12
c. Pengujian Ketahanan Panas Untuk Pemilahan Isolat
Pemilahan  cepat  isolat  dilakukan  dengan  cara  menginokulasikan  kultur  E. sakazakii  yang  telah  mencapai  fase  stasioner  ke  dalam  menstruum  pemanas  TSB.
Jumlah  kultur  E.sakazakii  yang  diinokulasikan  ke  dalam  menstruum  pemanas  adalah sebesar  10
8
CFUml.    Menstruum  pemanas  yang  digunakan  terlebih  dahulu  dipanaskan hingga  mencapai  suhu  54
C  pada  waterbath  shaker,  setelah  penunjuk  suhu  pada waterbath  shaker  terbaca  konstan  kultur  E.  sakazakii  diinokulasikan  ke  dalam
menstruum  pemanas.    Pemanasan  berlangsung  selama  32  menit.    Beberapa  erlenmeyer yang digunakan pada tahapan pemilahan cepat isolat  ini dilengkapi dengan termometer
untuk  memonitor  suhu  selama  pemanasan  berlangsung.  Setelah  pemanasan  selesai dilakukan  pendinginan  pada  air  mengalir  untuk  mencegah  terjadinya  pemanasan
lanjutan.
d. Pencawanan dan Perhitungan koloni  BAM 2001
Pencawanan  pour  plate  dilakukan  dengan  media  TSA  Tryptose  Soy  Agar. Inkubasi  dilakukan  selama  48  hari  pada  suhu  35
C.  Perhitungan  jumlah  koloni
dilakukan untuk melihat beberapa isolat yang dapat bertahan dalam jumlah paling besar setelah  perlakuan  pemanasan.  Isolat  E.  Sakazakii  terpilih  ini  digunakan  dalam  kajian
ketahanan  panas  isolat  E.  sakazakii.    Koloni  bakteri  dapat  dihitung  dengan  rumus Standard Plate Count sebagai berikut:
N = ΣC {[1n
1
+ 0.1n
2
+ ...]d}  [Rumus I]
Keterangan :  N = jumlah koloni per ml atau per gram produk
∑C = jumlah semua koloni yang dihitung dari 2 cawan
n
1
= jumlah cawan pada pengenceran pertama n
2
= jumlah cawan pada pengenceran kedua d
= pengenceran pertama yang dihitung
Perhitungan penurunan jumlah bakteri dihitung dengan rumus sebagai berikut: [Rumus II]
Keterangan:      S  = penurunan jumlah koloni N
= Jumlah populasi mikroba sebelum proses termal N
t
= Jumlah mikroba setelah proses termal
Rumus ini digunakan untuk melihat penurunan logaritma jumlah awal isolat yang diuji terhadap  jumlah  akhirnya.    Isolat  dengan  penurunan  jumlah  logaritma  terkecil
diasumsikan sebagai isolat tahan panas yang akan dikaji ketahanan panasnya.
2. Kajian Ketahanan Panas Isolat
E. Sakazakii  Tahan Panas
Kajian  ketahanan  panas  dilakukan  dengan  menggunakan  modifikasi  dari  metode submerged vessel method Nazarowec- White dan Farber 1997, isolat yang paling toleran
terhadap  pemanasan  berdasarkan  hasil  pemilahan  cepat  digunakan  dalam  tahapan  ini. Kajian ketahanan panas dilakukan pada empat suhu yang berbeda 54, 56,58, dan 60
o
C. N
N
t
___ Log
S =
13 Pemilihan  suhu  merupakan  simulasi  dari  proses    rekonstitusi  susu  formula  pada  suhu
hangat,  menengah,  dan  panas.  Kajian  ketahanan  panas  terdiri  dari  persiapan  inokulum, persiapan  menstruum  pemanas  dan  uji  ketahanan  panas  isolat  E.  Sakazakii  tahan  panas.
Prosedur    persiapan  inokulum  yang  dilakukan  tidak  berbeda  dengan  prosedur  persiapan inokulum  pada  tahapan  pemilahan  cepat  isolat,  untuk  tahapan  lainnya,  prosedur  yang
dilakukan adalah sebagai berikut,
a Persiapan
menstruum pemanas
Menstruum  pemanas  yang  digunakan  dalam  kajian  ketahanan  panas  isolat E.sakazakii  hasil  pemilahan  cepat  ini  adalah  susu  formula.    Pembuatan  susu  formula
sebagai  menstruum  pemanas  disesuaikan  dengan  instruksi  penyajian  susu  seperti  yang tertera  pada  kemasan,  13.2  gram  susu  direkonstitusi  dengan  menggunakan  90  ml  air
bersuhu  70 C,  selanjutnya  susu  formula  rekonstitusi  ini  dituang  sebanyak  9  ml  pada
erlenmeyer berukuran 50 ml.  Erlenmeyer yang digunakan memiliki dimensi yang sama, hal  ini  bertujuan  untuk  menyeragamkan  penetrasi  panas  untuk  tiap  erlenmeyer  yang
digunakan.
b Uji ketahanan panas isolat
E. Sakazakii tahan panas
Uji  ketahanan  panas  dilakukan  dengan  cara  memanaskan  menstruum  pemanas pada  waterbath  shaker  hingga  mencapai  suhu  pemanasan  yang  diujikan.  Suhu
waterbath  dipertahankan  konstan  dengan  menjaga  level  air  berada  pada  level  12  L. Kontrol  suhu  waterbath  dilakukan  dengan  menempatkan  erlenmeyer  yang  berukuran
sama  dengan  erlenmeyer  yang  digunakan  untuk  pemanasan  kultur  E.  sakazakii  dan dilengkapi dengan termometer.
Erlenmeyer  berisi  menstruum  pemanas  diinokulasikan  dengan  kultur  bakteri E.sakazakii  sebesar  10
8
CFUml
.
selanjutnya  erlenmeyer  yang  telah  berisi  kultur  E. sakazakii tersebut dipanaskan kembali di dalam waterbath  dan dipertahankan holding
pada  suhu  tersebut  hingga  interval  waktu  tertentu.    Pencawanan  dilakukan  pada  media TSA  untuk  tiap  interval  waktu  yang  ditetapkan.    Waktu  koreksi  saat  inokulasi  hingga
pengembalian kultur ke dalam waterbath adalah sebesar 30 detik Fardiaz 1992.
c Perhitungan Nilai D,  Nilai Z, Nilai D
72
dan D
70
Jumlah bakteri yang tumbuh pada TSA setelah pemanasan dihitung setelah inkubasi selama 48 jam pada inkubator 35
C.  Jumlah ini selanjutnya dihitung nilai log nya dan diplotkan  pada  kurva  semilog  dimana  sumbu  y  menunjukkan  koloni  yang  masih  hidup
setelah pemanasan Log CFU dan sumbu x menunjukkan interval waktu dalam menit untuk  tiap  suhu  yang  diujikan.    Dari  kedua  data  ini  dibuat  kurva  kecepatan  kematian
E.sakazakii pada 4 suhu  54, 56, 58, dan 60 C selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
D  atau  waktu  reduksi  desimal  dari  -1  slope  kurva.    Nilai  Z  dihitung  dengan  membuat kurva hubungan nilai D terhadap suhu kurva kematian termal.  Kurva ini dibuat dengan
memplotkan  temperatur  pengujian  pada  skala  aritmatik,  dan  nilai  D  pada  skala logaritmik.    Nilai  Z  diperoleh  dari  -1slope  kurva  ini.    Evaluasi  pemilahan  cepat  isolat
dilakukan dengan menghitung nilai D
54
pemilahan cepat untuk isolat tahan panas terpilih dengan rumus sebagai berikut:
14 [Rumus III]
Keterangan : Nt = jumlah bakteri setelah pemanasan t menit
N = jumlah awal bakteri
t    = waktu pemanasan D  = nilai D pada suhu tertentu
Suhu  72 C  merupakan  suhu  pasteurisasi  High  Temperature  Short  Time  yang
umum  dilakukan  selama  15  detik  pada  Industri  susu.  Perhitungan  Nilai  D
72
tiap isolat
yang diuji digunakan untuk menghitung kemampuan bertahan isolat E. Sakazakii lokal terhadap  proses  pasteurisasi.  Nilai  ini  juga  akan  dibandingkan  dengan  nilai  D
72
Enterobactericeae  lainnya  yang  mengkontaminasi.    Perbandingan  dilakukan  untuk melihat  ketahanan  panas  isolat  lokal  E.sakazakii  terhadap  Enterobacter  lainnya  yang
mengkontaminasi  susu.    Perhitungan  D
70
juga  dilakukan  untuk  mengevaluasi  suhu rekomendasi rekonstitusi susu yang disarankan oleh WHO-FAO.  Perhitungan nilai D
72
dan D
70
menggunakan persamaan : [Rumus IV]
Keterangan:         D = Nilai D pada suhu lain
D
ref
= Nilai D pada suhu referensi T
= Suhu nilai D yang dicari T
ref
= Suhu nilai D
ref
Z = Nilai z
D  = D
ref
10
Tref - T z
- Log N
t
N t
D =
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PEMILAHAN CEPAT ISOLAT
Enterobacter sakazakii  TAHAN PANAS
Tahapan  pemilahan  cepat  isolat  Enterobacter  sakazakii  dilakukan  dengan  parameter penurunan  logaritma  jumlah  koloni  terkecil.    Penurunan  logaritma  jumlah  koloni  yang  kecil
mengindikasikan  isolat  yang  diuji  dapat  bertahan  dalam  jumlah  besar  setelah  perlakuan  panas yang  diberikan,  sementara  penurunan  logaritma  jumlah  koloni  yang  besar  menunjukkan  isolat
yang diuji tereduksi dalam jumlah besar selama pemanasan, dan dapat diasumsikan bahwa isolat tersebut tidak  tahan panas.   Isolat E.  sakazakii dengan  karakter tersebut tidak disertakan dalam
kajian  ketahanan  panas,  namun  hal  ini  akan  diamati  lebih  lanjut  dari  kajian  ketahanan  panas dengan mengukur parameter kinetika inaktivasi mikroba nilai D dan nilai Z untuk memastikan
ketahanan  panasnya.    Penurunan  reduksi  logaritma  yang  tercantum  pada  Tabel  2  diartikan sebagai penurunan jumlah E. sakazakii yang diinokulasikan pada menstruum pemanas Tryptose
Soy  Broth  N yang  masih  dapat  bertahan  setelah  pemanasan  N
t
pada  suhu  54
o
C  selama  32 menit.
Tabel 2. Hasil Pemilahan Cepat  Isolat E. sakazakii Tahan Panas No
Kode isolat
Sumber Jumlah awal
No Jumlah akhir
Nt Reduksi
Log S 1.
YR t2a Susu formula
1.3 x 10
7
1.8 x 10
4
2.86 2.
YR t2b Susu formula
5.9 x 10
6
4.0 x 10
3
3.17 3.
YR c3a Susu formula
1.2 x 10
6
2.6 x 10
4
1.66 4.
E8 Makanan bayi
1.2 x 10
6
4.4 x 10
3
2.44 5.
E9 Makanan bayi
3.8 x 10
5
9.1  x 10
3
1.62 6.
E10 Makanan bayi
4.2 x 10
5
1.2  x 10
3
2.54 7.
E12 Makanan bayi
1.3 x 10
7
4.0 x 10
2
4.51 Rata – rata penurunan log S isolat asal susu formula dan makanan bayi adalah sebesar 3
siklus  log.  Jika  dibandingkan  dengan  isolat  asal  susu  formula  isolat  asal  makanan  bayi mengalami  rataan  penurunan  log  yang  tidak  jauh  berbeda, kemungkinan  yang  terjadi  adalah  E.
sakazakii  yang  mengkontaminasi  produk,  baik  susu  formula  dan  makanan  bayi  berasal  dari sumber  yang sama, beberapa produk makanan bayi  maupun susu  formula biasanya berasal dari
produsen yang sama.  Data perhitungan koloni pemilahan cepat isolat tahan panas dapat dilihat pada Lampiran 1.
Penurunan  log  yang  terjadi  mendekati  nilai  penurunan  rataan  log  isolat  type  dan capsulated    pada  percobaan  yang  dilakukan  Iversen  et  al.  2004,  yaitu  penurunan  sebesar  3
siklus  log  pada  menstruum  pemanas  Tryptose  Soy  Broth  TSB  dari  jumlah  inokulum  awal