Kerangka Pemikiran Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr.

5 Faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ketersediaan dan kebutuhan air di suatu wilayah adalah: a. Ketersediaan air tidak selalu stabil, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti kondisi curah hujan, kondisi lingkungan DAS, penggunaan lahan, dan penggunaan lainnya. b. Kecukupan air untuk domestik dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: jumlah dan komposisi penduduk, jenis kelamin, dan umur. c. Kecukupan air industri dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: jumlah dan jenis industri, jumlah tenaga kerja, dan kebutuhan air per unit industri. d. Kebutuhan air untuk pertanian dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: luas lahan sawah, pola tanam, intensitas tanam, dan kebutuhan air tanaman. e. Status air di suatu wilayah ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: ketersediaan, kebutuhan, dan kecukupan air.

1.3 Kerangka Pemikiran

Peningkatan kebutuhan berbagai sektor rumah tanggadomestik, pertanian, dan industri terhadap air yang semakin meningkat di DAS Cicatih mengakibatkan tekanan dan persaingan pemanfaatan sumber daya air semakin tinggi. Persaingan dalam penggunaan air telah memunculkan konflik terbuka antara penduduk dan pengelola industri air. Konflik umumnya terjadi bilamana ada pihak yang merasa haknya diambil secara tidak adil, sehingga batas penggunaan air oleh para pihak perlu diketahui secara transparan. Dalam meminimalisir terjadinya konflik penggunaan air diperlukan pembagian air yang optimal antar pengguna, dengan menerapkan optimal water sharing. Dengan optimal water sharing diharapkan semua stakeholder pengguna air dapat terpenuhi kebutuhan airnya untuk jangka waktu yang panjang tetapi tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini bisa dicapai dengan melakukan optimasi dengan tujuan memaksimalkan dampak terhadap nilai tambah ekonomi dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam optimal water sharing terjadi alokasi yang optimal terhadap semua stakeholder pengguna air dan setiap stakeholder mendapatkan keuntungan tidak boleh ada yang mendapatkan kerugian. Sehingga untuk mewujudkan optimal water sharing diperlukan model alokasi air yang berkaitan dengan kebutuhan, potensi dan 6 optimalisasi pemanfaatan sumber daya air, terutama dalam mendukung pemanfaatan air yang berkelanjutan di masa yang akan datang. Model optimal water sharing harus mempunyai tujuan untuk memaksimalkan nilai tambah penggunaan air dengan kendala bahwa kebutuhan untuk domestik harus terpenuhi karena berhubungan dengan kelangsungan hidup masyarakat. Air untuk industri merupakan potensi karena apabila air sedikit tidak bisa berproduksi, dan untuk pertanian, air merupakan ketersediaan karena managable dapat diatur dimana apabila air tidak tersedia bisa dilakukan efisiensi penggunaan air misalnya dengan irigasi intermittent, irigasi tetes, mengintroduksi varietas padi hemat air, dan lain- lain. Model optimal water sharing yang dikembangkan memberikan gambaran secara lengkap mengenai kemampuan setiap wilayah dalam menyediakan sumber daya air. Hasil studi ini dapat digunakan untuk mendukung upaya optimalisasi sumber daya air suatu wilayah serta mendukung pembagian air secara adil dan optimal. Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas, diperoleh komponen- komponen hasil sebagai berikut: 1 Ketersediaan air pada kondisi normal dan saat terjadi tren perubahan iklim dan proyeksi ketersediaan air sampai dengan tahun 2030, dan 2 Kebutuhan air untuk domestik, kebutuhan air untuk pertanian, kebutuhan air untuk industri non AMDK, kebutuhan air untuk AMDK dan proyeksi kebutuhan sampai dengan tahun 2030, 3 Sisa air yang merupakan selisih antara ketersediaan dan total kebutuhan air pada business as usual, dan 4 Sisa air setelah semua kebutuhan dioptimasi business as unusual. Pola pemikiran ini diharapkan dapat mewujudkan optimal water sharing di suatu wilayah. Pola pikir pendekatan optimasi pemanfaatan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air dalam mendukung optimal water sharing disajikan pada Gambar 1. 7 Gambar 1. Kerangka pemikiran model alokasi air dalam mendukung optimal water sharing TOTAL KEBUTUHAN AIR Business as usual Jumlah penduduk, trend kebutuhan airorang Penggunaan air untuk industri non AMDK Penggunaan air untuk pertanian 1,2,3 kali tanam Business as unusual Tidak Optimasi Optimal Water Sharing Terpenuhi Ya Penggunaan air untuk domestik KETERSEDIAAN Jumlah industri, jenis industri, kebutuhan airunit industri Luas lahan sawah, intensitas tanam, pola tnm, kebutuhan air tan KEBUTUHAN Potensi air yang dapat dimanfaatkan Kebutuhan air untuk lingkungan - Data iklim, debit - Citra landuse - Peta-peta stasiun hujan, rupabumi, satuan lahan Identifikasi Mata Air Survei geolistrik Ketersediaan air Saat Kondisi Normal kondisi normal Ketersediaan air saat terjadi tren perubahan iklim TOTAL KETERSEDIAAN AIR Air permukaan Mata Air Air Tanah 8

1.4 Tujuan Penelitian