Ciri-ciri pokok dari Sistem Pengendalian Intern

2. Pengendalian administratif meliputi struktur organisasi dan prosedur-

prosedur serta catatan-catatan yang berkaitan dengan prosespengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengesahan otorisasi transaksi-transaksi oleh manajemen. Otorisasi tersebut merupakan fungsi manajemen yang secara langsung berhubungan dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan organisasi dan merupakan titik awal untukmenyusun pengawasan akuntansi atas transaksi-transaksi. Pengendalian akuntansi accounting control berfungsi untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan. Pengendalian ini disebut Preventif Control, yaitu pengendalian yang bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Pengendalian administratifadministrative conrol berfungsi untuk mendorong efisiensi, yaitu dengan mendorong dipatuhinya keputsan-keputusan manajemen. Pengendalian ini disebut juga Feedback Control.

2.2.2 Ciri-ciri pokok dari Sistem Pengendalian Intern

Syarat sistem pengawasan intern yang memuaskan harus meliputi : 1. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab- tanggungjawab fungsional secara tepat. 2. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya. 3. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas- tugas dan fungi-fungsi setiap bagian dalam organisasi. 4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengant anggung jawabnya Keempat elemen di atas merupakan ciri-ciri pokok dari suatu sistem pengawasan intern. Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting : 1. Preventive control, pengendalian untuk pencegahan, mencegah timbulnya suatu masalah sebelum masalah muncul. 2. Detective control, pengendalian untuk pemeriksaan, dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul. 3. Corrective control, pengendalian korektif. Memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan 3. Menurut COSO Committee Of Sponsoring Organization COSO adalah kelompok sektor swasta yang terdiri dari American, Accounting Association AAA, AICPA, Institute of Internal Auditors, Institute Of Management Accountants, dan Financial Executives Intitute. Pada tahun 1992,COSO mengeluarkan hasil penelitian untuk mengembangkan definisi pengendalian intern yaitu pengendalian intern sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut: 1. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi 2. Keandalan pelaporan keuangan 3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku, Berdasarkan COSO pengendalian internal adalah proses karena hal tersebut menembus kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajemen dasar. Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar, bukan yang absolute, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan manajemen atas pengendalian, membuat proses ini menjadi tidak sempurna. Lima komponen Model Pengendalian Internal COSO yang saling berhubungan : 1. Lingkungan pengendalian : inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya, cirri perorangan, nilai-nilai etika, dan kompentensi serta lingkungan tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak. 2. Aktivitas pengendalian, Kebijakan dan proedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan organsasi, secara efektif dijalankan. 3. Penilaian risiko, Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme unuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait. 4. Informasi dan komunikasi, disekitar aktivitas pengendalian terdapat system informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. 5. Pengawasan, Seluruh poses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Komponen kedua dari model penngendalian internal COSO adalah kegiatan- kegiatan pengendalian, yang merupakan kebijakan dan peraturan yang menyediakan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian pihak manajemen dicapai. Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut : 1. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai, 2. Pemisahan fungsi 3. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai 4. Penjagaan asset dan catatan yang memadai 5. Pemeriksaan independent atas kinerja Akuntan memainkan peran yang penting dalam membantu manajemen mengontrol bisnis dengan mendesain sistem pengendalian yang efektif dan mengevaluasi sistem yang ada untuk memastikan bahwa sistem tersebut berjalan dengan efektif. Beberapa ancaman menunjukan risiko yang lebih besar karena probabilitas kemunculannya lebih besar. Misalnya , perusahaan lebih mungkin menjadi korban penipuan computer daripada serangan teroris, dan pegawai lebih mungkin melakukan kesalahan yang tidak disengaja daripada melakukan tindakan penipuan secara sengaja. Perkiraan Paparan Exposure, kerugian potensial. Risiko gempa bumi mungkin kecil, tetapi perkiraannya dapat sangat besar, gempa dapat menghancurkan perusahaan dan menyebabkan kebangkrutan. Risiko dan paparan harus diperhitungkan bersama-sama, karena apabila salah satu meningkat, maka baik materilitas ancaman maupun kebutuhan untuk melindunginya akan meningkat. Identifikasi Pengendalian. Manajemen harus mengidentifiksi salah satu atau beberapa pengendalian yang akan melindungi perusahaan dari setiap ancaman. Dalam mengevaluasi keuntungan prosedur pengendalian internal tertentu, manajemen perlu mempertimbangkan keefektifan dan waktunya. Apabila semua faktor yang lainnya sama, maka pengendalian untuk pencegahan akan lebih baik daripada pengendalian untuk pemeriksaan. Akan tetapi apabila pengendalian untuk pencegahan gagal, maka pengendalian untuk pemeriksaan penting untuk menemukan masalah, dan pengendalian korektif membantu mengatasi masalah tersebut, Jadi, pengendalian untuk pencegahan, untuk pemeriksaan, dan korektif saling melengkapi, dan sistem pengendalian internal yang baik perlu menggunakan ketiga-tiganya. Menetapkan Efektivitas Biaya – Manfaat 1. Pihak manajemen menetapkan apakah pengendalian tersebut menguntungkan dari segi biaya. 2. Dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian internal, pihak manajemen harus mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar faktor- faktor dalam perhitungan perkiraan manfaat.

2.3 Kualitas audit