Defleksi PERHITUNGAN DEFLEKSI DAN ESTIMASI PENAMPANG PRATEGANG

BAB XI PERHITUNGAN DEFLEKSI DAN ESTIMASI PENAMPANG PRATEGANG

XI.1. Defleksi

Sebelum retak, defleksi dari balok beton prategang dapat diprediksikan dengan ketelitian yang lebih besar daripada balok beton bertulang. Pada beban kerja, balok beton prategang tidak akan retak, sedangkan beton bertulang akan retak. Karena sifat beton prategang mendekati benda yang elastik homogen yang mematuhi hukum-hukum akibat lentur dan gaya geser yang biasa, defleksi dapat dihitung dengan metode-metode yang tersedia dalam dasar-dasar mekanika bahan. Lendutan dari komponen struktur beton prategang harus dikontrol dengan alasan sebagai berikut : 1. Adanya gaya prategang membuat struktur melengkung ke atas. Lengkungan ke atas camber yang besar bisa menyebabkan kegagalan suatu komponen struktur 2. Pada struktur jembatan, lendutan ke bawah yang besar akan mengurangi kenyamanan pengendara 3. Lendutan yang besar bisa merusak finishing, partisi atau bagian bangunan yang lain pada struktur gedung Beberapa hal yang mempengaruhi defleksi pada struktur beton prategang adalah beban mati, beban hidup, gaya prategang, profil tendon, modulus elastisitas tendon, susut, rangkak, relaksasi dari baja, panjang bentang dan sifat dari tumpuan. Lendutan jangka pendek lebih banyak ditentukan oleh rasio anatar momen lentur dan kekakuan dari penampang. Berikut ini adalah beberapa rumus untuk menantukan camber dari struktur beton prategang dengan profil kabel tertentu : Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-1 Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-2 Gambar XI.1. Persamaan Perhitungan Camber pada Berbagai Profil Tendon Sedangkan, untuk lendutan ke bawah dengan berbagai kondisi pembebanan dan profil tendon dapat dilihat pada Tabel XI.1. Tabel XI.1. Defleksi Akibat Beban dan Prategang Kondisi Pembebanan dan Profil Tendon pada Balok Sederhana dengan Bentang l Defleksi di Tengah bentang  Beban Merata EI wl 4 384 5   Beban Terpusat 1 EI Pl 3 48 1   Beban Terpusat 2   EI b l Pb 2 2 4 3 24 1    Eksentrisitas Konstan EI Pel 2 8 1   Titik Harping Tunggal EI Pl e e e c 2 24 2    Titik Harping Ganda   EI Pl e e e e c c 2 2 6 8            Profil Parabola   EI Pl e e e e c c 8 6 5 2           Dan untuk batasan lendutan maksimum beberapa komponen struktur pada saat kondisi layan pada Tabel XI.2 dan XI.3. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-3 Tabel XI.2. Defleksi Ijin Maksimum Jenis Komponen Struktur Defleksi yang diperhitungkan Batas defleksi Komponen atap datar yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak akibat defleksi yang besar Defleksi seketika akibat beban hidup L 180 l Komponen lantai yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak akibat defleksi yang besar Defleksi seketika akibat beban hidup L 360 l Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak akibat defleksi yang besar Bagian dari defleksi total yang terjadi setelah pemasangan komponen nonstruktural jumlah dari defleksi jangka panjang akibat semua beban tetap yang bekerja dan defleksi seketika yang terjadi akibat penambahan sembarang beban hidup 480 l Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin tidak akan rusak akibat defleksi yang besar 240 l Tabel XI.3. Batasan Defleksi Pada Jembatan Jenis Elemen Defleksi yang Ditinjau Defleksi Maksimum yang diijinkan Beban Kendaraan Beban Kendaraan + Pejalan Kaki Bentang sederhana atau menerus Defleksi seketika akibat beban hidup layan dan beban impact 800 l 1000 l Kantilever 300 l 375 l Lendutan jangka panjang akibat susut dan rangkak dipengaruhi oleh campuran beton, ukuran dari komponen struktur, kelembaban, suhu sekeliling, besarnya gaya prategang dan lain-lain. SNI 2002 menetapkan bahwa lendutan jangka panjang dapat diambil dari lendutan jangka pendek dan dikalikan dengan faktor  yang besarnya adalah : 50 1      Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-4 dimana : ’ : rasio tulangan non prategang tekan d b A sc pada tengah bentang untuk balok sederhana dan menerus. Nilai ’ pada tumpuan untuk balok kantilever  : faktor konstanta ketergantungan waktu untuk beban tetap, dengan nilai :  = 2.0 untuk 5 tahun ke atas atau lebih  = 1.4 untuk 12 bulan  = 1.2 untuk 6 bulan  = 1.0 untuk 3 bulan Lendutan akhir akibat rangkak dapat diambil : sus l cr      dimana :  l : koefisien rangkak akhir dengan harga antara 2 – 4  : koefisien yang dipengaruhi retak dan jumlah tulangan, harganya 1 -3.5  = 1.5, untuk penampang tidak retak  = 2.5 untuk penampang retak  sus : lendutan jangka pendek total Sedangkan, lendutan akibat susut dapat diambil sebesar :  sh =   sh L 2 dimana :  : faktor dari kondisi tumpuan dengan harga :  = 0.5 untuk balok kantilever  = 0.125 untuk balok sederhana  = 0.09 untuk ujung akhir balok menerus  = 0.065 untuk bentang tengah balok menerus  sh : kelengkungan akibat susut di tengah bentang L : panjang bentang Harga  sh untuk penampang tidak retak dapat diestimasi sebesar h sh sh   5 .  Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-5 Dan, untuk penampang retak h sh sh    dimana h adalah tinggi penampang Untuk penampang dengan tulangan tekan, lendutan dapat ditentukan dengan mengalikan  sh dengan        s sc A A 1 , diman A s = A st + A p Lendutan jangka panjang komponen struktur beton prategang juga dapat dihitung relatif terhadap datum yang ditentukan, jika dasar dan distribusi memenjang dari kelengkungan sepanjang bentang diketahui secara sesaat berdasarkan riwayat pembebanan, yang termasuk gaya prategang dan beban hidup. Lendutan, secara umum merupakan fungsi dari kemiringan garis regangan curvature, dimana harga kelengkungan akhir  t pada suatu penampang adalah  t =  mt +  pt dimana :  mt : perubahan kelengkungan akibat beban luar  pt : perubahan kelengkungan akibat prategang Regangan rangkak akibat beban luar dihitung sebagai fungsi dari koefisien rangkak sehingga  mt dapat ditentukan dengan cara berikut :  mt =  i 1 +  l dimana :  i : kelengkungan awal sesaat setelah beban luar bekerja  l : koefisien rangkak Kelengkungan akibat prategang setelah awaktu t adalah :                          l i i i pt P P P P EI e P   2 1 1 ; P = P i - P t dimana :  pt : perubahan kelengkungan akibat prategang pada waktu t P i : gaya prategang awal Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-6 P t : gaya prategang pada waktu t e : eksentrisitas penampang, E : modulus elastisitas I : Momen inersia penampang Sehingga, lendutan jangka panjang dapat ditentukan dengan persamaan :                             l i i i l i l P P P P a     2 1 1 1 Atau   l i t i i l P P a                   1 dimana :  i : defleksi awal akibat beban luar a i : camber awal akibat prategang Tabel XI.4. Faktor Pengali untuk Perhitungan Camber dan Defleksi Jangka Panjang Tanpa Topping Komposit Dengan Topping Komposit Pada Tahapan Ereksi Komponen defleksi – diberlakukan pada defleksi elastik akibat berat sendiri 1.85 1.85 Komponen camber – diberlakukan pada camber elastik akibat prategang 1.80 1.80 Pada Tahapan Akhir Komponen defleksi – diberlakukan pada defleksi elastik akibat berat sendiri 2.70 2.40 Komponen camber – diberlakukan pada defleksi camber elastik akibat prategang 2.45 2.20 Defleksi – diberlakukan pada defleksi elastik akibat beban mati tambahan 3.00 3.00 Defleksi – diberlakukan pada defleksi elastik yang disebabkan topping komposit - 2.30 Contoh XI.1. Tentukan lendutan jangka pendek dan jangka panjang, jika diketahui data-data sebagai berikut : E = 38000 MPa Pi = 240 kN Panjang bentang, L = 10 m Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-7 e = 50 mm koefisien rangkak,  1 = 2.0 loss of presstress = 20 Penyelesaian : 4 6 3 10 225 300 100 12 1 mm x x x I   q DL = 0.1 x 0.3 x 24 = 0.72 kNm = 0.72 Nmm a. Lendutan jangka pendek mm x x x x x x x EI L e P a i i 62 . 14 10 225 38000 48 10000 50 10 240 5 48 5 6 2 3 2       ke atas   mm x x x x x EI L q i 42 . 41 10 225 38000 384 10000 72 . 2 5 384 5 6 4 4        ke bawah Lendutan jangka pendek,  = -14.62 + 41.42 = 26.80 mm ke bawah b. Lendutan jangka panjang P = 0.2 Pi = 0.2 x 240000 = 48000 N                             l i i i l i l P P P P a     2 1 1 1                           2 240000 2 48000 1 240000 48000 1 62 . 14 2 1 42 . 41 x x x x l  mm l 25 . 86   ke bawah Jika menggunakan rumus sederhana : P t = 0.8 x P i = 0.8 x 240000 = 192000 N     mm P P a l i t i i l 17 . 89 2 1 240000 192000 62 . 14 42 . 41 1                                   Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ria Catur Yulianti ST.MT BETON PRATEGANG XI-8 ke bawah

XI.2. Estimasi Penampang