Kontruksi Mesin EFI Electric Fuel Injection Sistem i-DSI pada Honda Jazz Tipe L13A

dari masing-masing sensor dikirim ke ECM, kemudian ECM menentukan lamanya injeksi yang tepat dan mengirimkan signal output ke aktuator sebagai injektor dan menginjeksikan bahan bakar ke intake manifold sesuai signal yang dibutuhkan.

F. Kontruksi Mesin EFI Electric Fuel Injection

Gambar 2.23 Kontruksi mesin EFI Electric Fuel Injection Aris Joko Saraswo, 2010:28 ECM Keterangan gambar: 1. Filter bensin kasa berfungi untuk menyaring kotoran yang berbentuk partikel atau debu, filter ini terletak pada didalam tangki bahan bakar. 2. Pompa bensin berfungi untuk memompa bensin dari tangki ke injector. 3. Filter bensin elemen berfungsi untuk menyaring kotoran berupa cair dan partikel. 4. Pipa pembagi berfungsi untuk mendistribusikan bahan bakar ke semua injector. 5. Pressure regulator berfungsi untuk menjaga tekanan bensin agar selalu seimbang dengan tekanan udara di intake manifold. 6. Injector berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke intake manifold. 7. Manifold Absolute Pressure MAP sensor berfungsi untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke intake manifold. 8. Oxygen sensor berfungsi untuk memberitahu ECM kandungan oksigen dari hasil pembakaran. 9. Crankshaft atau camshaft sensor berfungsi untuk mengatur Firing Order pengapian dan semprotan injector. 10. Engine Coolant Temperature ECT sensor berfungsi untuk mengetahui kondisi suhu mesin dan menginformasikan ke ECM. 11. Trottle Position Sensor TPS berfungsi untuk mengetahui posisi skep gas baik menutup dan membuka. 12. Intake Air Temperature sensor berfungsi untuk mengetahui temperatur udara didalam Intake Manifold. 13. Idle Speed Control berfungsi untuk mengontrol atau mengendalikan kecepatan putaran mesin saat kondisi langsam Idle. 14. Engine Control Module ECM berfungsi untuk mengolah data dan memerintahkan semua aktuator pada mesin.

G. Sistem i-DSI pada Honda Jazz Tipe L13A

Sistem i-DSI Honda Jazz L 13A adalah mesin yang menggunakan kinerja dari teknologi intelligent Dual and Sequential Ignition i-DSI, di mana setiap silinder dilengkapi dengan Dua busi yang menyala secara berurutan. ECM mengontrol jarak fase pengapian antara spark plug busi depan dan belakang sesuai dengan putaran mesin dan vacume di intake manifold. Pada putaran idle, spark plug depan dan belakang menyala secara bersamaan untuk menghasilkan kecepatan pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunaan bahan bakar. Pada kecepatan rendah dengan penggunaan beban rendah, ECM akan mempercepat ignition timing waktu pengapian pada spark plug depan yang suhu ruang pembakarannya relatif rendah untuk menghemat penggunan bahan bakar. Pada kecepatan tinggi spark plug depan dan belakang mengahsilkan kecepatan pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunan bahan bakar. Shop Manual Honda JazzFit pdf. Gambar 2.24 Sistem i-DSI Shop Manual Jazz Busi Depan Busi Belakang 36 BAB III ENGINE TUNE-UP HONDA JAZZ TIPE L13A Setiap komponen kendaraan, terutama yang bergerak dan bergesekan, lama kelamaan pasti akan menurun kemampuannya sehingga diperlukan perawatan, pemeriksaan dan perbaikan. Tune-up ialah mengembalikan kemampuan mesin kepada keadaan semula pada tingkat optimal. Sebenarnya pekerjaan tune-up ini termasuk dalam pemeriksaan berkala, yang antara lain pekerjaan pembersihan, perbaikan, penyetelan, pengetesan ataupun mengganti komponen-komponen tertentu seperti busi, filter udara dan bahan bakar, air radiator sistem pendingin dll. Melakukan pemeriksaan atau tune-up berarti mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada mesin. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai proses tune-up agar memudahkan dalam proses pengerjaannya adalah sebagai berikut: A. Alat dan bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan tugas akhir ini antara lain adalah: 1. Alat a. Toolbox 1 set Toolbox 1 set terdiri dari berbagai macam-macam alat seperti kunci pas, kunci ring, kunci kombinasi, obeng - dan +, tang potong, tang panjang, palu besi, palu karet. Gambar 3.25 Toolbox b. 1 set kunci shock 1 set kunci shock terdiri dari dari beberapa ukuran mata kunci shock, racket handle, sambungan pendek dan panjang, sambungan universal. Fungsi kunci shock sama seperti kunci pas dan kunci ring, yaitu untuk melepaskan dan mengencangkan mur atau baut. Gambar 3.26 1 set kunci shock c. Hydrometer Hydrometer ini digunakan untuk mengukur elektrolit berat jenis baterai. Gambar 3.27 Hydrometer d. Feeler gauge Alat ini dugunakan untuk mengukur celah antar bagian mesin seperti mengukur kerenggangan celah katup, kerenggangan celah elektroda busi, kerenggangan ring piston. Gambar 3.28 Feeler gauge e. Timing light Timing light adalah alat yang digunakan pada saat pemeriksaan saat pengapian. Gambar 3.29 Timing Light f. Special tool Wrench Oil Filter pembuka saringan oli Special tool ini adalah alat yang digunakan untuk melepas oli filter. Gambar 3.30 Special tool Wrench Oil Filter g. Pressure gauge Pressure gauge adalah alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan bahan bakar. Gambar 3.31 Pressure gauge h. Multitester Multitester adalah alat yang digunkan untuk mengukur tegangan baterai pada saat pemeriksaan baterai. Ada 2 tipe multitester analog dan multitester digital dalam penggunaannya sama saja. Gambar 3.32 Multitester analog Gambar 3.33 Multitester digital i. Scan Tool Honda PGM Tester Scan Tool atau Honda PGM Programmed tester adalah alat yang digunakan untuk mendiagnosa kesalahan dan mengetahui performa pada mobil Honda. Gambar 3.34 Scan Tool Honda PGM Tester j. Compression Tester Compression Tester adalah alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan kompresi mesin. Gambar 3.35 Compression Gauge 2. Bahan a. Engine stand Honda Jazz Tipe L13A I-DSI Intelligent Dual Sequential Ignition Gambar 3.36 Engine Stand Honda Jazz Tipe L13A B. Proses pelaksanaan Proses pelaksanaan tune-up Honda Jazz Tipe L13A dilakukan berdasarkan daftar perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer dengan pertimbangan kondisi engine yang dulunya menjadi korban tsunami di Jepang. Komponen-komponen yang perlu diperiksa perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa air pendingin 2. Memeriksa radiator cup dan radiator 3. Memeriksa baterai 4. Ganti saringan oli Oil Filter 5. Ganti oli mesin 6. Memeriksa saringan udara Air cleaner 7. Memeriksa busi Spark Plug 8. Memeriksa saringan bensin Fuel Filter 9. Memeriksa kerenggangan celah katup 10. Memeriksa tekanan kompresi 11. Memeriksa saat pengapian 12. Pemeriksaan Engine menggunakan Scan Tool Honda PGM Tester C. Tune-up Dari hasil pelaksanaan tune-up pada mesin Honda Jazz tipe L13A, berdasarkan daftar perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer dengan pertimbangan kondisi engine yang dulunya menjadi korban tsunami di Jepang, didapat hasil sebagai berikut: 1. Memeriksa Coolant a. Pemeriksaan coolant sesuai spesifikasi 1 Lihat ketinggian coolant di dalam reservoir coolant, yakinlah bahwa posisinya berada di antara tanda MAX A dan tanda MIN B. Gambar 3.37 Reservoir Coolant 2 Jika ketinggian coolant di bawah tanda MIN B, tambahkan coolant sampai mencapai tanda MAX A Catatan:  Jangan melepas tutup reservoir coolant bila coolant sedang mendidih.  Jangan melepas tutup radiator bila engine dan radiator masih panas. b. Hasil pemeriksaan Coolant di Engine Stand 1 Ketinggian coolant di dalam reservoir berada pada tanda MAX A Jadi tidak perlu menambahkan coolant. A B 2. Memeriksa Radiator Cup dan Radiator a. Pemeriksaan radiator cup sesuai spesifikasi 1 Buka radiator cup A, basahi seal dengan engine coolant, kemudian pasangkan radiator cup tester. Gunakan adaptor B kecil untuk memasang radiator cup. Gambar 3.38 Radiator Cup Tester 2 Berikan tekanan sebesar 93-123 Kpa. 3 Periksa apakah ada penurunan tekanan. 4 Jika ada penurunan tekanan, radiator cup harus diganti. b. Pemeriksaan radiator sesuai spesifikasi 1 Apabila engine dalam keadaan panas tunggulah sampai engine dingin, kemudian secara hati-hati buka radiator cup dan isi radiator dengan engine coolant sampai ke bagian atas leher pengisian. 2 Pasang penguji tekanan pada radiator, gunakan adaptor kecil pada penguji tekanan. A B Gambar 3.39 Pengetesan radiator 3 Berikan tekanan 93-123 Kpa 4 Periksa adanya kebocoran engine coolant dan penurunan tekanan. 5 Cabut tester dan pasang radiator cup. 6 Periksa apakah ada oli mesin yang tercampur dalam coolant. c. Hasil pemeriksaan radiator cup 1 Tidak ada penurunan tekanan. d. Hasil pemeriksaan radiator 1 Tidak ada kebocoran engine coolant dan penurunan tekanan, sambungan klem tidak ada kebocoran. Gambar 3.40 Selang dan klem radiator 3. Memeriksa Baterai a. Pemeriksaan baterai sesuai spesifikasi 1 Periksa baterai dari kemungkinan hubungan terminal longgar, terminal berkarat, atau casing bocor. Gambar 3.41 Terminal baterai 2 Periksa batas air baterai harus antara batas maksimal dan minimal upper level dan lower level. 3 jika air baterai berada di bawah batas lower level, tambahkan air baterai sampai batas upper level. Selang Klem + _- Gambar 3.42 Baterai 4 Periksa berat jenis elektrolit dengan menggunakan Hydrometer. Berat jenis 1,25 – 1,27 pada 20 C. Gambar 3.43 Pengukuran berat jenis baterai 5 Periksa tegangan baterai menggunakan Multitester Gambar 3.44 Pengukuran tegangan baterai b. Hasil pemeriksaan baterai 1 Tidak ada keretakan atau kebocoran pada casing, namun terminal baterai sedikit berkarat. 2 Air baterai berada pada batas upper level. 3 Berat jenis baterai rata-rata pada tiap sel 1,25 grcm 3 . 4 Tegangan baterai 10 Volt Kesimpulan pemeriksaan beterai:  Baterai memerlukan pengisian cepat. 4. Ganti Saringan Oli Oil Filter a. Penggantian saringan oli sesuai spesifikasi 1 Lepas saringan oli menggunakan special tool Oil Filter Wrench ke arah berlawanan jarum jam. Gambar 3.45 Melepas saringan oli 2 Periksa ulir dan seal karet pada saringan oli yang baru. 3 Oleskan sedikit oli pada seal karet saringan oli. 4 Pasang saringan oli dengan tangan. 5 Setelah seal karetnya terpasang, kencangkan saringan oli searah jarum dengan menggunakan special tool Oil Filter Wrench. Catatan :  Kekencangan ¾ searah jarum jam.  Torsi pengencangannya 12 N.m b. Penggantian saringan oli di Engine Stand 1 Saringan oli di Engine Stand tidak diganti karena oli mesin masih bagus, kerena penggantian saringan oli dilakukan apabila oli mesin diganti. 5. Ganti Oli Mesin a. Penggantian oli mesin sesuai spesifikasi 1 Panaskan mesin. 2 Buka skup atau baut pembuangan menggunakan kunci ring 17 dengan memutar sekrup berlawanan dengan jarum jam dan keluarkan oli mesin dan tampung dengan wadah atau nampan. Gambar 3.46 Melepas skrup atau baut pembuangan oli mesin 3 Pasang kembali sekrup atau baut dengan washer yang baru dengan arah pengencangan searah jarum, torsi pengencangan 39 Nm. 4 Isi oli dengan yang baru. Gambar 3.47 Pengisian oli mesin Catatan :  Gunakan selalu pelumas yang efisien bahan bakar bertanda “API American Petroleum Institute Service SG, SAE Society Automobile Enginers  Kapasitas oli 3,4 L pada saat penggantian oli.  Kapasitas oli 3,6 L pada saat penggantian oli termasuk penggantian filter oli.  Kapasitas oli 4,2 L setelah mesin dioverhaul.  Spesifikasi kekentalan oli disesuaikan dengan kebutuhan seperti menyesuaikan dengan musim. Pada umumnya di Indonesia pada mobil bensin menggunakan oli SAE 10w-40. 5 Nyalakan mesin lebih dari 3 menit kemudian periksa apakah terdapat kebocoran. Oli Mesran SAE 10w-40 b. Penggantian oli mesin di Engine Stand 1 Oli mesin yang digunakan pada Engine Stand tidak diganti karena kondisinya masih bagus baik dari kekentalannya viskositas, warna. 2 Volume oli mesin kurang, pada saat di periksa pada batang pengukur oli mendekati pada garis L Low Gambar 3.48 Pemeriksaan Oli mesin 3 Menambahkan oli mesin, sampai berada pada batas F Full pada batang pengukur oli. 4 Tidak ada kebocoran oli mesin saat mesin dinyalakan. 6. Memeriksa Saringan Udara Air Cleaner a. Pemeriksaan Air Cleaner sesuai spesifikasi 1 Kendurkan sekrup atau baut kemudian lepas filter udara. F L Gambar 3.49 Melepas Air cleaner housing cover dan pada box air cleaner Gambar 3.50 1 Set Box Air Cleaner 2 Lihat secara fisual apakah komponen apakah komponen filter udara seperti busa atau kertas filter udara rusak atau sobek. Gambar 3.51 Air Cleaner Baut 3 Jika ada kerusakan gantilah filter udara dengan yang baru, jika hanya kotor bersihkanlah menggunakan udara bertekanan Compressor. b. Pemeriksaan Air Cleaner pada Engine Stand 1 Air Cleaner di Engine Stand sudah tidak sesuai standar. Gambar 3.52 Air Cleaner pada Engine Stand 2 Tidak ada kerusakan komponen air cleaner. 7. Memeriksa Busi Spark Plug Gambar 3.53 Busi pada Engine Honda Jazz Tipe L13 A Busi Belakang Busi Depan a. Pemeriksaan busi sesuai spesifikasi 1 Saat melepaskan ignition coil depan, lepaskan intake manifold cover. Gambar 3.54 Melepas intake manifold cover 2 Saat melepas ignition coil belakang, lepaskan harness holder yang berfungsi untuk mengikat kabel-kabel yang menuju Coil dari bracket. Gambar 3.55 Harness holder 3 Lepaskan ignition coil conector, kemudian lepaskan ignition coil depan dan ignition coil belakang. Harnnes holder Gambar 3.56 Ignition Coil depan Gambar 3.57 Ignition Coil belakang 4 Lepaskan semua busi spark plug Gambar 3.58 Melepas busi Spark Plug 5 Periksa elektroda dan isulator keramik. Elektroda yang terbakar disebabkan oleh:  Ignition timing berada pada posisi advance.  Busi kendur.  Kisaran panas busi terlalu panas.  Pendinginan tidak cukup. Busi kotor dapat disebabkan oleh:  Ignition timing berada pada posisi terlalu retard.  Oli daram ruang bakar.  Celah busi tidak benar.  Kisaran panas busi terlalu dingin.  Terlalu lama pada kecepatan idle atau kecepatan rendah.  Elemen filter udara tersumbat.  Ignition coil atau kabel ignition rusak. 6 Periksa celah elektroda menggunakan Feeler Gauge. Gambar 3.59 Mengukur celah elektroda Celah elektroda: Standar baru: 1,0 – 1,1 mm 0,039 – 0,43 in 7 Ganti busi jika elektroda di tengah membundar. Gambar 3.60 Elektroda Gunakan merk busi :  BKR 6E-11 NGK Cara membacanya yaitu:  B = Screw Diameterdiameter skrup, B = 14 mm  K = Outer Side Bipolar Elektroda bagian luar bipolar elektroda.  R = Contructionkontruksi, R = Resistor  6 = Heat Rangerentang panas, 6 = tipe panas  E = Screw Lengthpanjang skrup, E = 19 mm  -11 = Sparking Gapcelah busi, -11 = 1,1 mm 8 Lumaskan sedikit gemuk ke alur busi, dan bautkan busi ke cylinder head dengan tangan. Kemudian kencangkan dengan torsi 18 N.m 1.8 kgf.m. b. Hasil pemeriksaan busi 1 Terdapat beberapa celah elektroda terlalu lebar melebihi batas standar, maka dari itu celah busi distel dengan feeler gauge dan tang lancip dengan celah 1,0 mm. Gambar 3.61 stel celah elektroda 8. Memeriksa Saringan Bensin Fuel Filter a. Pemeriksaan saringan bensin Gambar 3.62 Fuel Filter pertama di dalam tangki Gambar 3.63 Fuel Filter ke 2 Pada Engine Stand terdapat dua saringan bensin yang satu tersimpan dalam tangki bensin dan yang satunya lagi diletakan didekat fly wheel , sesuai standarnya pada engine HONDA JAZZ TIPE L13A hanya memiliki satu saringan bensin yang terdapat di dalam tangki bensin. Penggantian fuel filter dilakukan apabila tekanan bahan bakar turun di bawah nilai spesifikasi 3,3-3,8 kgcm 2 oleh karena itu perlu pemeriksaan tes tekanan bahan bakar. Untuk pemeriksaan fuel filter yang ke-dua yang pertama dilakukan adalah melepas klem sambungan selang bensin dan sekrup atau baut fuel filter kemudian bersihkan menggunakan udara bertekanan searah dengan aliran bensin agar kotoran di dalam terdorong keluar, setelah itu lakukan pemeriksaan tekanan bahan bakar. b. Pemeriksaan tekanan bahan bakar 1 Lepaskan selang pada fuel filter yang menghubungkan dari tangki bahan bakar ke fuel filter A Gambar 3.64 Selang bahan bakar 2 Pasang pressure gauge, kencangkan klem pada sambungan selang. Gambar 3.65 Pressure Gauge. 3 Setelah pressure gauge terpasang, hidupkan mesin dan baca pressure gauge. A Gambar 3.66 Hasil tekanan bahan bakar c. Hasil pemeriksaan fuel filter dan tekanan bahan bakar 1 Fuel pressure regulator sudah tidak standar, setelah di periksa terdapat kawat untuk mengaitkan antar komponen di dalam fuel filter di dalam tangki bahan bakar. 2 Tekanan bahan bakar di bawah standar, hasilnya yaitu 2,4 kgcm 2 , dapat diambil kesimpulan fuel filter harus diganti. 9. Memeriksa Kerenggangan Celah Katup a. Penyetelan celah katup 1 Untuk langkah penyetelan celah katup yakni meneruskan langkah dari pemeriksaan busi, posisi busi sudah terlepas dari cylinder head cover. 2 Lepaskan breather hose dan positive crankcase ventilation PCV, fungsi PCV adalah untuk mengalirkan uap panas oli yang berasal dari mesin ke manifold dan menjaganya supaya uap oli panas tersebut tidak kembali lagi ke mesin. Gambar 3.67 Positive crankcase ventilation PCV 3 Lepaskan evaporative emission EVAP canister hose, manifold absolute pressure MAP, thtottle position TP sensor conector, IAC valve connector. 4 Lepaskan baut intake manifold, kemudian lepas intake manifold. Gambar 3.68 Intake Manifold PCV 5 Lepaskan breather hose berfungsi untuk pernafasan pada Cylinder Head, dan lepas baut cylinder head cover, kemudian lepaskan exhaust manifold. Gambar 3.69 Melepas baut cylinder head cover 6 Top-kan mesin pada top satu, silinder satu pada posisi titik mati atas TMA dengan memutar poros engkol lihatlah tanda UP di camshaft sprocket, luruskan tanda UP dengan cylinder head, tanda UP itu artinya mesin berada pada top satu. Gambar 3.70 Tanda UP pada Camshaft Sprocket Breather hose Up 7 Stel celah katup pada top 1 menggunakan feeler gauge Celah katup:  In : 0,15 mm dingin  Ex : 0,26 mmdingin  In : 0,20 mm panas  Ex : 0,30 mm panas Katup yang di stel pada top 1 :  Silinder 1 : In dan Ex  Silinder 2 : In  Silinder 3 : Ex  Silinder 4 : Tidak ada Gambar 3.71 Katup yang distel pada top 1 Gambar 3.72 Saat penyetelan katup Ex In 8 Putarlah poros engkol crankshaft 360 o , luruskan tanda angka 4 pada Camsaft Sprocket dengan cylinder head, yang artinya engine sudah berada pada posisi top 4, kemudian stel celah katupnya. Gambar 3.73 Memutar poros engkol Crankshaft Katup yang di stel pada pada top 4 :  Silinder 1 : Tidak ada  Silinder 2 : Ex  Silinder 3 : In  Silinder 4 : In dan Ex Gambar 3.74 Katup yang distel pada top 4 Ex In 9 Pasanglah kembali komponen-komponen dengan kebalikannya dari langkah pembongkaran. 10. Memeriksa Tekanan Kompresi a. Memeriksa kompresi mesin sesuai spesifikasi 1 Panaskan mesin mesin hingga suhu kerja normal cooling fan menyala. 2 Putar ignition switch ke OFF. 3 Lepaskan PGM-FI main relay 2. 4 Hidupkan mesin, dan biarkan beroperasi sampai mesin mati. 5 Lepaskan keempat ignition coil depan. 6 Lepaskan keempat spark plug busi depan. 7 Pasang compression gauge ke lubang busi spark plug hole Gambar 3.75 Memasang Compression Gauge 8 Buka throttle sepenuhnya, kemudian putar mesin dengan starter motor dan ukur tekanan kompresinya. Catatan: a Tekanan kompresi: Diatas 980 kPa9,8 kgfcm 2 b Variasi maksimum: dalam 200 kPa2,0 kgfcm 2 9 Jika kompresi tidak sesuai dengan spesifikasinya yang telah ditentukan, periksa hal-hal berikut, kemudian ukur kompresinya. a Kerusakan atau keausan pada valve dan seat. b Kerusakan pada cylinder head gasket. c Keausan pada piston ring. d Kerusakan atau keausan pada piston dan cylinder bore. b. Hasil pemeriksaan kompresi pada Engine Stand 1 Hasil pemeriksaan kompresi tiap-tiap cylinder. a Cylinder 1 : 1400 kPa14 kgfcm 2 b Cylinder 2 : 1500 kPa15 kgfcm 2 c Cylinder 3 : 1450 kpa14,5 kgfcm 2 d Cylinder 4 : 1500 kPa15 kgfcm 2 2 Hasil pemeriksaan masih diatas dari spesifikasinya atau masih baik. 11. Memeriksa Saat Pengapian Ignition Timing Langkah-langkah memeriksa Ignition Timing a. Nyalakan mesin. Biarkan mesin berputar pada 3.000 rpm tanpa beban karena tidak ada Accesoris pada Engine Stand seperti lampu kepala dan AC Air Conditioner hingga radiator fan b. Biarkan pada putaran idle c. Hubungkan kabel positif timing light ke terminal positif baterai dan kabel negatif timing light ke terminal negatif baterai. Gambar 3.76 Memasang kabel timing light ke baterai Gambar 3.77 Timing light ke ignition coil harness no 1 d. Arahkan cahaya ke arah pointer A pada chain case B. Periksa ignition timing. Spesifikasi Ignition timing : MT : 8º ± 2º tanda B selama idle CVT : 8º ± 2º tanda B selama idle Gambar 3.78 Pemeriksaan Ignition Timing e. Hasil pemeriksaan ignition timing pada putaran idle yaitu 8º. Jika ignition timing berbeda dari spesifikasi, ganti Engine Control Module ECM. Gambar 3.79 Engine Control Module ECM Untuk harga baru ECM Honda Jazz I-DSI yaitu Rp 5.590.000,00 A B 12. Pemeriksaan Engine menggunakan Scan Tool Honda PGM Tester. a. Hubungkan Scan Tool Honda PGM Tester atau Data Link Conector DLC. Pilih Connector Scanner yang 16 pin, karena pada Engine Stand menggunakan Connector 16 Pin. Gambar 3.80 Pemasangan Pin Connector b. Nyalakan mesin, pada putaran idle. c. Nyalakan Scan Tool dengan menekan tombol ON pada Scan Tool, kemudian akan muncul menu utama pada Scan Tool, pilih Vehicle Diagnosis kemudian tekan ENTER. Gambar 3.81 Menu utama pada Scan Tool d. Tampilan Screen Scan tool selanjutnya yaitu muncul menu seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.82 Menu Initial Screen Scan Tool Pilih menu nomer 01 Japanese Vehicle Diagnosis karena Engine tersebut diproduksi oleh Jepang, kemudian tekan ENTER pada Scan Tool. e. Selanjutnya akan muncul menu Scan Tool seperti pada gambar berikut: Gambar 3.83 Menu Japanese Vehicle Diagnosis pada Scan Tool Pilih menu nomer 02. HONDA karena Engine yang di pakai adalah produksi dari HONDA kemudian tekan ENTER pada Scan Tool. f. Selanjutnya pilih nomer 02. GENERAL karena tipe engine yang di scan tidak ada pada pilihan menu. Gambar 3.84 menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 2 pada Scan Tool g. Kemudian akan muncul menu sebagai berikut: Gambar 3.85 Menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 3 pada Scan Tool Pilih no 1 Pilih menu nomer 01. ENGINE WITH AT karena AT yang dimaksud tersebut adalah Automatic Transmision karena Engine yang dipakai menggunakan Automatic Transmision. Kemudian tekan ENTER pada Scan Tool. h. Selanjutnya akan muncul menu sebagai berikut: Gambar 3.86 Menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 4 pada Scan Tool Pilih no 02. 16 PIN CONNECTOR karena jumlah pin connector pada Engine ini ada 16. Kemudian tekan ENTER, kemudian akan muncul Screen sebagai berikut: Gambar 3.87 Scan Tool setelah memilih 16 Pin Connector Setelah muncul menu atau tampilan pada Gambar 3.58 kemudian tekan ENTER akan muncul menu sebagai berikut: Gambar 3.88 Menu Japanese Vehicle Diagnosis, pilih DTC atau Diagnostic Trouble Codes pada Scan Tool Kemudian pilih nomer 01.Diagnostic Trouble Codes tekan ENTER untuk mengetahui apakah Engine ada Trouble Shooting atau tidak. berikut ini adalah gambar hasil Scan pada Diagnostic Trouble Codes DTC. Gambar 3.89 Scan Tool DTC Dari hasil tersebut Scan Diagnostic Trouble Codes DTC tidak terdapat Trouble Shooting pada Engine. Untuk mencoba supaya ada trouble shooting saat Scan Diagnostic Trouble Codes DTC yaitu dengan cara melepas salah satu sensor. Gambar 3.90 Melepas knock sensor Sehingga akan muncul data Scan Diagnostic Trouble Codes DTC sebagai berikut: Gambar 3.91 Trouble shooting saat Scan Diagnostic Trouble Codes DTC Melepas knock sensor Tabel 3.1 Indeks Trouble Shooting DTC Scan tool DTC Honda DTC Hal dan komponen yang terdeteksi P0325 23-1 Knock sensor circuit, gangguan fungsi P0335 4-1 Crankshaft Position CKP Sensor, Tidak ada sinyal P0336 4-2 Crankshaft Position CKP Sensor, Interupsi Intermitten P0401 80-1 Exhaust Gas Recirculation EGR Valve, Tidak cukup aliran P0420 67-1 Efisiensi sistem katalis di bawah ambang batas P0443 92-4 Evaporative Emission EVAP Canister Purge Valve Circuit, gangguan fungsi P0500 17-1 Vehicle Speed Sensor VSS Circuit, ganguan fungsi P1107 13-1 Barometric Pressure BARO Sensor Circuit, Tegangan rendah P1108 13-2 Barometric Pressure BARO Sensor Circuit, tegangan tinggi P1297 20-1 Electrical Load Detector ELD Circuit, tegangan rendah P1298 20-2 Electrical Load Detector ELD Circuit, tegangan tinggi P1351 15-5 Sirkuit Ignition Coil depan dari silinder No.1No.4, gangguan fungsi P1352 15-6 Sirkuit Ignition Coil belakang dari silinder No.1No.4, gangguan fungsi P1353 15-7 Sirkuit Ignition Coil depan dari silinder No.2No.3, gangguan fungsi P1354 15-8 Sirkuit Ignition Coil belakang dari silinder No.2No.3, gangguan fungsi P1361 8-2 Top Dead Center TDC Sensor, Interupsi Intermiten P1362 8-1 Top Dead Center TDC Sensor, tidak ada sinyal P1491 12-3 Exhaust Gas Recirculation EGR Valve, Lift tidak cukup P1498 12-2 Exhaust Gas Recirculation EGR Valve Position Sensor Circuit, tegangan tinggi P1519 14-3 Idle Air Control IAC Valve Circuit, gangguan fungsi i. Setelah pengecekan Diagnostic Trouble Codes DTC langkah selanjutnya yaitu tekan tombol ESC pada Scan Tool untuk kembali ke menu sebelumnya, kemudia pilih menu CURRENT DATA tekan tombol ENTER. Gambar 3.92 Menu Japanese Vehicle Diagnosis, pilih Current Data j. Selanjutnya akan muncul hasil pemeriksaan Cureent Data. Gambar 3.93 Hasil pemeriksaan Cureent Data pada Scan Tool Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan Cureent Data pada Scan Tool Honda PGM Tester. 1 Engine Speed 986 rpm 2 VSS Vehicle Speed Sensor 0 kmh 3 ECT Engine Coolant Temperature 58.0º C 4 IAT Intake Air Temperatur 30.0º C 5 MAP Manifold Absolute Pressure 34 kPa 6 Engine LO Lube Oil 33 7 Barometric 98 kPa 8 TPS Throttle Position Pressure 10.6 9 SHT FT 1 0,00 10 LONG FT 1 0,00 11 AF CLOSE - 12 02 B1S1 1,93 Volt 13 O2S Heat Oxigen Sensor Heat primer Off 14 O2 B1S2 0 Vot 15 O2S Heat Oxigen Sensor Heat Sekunder off 16 Batteray Volt 13.4 V 17 Alternator 36 18 Brake Switch Off 19 AC Switch Off 20 AC Clutch Off 21 SCS Service Check Signal Open 22 V-Tec Pressure oil Variable Valve Timming Valve Elektric Control Off Keterangan : 1 Engine Speed adalah kecepatan perputaran mesin dimana standar spesifikasinya pada putaran idle adalah 850 ± 50 rpm, jika rpm terlalu tinggi pada putaran idle periksa atau stel throttle kabel. 2 VSS Vehicle Speed Sensor adalah sensor untuk mendeteksi kecepatan kendaraan saat berjalan dengan kata lain yaitu speedometer, sensor ini terletak pada transmisi. 3 ECT Engine Coolant Temperature berfungsi untuk mendeteksi suhu air pendingin pada mesin. 4 IAT Intake Air Temperatur sensor untuk mengetahui suhu udara yang masuk ke intake manifold. batas maksimal suhu udara 150ºC, apabila suhu diatas batas maksimalnya periksa kontinuitas conector IAT dengan ground bodi. Jika ada kontinuitas perbaiki hubungan singkat antara ECM dengan IAT sensor, jika tidak ada kontinuitas ECM harus diganti. 5 MAP Manifold Absolute Pressure sensor untuk mengetahui tekanan udara masuk pada intake manifold. Batas spesifikasinya adalah 101 Kpa, jika nilainya lebih dari itu MAP sensor harus diganti. 6 Engine LO Lube Oil atau minyal pelumas, batas minimalnya adalah 25 apabila minyak pelumas dibawah 25 tambahkan minyak pelumas atau oli mesin. 7 Barometric pressure atau BARO sensor terletak didalam ECM. Sensor ini akan mengubah tekanan udara luar menjadi sinyal tegangan durasi standar pengosongan injeksi bahan bakar. 8 TPS Throttle Position Pressure Berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve, TPS dihubungkan langsung dengan sumbu throttle valve, sehingga jika throttle valve bergerak, maka TPS akan mendeteksi pembukaan throttle valve, selanjutnya dengan menggunakan tahanan geser perubahan tekanan ini dikirim ke ECM sebagai input koreksi rasio udara dan bensin. 9 SHT FT 1 atau Short Fuel Trim adalah persentase perubahan bahan bakar dari waktu jangka pendek. Pada saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi ECM akan memonitoring sensor O2 untuk membandingkan campuran udara dan bahan bakar. Jika hasil pembacaan pada Scan Tool adalah angka negatif itu artinya pengurangan bahan bakar, sebaliknya jika menunjukan angka positif itu artinya penambahan bahan bakar, spesifikasi pabrik untuk lebar injeksi injektor baru waktu terbuka 0,0. 10 LONG FT 1 atau Long Fuel Trim adalah persentase perubahan bahan bakar dari waktu jangka panjang. Pada saat mesin beroperasi pada kecepatan idle ECM akan memonitoring sensor O2 untuk membandingkan campuran udara dan bahan bakar. Jika hasil pembacaan pada Scan Tool adalah angka negatif itu artinya pengurangan bahan bakar, sebaliknya jika menunjukan angka positif itu artinya penambahan bahan bakar. 11 AF Close atau air flow Sensor ini mendeteksi massa udara intake atau tekanan manifold. 12 02 B1S1 primer atau tegangan Oxygen Sensor Pirmary HO2S, Spesifikasinya tegangan harus diatas 0,9 Volt apabila tegangan kurang dari spesifikasinya periksalah koneksi oxygen sensor dengan ECM kemungkinan kabel kendor. 13 O2S Heat Oxigen Sensor Heat primer berfungsi mendeteksi jumlah kandungan oksigen di exhaust gas dan kemudian mengirinkam sinyak ke ECM yang akan memvariasikan durasi penginjeksian bahan bakar sesuai kebutuhan. 14 O2 B1S2 sekunder atau tegangan Oxygen Sensor Secondari HO2S, Spesifikasinya tegangan harus diatas 1,0 Volt apabila tegangan kurang dari spesifikasinya periksalah koneksi oxygen sensor dengan ECM kemungkinan kabel kendor. 15 O2S Heat Oxigen Sensor Heat Sekunder berfungsi mendeteksi jumlah kandungan oksigen dalam gas buang yang mengalir keluar pada Three Way Catalytic TWC dan mengalirkan sinyal ke ECM yang akan memvariasikan durasi penginjeksian bahan bakar sesuai kebutuhan. Funsi TWC mengubah hidrokarbon HC, karbon monoksida CO, dan oksida nitrogen NOx dalam gas buang menjadi karbon doiksida CO2, dinitrogen N2 dan uap air. 16 Batteray Volt atau tegangan pada baterai, batas minimal tegangan baterai yaitu 12 Volt. 17 Alternator atau alternator control, alternator akan mengirimkan sinyal ke ECM selama proses pengisian. Jika tidak ada proses pengisian periksalah conector alternator. 18 Brake Switch atau switch rem dimana lampu rem akan menyala apabila pedal rem diinjak, apabila lampu rem tidak menyala saat pedal rem diinjak periksa lampu rem jika masih baik periksalah tegangan antara ECM connector terminal A24 dan A22 ketika pedal rem ditekan apabila ada tegangan break switch masih bagus. 19 AC Switch atau Air Conditioner Switch berfungsi menghentikan arus listrik ke kompresor apa bila tekanan AC melampaui batas maksimal diatas 450 psi, dan jug berfungsi menurunkan tekanan freon apabila terjadi kebocoran. 20 AC Clutch atau Air Conditioner Clutch, saat ECM menerima permintaan agar system AC melakukan pendinginan, ECM akan menunda proses penyuplaian energi ke compressor, dan memperkaya campuran untuk memastikan terjadinya transisi yang halus ke mode AC. 21 SCS Service Check Signal Sebuah lampu indikator kerusakan digunakan dalam dashboard kendaraan untuk mengingatkan pengemudi jika terdapat masalah pada engine, lampu indicator akan menyala jika terdapat masalah pada engine. 22 V-TEC Variable Valve Timming Valve Elektric Control Pressure Oil Switch memiliki saklar tekanan oli yang dipasang pada solenoid, ketika oli mencapai tekanan tertentu saklar tekanan oli mengirim sinyal ke ECM dan mengirimkan sinyal ke solenoid untuk membuka katup ekstra. Sistem ini digunakan pada mesin V-TEC sedangkan pada sistem I-DSI Intelligent Dual Sequential Ignition Pressure Oil Switch berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan. 85 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan