Pada parameter berat gabah total per malai dan berat kering gabah per plot tidak ada satupun perlakuan invigorasi yang dapat meningkatkan hasil. Hal ini
diduga karena unsur K dan P sudah diperoleh dalam jumlah yang cukup melalui pemupukan. Dahamarudin 2011 GA
3
yang dapat meningkatkan produksi pada
padi gogo varietas Limboto adalah 100 ppm ditambah air kelapa muda. Korelasi antara Parameter di Laboratorium dan di Lapang
1. Varietas Ciherang
Nilai koefisien korelasi akan memperkuat dugaan terhadap parameter- parameter yang ada untuk menunjukkan adanya hubungan yang erat antara satu
parameter dengan parameter lainnya Tabel 17.
Tabel 17. Koefisien Korelasi Parameter Laboratorium dan Lapang Varietas Ciherang
Perlakuan DB
IV PP
PA BKKN
LPK Laboratorium
Lapang JDR
0.07
tn
0.141
tn
0.02
tn
- 0.033
tn
- 0.031
tn
- 0.093
tn
JAR - 0.048
tn
- 0.016
tn
- 0.05
tn
0.058
tn
- 0.127
tn
- 0.096
tn
B1 - 0.055
tn
- 0.064
tn
- 0.057
tn
- 0.08
tn
0.103
tn
0.028
tn
B2 - 0.043
tn
- 0.043
tn
0.045 0.005
tn
0.086
tn
0.044
tn
JGM -0.133
tn
- 0.144
tn
0.356 - 0.166
tn
- 0.123
tn
- 0.054
tn
JGBM -0.078
tn
- 0.104
tn
0.2
tn
- 0.139
tn
- 0.047
tn
- 0.003
tn
BGTM - 0.128
tn
- 0.166
tn
0.122
tn
- 0.038
tn
- 0.034
tn
- 0.027
tn
BGBM 0.194
tn
0.175
tn
0.223
tn
0.072
tn
- 0.055
tn
- 0.121
tn
BBGP 0.206
tn
0.225
tn
- 0.314 0.063
tn
- 0.205
tn
- 0.266
tn
BKGP 0.136
tn
0.117
tn
- 0.176
tn
0.010
tn
- 0.254
tn
- 0.259
tn
BS 0.027
tn
- 0.017
tn
- 0.314 0.156
tn
- 0.072
tn
- 0.157
tn
Keterangan : = Berkorelasi sangat nyata pada α = 0.01, = berkorelasi nyata pada α 0.05, DB= daya berkecambah, IV= indeks vigor, PP= panjang plumula, PA= panjang akar,
BKKN= berat kering kecambah normal, LPK= laju pertumbuhan kecambah, JDR= jumlah daun per rumpun, JAR = jumlah anakan per rumpun, B1 = umur berbunga
50, B2= umur berbunga 100, JGM jumlah total gabah permalai, JGBM= jumlah gabah bernas per malai, BGTM= berat gabah total per malai , BGBM=
berat gabah bernas per malai, BBGP= berat basah gabah per plot, BKGP= berat kering gabah per plot, BS = Bobot 1000 butir.
Korelasi sebagian besar parameter di laboratorium tidak nyata dengan parameter di lapang Tabel 17, karena proses pertumbuhan tanaman dan lingkungan
lapang yang optimum dapat merubah status kecambah yang kurang vigor menjadi tanaman yang berproduksi normal. Menurut Mattjik Sumertajaya 2000
koefisien korelasi adalah koefisien yang mengambarkan tingkat keeratan hubungan
sebab akibat antara dua parameter atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak mengambarkan hubungan sebab akibat antara dua parameter atau lebih tetapi
semata-mata menggambarkan keterkaitan antara parameter.
Parameter pengamatan laboratorium panjang plumula nyata berkorelasi positif pada taraf 5 dengan parameter lapang jumlah gabah per malai r =
0.356 . Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi panjang plumula semakin
tinggi pula hasil padi berdasarkan jumlah gabahmalai karena dengan tingginya panjang plumula daun tanaman dilapang juga panjang untuk fotosintesis. Kim et
al. 1994 meyatakan bahwa untuk memprediksi pertumbuhan bibit di lapang
secara lebih efektif, diperlukan berbagai petunjuk vigor.
2. Varietas Maro