees yang tinggi dibandingkan auditor laki-laki.
2.1.7 Tipe Kepemilikan Perusahaan
Tipe kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu bank milik pemerintah dan perusahaan swasta nasional. Pengertian dari tipe kepemilikan perusahaan yaitu sebagai berikut :
• Bank milik pemerintah : jenis bank dimana akta pendirian dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah,
• Perusahaan swasta nasional : jenis bank dimana seluruh atau sebagian bank tersebut dimiliki swasta nasional karena akta pendiriannya dilakukan oleh pihak swasta.
Wang dkk (dalam Pambudi dan Ghozali, 2013 : 3) berpendapat bahwa : perusahaan milik negara lebih memiliki kecenderungan melakukan perikatan dengan auditor yang belum memiliki nama besar karena mereka dapat meningkatkan modal melalui koneksi ini tanpa harus mengurangi tingkat asimetri informasi dengan laporan keuangan lebih kredibel.
Ghosh (dalam Pambudi dan Ghozali, 2013 : 3) menambahkan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan milik negara lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan swasta nasional.
(27)
15 2.1.8 Risiko Perusahaan
Perusahaan pasti berkeinginan untuk beroperasi dan menghasilkan laba yang tinggi. Kondisi perusahaan baik dalam hal keuangan maupun non keuangan terlihat pada laporan keuangan perusahaan.
Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung mendorong terjadinya salah saji pada laporan keuangan karena pihak manajemen berupaya menutupi rendahnya kemampuan keuangan perusahaan (Fachriyah : 2011). Kondisi keuangan yang lemah akan memperbesar risiko audit. Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (IAPI, 2007 : 312.1). Risiko perusahaan diartikan sebagai rasio utang jangka panjang terhadap total aset yang merupakan salah satu bagian dari risiko audit.
Auditor harus mempertimbangkan seberapa besar risiko audit untuk menentukan audit fees. Risiko perusahaan yang besar membutuhkan prosedur audit tambahan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam melakukan audit. Hal ini didukung oleh penelitian Kusharyanti (2013 : 150) yang mengatakan bahwa risiko audit yang besar membutuhkan lebih banyak auditor di dalam perjanjian. Akibatnya, klien dikenakan audit fees yang lebih tinggi. Joshi dan Al-Bastaki menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara risiko perusahaan dan audit fees.
(28)
16 2.1.9 Audit fees
Audit fees adalah pendapatan atau imbalan yang diterima para auditor atas
pekerjaan mereka yang berhubungan dengan profesi mereka (Kusharyanti, 2013 : 149).
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengeluarkan surat keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang penetapan audit fees. Pada lampiran 1 ditegaskan bahwa panduan tersebut dimaksudkan untuk membantu anggota dalam menetapkan imbal jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa imbal jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor/ akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku.
Audit fees dihubungkan dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Al-Shammari et al. (dalam Fachriyah 2011 : 10) mengemukakan bahwa audit fees juga bisa diartikan sebagai fungsi dari jumlah kerja yang dilakukan oleh auditor dan harga per jam.
Dalam penelitiannya, Kusharyanti menemukan audit fees ditentukan oleh
client attributes, auditor attributes, dan assignment attributes. Client attributes
(29)
17 mencakup ukuran Kantor Akuntan Publik sedangkan assignment attributes mencakup audit tenure dan spesialisasi audit.
2.2 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian yang sejenis yang sebelumnya telah dilakukan untuk menentukan audit fees diantaranya :
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel Model
Analisis
Hasil
1. Fachriyah (2011)
Faktor-faktor penentu besarnya biaya audit
Variabel independen : ukuran perusahaan, risiko perusahaan, kompleksitas, profitabilitas, dan reputasi auditor. Variabel dependen : audit fees Regresi Berganda Ukuran perusahaan, dan kompleksitas berpengaruh positif terhadap audit fees. Sedangkan profitabilitas, reputasi auditor, dan risiko perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit fees.
2. Pambudi dan Ghozali (2013)
Pengaruh kepemilikan perusahaan dan manajemen laba terhadap tipe auditor dan audit fees pada perusahaan
manufaktur di bursa efek indonesia Variabel independen : tipe kepemilikan perusahaan dan manajemen laba Variabel dependen : tipe auditor dan audit fees Regresi logistik dan regresi berganda Kepemilikan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tipe auditor dan audit fees. Manajemen laba tidak memiliki pengaruh terhadap tipe auditor. Manajemen laba
(30)
18
berpengaruh positif terhadap audit fees 3. Kusharyanti
(2013)
Analysis of the factors determining the audit fees
Variabel independen : ukuran perusahaan, kompleksitas audit, risiko audit, ukuran kantor akuntan publik, kondisi keuangan perusahaan, audit tenure, komite audit, dan spesialisasi audit. Variabel dependen : audit fees Regresi berganda Ukuran perusahaan, kompleksitas audit, ukuran kantor akuntan publik, audit tenure, dan spesialisasi audit berpengaruh signifikan terhadap audit fees. Sedangkan risiko audit , kondisi keuangan perusahaan, dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap audit fees.
4. Kikhia (2015) Determinants of audit fees : evidence from Jordan Variabel independen : ukuran perusahaan, kompleksitas audit, risiko audit, tipe industri perusahaan, profitabilitas, audit tenure, ukuran kantor akuntan publik. Variabel dependen : Audit fees Regresi berganda Ukuran perusahaan, kompleksitas audit, tipe industri perusahaan, profitabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif terhadap audit fees. Sedangkan risiko audit dan audit tenure berpengaruh negatif terhadap audit fees.
(31)
19 2.3 Kerangka Konseptual
Audit fees merupakan besarnya imbal jasa yang diterima oleh auditor akan
pelaksanaan pekerjaan audit (Fachriyah : 2011). Imbalan jasa dihubungkan dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, nilai jasa yang diberikan bagi klien atau bagi KAP yang bersangkutan. Banyaknya waktu yang digunakan tergantung dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut dapat berasal dari kondisi klien maupun kondisi auditor sendiri. Penelitian ini mengambil pertimbangan dari kondisi klien meliputi ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, keberadaan anak perusahaan, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan. Pertimbangan dari kondisi auditor adalah ukuran KAP dan gender auditor.
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang penting dalam menentukan
audit fees. Auditor yang melakukan audit di perusahaan besar akan menghabiskan
banyak waktu dan sumber daya untuk meninjau operasi klien karena perusahaan besar terlibat dalam sejumlah besar transaksi. Ini akan berakibat pada tingginya
audit fees yang dibebankan auditor kepada klien.
Profitabilitas terkait dengan penggunaan aset dan sumber daya lain secara efisien. Joshi dan Al-Bastaki (2000) menyatakan bahwa penggunaan sumber daya yang efisien menghasilkan tingkat pengembalian aset yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung membayar audit fees yang lebih
(32)
20 tinggi karena diperlukan pengujian audit yang ketat dalam membuktikan kebenaran pengakuan pendapatan dan beban.
Perusahaan yang memiliki anak perusahaan dianggap sebuah perusahaan yang besar. Induk perusahaan akan melaporkan laporan konsolidasi yang memuat laporan keuangan induk dan anak perusahaan. Auditor yang melakukan audit pada perusahaan yang mempunyai anak perusahaan akan menghabiskan waktu dan sumber daya lebih banyak karena tingkat kerumitan yang tinggi. Hal ini berdampak pada tingginya audit fees yang dibayarkan klien kepada auditor.
Ukuran KAP juga sangat menentukan audit fees. KAP yang termasuk dalam
Big four memiliki sumber daya yang lebih dalam melakukan pekerjaan audit.
Mereka memiliki pekerja yang terlatih, fasilitas dan teknologi yang mendukung. KAP big four dianggap mengeluarkan laporan audit yang berkualitas dikarenakan sumber daya yang mendukung. Mereka akan membebankan audit fees yang tinggi kepada kliennya atas jasa audit.
Laporan audit juga dipengaruhi oleh bagaimana kepribadian auditor sendiri. Auditor perempuan memiliki pemahaman yang berbeda dengan auditor laki-laki. Auditor perempuan memiliki tingkat kepercayaan, integritas, dan kejujuran yang tinggi daripada auditor laki-laki (Abed dan Al-Badainah, 2013 : 127). Hal ini berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini beranggapan bahwa
audit fees yang dibayarkan kepada auditor perempuan lebih tinggi daripada auditor
(33)
21 Immanuel dan Yuyetta (2014) mengatakan bahwa perusahaan yang dimiliki oleh banyak pemegang saham atau kepemilikan modalnya tersebar (perusahaan swasta) akan memiliki tingkat kompleksitas audit dibandingkan perusahaan yang pemegang saham atau kepemilikan sahamnya terpusat atau sebagian besar dikuasai oleh pemerintah. Kompleksitas audit yang tinggi mencerminkan audit fees yang tinggi pula.
Risiko perusahaan juga merupakan faktor untuk menentukan besarnya audit
fees. Leverage merupakan indikator risiko keuangan yang memiliki pengaruh
penting pada audit fees. Fachriyah (2011) mengatakan semakin tinggi leverage klien, semakin besar tingkat risiko dari perusahaan tersebut, sehingga diperlukan prosedur audit tambahan. Hal ini akan berdampak pada besarnya audit fees yang dibayar klien.
(34)
22 H1a
H1b
H1c
H1e
H1d
H1f
H1g
H2
Berikut kerangka konseptual penelitian :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Ukuran Perusahaan
Profitabilitas Perusahaan
Anak Perusahaan
Ukuran Kantor Akuntan Publik
Gender Auditor
Tipe Kepemilikan Perusahaan
Risiko Perusahaan
(35)
23 2.4 Hipotesis Penelitian
2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Gender Auditor, Tipe Kepemilikan Perusahaan, dan Risiko Perusahaan secara Parsial Terhadap Audit Fees
Di dalam penelitian ini, variabel ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan dianggap mempunyai pengaruh positif secara parsial terhadap audit fees.
H1 = ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran
kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan secara parsial terhadap audit fees
2.4.1.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Fees
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang penting dalam menentukan
audit fees pada penelitian sebelumnya. Ukuran perusahaan merupakan besar
kecilnya perusahaan klien yang sedang diaudit oleh auditor atau Kantor Akuntan Publik (Fachriyah, 2011 : 20). Auditor yang melakukan audit pada perusahaan yang tergolong besar akan memakan waktu lebih lama dan sumber daya yang lebih untuk melakukan audit, akibatnya auditee dikenakan biaya audit yang tinggi.
(36)
24 Penelitian ini menggunakan logaritma natural dari total aset yang dimiliki perusahaan untuk menentukan ukuran perusahaan. Semakin besar total total aset yang dimiliki perusahaan, semakin besar audit fees yang dibebankan auditor.
H1a = ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit fees
2.4.1.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Audit fees
Profitabilitas terkait dengan efisiensi penggunaan aset dan sumber daya lain oleh perusahaan dalam operasinya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung dikenakan audit fees yang tinggi karena auditor harus melakukan pengujian audit yang akurat untuk mengidentifikasi segala pendapatan dan beban.
Tingkat pengembalian atas aktiva (ROA) digunakan sebagai proksi atas profitabilitas dalam penelitian ini yang dihitung dengan rumus :
ROA = Laba Bersih Total Aset
H1b = profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit fees
2.4.1.3 Pengaruh Keberadaan Anak Perusahaan terhadap Audit fees
Anak perusahaan disebut juga dengan subsidiary. Anak perusahaan merupakan lini induk perusahaan yang dikendalikan oleh induk perusahaan. Boo dan Sharma (2008 : 31) mengatakan bahwa besarnya audit fees ditentukan oleh keberadaan anak perusahaan dikarenakan peningkatan kompleksitas audit. Jika
(37)
25 perusahaan memiliki anak perusahaan maka semakin sulit auditor dalam melakukan audit. Dikarenakan hal tersebut, proses audit akan memakan waktu yang lebih lama. H1c = anak perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit fees
2.4.1.4 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit fees
Kantor akuntan publik yang memiliki reputasi internasional dipandang profesional dalam melakukan proses audit. Laporan audit yang dihasilkan oleh kantor akuntan publik Big four dipandang lebih terpercaya dibandingkan laporan audit yang dihasilkan kantor akuntan publik non-Big four. Tentunya karena reputasi mereka yang baik di kalangan masyarakat, mereka membebankan audit fees yang lebih tinggi daripada tarif dari kantor akuntan publik non-Big four. Hal ini didukung oleh Sirois dan Simunic (dalam Kusharyanti, 2013 : 155) yang mengatakan bahwa kantor akuntan publik Big four memiliki kualitas yang baik dan audit fees yang tinggi dibandingkan kantor akuntan publik non- Big four. Boo dan Sharma (2008 : 31) menemukan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap audit
fees.
H1d = ukuran kantor akuntan publik memiliki pengaruh positif terhadap audit fees
2.4.1.5 Pengaruh Gender Auditor terhadap Audit fees
Laporan audit yang dihasilkan auditor dipengaruhi oleh bagaimana kepribadian auditor sendiri. Dalam kaitan dengan kode etik profesi akuntan, auditor
(38)
26 perempuan memiliki pemahaman yang berbeda dengan auditor laki-laki. Ada perbedaan tingkat pemahaman kode etik auditor laki-laki dengan perempuan. Auditor perempuan cenderung menghindari hal-hal yang tidak etis dan dianggap lebih dapat dipercaya dan memiliki kredibilitas daripada auditor laki-laki. Hal ini didukung oleh pendapat Abed dan Al-Badainah (2013 : 127) yang mengatakan bahwa auditor perempuan memiliki tingkat kepercayaan, integritas, dan kejujuran yang tinggi daripada auditor laki-laki. Hal ini mencerminkan kualitas audit yang baik. Dikarenakan tingkat kredibilitas dan kepercayaan yang tinggi tersebut, penelitian ini beranggapan bahwa auditor perempuan memiliki audit fees yang tinggi daripada auditor laki-laki.
H1e = gender auditor memiliki pengaruh positif terhadap audit fees
2.4.1.6 Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Audit fees
Perusahaan milik pemerintah cenderung melakukan perikatan kerja dengan auditor non-Big four atau auditor berkualitas rendah. Auditor berkualitas rendah tentunya membebankan audit fees yang rendah kepada auditee. Ghosh (dalam Pambudi dan Ghozali, 2103 : 3) mengatakan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan milik negara lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan swasta nasional. Dengan memakai jasa auditor berkualitas rendah, perusahaan milik pemerintah dapat memperkecil biaya audit dan laba bersih akan mengalami peningkatan.
(39)
27 H1f = tipe kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit fees
2.4.1.7 Pengaruh Risiko Perusahaan terhadap Audit fees
Risiko perusahaan merupakan faktor yang cukup penting dalam penentuan
audit fees. Leverage merupakan salah satu indikator risiko keuangan yang memiliki
pengaruh terhadap audit fees. Leverage mengukur besarnya utang perusahaan atau likuiditasnya. Perusahaan dengan utang yang lebih tinggi mempunyai risiko terjerumus ke dalam kesulitan keuangan. Auditor akan beranggapan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan kurang bisa diandalkan. Manajemen akan cenderung untuk menutupi kesulitan keuangan perusahaan. Hal ini dapat memperbesar risiko audit. Risiko audit yang besar membutuhkan prosedur audit tambahan yang akibatnya auditor akan memerlukan waktu yang lebih lama dalam melakukan proses audit (Fachriyah, 2011 : 20). Semakin besar risiko audit, semakin besar pula audit fees yang dibebankan auditor. H1g = risiko perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit fees
(40)
28 2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, Anak
Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Gender Auditor, Tipe Kepemilikan Perusahaan, Dan Risiko Perusahaan secara Simultan Terhadap Audit Fees
Faktor-faktor yang mempengaruhi audit fees sangat banyak seperti ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko audit. Semua faktor tersebut akan berpengaruh secara simultan terhadap audit fees.
H2 = ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, anak perusahaan, ukuran
kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap audit fees
(41)
29 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas adalah penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antarvariabel. Maksud peneliti mengadakan penelitian kausalitas adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan akses internet Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu situs 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
a. Objek Penelitian merupakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013
b. Variabel bebas dan variabel terikat
Penelitian ini, peneliti menggunakan audit fees sebagai variabel terikat sedangkan variabel bebasnya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, anak
(42)
30 perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat merupakan faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit fees.
Audit fees merupakan biaya yang dikeluarkan auditee atas jasa auditor
independen (Kusharyanti, 2013 : 148). Audit fees dihubungkan dengan waktu yang dibutuhkan auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya. Waktu tersebut dipengaruhi oleh ukuran perusahaan klien, profitabilitas klien, kompleksitas klien, pengendalian intern klien, besar kecilnya klien (perusahaan go public dan privat), lokasi kantor akuntan publik, ukuran kantor akuntan publik (Big four dan non- Big four), reputasi auditor, risiko audit dan risiko perusahaan, jumlah anak perusahaan klien, jumlah cabang perusahaan, banyaknya transaksi dalam mata uang asing, besarnya total piutang, total persediaan dan total aset (Fachriyah, 2011 : 11).
Perusahaan di Indonesia belum mencantumkan data audit fees di dalam laporan tahunan karena pengungkapan data tentang audit fees masih berupa
voluntary disclosures. Data audit fees diwakili oleh akun profesional fee di dalam
(43)
31 Indonesia, yang kemudian diukur dengan logaritma natural dari profesional fee. Variabel ini disimbolkan dengan LnFEE.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan.
3.4.2.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan klien yang akan diaudit oleh auditor atau kantor akuntan publik. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan ukuran perusahaan adalah total aktiva.
Variabel ini diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan. Total aset adalah total aset lancar (current assets) dan aset tak lancar (non current assets). Variabel ini disimbolkan dengan LnASSET.
(44)
32 3.4.2.2 Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan berkaitan dengan efisiensi penggunaan aset dan sumber daya lain dalam kegiatan operasinya. Joshi dan Al-Bastaki menyatakan bahwa penggunaan sumber daya yang efisien menghasilkan pengembalian aset yang tinggi.
Penelitian ini menggunakan tingkat pengembalian atas aset (ROA) sebagai proksi atas profitabilitas. ROA dihitung dengan rumus :
��� = ���������ℎ
��������� Variabel ini disimbolkan dengan ROA.
3.4.2.3 Anak Perusahaan
Anak perusahaan disebut juga dengan subsidiary yang merupakan lini induk perusahaan. Anak perusahaan sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain dikarenakan modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau induk perusahaan.
Variabel anak perusahaan diukur dengan keberadaan anak perusahaan dan menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0. Variabel ini disimbolkan dengan SUBS.
(45)
33 3.4.2.4 Ukuran Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik yang berkualitas tinggi adalah kantor akuntan publik yang termasuk dalam Big four. Kantor akuntan publik yang berkualitas tinggi menghasilkan laporan audit yang lebih berkualitas daripada kantor akuntan publik yang berkualitas rendah.
Yang termasuk dalam kantor akuntan publik Big four adalah :
• KAP Tanudiredja, Wibisana, dan rekan yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers (PwC)
• KAP Purwantono, Suherman, dan Surja yang berafiliasi dengan Ernst & Young (E&Y)
• KAP Osman Bing Satrio dan Rekan yang berafiliasi dengan Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte)
• KAP Siddharta dan Widjaja yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy. Perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big four diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan KAP Big four diberi kode 0. Variabel ini disimbolkan dengan BIG.
3.4.2.5 Gender Auditor
Auditor perempuan cenderung menghindari pelanggaran kode etik dan mengandalkan usaha yang keras daripada auditor laki-laki. Hal inilah sebagai dasar
(46)
34 pemikiran Hardies et al. (2010 : 5) yang mengemukakan bahwa biaya audit oleh female auditor lebih tinggi dari segi independensinya.
Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika auditor perempuan yang mengeluarkan laporan audit diberi kode 1, sedangkan jika auditor laki-laki yang mengeluarkan laporan audit diberi kode 0. Variabel ini disimbolkan dengan GEN.
3.4.2.6 Tipe Kepemilikan Perusahaan
Penelitian ini mengambil dua jenis perusahaan yaitu perusahaan milik pemerintah dan perusahaan swasta nasional. Perusahaan milik pemerintah cenderung menggunakan jasa auditor berkualitas rendah. Auditor berkualitas rendah membebankan audit fees kepada klien lebih rendah sehingga perusahaan milik pemerintah dapat memperkecil biaya dan memperbesar laba perusahaan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan swasta nasional diberi kode 1 sedangkan perusahaan yang termasuk dalam perusahaan milik pemerintah diberi kode 0. Variabel ini disimbolkan dengan TIPE.
3.4.2.7 Risiko Perusahaan
Penelitian ini menggunakan debt ratio dengan membandingkan total liabilitas jangka panjang dengan total aset untuk mengukur risiko perusahaan. Semakin tinggi debt ratio semakin tinggi kemungkinan bahwa perusahaan sedang mengalami
(47)
35 kesulitan keuangan. Laporan keuangan dianggap kurang bisa diandalkan karena manajemen akan berusaha untuk menutupi kekurangan perusahaan. Untuk melakukan audit perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, auditor akan melakukan prosedur audit tambahan sehingga akan meningkatkan audit fees klien. Variabel ini disimbolkan dengan RISK.
Dari penjelasan kedelapan variabel diatas, definisi operasional tiap variabel dapat diringkas dalam tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Audit fees Logaritma natural dari professional fee Rasio Ukuran Perusahaan Logaritma natural dari total aset Rasio Profitabilitas
���= ���������ℎ ���������
Rasio
Anak perusahaan Perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak
memiliki anak perusahaan diberi kode 0
Nominal
Ukuran kantor akuntan publik
Perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big four diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang menggunakan jasa non- Big four diberi kode 0
Nominal
Gender auditor Auditor perempuan diberi kode 1, sedangkan auditor laki-laki diberi kode 0
Nominal
Tipe kepemilikan perusahaan
Perusahaan swasta nasional diberi kode 1, sedangkan perusahaan milik pemerintah diberi kode 0 Nominal Risiko perusahaan ���������= ���������������������������� ��������� Rasio
3.5 Populasi Penelitian
Menurut Anwar Sanusi, populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah 41 perusahaan perbankan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
(48)
36 3.6 Sampel Penelitian
Metode sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut diantaranya :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013,
2. Perusahaan menyertakan laporan tahunan beserta laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen pada tahun 2011-2013,
3. Perusahaan mencantumkan akun professional fee dalam laporan keuangan.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No. Nama Perusahaan Kriteria
1 2 3 Sampel
1 Bank Agris Tbk. √ - - -
2 Bank Artha Graha Internasional Tbk. √ √ √ Sampel 1
3 Bank Bukopin Tbk. √ √ √ Sampel 2
4 Bank Bumi Arta Tbk. √ √ √ Sampel 3
5 Bank Capital Indonesia Tbk. √ √ √ Sampel 4
6 Bank Central Asia Tbk. √ √ √ Sampel 5
7 Bank CIMB Niaga Tbk. √ √ √ Sampel 6
8 Bank Danamon Indonesia Tbk. √ √ - -
9 Bank Dinar Indonesia Tbk. √ - - -
10 Bank Ekonomi Raharja Tbk. √ - - -
11 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. √ √ - -
12 Bank Ina Perdana Tbk. √ - - -
13 Bank Internasional Indonesia Tbk. √ - - -
14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. √ √ √ Sampel 7
15 Bank Maspion Indonesia Tbk. √ - - -
16 Bank Mayapada Internasional Tbk. √ √ √ Sampel 8
17 Bank Mega Tbk. √ √ √ Sampel 9
18 Bank Mestika Dharma Tbk. √ - - -
19 Bank Mitraniaga Tbk. √ - - -
20 Bank MNC Internasional Tbk. √ √ √ Sampel 10
21 Bank Mutiara Tbk. √ - - -
(49)
37
23 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. √ √ √ Sampel 11
24 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. √ √ - -
25 Bank OCBC NISP Tbk. √ √ - -
26 Bank of India Indonesia Tbk. √ √ √ Sampel 12
27 Bank Pan Indonesia Tbk. √ √ - -
28 Bank Panin Syariah Tbk. √ - - -
29 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. √ √ √ Sampel 13
30 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. √ √ - -
31 Bank Permata Tbk. √ √ - -
32 Bank Pundi Indonesia Tbk. √ √ √ Sampel 14
33 Bank QNB Indonesia Tbk. √ - - -
34 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. √ - - -
35 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. √ √ √ Sampel 15
36 Bank Sinarmas Tbk. √ √ √ Sampel 16
37 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. √ √ √ Sampel 17
38 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. √ √ - -
39 Bank Victoria International Tbk. √ √ √ Sampel 18
40 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. √ √ - -
41 Bank Yudha Bakti Tbk. √ - - -
Sumbe
3.7 Jenis dan Sumber Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Sumber data penelitian ini diperoleh dari annual report perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2013.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. metode dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber.
(50)
38 3.9 Teknik Analisis
3.9.1 `Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yakni audit fees, ukuran perusahaan, profitabilitas, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, gender auditor, tipe kepemilikan perusahaan, dan risiko perusahaan. Data variabel-variabel tersebut disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean, persentase, dan standar deviasi.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik 3.9.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk penelitian, uji normalitas dengan menggunakan program SPSS salah satunya menghasilkan keluaran berupa Test of Normality. Pada tabel Test of Normality terdapat tabel Kolmogrov-Smirnov. Normalitas terpenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk taraf signifikansi (α = 0,05). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas data tidak terpenuhi.
(51)
39 3.9.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam suatu model.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinierias dengan melihat ketentuan sebagai berikut :
1. Model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
2. Jika nilai koefisien korelasi antarmasing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari multikolinieritas.
3.9.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Cara memprediksinya dengan melihat pola gambar Scatterplot. Model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas jika :
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
(52)
40 Gejala heteroskedastisitas juga dapat diuji dengan metode Glejser. Apabila masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut residual (α < 0,05), maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas sehingga layak digunakan dalam penelitian.
3.9.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (t) pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (t-1). Gejala autokorelasi dideteksi dengan melakukan uji Durbin
Watson (d). Hasil perhitungan Durbin Watson (d) dibandingkan dengan nilai dtabel
pada α = 0,05. Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (dU) dan nilai batas
bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k. Jika d < dL maka terjadi autokorelasi positif
sedangkan d > 4 – dL maka terjadi autokorelasi negatif. Jika dU < d < 4 – dU maka
tidak terjadi autokorelasi sedangkan jika dL≤ d ≤ dU atau 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL maka
pengujian tidak meyakinkan.
3.9.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) karena jumlah variabel bebasnya lebih dari satu. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :
LnFEE = a + b1 (LnASSET) + b2 (ROA) + b3 (SUBS) + b4 (BIG) + b5 (GEN) + b6
(53)
41 Dimana :
LnFEE = audit fees
a = konstanta
b1,2,3,4,5,6,7 = koefisien regresi
LnASSET = logaritma natural dari total aset (ukuran perusahaan) ROA = return of asset (profitabilitas)
SUBS = anak perusahaan
BIG = Big four (ukuran kantor akuntan publik) GEN = gender auditor
BUMN = tipe kepemilikan perusahaan RISK = risiko perusahaan
e = variabel pengganggu (error)
3.9.3.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square. Untuk regresi linier berganda digunakan adjusted R Square karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar 0 sampai 1.
(54)
42 3.9.3.2 Uji t
Uji t bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel independen menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan t hitung dan t tabel serta nilai signifikansi 0,05 (α = 5%). Jika t hitung > t tabel maka hipotesis berpengaruh signifikan. SPSS selalu menggunakan tolak ukur 5% yang berarti risiko kesalahan mengambil keputusan dibatasi sampai 5%. Jika nilai α > 5% maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Sebaliknya jika nilai α < 5% maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan).
3.9.3.3 Uji F
Uji F digunakan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006 : 84). Pengujian dilakukan dengan menggunakan f hitung dan f tabel serta nilai significance level 0,05 (α = 5%). Jika f hitung > f tabel maka hipotesis berpengaruh secara simultan. Jika nilai α > 0,05 berarti bahwa secara simultan semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai α < 0,05 berarti secara simultan semua variabel independen tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
(55)
43 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Analisis data dimulai dari mengolah data dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 21. Prosedur dimulai dengan memasukkan data setiap variabel penelitian ke progam SPSS dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 18 perusahaan yang akan dijadikan sampel selama periode 2011-2013.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1. INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 2. BBKP Bank Bukopin Tbk.
3. BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 4. BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 5. BBCA Bank Central Asia Tbk. 6. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 8. MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 9. MEGA Bank Mega Tbk.
10. BABP Bank MNC Internasional Tbk.
(56)
44 12. BSWD Bank of India Indonesia Tbk.
13. BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 14. BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.
15. AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 16. BSIM Bank Sinarmas Tbk.
17. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 18. BVIC Bank Victoria International Tbk.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Pengujian Data
4.2.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deksriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
Tabel 4.2
Output SPSS Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
LnFEE 54 20,01 28,31 23,1311 2,15048
LnASSET 54 22,36 34,23 30,9263 2,07045
ROA 54 -,02457 ,02872 ,0135878 ,00988271
SUBS 54 0 1 ,44 ,502
BIG 54 0 1 ,61 ,492
GEN 54 0 1 ,22 ,420
TIPE 54 0 1 ,83 ,376
RISK 54 ,00000 ,12493 ,0309286 ,03144745
(57)
45 Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah data yang digunakan (N) adalah 54 data. Dari 54 data ini, variabel LnFEE memiliki nilai rata-rata 23,1311, nilai minimum 20,01, nilai maksimum 28,31, dan standar deviasi 2,15048.
Variabel LnASSET memiliki nilai rata-rata 30,9263, nilai minimum 22,36, nilai maksimum 34,23, dan standar deviasi 2,07045.
Variabel ROA memiliki rata-rata 0,0135878. ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan total aset suatu perusahaan. Variabel ROA memiliki nilai minimum -,02457 dan nilai maksimum 0,02872 dengan standar deviasi 0,00988271.
Variabel SUBS yang menjelaskan keberadaan anak perusahaan di suatu perusahaan memiliki rata-rata 0,44. Nilai minimum variabel ini adalah 0 dan nilai maksimum adalah 1 dikarenakan penggunaan variabel dummy. Standar deviasi variabel ini adalah 0,502.
Variabel BIG menjelaskan apakah suatu perusahaan memakai jasa auditor big four atau tidak. Variabel BIG memiliki nilai rata-rata 0,61, nilai minimum 0, nilai maksimum 1, dan standar deviasi 0,492.
Variabel GEN menjelaskan apakah auditor berjeniskelamin perempuan atau laki-laki. Variabel GEN memimiliki nilai rata-rata 0,22, nilai minimum 0, nilai maksimum 1, dan standar deviasi 0,420.
Variabel TIPE menjelaskan apakah perusahaan tergolong perusahaan milik pemerintah atau perusahaan swasta nasional. Variabel TIPE memiliki rata-rata 0,83, nilai minimum 0, nilai maksimum 1, dan standar deviasi 0,376.
(58)
46 Variabel RISK merupakan perbandingan antara total liabilitas jangka panjang dengan total aset perusahaan. Variabel RISK memiliki rata-rata 0,0309286, nilai minimum 0, nilai maksimum 0,12493, dan standar deviasi 0,03144745.
4.2.1.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier dikatakan baik jika memenuhi uji asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data (Sarjono dan Julianita, 2013 : 53). Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat pengujian parametric-test (uji parametrik) adalah data harus berdistribusi normal. Penelitian ini mengambil hasil output berupa tabel test of
normality. Keputusan diambil dari tabel Kolmogorov-Smirnov pada test of normality.
(59)
47 Tabel 4.3
Uotput SPSS Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig.
Unstandardized Residual ,086 54 ,200*
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan tabel test of normality, tampak pada kolom Kolmogorov-Smirnov memiliki nilai sig. 0,200. Dari angka signifikansi tersebut, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Data akan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah gejala mutikolinieritas atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2013 : 70). Uji multikolinieritas perlu dilakukan jika jumlah variabel independen (variabel bebas) lebih dari satu. Penelitian ini menggunakan nilai VIF (variance-inflating factor) untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinieritas. Jika VIF < 10, maka model dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinieritas.
(60)
48 Tabel 4.4
Output SPSS Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
LnASSET ,212 4,710
ROA ,529 1,892
SUBS ,287 3,489
BIG ,662 1,510
GEN ,723 1,384
TIPE ,453 2,206
RISK ,540 1,852
a. Dependent Variable: LnFEE
Hasil perhitungan VIF menunjukkan bahwa setiap variabel tidak mengalami gejala multikolinieritas. Ini dikarenakan nilai VIF masing-masing variabel < 10. c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Wijaya (dalam Sarjono dan Julianita, 2013 : 66), heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan/ observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas, peneliti menggunakan uji gletjer.
(61)
49 Tabel 4.5
Output SPSS Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,173 2,836 1,119 ,269
LnASSET -,047 ,092 -,149 -,511 ,612
ROA -8,269 16,499 -,092 -,501 ,619
SUBS ,068 ,274 ,062 ,247 ,806
BIG ,067 ,184 ,060 ,362 ,719
GEN -,022 ,206 -,017 -,107 ,916
TIPE -,813 ,291 -,558 -2,799 ,067
RISK -4,666 3,651 -,233 -1,278 ,208
a. Dependent Variable: Abresid
Hasil tampilan output SPSS menunjukkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi setiap variabel di atas tingkat kepercayaan 5% atau nilai sig. > 0,05.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Wijaya (dalam Sarjono dan Julianita, 2013 : 66), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukkan adanya
(62)
50 problem autokorelasi. Untuk menguji autokorelasi, peneliti menggunakan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.6
Output SPSS Uji Autokorelasi
Model Summaryb Mode
l
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,891a ,794 ,762 1,04866 1,873
a. Predictors: (Constant), RISK, ROA, BIG, GEN, TIPE, SUBS, LnASSET b. Dependent Variable: LnFEE
Nilai dw sebesar 1,873 akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5% jumlah sampel 54 (N) dan jumlah variabel independen 7 (k=7). Pada tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai dl = 1,2851 dan nilai du = 1,8632. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai dl < dw < 4 – du (1,2851 < 1,873 < 2,1368).
(63)
51 4.2.2 Pengujian Analisis Regresi
Tabel 4.7
Output SPSS Uji Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -15,769 5,549 -2,842 ,007
LnASSET 1,225 ,180 ,989 6,802 ,000
ROA 61,317 32,288 ,175 1,899 ,064
SUBS -1,162 ,536 -,271 -2,167 ,035
BIG ,412 ,360 ,094 1,145 ,258
GEN -,755 ,404 -,147 -1,871 ,068
TIPE ,484 ,569 ,085 ,852 ,399
RISK -1,446 7,145 -,018 -,202 ,841
a. Dependent Variable: LnFEE
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi dalam penelitian ini. Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut :
LnFEE = -15,769+ 1,225 LnASSET + 61,317 ROA - 1,162 SUBS + 0,412 BIG – 0, 755 GEN + 0,484 TIPE – 1,446 RISK + e
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Dari uji asumsi klasik di atas, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan tidak mengalami multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi
(64)
52 sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda untuk mengujian hipotesis.
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.8
Output SPSS Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Mode l
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,891a ,794 ,762 1,04866 1,873
a. Predictors: (Constant), RISK, ROA, BIG, GEN, TIPE, SUBS, LnASSET b. Dependent Variable: LnFEE
Nilai adjusted R Square dikatakan baik karena berada di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar o sampai 1. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen adalah sebesar 76,2% dan besarnya variabel lain yang memengaruhi variabel dependen di luar kasus ini adalah sebesar 23,8%.
b. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
(65)
53 Tabel 4.9
Output SPSS Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -15,769 5,549 -2,842 ,007
LnASSET 1,225 ,180 ,989 6,802 ,000
ROA 61,317 32,288 ,175 1,899 ,064
SUBS -1,162 ,536 -,271 -2,167 ,035
BIG ,412 ,360 ,094 1,145 ,258
GEN -,755 ,404 -,147 -1,871 ,068
TIPE ,484 ,569 ,085 ,852 ,399
RISK -1,446 7,145 -,018 -,202 ,841
a. Dependent Variable: LnFEE
Nilai t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel. Untuk nilai signifikansi 5% uji dua pihak dan nilai df = n – k = 54 – 8 = 46, maka diperoleh nilai t tabel adalah 2,01290. Jika nilai t hitung > t tabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka hipotesis ditolak. Nilai signifikansi pada tabel menunjukkan apakah variabel berpengaruh secara signifikan atau tidak.
c. Uji F
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat.
(1)
71 kode
2013
FEE ASSET ROA SUBS BIG GEN TIPE RISK
INPC 17.288.000.000 21.188.582.000.000 0,010663149 0 0 0 1 0,028974851 BBKP 88.668.000.000 69.457.663.000.000 0,013108273 1 1 0 1 0,042888471
BNBA 986.914.331 4.045.672.277.612 0,013890751 0 1 0 1 0
BACA 1.227.000.000 7.139.276.000.000 0,009871729 0 0 0 1 0
BBCA 215.866.000.000 496.304.573.000.000 0,028724779 1 1 1 1 0,007321712 BNGA 106.445.000.000 218.866.409.000.000 0,019629102 1 1 0 1 0,080096393 BMRI 1.978.886.000.000 733.099.762.000.000 0,025685364 1 1 0 0 0,046713147 MAYA 36.270.187.000 24.015.571.540.000 0,016045902 0 0 0 1 0,028376099 MEGA 2.667.000.000 66.475.698.000.000 0,008046415 1 1 0 1 0,001866018
BABP 3.224.594.000 8.165.865.135.000 -0,01001001 0 1 0 1 0,000000274
BBNI 68.112.000.000 386.654.815.000.000 0,023426428 1 1 0 0 0,064623677
BSWD 490.454.239 3.601.335.866.618 0,022629199 0 0 1 1 0
BJBR 27.259.000.000 70.958.233.000.000 0,019397143 1 1 0 1 0,038345769 BEKS 13.367.000.000 9.003.124.000.000 0,010693177 0 0 0 1 0,014399224
AGRO 3.459.477.000 5.124.070.015 0,010233995 0 1 0 1 0
BSIM 2.143.000.000 17.447.455.000.000 0,012672335 0 0 1 1 0,000020346 BBTN 15.153.000.000 131.169.730.000.000 0,011909463 0 1 0 0 0,121291269
(2)
72 LAMPIRAN 4 OUTPUT SPSS
Descriptive Statistics N Minimu
m
Maximu m
Mean Std. Deviation LnFEE 54 20,01 28,31 23,1311 2,15048 LnASSET 54 22,36 34,23 30,9263 2,07045 ROA 54 -,02457 ,02872 ,0135878 ,00988271
SUBS 54 0 1 ,44 ,502
BIG 54 0 1 ,61 ,492
GEN 54 0 1 ,22 ,420
TIPE 54 0 1 ,83 ,376
RISK 54 ,00000 ,12493 ,0309286 ,03144745 Valid N
(listwise)
54
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Unstandardized
Residual
,086 54 ,200* ,977 54 ,373
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,891a ,794 ,762 1,04866 1,873
a. Predictors: (Constant), RISK, ROA, BIG, GEN, TIPE, SUBS, LnASSET b. Dependent Variable: LnFEE
(3)
73 ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 194,516 7 27,788 25,269 ,000b
Residual 50,585 46 1,100
Total 245,101 53
a. Dependent Variable: LnFEE
(4)
74 Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -15,769 5,549 -2,842 ,007
LnASSET 1,225 ,180 ,989 6,802 ,000 ,212 4,710
ROA 61,317 32,288 ,175 1,899 ,064 ,529 1,892
SUBS -1,162 ,536 -,271 -2,167 ,035 ,287 3,489
BIG ,412 ,360 ,094 1,145 ,258 ,662 1,510
GEN -,755 ,404 -,147 -1,871 ,068 ,723 1,384
TIPE ,484 ,569 ,085 ,852 ,399 ,453 2,206
RISK -1,446 7,145 -,018 -,202 ,841 ,540 1,852
(5)
75 Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3,173 2,836 1,119 ,269
LnASSET -,047 ,092 -,149 -,511 ,612 ,212 4,710
ROA -8,269 16,499 -,092 -,501 ,619 ,529 1,892
SUBS ,068 ,274 ,062 ,247 ,806 ,287 3,489
BIG ,067 ,184 ,060 ,362 ,719 ,662 1,510
GEN -,022 ,206 -,017 -,107 ,916 ,723 1,384
TIPE -,813 ,291 -,558 -2,799 ,067 ,453 2,206
RISK -4,666 3,651 -,233 -1,278 ,208 ,540 1,852 a. Dependent Variable: Abresid
(6)