PENDAHULUAN Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jiken Blora Tahun Ajaran 2015/2016.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk
membantu perkembangan manusia menuju kedewasaan (KH. Dewantara
dalam Djumali dkk, 2011: 2). Perkembangan yang harus dilakukan adalah
potensi atau kemampuan anak agar bermanfaat untuk kepentingan hidupnya,
baik bagi diri sendiri atau sebagai warga masyarakat dan negara. Dari sudut
perkembangan anak maka usaha yang disengaja dan terencana tersebut
(pendidikan) ditujukan untuk membantu melaksanakan tugas perkembangan
yang dialami setiap periode perkembangan seseorang.
Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia yang tanggap akan
perubahan perkembangan zaman diperlukan kualitas pendidikan yang baik
supaya tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas. Dengan
demikian, cukup beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian
yang cukup serius, terlebih bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal
3 menyebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Proses pendidikan dikatakan baik apabila pendidikan berjalan sesuai
dengan aturan dan sejalan dengan tujuan yang dicapai dari pelaksanaannya,
dari proses pendidikan yang telah dilalui diharapkan dapat menciptakan
generasi yang cerdas dan berkualitas serta dapat menguasai ilmu yang
dipelajari dan menerapkan pada kehidupan sehari-hari. Tentu saja dalam
proses pendidikan terdapat hambatan yang terjadi. Salah satunya yaitu

1

2

keaktifan siswa yang rendah saat mengikuti proses pembelajaran pada mata
pelajaran tertentu, misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial.
Menurut Sardiman (2001: 40) menyatakan bahwa di dalam kegiatan
belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu

wujud reaksi. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya, menyerah pada
lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang
memerlukan reaksi. Jadi kecepatan jiwa seseorang dalam memberikan respon
pada suatu pelajaran merupakan faktor yang penting dalam belajar. Proses
pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan
kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Sardiman (2001: 98), “Keaktifan
merupakan kegiatan bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir
sebagai suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan”. Belajar yang berhasil
harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas
psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain dan bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,
melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan)
adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi
dalam rangka pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri. Siswa aktif membangun
pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang dihadapi dalam proses
pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23),“Aktif

berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan
dimana siswa dapat aktif”. Maka, keaktifan siswa dalam belajar merupakan
segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana
kelas yang kondusif.
Kegiatan dalam proses pembelajaran seharusnya terjadi dengan
adanya keaktifan belajar antara siswa dengan guru mata pelajaran agar

3

kondisi kelas lebih hidup, siswa yang belum paham bertanya atau berperan
aktif agar lebih paham tentang apa yang dijelaskan oleh guru karena
kemampuan belajar dan pemahaman materi pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang
lainnya. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Jiken Blora mempunyai karakter dan
potensi yang berbeda, baik intelegensi, motivasi belajar, kemandirian belajar
dan sebagainya. Menurut pengamatan penulis di SMP Negeri 1 Jiken Blora
dalam hal keaktifan belajar sekitar 35%. Hal tersebut dapat dilihat saat
peneliti melaksanakan obervasi di dalam kelas dan wawancara kepada Guru
Mata Pelajaran yang menyatakan bahwa keaktifan siswa rendah dapat

dipengaruhi oleh kemandirian belajar, motivasi belajar, fasilitas belajar,
perhatian orang tua dan sebagainya. Dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar, peneliti menitik beratkan pada kemandirian
belajar dan perhatian orang tua. Menurut Ahmadi (2008:78) mengatakan
bahwa

faktor

yang mempengaruhi keaktifan belajar

peserta didik

diklasifikasikan menjadi dua macam, yakni: (1) Faktor internal (dalam diri
siswa) meliputi minat, kemandirian belajar,

motivasi diri, respon yang

dipelajari. Serta (2) Faktor eksternal (dari luar siswa) yang meliputi suasana
belajar, fasilitas dan media pembelajaran, perhatian orang tua dan proses
mengajar guru.

Penjelasan dari berbagai faktor tersebut kemandirian belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar. Hal ini
sesuai dengan penelitian Giri (2016) berjudul “Pengaruh Cara Mengajar
Guru, Kemandirian Belajar Siswa, Dan Suasana Belajar Terhadap Keaktifan
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PLC Di SMK Muda Patria Kalasan”.
Menjelaskan bahwa kemandirian belajar memiliki kontribusi sebesar 33,09%
terhadap keaktifan belajar siswa. Menurut Mujiman (2007 : 1), “Belajar
mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motivasi mengenai
suatu kompetensi yang dimiliki”. Sedangkan menurut Salim (2001: 32),
“Kemandirian

belajar

bagi

seorang siswa

menyangkut

kemampuan


berinisiatif, progresif, ulet, bertindak bebas tetapi bertanggung jawab serta

4

mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dari hal-hal yang
menghambat proses belajarnya”. Sikap mandiri yang dimiliki seseorang akan
nampak pada dirinya dan mencerminkan bahwa orang tersebut memiliki
kemandirian. Ciri-ciri kemandirian belajar ada lima jenis (Djamarah, 2002:
145), yaitu: percaya diri, mampu belajar sendiri, menguasai keahlian dan
ketrampilan yang sesuai, menghargai waktu dan bertanggungjawab. Adanya
sikap kemandirian belajar maka siswa akan selalu berusaha meningkatkan
ilmunya, menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi dan
senantiasa mau mengerjakan tugas-tugas yang diembannya dengan kesadaran
sendiri tanpa harus diperintah serta tidak selalu tergantung orang lain.
Faktor lain yang mempengaruhi keaktifan belajar adalah perhatian
orang tua. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Isaroh (2014) berjudul,
“Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Keaktifan Belajar Peserta Didik
Kelas V dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014”.
Menjelaskan bahwa Perhatian Orang Tua memberikan kontribusi sebesar

50% terhadap keaktifan belajar siswa. Orang tua ( keluarga) mempunyai
peranan dan tanggungjawab utama atas perawatan dan perlindungan anak
sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan,
nilai dan norma-norma kehidupan masyarakat dimulai dalam lingkungan
keluarga. Menurut Helmawati (2014: 3) menyatakan bahwa pendidikan
manusia di mulai dari keluarga. Keluarga adalah tempat pertama dan utama
bagi pembentukan dan pendidikan anak. Jika ingin membentuk anak yang
shaleh dan shalehah, cerdas serta terampil maka harus di mulai dari keluarga.
Agar terbentuk keluarga yang sehat dan bahagiapun para orang tua perlu
pengetahuan yang cukup sehingga mampu membimbing dan mengarahkan
setiap anggota keluarga menuju tujuan yang diharapkan.
Perwujudan dari peran orang tua terhadap anak terdiri dari 4 aspek
yaitu orang tua sebagai fasilitator, informator, motivator dan penasehat.
Namun pada dewasa ini, banyak orang tua yang menganggap bahwa
pendidikan anak cukup diserahkan sepenuhnya kepada sekolah dan kurang
mempertimbangkan bahwa waktu di sekolah lebih sedikit dari pada waktu di

5

rumah. Menurut Syafei


(2002: 2), “Orang tua yang beranggapan bahwa

pendidikan adalah urusan guru di sekolah, hal itu memang dapat di benarkan
namun yang membuat hal tersebut menjadi salah karena orang tua lepas dari
tanggunjawabnya mendidik anak dengan memberikan alasan anak itu telah
disekolahkan dan telah memenuhi kewajiban materi yang telah dipenuhi”.
Bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya dalam pendidikan tidak
hanya bentuk materi saja, akan tetapi harus diimbangi dengan perhatian
orangtua yang diberikan secara langsung bukan hanya pemberian fasilitas
yang menunjang pendidikan saja. Namun juga, memotivasi anak dalam
belajar, mendampinginya, menanyakan, membantu memecahkan masalah
yang dihadapi dan lain sebagainya. Kadang-kadang orang tua perlu
memberikan hadiah ketika anak mendapat nilai baik ataupun memberikan
semangat dan motivasi ketika nilai anak kurang baik. Dengan begitu anak
akan merasa diperhatikan sehingga mereka

termotivasi

dan dapat


menumbuhkan minat anak dalam belajar sehingga anak aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh kemandirian belajar dan
perhatian orang tua terhadap keaktifan belajar siswa. Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEMANDIRIAN
BELAJAR

DAN

PERHATIAN

ORANG

TUA

TERHADAP

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU KELAS VIII SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 JIKEN BLORA TAHUN
AJARAN 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat didefinisikan
masalah sebagai berikut:
1. Pentingnya kemandirian siswa dalam belajar

6

2. Kurangnya kesadaran diri untuk berkembang dan berfikir ke depan,
selalu mengandalkan teman dan menyepelekan hal kecil, rendahnya rasa
tanggungjawab
3. Perhatian orang tua kurang dan hanya mengandalkan sekolah untuk
proses pendidikan anak
4. Kondisi ekonomi keluarga, kurangnya motivasi dari orang tua karena
sibuk dengan urusan masing-masing
5. Tidak berani mempertahankan pendapat dan ragu dalam mengemukakan
ide
6. Masih sedikit siswa yang aktif dalam proses pembelajaran di sekolah


C. Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah sangat penting karena dapat digunakan untuk
mengarahkan analisis dan pengumpulan data. Selain itu untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penafsiran judul. Oleh karena itu
agar masalah yang dikaji jelas dan dapat menggerakkan perhatiaanya dengan
cepat,maka penulis sengaja mengadakan penelitian terbatas. Adapun
Pembatasan Masalah ini adalah :
1. Kemandirian belajar pada penelitian ini dibatasi pada sikap percaya diri,
sifat ingin tahu, mempunyai sikap tanggungjawab terhadap belajar.
2. Perhatian orang tua pada penelitian ini dibatasi mengenai kasih sayang
orang tua pada anak, bimbingan yang diberikan, fasilitas yang diberikan
orang tua, suasana belajar di rumah.
3. Keaktifan belajar yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada sikap
kerjasama dalam penugasan kelompok, mengerjakan tugas dan ujian
dengan baik, keseriusan dalam belajar, berani mengemukakan ide dan
pendapat saat proses pembelajaran.

D. Rumusan Masalah
Menurut Sugiyono (2010:379) “Rumusan Masalah merupakan bentuk
pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di

7

lapangan”. Hal ini dilakukan supaya penelitian dapat dilakukan dengan baik
dan tidak mengalami kesulitan sehingga efektif dan efisien. Perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap keaktifan belajar
dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pada siswa kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Jiken Blora Tahun Ajaran

2015/2016?
2. Apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap keaktifan belajar
dalammata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pada siswa kelas VIII
Sekolah Menengah PertamaNegeri 1 Jiken Blora Tahun Ajaran
2015/2016?
3. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar dan perhatian orang tua
terhadap keaktifan belajar dalammata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
secara simultan pada siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Jiken Blora Tahun Ajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan suatu aktivitas manusia pasti mempunyai tujuan,
hal ini dimaksudkan supaya aktivitasnya dapat terlaksana dengan baik,maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap keaktifan
belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Jiken Blora tahun ajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap keaktifan
belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Jiken Blora tahun ajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar dan perhatian orang tua
belajar terhadap keaktifan belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
secara simultan pada siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Jiken Blora tahun ajaran 2015/2016.

8

F. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian ini adalah untuk menjawab masalah
yang disajikan, dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan tentang pengaruh kemandirian belajar dan perhatian orang tua
terhadap keaktifan belajar siswa, terutama bagi siswa Sekolah Menengah
Pertama.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dari segi praktis antara lain :
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan positif mengenai upaya peningkatan keaktifan belajar
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial siswa Sekolah Menengah
Pertama kelas VIII.
b. Bagi Siswa
Sebagai masukan bagi siswa bahwa kemandirian belajar siswa yang
lebih baik maka keaktifan belajar akan meningkat, dan perhatian
orang tua kepada siswa baik akan meningkatkan keaktifan belajar
siswa.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada
penelitian selanjutnya yang ada hubungannya dengan permasalahan
dalam penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kemandirian Belajar pada Siswa Sekolah Menengah Atas

17 160 140

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Sense Of Humor Guru Dengan Motivasi Belajar Di Kelas 7 Internasional Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Medan

15 116 104

Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas Viii Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi

32 157 64

Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah, Minat Baca Siswa Dan Iklim Sekolah dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap Di SMP Negeri 4 Pringsewu Tahun Ajaran 2009-2010

0 13 13

Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa dan Ketersediaan Fasilitas Belajar Di Rumah dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

1 17 76

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Di Kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung Kabupaten Lombok Utara

0 1 118

Studi Efektivitas Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama

0 0 13

Pengaruh Pembelajaran Sekolah Lima Hari, Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa XII Pemasaran SMK Negeri 1 Surakarta Ajaran 2018/2019

0 0 16

Pengaruh Disipilin Siswa Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2017/2018â€

0 0 15

Pengaruh Laboratorium Terhadap Hasil Belajar Melalui Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Kelompok C3 Program Keahlian Pemasaran Kelas Xi Smk Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2017/2018â€

0 1 15