5
menggunakan rumus dibawah ini dengan S1 merupakan konsentrasi awal amonium sulfat sedangkan S2 merupakan konsentrasi akhir amonium sulfat.
Angka 533 menunjukkan bahwa untuk membuat larutan jenuh 100 dibutuhkan 533 gram amonium sulfat per liter.
Jumlah amonium sulfat gramliter=
5 � −�
− . �
Aktivitas spesifik yang tinggi menunjukan persentase kejenuhan amonium sulfat yang optimum dan selanjutnya digunakan dalam tahap pemurnian. Sebelum
tahap pemurnian selanjutnya dilakukan dialisis dengan membran selofan. Enzim dimasukkan ke dalam membran selofan dan didialisis menggunakan bufer fosfat
0.01 pH 7 selama 24 jam.
Dialisis Bintang 2011
Membran selofan yang mengandung sejumlah kecil enzim dibasahi dan dididihkan selama 30 menit dalam alkali EDTA Na
2
CO
3
10 gL, EDTA 1 mmolL selanjutnya ditiriskan dan didinginkan. Setelah didinginkan
tabung – tabung tersebut dicuci dengan aquades. Salah satu ujung membran
selofan diikat dan enzim dimasukkan kedalam kantung dialisis lalu kedua ujung diikat. Kantung dialisis dimasukkan kedalam buffer fosfat 0.01M pH 6.5 sambil
digoyang dengan pengaduk bermagnet dengan kecepatan 100 rpm setelah 1 jam ganti buffer, selanjutnya diputar kembali, setelah 1 jam diganti buffer untuk
selanjutnya di dialisis dilakukan pada suhu 4
o
C selama 24 jam.
Penentuan Kadar Protein Bradford 1976
E nzim β-galaktosidase diambil sebanyak 20 l ditambahkan 1 ml pereaksi
Bradford, larutan divorteks dan didiamkan selama 5 menit lalu diukur absorbansinya pada 595 nm seperti dalam metode standar. Pembuatan kurva
standar protein yang digunakan adalah bovine serum albumin BSA dengan berbagai konsentrasi dari 0.005 sampai 1.25 mgml. Kadar protein dapat dihitung
dengan bantuan kurva standar.
Uji Aktivi tas Enzim β -galaktosidase Lu et al. 2009.
Uji aktivitas enzim dilakukan dengan metode Lu et al. 2009 yang dimodifikasi. Uji aktivitas enzim dilakukan dengan cara : sebanyak 1000 µl buffer
fosfat 0.1 M pH 7 dan 100 µl enzim dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu diinkubasi pada suhu 35
o
C selama 5 menit. Kemudian tambahkan 200 µl
ONPGal 2 mgml dan diinkubasi pada suhu 35
o
C Selama 10 menit. Pada menit ke-10 ditambahkan 1000 µl Na
2
CO
3
1 M untuk menghentikan reaksi. Larutan dianalisis dengan spektrofotometer UV-
VIS dengan 420 nm. Pembuatan kurva standar dilakukan dengan cara membuat konsentrasi
O-Nitrofenol ONP dari 0 sampai 0.500 µmol dengan selang 0.100 µmol yang dilarutkan dalam buffer fosfat 0.01 M pH 7. Sebanyak 1000 µl buffer fosfat 0.1 M
pH 7 dan 100 µl akuades dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan menambahkan 200 µl ONP berbagai konsentrasi. Inkubasi pada suhu 35
o
C
6
selama 10 menit. Selanjutnya campuran ditambahkan 1000 µl Na
2
CO
3
1 M.Campuran larutan di vorteks dan intensitas warna kuning yang terbentuk
diukur adsorbansinya pada 420 nm. Hasil pembacaan aktivitas β-galaktosidase
sampel akan diplotkan pada hasil kurva standar. Satu unit aktivitas enzim β-
galaktosidase dinyatakan dalam banyaknya enzim yang diperlukan untuk menghasilkan 1 µmol ONP dari substrat ONPGal permenit pada kondisi
percobaan. Rumus perhitungannya sebagai berikut:
Aktivitas
U ml
=
mikromol ONP V× t
Keterangan: V = Volume enzim yang diuji 0.1 ml
t = Waktu inkubasi 15 menit
K arakterisasi β-Galaktosidase Lu et al.2009
Karakterisasi enzim meliputi suhu optimum, pH optimum, efek ion logam, dan parameter kinetik. Enzim diujikan pada suhu inkubasi 25 sampai 45°C
dengan selang 5 ºC, dan pH pada kisaran pH 5.5 sampai 8.5 selang 0.5 diinkubasi selama 5 menit sebelum ditambahkan ONPGal 4 mgml. Enzim diujikan pada
berbagai suhu dan pH, diinkubasi selama 1 jam, kemudian ditambahkan ONPGal 4 mgml dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37 ºC. Ion-ion logam yang
digunakan Hg
+
, Cu
2+
, Ca
2+
, Co
2+
, Mg
2+
, Mn
2+
, Zn
2+
pada konsentrasi 0.01 M. Untuk penentuan parameter kinetik dengan sebanyak 1000 µl buffer fosfat 0.1 M
pH optimum, 100 µl enzim dan substrat ONPGal yang diujikan pada konsentrasi 0.5,1, 1.5, 2.5 mgml dan waktu inkubasi 5-20 menit selang 0.5 mgml dimasukan
dalam tabung reaksi kemudian campuran diinkubasi selama 25 menit dengan suhu optimum. Setiap 5 menit satu tabung ditambahkan 1000 µl Na
2
CO
3
1 M untuk menghentikan reaksi dan kemudian larutan dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS pada 420 nm. Kemudian dibuat grafik antara waktu dan kadar ONP yang terbentuk dengan perbedaan konsetrasi substrat awal dengan
nilai kecepatan reaksi v adalah nilai kemiringan grafik yang merupakan kecepatan terbentuknya produk persatuan waktu . Grafik Lineweaver-Burk
dibentuk dari hubungan antara 1S sumbu X dan 1v sumbu Y.
Optimasi Konsentrasi Alginat untuk Amobilisasi Sel Bakteri Asam Laktat Indigenos Strain D-210 dan
β–galaktosidase Becerra
et al. 2001
Penentuan konsentrasi alginat optimun dilakukan sebelum amobilisasi enzim dan sel Bakteri Asam Laktat Indigenos Strain D-210. Perlakuan
menggunakan variasi dari natrium alginat steril 2, 3 dan 5 dan perbedaan variasi bobot dari sel sebanyak 5, 10, dan 20 bv. Setelah diperoleh
butiran gel yang bervariasi kemudian diinkubasi pada substrat ONPGal selama 1 jam pada suhu 37
o
C. Untuk konsentrasi alginat dan bobot sel yang menghasilkan aktivitas pembentukan produk yang paling tinggi merupakan komposisi yang
7
digunakan untuk amobilisasi enzim dan sel Bakteri Asam Laktat Indigenos Strain D-210.
Amobilisasi Sel Bakteri Asam Laktat Indigenos Strain D-210 Becerra
et al. 2001
Hasil panen sel BAL Indigenos strain D-210 jam ke-24 ditambahkan ke dalam natrium alginat steril. Butiran sel dibuat dengan meneteskan suspensi sel
kedalam natrium alginat dengan srynge kedalam 50 ml larutan CaCl
2
0.2 M steril sambil diaduk dengan pengaduk bermagnet dengan kecepatan 100 rpm selama
proses pembentukan butiran gel. Butiran gel yang sudah terbentuk dibiarkan selama 2 jam dalam larutan CaCl
2
0.2 M pada suhu 4
o
C supaya gel yang terbentuk lebih mengeras. Selanjutnya butiran gel disaring dengan kertas saring
steril kemudian dipindahkan kedalam labu elemnyer steril untuk dicuci dengan akuades steril sebanyak 3 kali. Pencucian dengan akuades bertujuan untuk
menghilangkan larutan kalsium klorida yang masih menempel pada butitan gel dan sel yang tidak terjebak oleh natrium alginat.
Amobilisasi enzim β-galaktosidase
Menurut Haider Husain 2007 yang dimodifikasi, e nzim β-galaktosidase
hasil dialisis kemudian diamobilisasi dengan menambahkan natrium alginat steril konsentrasi optimum. Butiran gel dibuat dengan meneteskan suspensi dengan
syringe ke dalam 50 ml larutan CaCl
2
0.2 M steril sambil diaduk dengan pengaduk bermagnet dengan kecepatan 100 rpm. Setelah terbentuk butiran gel
biarkan selama 2 jam dalam larutan kalsium klorida. Setelah 2 jam saring butiran gel menggunakan kertas saring steril dan
dipindahkan kedalam labu elenmyer steril, kemudian cuci dengan akuades steril sebanyak 3 kali. Hasil butiran gel tersebut diaplikasikan kedalam susu UHT untuk
menurunkan kadar laktosa dalam susu UHT tersebut.
Aplikasi β-galaktosidase pada susu UHT
Menurut Haider dan Husein 2007 yang dimodifikasi, untuk hidrolisis laktosa pada susu UHT
dilakukan dengan menggunakana enzim β-galaktosidase amobil yang dimasukkan kedalam susu UHT dan butiran gel yang digunakan
adalah 1:1 vv. Sampel diinkubasi goyang dengan kecepatan 100 rpm pada suhu optimum selama 24 jam. Setiap 3 jam dilakukan pengambilan sampel sebanyak
250 µl. Analisis penurunan kadar laktosa menggunakan kit enzimatik analisis glukosa GOD-POD glukosa oksidase-peroksidase.
Analisis penurunan dengan GOD-POD, sampel diambil sebanyak 10 µl kemudian ditambahkan reagen GOD-POD kemudian diinkubasi selama 5 menit
pada suhu 37
o
C. Larutan dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 505 nm. Setelah itu absorbansi yang diperoleh dibandingkan
dengan standart glukosa 100 mgdl. Jumlah laktosa yang mengalami hidrolisis setara dengan jumlah glukosa yang terbentuk pada percobaan.
8
Prosedur Analisis Data
Analisis statisik yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap RAL dengan ulangan 3 kali dengan model linier yang
digunakan Matjik dan Sumertajaya 2002 adalah:
Y
ij
= µ + π
i
+ ß
j
+ ε
ij
µ = pengaruh rataan umum
π
i
= pengaruh hidrolisis laktosa β-galaktosidase pada jam ke-i;
ß
j
= pengaruh ulangan ke-j
ε
ij =
pengaruh galat hidrolisis laktosa oleh β - galaktosidase pada jam ke-i dan ulangan ke-j i= Jam ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
dan 24, j = 1,2,3. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance ANOVA pada
tingkat kepercayaan 95 dan taraf 0.05. Analisis data dengan SPSS 10.0. Jika hasil uji berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Optimasi Waktu Produksi Enzim Galaktosidase
Waktu produksi ditentukan berdasarkan aktivitas enzim β-galaktosidase
tertinggi, yaitu dari jam ke-24 sampai ke-36 dimana kurva pertumbuhan mengalami peningkatan dengan aktivitas total sebesar 27.669 U dan mengalami
penurunan pada jam ke-42. Pemanenan dilakukan pada waktu produksi β-
galaktosidase optimum yaitu pada waktu jam ke-24 dimana pada waktu tersebut aktivitasnya meningkat sebesar 26.605 Uml. Dan bakteri tersebut menghasilkan
β-galaktosidase pada fase eksponensial hingga jam ke-24 dengan nilai OD sebesar 1.984 atau setara dengan 1.81x10
-8
selml Data Lampiran 6.
9
Produksi dan Purifikasi β-Galaktosidase
Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas spesifik β-galaktosidase kasar yang
diperoleh adalah sebesar 138.396 Uml Tabel 1. Purifikasi selanjutnya dilakukan pengendapan dengan amonium sulfat.
Pengendapan dilakukan pada konsentrasi optimum yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70. Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pengendapan enzim
dengan ammonium sulfat mempunyai aktivitas spesifik tertinggi pada fraksi 40- 50 Data Lampiran 7. Aktivitas spesifik menurun pada fraksi lebih dari 50
karena pada fraksi tersebut lebih banyak enzim yang terendap bukan enzim
β-galaktosidase. Aktivitas spesifik β-galaktosidase hasil semipurifikasi ammonium sulfat pada fraksi 40-50 adalah sebesar 238.438 Umg. Aktivitas
spesifik enzim kasar lebih rendah dibandingkan aktivitas spesifik enzim pengendapan dengan ammonium sulfat karena konsentrasi protein yang diperoleh
pada enzim kasar lebih tinggi dibandingkan hasil pengendapan dengan ammonium sulfat sebesar 0.365 mg Tabel 1. Tingkat kemurnian pengendapan dengan
ammonium sulfat dan mengalami peningkatan dari 1 kali menjadi 2.97 kali dan rendemen sebesar 62.88.
Gambar 1 Kurva pertumbuhan BAL indigenos strain D- 210♦dan kurva
β-galaktosidase BAL indigenos strain D-210■Kurva pertumbuhan 210♦dan
kurva β 210■
210♦dan kurva β
210■
5000 10000
15000 20000
25000 30000
2E-09 4E-09
6E-09 8E-09
1E-08 1.2E-08
1.4E-08 1.6E-08
1.8E-08 2E-08
6 12
18 24
30 36
42 48
Jam ke- A
kt iv
itasU m
l Ju
m lah
se l
m l
10
Purifikasi parsial β-galaktosidase dari BAL Indigenos strain D-210 hasil
penngendapan selanjutkan dilakukan dialisis. Β-galaktosidase hasil dialisis
menunjukkan total aktivitas adalah sebesar 50.420 U, total protein sebesar 0.207 mg dan aktivitas spesifik sebesar 243.574 Umg drngan tingkat kemurnian
meningkat sebesar 3.04 kali. Rendemen yang dihasilkan sekitar 36.43 Tabel 1.
Karakterisasi β-galaktosidase Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja enzim. Gambar 3
menunjukkan aktivitas β-galaktosidase bebas dan teramobil optimum pada suhu 45
o
C dan 40
o
C dengan aktivitas sebesar 180.093 Uml dan 43.194 Uml, Bila kenaikan suhu jauh di atas suhu optimum maka enzim akan
terdenaturasi. Data Lampiran 8 . Aktivitas relatif β-galaktosidase amobil pada
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
10 20
30 40
50 60
70
To tal Pr
o te
in m
g
To tal A
kt iv
itas U
Fraksi Ammonium Sulfat
Gambar 2 Hasil semipurifikasi dengan garam ammonium sulfat aktivitas total ■dan total protein●
Tabel 1 Purifikasi Parsial dari BAL indigenos strain D-210 Tahapan
Total Aktivitas
U Total
Protein mg
Aktivitas Spesifik
Umg Rendemen
Kemurnian kali
Enzim Kasar 138.396
1.729 80.043
100.00 1.00
Pengendapan AmoniumSulfat
40-50 87.030
0.365 238.438
62.88 2.97
Dialisis 50.420
0.207 243.574
36.43 3.04
11
suhu 40
o
C lebih rendah yaitu 7.85 dibandingkan aktivitas relatif β-galaktosidase bebas dapat bertahan sampai 75.05.
Gambar 4a
menunjukkan pengaruh suhu terhadap stabilitas β-galaktosidase
Enzim bebas relatif stabil setelah diinkubasi selama 1 jam dengan suhu 25 sampai 40
o
C dengan aktivitas tersisa masing-masing sebesar 0.22 dan 0.14 dari aktivitasnya. Gambar 4b menunjukkan pengaruh suhu terhadap
stabilitas β-galaktosidase teramobil yang relatif stabil setelah diinkubasi selama
1 jam dengan aktivitas tersisa sebesar 7.75 dan 2.01.
b
a
Gambar 3 Profil pengujian pengaruh suhu terhadap aktivitas β-galaktosidase
terhadap aktivitas β
bebas ▲ dan teramobil ■
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
25 30
35 40
45 50
55
A kt
iv itas
R e
latif
Suhu
79.94 82.78
50.67 49.98
16.32 0.22
0.14 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00
25 30
35 40
45 50
55
A kt
iv itas
Ter si
sa
Suhu
12
pH
Beberapa keadaan yang mempengaruhi kinerja enzim salah satu diantaranya adalah pH dimana
β-galaktosidase bebas mencapai optimum pada pH 6.5 dengan aktivitas tertinggi sebesar 252.341 Uml, sedangkan
β-galaktosidase amobil pada pH 6 dengan aktivitas sebesar 40.428 Uml. Gambar 5 menunjukkan opt
imasi pH β-galaktosidase bebas cenderung lebih rendah yaitu pH 6.5 dengan aktivitas sebesar 252.341 Uml sedangkan
β-galaktosidase teramobil optimasi tertinggi dikisaran pH 6 dengan aktivitas sebesar 40.428 Uml. Aktivitas relatif enzim amobil tercapai sampai 100.
b
64.82 69.49
88.15 76.66
31.08 7.75
2.01 0.00
20.00 40.00
60.00 80.00
100.00
25 30
35 40
45 50
55
A kt
iv itas
Ter si
sa
suhu
Gambar 4 Profil hasil pengujian pengaruh suhu terhadap stabilitas β- galaktosidase bebas a dan teramobil b
Gambar 5 Profil hasil pengujian pengaruh pH terhadap aktivitas β-galaktosidase bebas▲ dan teramobil■
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
5.0 5.5
6.0 6.5
7.0 7.5
8.0
A kt
iv itas
R e
latif
pH
13
Enzim β-galaktosidase bebas relatif stabil setelah diinkubasi selama 1 jam
pada pH 5.0 sampai 8.0 karena masih menyisakan aktivitas 40 Data Lampiran 9. Gambar 6a dan 6b aktivitas
β-galaktosidase masih relatif stabil dengan aktivitas tersisa
pada β-galaktosidase bebas sebesar 40.83 dan β-galaktosidase teramobil sebesar 43.37.
a
31.12 35.11
39.42 40.83
17.36 34.75
41.32
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
5.0 5.5
6.0 6.5
7.0 7.5
8.0
A kt
iv itas
Ter si
sa
pH
b
67.64 65.71
69.18 60.7
43.37
9.47 10.63
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
5.0 5.5
6.0 6.5
7.0 7.5
8.0
A kt
iv itas
Ter si
sa
pH
Gambar 6 Profil hasil pengujian pH terhadap stabilitas β-galaktosidase
bebas a dan teramobil b
14
Aktivator dan Inhibitor
Kation Hg
2+
dan Cu
2+
merupakan inhibitor kuat β-galaktosidase dari BAL
Indigenos strain D-210 karena dapat menurunkan aktivitas sebesar 26.35 dan 53.97 dari kontrol yaitu enzim yang tidak mendapatkan penambahan kation.
Kation Ca
2+
, Co
2+
, Zn
2+
dalam penelitian ini juga meningkatkan aktivitas β-galaktosidase dari kontrolnya sebesar 76.56, 73.64 dan 61.5 Data
Lampiran 10. Beda halnya dengan Mn
2+
dan Mg
2+
memiliki masing – masing
aktivitas dari kontrol sebesar 102 dan 114 .
Parameter Kinetik
. Penentuan nilai K
M
dan Vmaks dilakukan dengan pemetaan data dengan
persamaan Lineweaver Burk gambar 9. Persamaan Lineweaver Burk adalah y = 5.286x + 10.75 dengan nilai R
2
sebesar 0.971 sehingga kecepatan maksimum aktivitas
β-galaktosidase sebesar 0.093 µmolmenit dan nilai K
M
sebesar 0,491 mM.
Pada β-galaktosidase teramobil terjadi peningkatan konsentrasi substrat dan
peningkatan kecepatan reaksi. Untuk persamaan reaksi Lineweaver Burk untuk β-galaktosidase teramobil adalah y= 3.74x+2.106 diperoleh nilai
1Vmaks = 2.106 dan nilai K
M
Vmaks = 32.74. Maka nilai Vmaks = 0.474 µmolmenit dengan nilai K
M
sebesar 15.54 mM Data Lampiran 12. Gambar 7
Aktivator dan inhibitor β-galaktosidase dari BAL Indigenos strain D-210
294.946 225.488
216.186 180.217
3.532 301.147
19.008 337.116
0.000 50.000
100.000 150.000
200.000 250.000
300.000 350.000
400.000
Kontrol Ca
Co Zn
Cu Mn
Hg Mg
A ktiv
it as
UmL
Ion - ion Logam
15
a
Optimasi Konsentrasi Alginat dan CaCl
2
untuk Amobilisasi sel dan amobilisasi
β-galaktosidase Bakteri Asam Laktat Indigenos Strain D-210
Interaksi dengan berbagai variasi jumlah beads dan konsentrasi alginat menghasilkan produk ONP yang berbeda nyata, dengan 4 variasi konsentrasi
alginat yang berbeda yaitu 2, 3, 4 dan 5 bv dengan inkubasi selama 1 jam konsentrasi alginat untuk sel amobilisasi yang diperoleh adalah sebesar 2
dengan jumlah beads 57 Konsentrasi alginat 2, 3, 4 dan 5 dengan variasi konsentrasi CaCl
2
0.1 M, 0.3 M, 0.5 M terlihat bahwa untuk sel konsentrasi CaCl
2
optimum pada konsentrasi 0.1 M untuk natrium alginat 2 sedangkan enzim untuk konsentrasi CaCl
2
optimum pada konsentrasi 0.1 M dan natrium alginat 3. a
y = 5.286x + 10.75 R² = 0.971
0.000 20.000
40.000 60.000
80.000 100.000
120.000 140.000
160.000 180.000
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000
1 V
1S
b Gambar 8 Kurva lineweaverBurk dari beta-galaktosidase bebas a dan
teramobil b
y = 32.74x + 2.106 R² = 0.962
0.000 5.000
10.000 15.000
20.000 25.000
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
1 V
1S
16
Gambar 9a menunjukkan bahwa konsentrasi alginat untuk amobilisasi pada enzim adalah 2 dengan konsentrasi CaCl
2
0.1 M dengan jumlah produk yang dihasilkan sebesar 47.56
µmol ONP, CaCl
2
0.3 M sebesar 20.74 µmol ONP dan
CaCl
2
. 0.5 M sebesar 29.58 µmol ONP. Gambar 9b menunjukkan bahwa
konsentrasi alginat untuk amobilisasi pada sel adalah 3 dengan konsentrasi CaCl
2
0.1 dengan jumlah produk yang dihasilkan sebesar 49.42 µmol ONP,
CaCl
2
0.3 M dan CaCl
2
0.5 M jumlah produk ONP yang dihasilkan masing- masing sebesar 41.98
µmol dan 8.8 µmol.
a
47.56 46.63
20.12 21.67
20.74 33.3
14.54 15.62
29.58 32.06
5.075 11.91
10 20
30 40
50
2 3
4 5
Pr o
d u
k o
N P µ
mo l
Konsentrasi alginat
Calsium klorida 0,1M Calsium klorida 0,3M
Calsium klorida 0,5M
b Gambar 9 Variasi konsentrasi alginat dan CaCl
2
untuk penggunaan enzim amobil a dan sel amobil b
49.42 51.59
44.31 33.45
33.45 41.98
20.58 22.14
15.93 8.18
14.23 11.59
10 20
30 40
50 60
2 3
4 5
Pr o
d u
k o
N P
µ m
o l
Variasi konsentrasi alginat
Calsium klorida 0,1M Calsium klorida 0,3 M
Calsium klorida 0,5 M
17
Interaksi dengan berbagai variasi jumlah beads dan konsentrasi alginat
Optimasi Konsentrasi Enzim β-galaktosidase dan Sel Untuk Amobilisasi
Pada Hidrolisis Laktosa
Variasi penggunaan konsentrasi alginat pada β-galaktosidase dapat dilihat pada gambar 11 terdapat 3 variasi bobot yaitu 5, 10 dan 20 . Pada bobot
konsentrasi alginat 5 cenderung lebih kecil produk yang dihasilkan yaitu sebesar 40.202
µmol sedangkan untuk bobot konsentrasi alginat 10 diperoleh produk sebesar 55.626
µmol
. .
Hasil penelitian menyatakan semakin banyak konsentrasi alginat pada enzim β-galaktosidase untuk amobilisasi pada hidrolisis laktosa maka semakin banyak
20 40
60 80
100
5 10
20 40.202
55.626 91.752
P ro
d u
k μ
mo l
Konsentrasi Alginat
Gambar 10 Optimasi konsentrasi algina t untuk amobilisasi sel ♦dan
amobilisasi enzim■ 49.42
51.59 44.31
33.45 47.56
46.63 20.12
21.67
20 40
60 80
100 120
2 3
4 5
P rod
u k
O NP
µ m
ol
Konsentrasi alginat
Gambar 11 Variasi Penggunaan konsentrasi alginat untuk amobilisasi β-galaktosidase pada hidrolisis laktosa
18