Landasan Teori 1. Pendekatan Sosiologi

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagian berikut : Bagaimana industri batik dapat berkembang, dibutuhkan adanya lembaga mediasi yang berfungsi memfasilitasi pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri batik tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan peranan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL dalam hal memfasilitasi pemenuhan kebutuhan industri batik. G. Landasan Teori G.1. Pendekatan Sosiologi Peranan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL · Mediasi - Pendidikan dan Pelatihan - Promosi - Pemasaran bersama · Pengembangan Modal Sosial Social Capital 1. Kepercayaan 2. Timbal Balik 3. Jaringan · Pengembangan Ekonomi 1. Peningkatan Kualitas Produk 2. Peningkatan Volume produksi 3. Peningkatan Omset Pemasaran 4. Management Usaha 5. Peningkatan Pendapatan Struktur sosial dalam perspektif Weber didefinisikan dalam istilah-istilah yang bersifat probabilistik dan bukan suatu kenyataan empirik yang terlepas dari individu-individu. Suatu kelas ekonomi menunjuk pada suatu ketegori oprang- orang yang memiliki kesempatan hidup yang sama seperti ditentuakan oleh sumber-sumber ekonomi yang dapat dipasarkan. Suatu keteraturan sosial yang absah didasarkan pada kemungkinan bahwa seperangkat hubungan sosial akan diarahkan ke suatu kepercayaan akan validitas keteraturan itu. Dalam semua hal ini, realitas akhir yang menjadi dasar satuan- satuan sosial yang lebih besar ini adalah tindakan sosial individu dengan arti-arti subyektifnya. Karena orientasi subyektif individu mencakup kesadaran tepat atau tidak akan tindakan yang mungkin dan reaksi-reaksi yang mungkin dari orang lain, maka probabilitas-probabilitas ini mempunyai pengaruh yang benar-benar terhadap tindakan sosial, baik sebagai sesuatu yang bersifat memaksa maupun sebagai suatu alat untuk mempermudah satu jenis tindalan daripada yang lainnya. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL mempunyain peranan terhadap berkembangnya industri batik Laweyan. Tindakan FPKBL seperti pelatihan-pelatihan yang dilakukan agar dapat meningkatkan skill para pengusaha batik Laweyan sangat membantu pengusaha batik laweyan itu sendiri dalam rangka peningkatan insustri batik Laweyan. Adapun teori lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Aksi, yang dikemukakan oleh Talcot Parsons, yang juga merupakan pengikut Weber. Dalam teori ini Parson memisahkan antara Teori Aksi dengan aliran behaviorisme . Dipilihnya istilah “action” dan bukan “behavior” karena menurutnya mempunyai konotasi yang berbeda. “Behavior” secara tidak langsung menyatakan diri individu. Parsons sangat berhati-hati dalam membedakan antara Teori Aksi dengan Teori Behavior. Menurutnya suatu teori yang menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan dan mengabaikan aspek subyektif tindakan manusia tidak termasuk ke dalam Teori Aksi. Ritzer, 2003: 48 Ada beberapa asumsi fundamental Teori Aksi yang dikemukakan oleh Hinkle dengan merujuk karya Mac Iver, Znanineeki dan Pasons sebagai berikut: 1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek. 2. Sebagai Subyek manusia bertindak atau berperilakuuntuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. 3. Dalam bertindak, manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak dapat diubah dengan sendirinya. 5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya. 6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan dan prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada saat pengambilan keputusan. 7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif seperti metode verstehen, imajinasi, sympatheic reconstruction atau seakan-akan mengalami sendiri vicarious experience . Ritzer, 2003: 46

G. 2. Konseptualisasi a. Peranan