IV STUDI KASUS PENGOPERASIAN BRT
4.1 Deskripsi Masalah Pengoperasian
BRT
Misalkan pada suatu daerah terdapat suatu jaringan jalan BRT. Jaringan jalan tersebut
mempunyai 12 buah ruas jalan dengan 3 buah shelter di setiap ruas jalan. Jaringan jalan
tersebut juga mempunyai 8 buah terminal yaitu A, B, C, D, E, F, G, H. Gambar jaringan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Angka di setiap titik menyatakan shelter bus,
sedangkan
angka di
dalam kurung
menyatakan ruas jalan, dan huruf kapital di setiap ujung garis menyatakan terminal.
Setiap shelter memiliki tempat untuk naik dan turun. Setiap ruas jalan terdiri atas dua jalur
yang memiliki arah yang berbeda. Arah 1 merupakan arah bus yang menjauhi terminal
awal, sedangkan arah 2 merupakan arah bus yang mendekati terminal awal. Dimisalkan
jaringan jalan BRT ini mempunyai 8 buah koridor yang ditetapkan sebagai berikut:
Gambar 1 Jaringan jalan BRT. 1.
pasangan terminal ke 1: terminal A – terminal B
koridor 1 melewati ruas jalan 1 – 9 –
2, koridor 2 melewati ruas jalan 1
– 12 – 11
– 10 – 2, 2.
pasangan terminal ke 2: terminal B – terminal C
koridor 1 melewati ruas jalan 2 – 9 –
12 – 3,
koridor 2 melewati ruas jalan 2 – 10 –
11 – 3,
3. pasangan terminal ke 3: terminal C –
terminal D koridor 1 melewati ruas jalan 3
– 11 – 4,
koridor 2 melewati ruas jalan 3 – 12 –
9 – 10 – 4,
4. pasangan terminal ke 4: terminal D –
terminal E koridor 1 melewati ruas jalan 4
– 10 – 9
– 5, koridor 2 melewati ruas jalan 4
– 11 – 12
– 5, 5.
pasangan terminal ke 5: terminal E – terminal F
koridor 1 melewati ruas jalan 5 – 12 –
6, koridor 2 melewati ruas jalan 5
– 9 – 10
– 11 – 6, 6.
pasangan terminal ke 6: terminal F – terminal G
koridor 1 melewati ruas jalan 6 – 11 –
10 – 7,
koridor 2 melewati ruas jalan 6 – 12 –
9 – 7,
7. pasangan terminal ke 7: terminal G –
terminal H koridor 1 melewati ruas jalan 7
– 10 – 8,
koridor 2 melewati ruas jalan 7 – 9 –
12 – 11 – 8,
8. pasangan terminal ke 8: terminal A –
terminal H koridor 1 melewati ruas jalan 1
– 12 – 11
– 8, koridor 2 melewati ruas jalan 1
– 9 – 10
– 8. Perjalanan bus dimulai dari terminal awal
ke terminal tujuan kemudian kembali ke terminal awal untuk setiap pasangan terminal.
Pada setiap koridor, bus harus berhenti di setiap shelter secara berurutan.
Tabel 1 merepresentasikan banyaknya penumpang yang bergerak dari ruas jalan m ke
ruas jalan n. Banyaknya penumpang dari satu ruas jalan ke ruas jalan lainnya diperoleh dari
penjumlahan semua
penumpang yang
bergerak dari semua shelter yang ada di ruas jalan ke m yang akan menuju shelter yang
berada di ruas jalan ke n. Data banyaknya penumpang yang bergerak dari satu shelter ke
shelter lainnya diberikan di Lampiran 2 yang diperoleh
dengan menggunakan
fungsi pembangkit data acak integer random
integer pada software Microsoft Excel 2007. Banyaknya penumpang dari ruas jalan ke 1 ke
ruas jalan ke 2 diperoleh dengan cara menjumlahkan banyaknya penumpang dari
shelter-shelter yang berada di ruas jalan 1, yaitu shelter 1, 2, dan 3, ke shelter-shelter
yang berada di ruas jalan 2, yaitu shelter 4, 5, dan 6. Banyaknya penumpang dari shelter 1
ke shelter 4 sebanyak 155 orang, ditambah dari shelter 1 ke shelter 5 sebanyak 31 orang,
ditambah dari shelter 1 ke shelter 6 sebanyak 176 orang, ditambah dari shelter 2 ke shelter 4
sebanyak 175 orang, ditambah dari shelter 2 ke shelter 5 sebanyak 51 orang, ditambah dari
shelter 2 ke shelter 6 sebanyak 126 orang, ditambah dari shelter 3 ke shelter 4 sebanyak
50 orang, ditambah dari shelter 3 ke shelter 5 sebanyak 88 orang, dan ditambah dari shelter
3 ke shelter 6 sebanyak 58 orang, diperoleh banyak penumpang dari ruas jalan 1 menuju
ruas
jalan 2
sebanyak 910
orang. Penghitungan banyak penumpang di ruas-ruas
jalan yang lainnya dilakukan dengan cara serupa.
Tabel 1 Banyaknya penumpang antarruas jalan
Ruas jalan tujuan
Ru a
s j a
la n
a w
a l
Ruas jalan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1
776 910
849 1090
750 811
670 758
1004 662
717 1101
2
939 478
1197 913
1021 593
1075 746
1186 1205
903 1074
3 964
971 693
482 1003
723 754
896 859
1088 916
824
4 743
723 646
664 680
754 1007
1203 939
989 1407
1025
5 841
1089 804
804 715
842 941
560 945
1071 677
886
6 832
867 884
1168 1061
478 752
698 1024
1203 648
898
7 976
880 840
1258 1110
844 638
685 993
915 915
748
8 843
864 1013
818 1072
1004 771
453 1124
880 1009
1269
9 1110
637 1006
986 553
808 1403
823 568
814 870
913
10 911
868 1171
844 707
919 541
781 1035
632 1011
943
11 1107
985 524
992 786
1182 939
798 938
1040 485
952
12
1012 1165
945 959
910 789
911 1106
748 1017
889 447
Tabel 2
menjelaskan banyaknya
penumpang yang dapat diangkut oleh bus dalam koridor-koridor di setiap pasangan
terminal. Banyaknya penumpang dalam setiap koridor dihasilkan dari banyaknya penumpang
yang bergerak dari terminal i ke terminal j melalui koridor ke k ditambahkan semua
penumpang yang kembali lagi ke terminal i melalui koridor ke k. Untuk koridor pertama
dari terminal A ke terminal B sebanyak 5768 orang dihasilkan dari banyaknya penumpang
dari ruas jalan 1 ke ruas jalan 2 sebanyak 910 orang ditambah penumpang dari ruas jalan 1
ke ruas jalan 9 sebanyak 1004 orang ditambah penumpang dari ruas jalan 9 ke ruas jalan 2
sebanyak
637 orang
dan banyaknya
penumpang dari ruas jalan 2 ke ruas jalan 1 sebanyak 939 orang ditambah ruas jalan 2 ke
ruas jalan 9 sebanyak 1186 orang ditambah ruas jalan 9 ke ruas jalan 1 sebanyak 1110
orang, demikian juga untuk koridor-koridor yang lainnya. Banyaknya penumpang yang
bergerak dari ruas jalan yang sama tidak dihitung ke dalam jumlah penumpang per
koridor agar tidak terjadi penghitungan ganda.
Data biaya operasional untuk setiap ruas jalan diberikan di Lampiran 5. Biaya
operasional dari terminal A ke terminal B di koridor 1 adalah 1497891 yang dihasilkan dari
biaya operasional ruas jalan 1 sebesar 439842 ditambah biaya operasional ruas jalan 9
sebesar
457939 dan
ditambah biaya
operasional ruas jalan 2 sebesar 600110, demikian juga untuk koridor-koridor lainnya.
Tabel 2 Banyaknya penumpang per koridor Pasangan
terminal l
Koridor ke-
Ruas jalan Banyaknya
ruas jalan Banyaknya
penumpang Biaya
operasional A-B 1
1 1
– 9 – 2 3
5786 1497891
2 1
– 12 – 11 – 10 – 2 5
19411 2764665
B-C 2 1
2 – 9 – 12 – 3
4 11525
2496522 2
2 – 10 – 11 – 3
4 11879
2347872 C-D 3
1 3
– 11 – 4 3
4967 1555893
2 3
– 12 – 9 – 10 – 4 5
18233 2995175
D-E 4 1
4 – 10 – 9 – 5
4 10367
2169776 2
4 – 11 – 12 – 5
4 10967
2145918 E-F 5
1 5
– 12 – 6 3
5386 1783469
2 5
– 9 – 10 – 11 – 6 5
18134 2550697
F-G 6 1
6 – 11 – 10 – 7
4 10909
1842102 2
6 – 12 – 9 – 7
4 10831
1990752 G-H 7
1 7
– 10 – 8 3
4573 1483459
2 7
– 9 – 12 – 11 – 8 5
18804 2375479
A-H 8 1
1 – 12 – 11 – 8
4 11561
1994964 2
1 – 9 – 10 – 8
4 10745
2018822
4.2 Formulasi